Latar Belakang Masalah T PK 1303404 Chapter1

Anisa, 2016 EVALUASI PROGRAM PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tata rias wajah pengantin merupakan hal utama pada pengantin, karena seorang pengantin umumnya menjadi pusat perhatian. Seorang penata rias pengantin bukan hanya dituntut untuk mampu dalam merias wajah pengantin, melainkan juga perlu memahami pelaksanaan prosesi pernikahan adat beserta makna yang terkandung didalamnya. Penata rias pengantin menjadi sebuah peluang kerja yang cukup menjanjikan mengingat semakin berkembangnya dunia usaha tata rias pengantin. Keahlian untuk menjadi penata rias pengantin bisa didapat salah satunya dengan mengikuti pelatihan atau pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal merupakan salah satu alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan memperoleh pendidikan formal, atau anak-anak yang putus sekolah maupun lulusan pendidikan formal yang ingin menambah pendidikannya dengan berbagai keterampilan, sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 1 mengenai pendidikan nonformal yang menerangkan bahwa: Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal memberikan kesempatan belajar bagi semua lapisan masyarakat yang membutuhkan. Peran pelatihan dalam memberikan layanan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi masyarakat, merupakan salah satu aspek yang sangat strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang semakin bertambah, dengan berbagai jenis keterampilan merupakan kekuatan yang sangat besar dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Masih banyak masyarakat yang memiliki masalah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu program yang dikembangkan untuk membebaskan masyarakat dari keterbatasan ekonomi adalah melalui pendidikan Anisa, 2016 EVALUASI PROGRAM PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nonformal berupa penyelenggaraan program pelatihan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan LKP. Penyelenggaraan LKP Tisaga Caterias, didasarkan pada identifikasi peserta didik yang berasal dari masyarakat menengah ke bawah, dengan keragaman tingkat pendidikan serta karakteristik perilaku alumni berbeda- beda sehingga berpengaruh terhadap kemandirian berwirausaha, kurangnya dukungan LKP melalui pendampingan usaha. Penelitian ini bermaksud mengevaluasi program pelatihan pada bidang tata rias pengantin. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh lembaga pelatihan untuk mengetahui keberhasilan sebuah program pelatihan. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dijadikan masukan dalam memperbaiki dan menyempurnakan program pelatihan. Pada dasarnya evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan dalam program secara keseluruhan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Lembaga Kursus dan Pelatihan dengan menggunakan penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif yang digunakan menilai program secara keseluruhan berdasarkan model evaluasi CIPP Context, Input, Process, Product. Peneliti menentukan model evaluasi CIPP sebagai model yang digunakan untuk mengevaluasi program karena peneliti akan menganalisis program pelatihan dan kursus dilihat dari kompetensi kewirausahaan lulusan berdasarkan komponen- komponennya. Komponen evaluasi Context merupakan upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi dan tujuan program pelatihan dan kursus. Komponen Input merupakan upaya untuk mengevaluasi kemampuan awal peserta pelatihan, panitia penyelenggaraan pelatihan dan tim pengajar. Komponen evaluasi Process diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Komponen evaluasi Product merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program. Uraian latar belakang masalah di atas menjadi acuan penulis untuk melakukan penelitian evaluasi tentang keterlaksanaan suatu program secara cermat dengan cara mengetahui keberhasilan masing-masing komponennya. Anisa, 2016 EVALUASI PROGRAM PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sesuai dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini mengetahui bagaimana keberhasilan suatu program pelatihan tata rias pengantin dalam mencapai kompetensi kewirausahaan.

B. Rumusan Masalah