BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Kehamilan Kehamilan adalah suatu proses pembuahan sel telur wanita oleh
spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang menjadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai menjadi embrio.
Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lendir rahim yang terletak di rongga rahim Ronald, 2011, hlm. 15
2. Anemia Anemia merupakan kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
eritrosit dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen yang kaya zat besi dalam sel
darah merah keseluruh jaringan. Menurut WHO 1992 anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk
kelompok orang yang bersangkutan Tarwono, et al, 2007, hlm. 30
3. Kriteria anemia Kriteria menurut WHO 1996 adalah:
a. Laki-laki dewasa : Hb 13 grdl
b. Wanita dewasa tidak hamil : Hb 12 grdl c. Wanita hamil
: Hb 11 grd d. Anak unur 6-14 tahun
: Hb 12 grdl e. Anak umur 6 bulan-6 tahun: Hb 11 grdl Tarwono, et al, 2007, hlm.
31 4. Anemia Dalam Kehamilan
Universitas Sumatera Utara
Anemia padja kehamilan adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin
≤ 10,5 gdl pada trimester II dan
≤ 11,0 gdl trimester I dan trimester III Tarwono, et al, 2007, hlm. 63
5. Derajat Anemia Pada Ibu Hamil a. Ringan
: 9-10 grdl b. Anemia sedang
: 7-8 grdl c. Anemia berat
: 7 grdl d. Tidak anemia
: ≥ 11 grdl Manuaba, 2001, hlm. 51
6. Klasifikasi Anemia Kehamilan a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi Fe untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer,
kadar besi serum serum iron, dan jenuh transferin menurun, kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain
sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali Rukiyah, et al, 2010, hlm. 114 Penyebab anemia defisiensi yaitu dikarenakan asupan yang tidak ade
kuat dan peningkatan kebutuhan ibu hamil, dimana ibu hamil memerlukan zat gizi yang lebih tinggi sekitar 200-300 persen dari wanita tidak hamil. Makanan
yang banyak mengandung zat besi seperti berasal dari daging hewan, buah dan sayuran hijau Tarwono, et al, 2007, hlm. 65
Universitas Sumatera Utara
b. Anemia Karena Infeksi 1 Infeksi cacing tambang
Terjadi perdarahan menahun, kehilangan darah melalui intestinum 2 Infeksi malaria
Kehilangan darah karena terjadi hemolisis eritrosit dalam proses infeksi 3 Inveksi HIV
Menimbulkan gangguan sistem eritropoitik dan mengurangi reaksi terhadap obat anti anemia Manuaba, 2001, hlm. 50
c. Anemia Defisiensi Folat Megaloblastik pada Kehamilan Definisi dari anemia folat yaitu kurangnya kandungan asam folat yang
ada pada tubuh ibu hamil. Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu kejanin yang
menyebabkan di lepasnya cadangan folat maternal Prawirohardjo, 2008, hlm. 778
Asam folat merupakan vitamin yang di butuhkan saat hamil. Asam folat berfungsi untuk metabolism makanan menjadi energi, sintesis DNA, pematangan
sel darah merah, pertumbuhan sel janin dan plasenta Tarwono, Wasnidar, 2007, hlm. 71
Penyebab anemia defisiensi folat Megaloblastik pada kehamilan yaitu: Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk,
infeksi, adanya anemia hemolitik atau pengobatan antikonvulsi dan kadar esterogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya memiliki
efek penghambat terhadap absorbsi folat Prawirohardjo, 2010, hlm. 778 d. Anemia Karena Kelainan darah Hemoglobin Hemoglobinopathies
Universitas Sumatera Utara
Beberapa penyakit genetik juga bisa menyebabkan anemia. Jika tubuh memiliki penyakit sel sabit atau talasemia, yang berbentuk seperti bulat sabit atau
seperti huruf C, dimana normal sel darah merah berbentuk seperti donat tanpa lubang lingkaran pipih di bagian tengahnya sehingga memungkinkan mereka
melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasuk oksigen, Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di
bagian pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius dan kerusakan organ
tubuh sehingga tubuh akan mengalami kesulitan memproduksi sel darah merah yang sehat, sehingga dapat menyebabkan anemia Proverawati, 2011, hlm. 132
7. Faktor Risiko dalam Kehamilan Tubuh berada pada risiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan
jika: a.
Mengalami 2 kehamilan yang berdekatan b.
Hamil dengan lebih dari satu anak c.
Sering mual dan muntah karena sakit pada pagi hari d.
Tidak mengonsumsi cukup zat besi e.
Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan f.
Hamil saat masih remaja g.
Kehilangan banyak darah misalnya, dari cedera atau selama operasi 8. Gejala dan Tanda Anemia pada Kehamilan
Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik misalnya: a.
kelelahan b.
kelemahan
Universitas Sumatera Utara
c. pusing
d. dispnea ringan dengan tenaga
e. Pucat
f. dan jika terjadi anemia berat, akan mengalami takikardi atau hipotensi.
Proverawati, 2011. hlm.134-135 9. Efek Anemia pada Ibu Hamil
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karna itulah kejadian ini harus diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil pada trimester I akan dapat
mengakibatkan: abortus, missed abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan: persalinan premature, perdarahan
antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intra uterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkenan infeksi dan bahkan
mengakibatkan kematian. Saat persalinan, anemia dapat menimbulkan gangguan, baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan
dengan tindakan yang disebabkan karna ibu cepat lelah. Saat post partum setelah melahirkan anemia dapat menyebabkan: atonia uteri, retensio plasenta,
perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri Kartika, 2012, hlm. 115
10. Pencegahan dan Pengobatan Anemia Pada Kehamilan a. Pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi
Pencegahan: meski pun pemberian ini controversial, suplementasi zat besi ferro sulfat biasanya secara oral 325 mg sekali hari biasanya di berikan secara
rutin kepada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah anemia yang mungkin timbul dari perdarahan abdominal atau
Universitas Sumatera Utara
kehamilan berikutnya dan di sertai pemberian nutrisimakanan yang banyak mengandung unsure zat besi, diantaranya daging hewan, telur, ikan dan sayuran
hijau Proverawati, 2011, hlm. 131. Pengobatan: Pemberian Ferro sulfat, per oral 325 mg sekali hari. Satu
tablet ferro sulfat di minum pada sing hari, biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, terutama
sembelit, dan satu dosis menghambat penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi persentase asupan. Sekitar 20 persen wanita hamil tidak cukup
menyerap zat besi tambahan, benerapa dari mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi. Beberapa nama dagang, misalnya IMFERON 100 mg IM
setiap hari dengan total ≥ 1000 mg selama 3 minggu Proverawati, 2011, hlm.
130 b. Pencegahan dan pengobatan anemia karena infeksi
Pencegahan dan pengobatan ditujukan kepada sebab pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi, obat-obat anti malaria, obat cacing dan lain-
lain Rinawati, 2010, hlm. 59 c. Pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi folat megaloblastik
Pencegahan: untuk pencegahan, semua wanita hamil diberi folat 0.4 mg sekalihari. Wanita yang memiliki janin dengan spina bifida harus minum 4,0 mg
sekalihari, mulai sebelum konsepsi dan pemberian diet tinggi asam folat seperti ayam, hati, ikan, daging, telur, brokoli, bayam, asparagus, air jeruk dan kacang-
kacangan Proverawati, 2011, hlm. 132 Pengobatan: Pengobatan Anemia defisiensi folat megaloblastik pada
kehamilan:
Universitas Sumatera Utara
1 Asam folat 15-30 mg per hari 2 Vitamin B
12
3 x 1 tablet perhari 3 Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari
4 Pada kasus yang berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban dapat diberikan transfuse darah Kartika, 2012, hlm. 114
d. Pencegahan dan pengobatan anemia karena kelainan hemoglobin hemoglobinopathies
Pencegahan: ada 2 pendekatan target dalam pencegahan yaitu secara retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif dilakukan dengan cara
melakukan penelusuran terhadap anggota keluarga dengan riwayat keluarga. Sementara pendekatan prospektif dilakukan dengan melakukan skrining untuk
mengidentifikasi karier hemolobinopathi pada populasi tertentu. Secara garis besar bentuk pencegahan dapat berupa edukasi tentang penyakit
hemoglobinopathi pada masyarakat, skrining carrier testing, konseling genetika pranikah, dan diagnosis prenatal HTA Indonesia, 2010 hlm. 9
Pengobatan: hemoglobinopathi pada kehamilan Perawatan di arahkan untuk mengatasi anemia. Transfusi darah biasanya
dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah atau terdapat gejala dan tanda-tanda gangguan kardio pulmonal maka keputusan tidak
didasarkan pada kadar Hct tersebut Proverawati, 2011, hlm. 136
B. Perdarahan Post Partum Persalinan Normal