Model mikro-makroekonomi Indonesia: analisis simulasi kebijakan menghadapi era globalisasi perdagangan

MODEL MIKRO-MAKROEKONOMI INDONESIA :ANALISIS SlMULASl
KEBIJAKAN MENGHADAPI ERA LlBERALlSASl PERDAGANGAN

Oleh
NUHFIL HANANI AR

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000

ABSTRACT

NUHFIL HANANS AR. 2000. A Micro-Macroeconomic Model for Indonesia :
A Policy Simulation Analysis in Facing Trade Liberalization Era (ISANG
GONARSYAH as Chairman; BONAR M. SINAGA, AFFENDS ANWAR,
BUNASOR SANIM, and KOMARA DJAJA, as members of advisory
committee)
The main objective of this study is to develop an Indonesian micromacroeconomic model integrating micro and ~nacroeconomicaspects, and a
link between domestic and world markets especially among Asia Pacific
countries. The specific objectives of this sh~dyare to forecast the performance of
Indonesian economy in trade liberalization era and to formulate some strategic

policy alternatives needed for refining Indonesian economic performance. Thts
study used a system approach integrating production, trade, labor opportunity,
fiscal and monetary aspects. The model used was a micro-macro econometric
model with a dynamic and simultaneous equations system.
Result of this shidy indicates that the model used was able to properly
evaluate and to forecast the Indonesian economic performance. The main
implication of the finding that investment policy in the long run needs (a) a
priority on agricultural sector development in broad terms, especially to
commodities which have comparative and location advantages, (b) domestic
resource and labor base industries development with the priority on the agroindustry, (c) investment policy which concurrent with regional development in
all part of Indonesia to avoid the concentration of people in Java.

ABSTRAK

NUHFIL HANANI AR. 2000. Model Mikro-Makroekonomi Indonesia :
Analisis Simulasi Kebijakan Menghadapi Era Liberalisasi Perdagangan (ISANG
GONARSYAH, sebagai Ketua, BONAR M. SINAGA, AFFENDI AN WAR,
BUNASOR SANIM, dan KOMARA DJAJA, sebagai Anggota Komisi
Peinbitnbing)
Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model mikromakroekonomi Indonesia yang mencoba mengntegrasikan aspek mikro dan

makro perekonomian nasional, dan antar pasar domestik dan pasar dunia,
tenitama dengan negara negara di kawasan Asia Pasifik, dan menyusun berbagai
alternatif kebijakan strategis yang dapat memperbaiki kinerja perekonomian
nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang mengitegrasikan
aspek produksi, perdagangan, kesempatan kerja, fiskal dan moneter. Model yang
digmakan adalah model mikro-makro ekonometrika dengan sistem persainaan
simultan dan dinamis.
Hasil studi menunjukkan bahwa model yang dibangun mampu
mengevaluasi dan meramalkan dengan baik kinerja perekonomian nasional di
masa datang, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif kebijakan,
serta lnampu menangkap goncangan internal maupun eksternal. Implementasi
utama studi menyarakankan kebijakan investasi dalam jangka panjang perlu
dlarahkan pada: (a) pengembangan sektor pertanian dalam arti dengan pernillhan
komoditi yang mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan lokasi, (b)
pengembangan sektor industri yang berbasiskan sumberdaya domestik dan padat
tenaga kerja dengan prioritas agroindustri, (c) serta kebijakan investasi yang
d~arahkanpada pengembangan wilayah di seluruh Indonesia sehingga tidak
tej a d l pemusatan investasi di Jawa.

SURAT PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul :
MODEL MIKRO-MAKROEKONOMI INDONESIA :ANALISIS SIMULASI
KEBIJAKAN MENGHADAPI ERA LIBERALISASI PERDAGANGAN
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belurn pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan infonnasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.

Nrp 955011EPN

MODEL MIKRO-MAKROEKONOMI INDONESIA :ANALISIS SIMULASI
KEBIJAKAN MENGHADAPI ERA LIBERALTSASI PERDAGANGAN

Oleh
NUHFlL HANANI AR

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untu k memperoleh gelar
Doktor
pada

Program Studi llmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
2000

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Disertasi

: Model Mikro-Makroekonomi Indonesia: Analisis Simulasi Kebijakan
Menghadapi Era Liberalisasi Perdagangan

Mahasiswa

: Nuhfil Hanani AR

Nomor Pokok

: 95501


Program Studi

: Tlmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,

1. Komi si Pembimbing

Prof.Dr.Ir. Isana Gonarsyah

\

Prof.Dr.Ir. AfYendi Anwar
Anggota

-

Dr.Ir. Bonar M. Sinaaa. MA
Anggota


pi!

L&

Prof.~r.
1 Ir. Bunasor Sanim
ggota

Komara Diaia, PbD
Anggota
Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Pertanian

Dr.Ir. Bonar M. Sinaga,MA

Tanggal lulus :


8 April 2000

ogram Pascasarjana

RIWAYAT HIDUP

Penuilis dilahirkan pada tanggal 28 November 1958 di Jember, Jawa Timur putra dari
Ibu Rodijah, dan Bapak Abdurrachim.
Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas Negeri Jember pada tahun 1977, penulis
melanjutkan studi pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jurusan Illnu Sosial
Ekonomi. Setelah mendapat gelar Sarjana Pertanian pada tahun 1982, setahun berikutnya
pendidikan lanjrltan meneruskan pada Program Pascasarjana (S2) IPB dengan Program Studi
Ekonomi Pertanian dan lulus pada tahun 1986.
Sejak taliun 1983 hingga sekarang, penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Pada tahun 1995, penulis memperoleh kesempatan untuk
inelanjutkan Program Doktor (S3) di Pascasarjana IPB pada Program Studi Ekonomi Pertanian.
Penulis menikah dengan Sri Winarsih pada tahun 1986, dan dikaruniai seorang putra Irham
Fadliha

PRAKATA


Rasa syukur kepada Allah semata penulis ucapkan, karena berkat limpahan rahinat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan disertasi ini.
Pada kesempatan ini, pertama penulis ingin mengucapkan terilna kasih kepada Bapak
Komisi pembimbing :
1. Prof.Dr.Ir Isang Gonarsyah, sebagai ketua komisi pembimbing yang tidak hanya telah
banyak meinberikan arahan akademik baik dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan
disertasi, namun juga bantuan dukungan moril serta materiil untuk penyelesaian studi.
2. Prof.Dr.1r. Affendi Anwar, sebagai anggota komisi pembimbing yang banyak rnemberikan
arahan dalam penyusunan disertasi, serta wawasan-wawasan konsep pembangunan yang
berkelanjutan
3

1'rof.Dr.lr. Bunasor Sanim, M.Sc, sebagai anggota komisi pembimbing yang banyak
memberikan arahan, serta nasihat-nasihat yang tulus dan menyejukkan bagaikan seorang
bapak terhadap anaknya

4. Komara Djaja, Ph.D, sebagai anggota komisi pembimbing dimana dalam kesibukannya

telah meluangkan waktu untuk membiinbing, serta telah banyak andil dalarn memperluas

wawasan penulis malalui pemberian pustaka-pustaka terbaru
5. Dr.Ir. Bonar M. Sinaga, MA, tidak saja sebagai anggota komisi pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan teori dan analisis baik sewaktu

dalam perkuliahan dan

bimbingan, namun yang lebih penting lagi beliau adalah wali murid penulis yang dengan
tulus ikhlas banyak memberikan bantuan moril maupun materiil bagaikan seorang kakak
terhadap adiknya. Prestasi penulis tidak terlepas dari jasa beliau

6. Seluruh dosen pada Program Studi Ekonomi Pertanian, yang telah banyak membekali ilmu

pada penulis
Terima kasih penulis ucapkan pula kepada :
1. Departeinen Pendidikan Nasional, yang telah meinberikan beasiswa kepada Penulis untuk

menempuh program Doktor di IPB dan

bantuan


biaya penelitian

melalui

proyek

Penelitian Hibah Bersaing (PHB).
2. Seluruh pimpinan di Universitas Brawijaya dan Pimpinan Fakultas Pertanian, yang telah
mengijinkan serta memberikan dukungan moral dan material pada penulis untuk menempuh
program Doktor
3. Pimpinan dan seluruh karyawan Lembaga Penelitian Unibraw, yang telah banyak

memberikan dukungan pada penulis
4. Teman-teman sejawat di Jurusan Sosial Ekonomi, maupun jurusan lain di Fakultas
Pertanian, \.an$ telah banyak memberikan dorongan dan bantuan
5. Prof.Dr.Ir. Iksan Semaoen, MSc dan ProfDr.Ir. Soemarno, MS, Prof. Achmad Fauzi DH,

secara khusus penulis mengucapkan banyak terima kasih yang telah melatih dan
menyiapkan penulis sebelum berangkat untuk menempuh program Doktor. Keberhasilan
penulis tidak terlepas dari jasa beliau

6. Dr. Ir. Kliwon Hidayat, MS, sahabat yang telah banyak membantu secara moril maupun

materi i 1
7. Ir. Sadikin sekeluarga, dimana telah rela dan ihklas menyediakan tempat -tinggal bagi

penulis di Bogor
Terima kasih penulis sampaikan pula kepada teman-teman seperjuangan :

1. Seluruh Mahasiswa S3 EPN angkatan 1995, 1996, 1997,1998 yang telah banyak
memberikan dukungan pada penulis.
2. Kelompok belajar Cikoneng, sebagai teman sehati bagaikan sesaudara sekandung, yang
berbagi duka dan suka. Pada kelompok ini aku banyak dibantu, namun aku tidak mampu
menyebutkan engkau satu-persatu. Dulu kita menderita namun kita tetap tertawa, man kita
raih kesuksesan itu sekarang dan mendatang. Terima kasih Cikoneng
3. Teman-teman satu Kos, Pak Sahri, Syafrial, Rini, Jabal dan Agus. Bagaikan saudara karena

sama-sama jauh dari keluarga. Terima kasih atas dorongan dan doa'mu
4. Rekan-rekan lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

Terima kasih penulis ucapkan pula kepada keluargaku : Ayah-ibu Abdurachim, ibu Djajoes
selaku mertua, saudara-saudaraku. Hanya berkat do'a dan restu kalianlah telah mengantarku
berhasil .
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada istriku tercinta Sri Winarsih dan anakku Irham
Fadlika tersayang. Telah lama aku kurang memperhatikanmu, tapi engkau berdua sangat tabah,
engkau tidak henti-hentinya berdo'a dengan ihlas atas kesuksesanku. Terima kasih.
Kepada semuanya semoga Allah swt membalas segala amalanya dengan segala Rachman dan
RachimNya.

Bogor, Mei 2000

Penuiis

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

........................................................................

vi i

............................ ..........................................

viii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1x

........................................................................

1

........................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah .....................................................................

3

1.3. Tujuan Penelitian

......................................................................

8

1.4. Manfaat Penelltian ....................................................................

8

1.5. Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

9

..

...............................................

I1. GAMBARAN PEREKONOMIAN INDONESIA ......................................
2.1. Distribusi dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
2.2. Distnbusi dan Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan
2.3. Pendapatan Per Kapita dan Kerniskinan

.............

.........................

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.
.....

2.4. Kesempatan kerja dan Distribusi Pendapatan

.....................................

2.5. Perkembangan Stabiljsasi Ekonomi dan Neraca Pembayaran . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.6. Struktur Ekspor dan Impor Indonesia ...............................................
2.7. Struktur Penerimaan dan Pengeluaran Negara .....................................
2.8. Perkembangan Investasi
111. TINJ AUAN PUSTAKA

..............................................................

.....................................................................

26

3.1. Pembahan yang Mungkin Terjadi Pada Era Liberalisasi Perdagangan .........

26

3.2. Tinjauan Studi Makroekonomi .......................................................

31

IV . KERANGKATEORITIS

..................................................................

37

4.1. Keseimbangan Perekonomian Nasional dalam Kerangka Makroekonomi ......

37

4.2. Kerangka Umum Keterkaitan Aspek Mikro dan Makroekonomi .................

46

4.2.1. Pendapatan Nasional Berdasarkan Nilai Hasil Produksi ....................

49

4.2.2. Penurunan Penlaku Tenaga Kerja .............................................

52

4.2.3. Neraca Perdagangan dan Pembayaran
4.2.4. Penumnan Sektor Moneter

........................................

.....................................................

4.2.5. Penurunan Pendapatan Nasional dari Sisi Pengeluaran
4.2.6. Indikator Kinej a Perekonomian

.....................

...............................................

4.2.7 Ringkasan Model Umum Keterkaitan Mikro dan Makroekonomi
4.3. Dampak Liberalisasi Perdagangan Terhadap Pendapatan Nasional

........

........

4.3.1. Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Pendapatan Nasional
Berdasarkan Pendekatan Nilai Hasil Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.2. Liberalisasi Perdagangan terhadap Pendapatan Nasional Berdasarkan
Pendekatan Sisi Pengeluaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
V . METODE PENELITIAN

...................................................................

5.1. Tahapan Membangun Model Mikro-Makroekomi Indonesia
5.2. Keterkaitan Mikro dan Makro Ekonomi

...................

...........................................

5.3. Kerangka Umum Model Mikro-Makroekonomi Indonesia

.....................

5.4. Pemilihan Komodi ti dan negara Pasangan Dagang ...............................
5.5. Pengukuran lndikator Kinerja Perekonomian Indonesia
5.6. Spesifikasi Model

.....................................................................

5.7. Identifikasi dan Metode Pcnduzaan Model
.

.

5.8. Val~dasiModel

.........................

......................................

.........................................................................

5.9. Prosedur Simulasi

.....................................................................

5.10. Sumber dan Jenis Data

................................................................

VI . HASIL PENDUGAAN MODEL MIKRO-MAKROEKONOMI INDONESIA

6.1. Keragaan Umuin Hasil Pendugaan Model Mikro-Makroekonomi Indonesia ..
6.2. Perilaku Produksi .....................................................................
6.3. Perilaku Perdagangan

...............................................................

6.4. Perilaku Harga Domestik
6.5. Perilaku l'roduksi Agregat
6.6. Perilaku 'l'enaga Kej a

............................................................
...........................................................

................................................................

6.7 Perilakui~iskaldan PendapatanNasional
6.8. Perilaku Moneter

.......................................

......................................................................

6.9. Klneqa f'erekonomian Indonesia

..................................................

6.10. Ringkasan Hasil Estimasi Model Mikro-makroekonomi Indonesia .........

VII . PERAMALAN KTNERJA PEREKONOMIAN MASA DATANG

.................

7.1. Daya Prediksi Model Untuk Peramalan ................................................
7.2. Kalibrasi Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .,. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.
.
.
.........
7.3. Daya Saing Komoditi Indonesia ......................................................
7.4. Ramalan Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Kinerja
Perekonomian Indonesia ................................................................
7.5. Alternatif Kebij akan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

VIII .

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN .....................................
8.1. Kesimpulan Model

..................................................................

8.2. Kesimpulan Perilaku Perekonomian Indonesia .....................................
8.3. Kesimpulan Dampak Krisis Ekonomi, Liberalisasi Perdagangan dan
Alternati f Kebijakan ....................................................................
8.4. Saran Untuk Penelitian Lanjutan
DAFTAR PUSTAKA
LAMP I RAN

......................................................

.......................................................................

..................................................................................

DAFTAR TABEL

Hal am an

Distribusi Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha ...............
Laju Pertu~nbuhanEkonomi Menurut Sektor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Distribusi PDB Menurut Penggunaannya .......................................
Pertumb~~han
PDB Menurut Penggunaannya

...................................

Struktur Penerimaan dan Pengeluaran Negara ...................................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok Produksi

...........

Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok Perdagangan ........
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok Harga Dolnestik

..

Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok Produksi Agregat

..

Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok 'Tenaga Keqa . . . . .
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok .........................
Fiskal dan Pendapatan Nasional ....................................................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Blok

Moneter ..........

Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas dalam Rlok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kinerja Perekonomian Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kinerja Perekonomian lndonesia Periode 1998-2000

..........................

Kinerja Perekonomian Indonesia Periode 200 1-2003 ....................
Kinerja Perekonomian Indonesia Periode 2004-2008 ..........................
Simulasi Kebijakan Perekonomian Indonesia Periode Krisis Ekonomi
Simulasi Kebijakan Perekonomian Indonesia Periode Normal

......

............

DAFTAR GAMBAR

Hal am an
Pennasalahan Penelitian

......................................................

Pendapatan Per Kapita Penduduk Indonesia

..............................

Persentase Jumlah Penduduk Miskin Indonesia ................................
Distribusi Lapangan Usaha Berdasarkan Sektor

..............

Distribusi Pendapatan di Indonesia ..............................................
Perkembangan Stabilisasi Ekonomi dan Neraca Pembayaran

................

Struktur Proteksi berdasarkan Sektor di Indonesia ............................
Kredi t yang Tersal urkan Berdasarkan Sektor ..............................
Penanaman Proyek Berdasarkan Sektor

........................................

Penanaman Proyek Berdasarkan Wilayah di Indonesia .......................
Keseimbangan Perekonomian dalam Kerangka Makroekonomi .............
Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang ...................................
Penurunan Permintaan dan Penawaran Agregat ................................
Keseimbangan neraca Pembayaran ...............................................
Dampak Liberalisasi Perdagangan dalam Perubahan Struktur Produksi ....
Tahapan membangun model mikro-makro perekonomian Indonesia

......

Keterkaitan Aspek Mikro-Makroekonomi ......................................
Model Mikro-Makro Perekonomian Indonesia

.................................

Perubahan Impor Komoditi Dominan pada Era Liberalisasi Perdagangan

...

Perubahan Ekspor Komoditi Dominan pada Era Liberalisasi Perdagangan ..

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil Estimasi Nilai Parameter Model

................................................

2. Hasil Vaklidasi Model dengen Periode 1 985- 1995

.................................

3 . Kinerja Perekonomian Indonesia Periode 1998-2000 ..............................
4 . Kinerta Perekonomian Indonesia Periode 200 1-2003

..............................

5 . Kinerta Perekonomian Indonesia Periode 2004-2008 ..............................
6. Simulasi Kebijakan Perekonomian Indonesia

1998-2000 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7. Simulasi Kebijakan Perekonomian Indonesia 2004-2008 ........................

8. Data Prediksi dari Hasil Simulasi Peramalan Model .................................
Mikro-makroekonomi Indonesia pada Kondisi Normal ..............................
9. Data Prediksi dari Hasil Simulasi Peramalan Model ...............................
Mikro-makroekonomi Indonesia pada Kondisi Liberaliasi Perdagangan ..........

10. Nama Variabel yang Digunakan

.......................................................

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan

perubahan

tatanan

perekonomian dunia yang

semakin

~nenggelobal, pembangunan ekonomi Indonesia pada dekade awal ~nileniu~n
ketiga
diramalkan akan dihadapkan pada dua tantangan pokok sekaligus, yakni tantangan
internal dan eksternal. Tantangan internalnya, pe~nbangunanekonomi tidak saja dituntilt
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, namun diharapkan mampu
juga memecahkan pernasalahan kesempatan kerja, neraca pembayaran yang selama ini
terus defisit, hutang yang terus membengkak dan masalah kesenjangan pendapatan yang
terus memburuk. Tantangan eksternalnya adalah ko~nitmenIndonesia untuk melakukan
liberalisasi perdagangan, yakni

tahun 2003 di kawasan Asia Tenggara melalui

kesepakatan AFTA (ASEAN Free Trade Arer-): tahun 2008 di Asia Pasifik melalui
kesepakatan APEC (Asian

Pacific Economic Community), dan tahun 2020 di seluruh

dunia melalui kesepakatan WTO (World Trade Orgunizatiorz). Oleh karenanya pada
masa mendatang Indonesia dituntut untuk mampu menghasilkan produk dengan daya
saing tinggi di pasar internasional tanpa proteksi pemerintah. Kenyataan ini membawa
implikasi peran ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin menonjol serta kebijakankebijakan makro dan mikro di masa datang akan diarahkan untuk meningkatkan daj~a
saing, sekaligus memecahkan masalah kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.
Sektor riil di Indonesia ditandai oleh banyaknya proteksi yang diberikan oleh
pemerintah terutama pada sektor industri skala menengah-besar dimana tingkat
prc!teksinya cenderung lebih besar daripada sektor pertanian. Proteksi yang dilakukan

tidak saja

berupa subsidi (subsidi input), tarif bagi produk itnpor yang men-jadi

pesaingnya, namun juga dilakukan melalui pemberian hak monopoli, memanfaatkan
argumen injunt indzntry agar dapat diterima dunia internasional. Tujuan dari proteksi
yang diberikan pada industri menengah besar disertai dengan kemudahan pemberian
fasilitas kredit adalah untuk meningkatkan ekspor. Namun kinerja ekspor dari industri
skala besar dan padat modal ini ternyata sangat rendah dan cenderung terus menurun
walaupun impor barang modal dan bahan bakunya mengalami peningkatan. Pangsa
ekspor yang tinggi justru ditunjukkan oleh industri berbasis sumberdaya domestik dan
tenaga kerja yang tidak trampil dengan kecenderungan yang meningkat. Hal ini
mengindikasikan
industri

bahwa produk-produk industri

manufaktur (berat)

padat modal dan dalam kategori

tidak mempunyai keunggulan komparatif di pasar

internasional, sehingga lebih banyak berorientasi pada pasar domestik. Keadaan ini
mengindikasikan bahwa industri skala besar dan padat modal yang selama ini banyak
menikmati proteksi dan diharapkan mampu meningkatkan ekspor non migas, justru
menjadi industri besar jugo kundung, karena lebih beorientasi pada pasar dornestik.
Akibat dari keadaan tersebut, maka jika dilihat dari indikator makro secara
keseluruhan kinerja perekonomian Indonesia hingga tahun 1996 menunjukkan hasil
campuran: disatu sisi diperoleh pertumbuhan yang cukup tinggi , yakni rata-rata 7-9 %
per tahun dengan tingkat inflasi berkisar 5-10 % per tahun, sementara disisi lain neraca
transaksi berjalan terus defisit dan laju hutang negara terus membengkak hingga tingkat
Debt Service Ratio mencapai di atas 30 %, dan tidak pernah turun, yang diikuti dengan

terjadinya depresiasi rupiah terhadap dollar atau yen, sehingga beban hutang negara
bertambah besar. Ditinjau dari indikator kesempatan kerja, laju penyerapan sektor non

pertanian relatif lambat, sehingga, walaupun lapangan kerja pada sektor pertanian relatif
menurun tetapi hingga saat ini sektor pertanian menyerap tenaga keja sebesar 44 %,
sementara sektor industri yang diandalkan hanya ~nalnpumenyerap 12.6 %. Dengan
jumlah angkatan kerja yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, ha1
ini akan menyebabkan bertambahnya jumlah pengangguran yang pada gilirannya akan
menyebabkan makin memburuknya ketimpangan pendapatan. Hal ini menunjukkan
le~nahnya keterkaitan aspek mikro dan makro ekonomi, yang pada hakekatnya
mengndikasikan

rapuhnya

fundamental

ekonomi

serta

buruknya

manajemen

makroekonomi selama ini.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menjadi penting untuk mempelajari
bagal mana kinerja perekonomian Indonesia pada era liberalisasi perdagangan. Hasil
simulasi ini dapat dapat digunakan bagi perumusan alternatif kebijakan yang tepat untuk
mengantisipasi berbagai (permasalahan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, neraca
pembayaran, dan pemerataan) yang dihadapi perekonomian nasional dalam lingkungan
yang berubah.

1.2. Perurnusan Masalah

Perekonomian Indonesia dicirikan dengan struktur produksi yang sangat protektif
dan terjadi pada seluruh sektor (Basri, 1995). Sektor pertanian yang banyak menyerap
tenaga kej a tingkat proteksinya justru lebih rendah daripada sektor industri. Dengan
menggunakan nomrnal rate of protection; Garcia (1997) menunjukkan bahwa proteksi
untuk sektor pertanian pada tahun 1987 dan 1995 sebesar 20 % dan 5 %, sementara
sektor industri proteksinya masing-masing sebesar 131 % dan 53 %. Keadaan ini

mengindikasikan bahwa pembangunan nasional lebih menitik beratkan pada sektor
industri (manufaktur), namun realita perkembangan sector industri di Indonesia tampak
kurang menggembirakan. Proteksi yang diberikan oleh pemerintah khususnya pada
industri skala besar yang padat modal baik melalui subsidi, tarif, ataupun pemberian hak
monopoli pada waktu masih baru turnbuh (~nfunt mdtcstry) yang diharapkan mampu
meningkatkan ekspor dalam jangka panjang, justru menunjukkan hasil yang sebaliknya
bahkan tampak sebagai bayi yang sudah tua (Hill, 1996).
menyimpulkan bahwa

Selanjutnya Hill

kebijakan intervensi pemerintah dalam proses industrialisasi

tersebut tidak bekerja, dan kebanyakan proteksi

tidak digunakan sebagai instrumen

untuk kebijakan industrialisasi, sehingga dikatakannya sebagai pendekatan orthodoxy
karena tidak konsisten dan terarah.
Kebijakan-kebijakan restriksi perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia
tersebut lambat laun akan semakin hilang (kecuali untuk makanan pokok dan komoditi
yang terkait dengan kelestarian lingkungan)) sejalan dengan adanya kesepakatan antar
negara untuk memberlakukan liberalisasi perdagangan.

Melihat kenyataan bahwa

struktur produksi Indonesia banyak diproteksi, dimana proteksi yang dilakukan kurang
terkait dengan kebijakan industrialisasi, maka pada era liberalisasi perdagangan akan
membawa permasalahan tersendiri bagi Indonesia apakah perekonomian Indonesia
semakin membaik atau memburuk. Hal ini dikarenakan kebijakan penghapusan restriksi
perdagangan yang diberlakukan pada produksi yang bersaing dengan i~npor akan
memperburuk neraca perdagangan, namun disisi lain ekspor Lndonesia akan semakin
meningkat dikarenakan adanya penghapusan tarif impor oleh negara lain. Sementara itu
industri-industri besar yang sifatnya footloose industy yang sementara ini banyak

memperoleh keuntungan karena kebijakan restriksi dari pemerintah akan dipaksa bersifat
kompetitif karena tekanan dari produk impor. Dengan demikian menjadi penting untuk
mengetahui dalnpak liberalisasi perdagangan terhadap kinerja perekonomian Indonesia.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka permasalahan penelitian ini tidak hanya
sekedar mengetahui kinerja perekonomian Indonesia pada l~beralisasi perdagangan
berdasarkan indikator makro, namun juga

Indonesia hams mampu pula membuat

kebijakan untuk memanfaatkan keuntungan dalaln liberalisasi perdagangan. Arah
kebijakan pemerintah Indonesia tentu saja disesuaikan dengan kemauan politik, yakni
tidak saja ditujukan untuk pertumbuhan ekonotni, namun juga untuk memecahkan
permasalahan kesempatan kerja, neraca berjalan yang selama ini terus defisit, dan
masalah pemerataan.

Dengan deinikian, yang menjadi perrnasalahan lain dalaln

penelitian ini adalah kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampak
liberallsasi perdagangan.
Sejalan dengan kecenderungan pergeseran pusat ekonomi dunia ke kawasan Asia
Pasifik yang kebanyakan negaanya merupakan patner dagang utama Indonesia, maka
negara-negara tersebut

yang tergabung dalam APEC diramalkan akan banyak

mempengaruhi perekonomian Indonesia. Dengan demikian untuk melihat prospek
perekonomian Indonesia di masa datang, maka dalaln penelitian ini pengaruh 11beralisasi
perdagangan dititik beratkan pada negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini secara skeinatis
disajikan pada

Gambar 1.

Perekonomian Indonesia di masa datang diramalkan

mendapat tekanan internal lnaupun eksternal.

MASA KIN1
Kinerja ekonomi makro saat ini
1. Smktur
ekspor
didominasi
padat
sumberdaya
2. Pertumbuhan tinggi,tapi pemerataan buruk
3 . PDB
industri
meningkat,
namun
penyerapan tenaga kerjanya rendah
4. Proteksi untuk meningkatkan ekspor,
namun neraca bejalan terus metnburuk

Lemahnya kaitan aspek mikro dan makro
ekonolni

Kebi-jakan perlindungan
- Struktur produk banyak diproteksi
pemerintah
- Proteksi banyak dinikmati indusm
padat modal
- Kredit banyak disalurkan pada
sektor non pertanian

I
Proteksi perdagangan tidak terkait
dengan proses industrialisasi

Model Mikro-makroekonomi Indonesia : untuk peramalan masa akan datang
r

*

MASA AKAN DATANG :ERA LIBERALISAS1 PERDAGANGAN
Tekanan ekstemal yakni komitmen
liberalisasi perdagangan

keterbatasan

Tekanan eksternal yakni pergeseran ekonomi
ke Arah Asia Pasifk

Aspek Teoritis : Perdebatan tentang dampak
liberalisasi perdagangan

sumberdaya

Tekanan internal berupa kelayakan
politik : perhunbuhan dan stabilisasi
ekonorni, peningkatan keseinpatan
kerja, perbaikan neraca pembayaran,
dan peinerataan pendapatan

v

Ramalan Kineqja ekonolni makro
pada era liberalisasi perdagangan ?

Kebljakan pemerintah ?

Harapan kinerja ekonomi makro : pertumbuhan tinggi, inflasi terkendali, peningkatan
kesempatan kerja, perbaikan neraca pembayaran, dan pemerataan pendapatan

Gambar 1 . Permasalahan Penelitian

I

Tekanan internal muncul sejalan adanya pertumbuhan penduduk yang terus
meningkat

sehingga berakibat pada meningkatnya pengangguran

buruknya pemerataan pendapatan, di sisi lain
memerlukan penanganan yang serius.

dan bertambah

neraca berjalan yang terus difisit

Kondisi ini membawa konsekwensi adanya

kemauan politik agar pembangunan diarahkan untuk tujuan peningkatan kesernpatan
kerja, pemerataan pendapatan dan perbaikan neraca berjalan. Sedangkan tekanan
eksternalnya adalah komitmen Indonesia untuk melakukan liberalisasi perdagangan, serta
adanya pergeseran ekonomi dunia ke arah Asia Pasifik. Tekanan eksternal untuk
melakukan liberalisasi perdagangan tidak hanya terbatas pada komitmen pada AFTA,
APEC, maupun WTO, namun diperkuat melalui komitmen Indonesia pada International
Monetary Fund (IMF) untuk menghapuskan segala proteksi yang hams dilakukan pada
tahun 199811999, yang malah justru lebih awal dari kesepakatan dalam AFTA, APEC
maupun WTO.
Atas pertimbangan tersebut, maka penting dilakukan penelitian mengenai kinej a
perekonomian Indonesia pada era
pernasalahan tersebut

liberalisasi

perdagangan. Untuk menjawab

diperlukan adanya model yang marnpu

mengintegrasikan

keterkaitan aspek mikro (produksi clan perdagangan) dan aspek makro ekonomi, dan
keterkaitan antara pasar domestik dengan pasar dunia, sehingga dengan dernikian dapat
digunakan untuk mengevaluasi dan merumuskan berbagai alternatif kebijakan untuk
memulihkan dan sekaligus memandu perekonomian nasional dari krisis dan gejolak yang
terjadi dalam era liberalisasi perdagangan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini mempelajari kinerja perekonomian Indonesia pada
era liberalisasi perdagangan dengan memperhatikan keterkaitan antara aspek mikro dan
makroekonomi dan antar pasar domestik dengan pasar internasional, dengan tujuan
spesifik adalah sebagai berikut:
1. Membangun suatu model mikro-makroekonomi Indonesia yang mengintegrasikan
antar aspek mikro dan aspek makro, dan keterkaitan antar pasar domestjk dan pasar
dunia.

2. Meramalkan kinerja perekomian nasional pada era liberalisasi perdagangan.
3. Menganalisis berbagai alternatif kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki

kinerja ekonomi nasional pada era liberalisasi perdagangan.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dimaksudkan dapat memberikan masukan baik dalam segi ilmu
pengetahuan maupun bagi kepentingan pemerintah, khususnya kegunaan dalam hal:
1. Pengembangan dan perbaikan permodelan dalam kajian makroekonomi dalam rangka
memperkaya khasanah model-model analisis ekokonomi.

2. Masukan kepada pemerintah dala~nrangka merulnuskan alternatif kebijakan yang
perlu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai gejolak dalam era liberalisasi
perdagangan, khususnya yang berkaitan dengan sasaran pertumbuhan ekonomi,
stabilisasi ekonomi, serta mengatasi permasalahan neraca berjalan, kesempatan kerja,
dan pe~nerataan

1. 3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini mempelajari kinerja perekonomian Indonesia pada
era liberalisasi perdagangan dengan memperhatikan keterkaitan antara aspek mikro dan
makroekonomi dan antar pasar domestik dengan pasar internasional, dengan tujuan
spesifik adalah sebagai beri kut:
1. Membangun suatu model mikro-makroekonomi Indonesia yang mengintegrasikan
antar aspek mikro dan aspek makro, dan keterkaitan antar pasar domestik dan pasar
dunia.

2. Meramalkan kinej a perekomian nasional pada era liberalisasi perdagangan.
3. Menganalisis berbagai altematif kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki

kinerja ekonomi nasional pada era liberalisasi perdagangan.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dimaksudkan dapat memberikan masukan baik dalam segi ilmu
pengetahuan maupun bagi kepentingan pemerintah, khususnya kegunaan dalam hal:
1. Pengembangan dan perbaikan permodelan dalam kajian makroekonomi dalam rangka

memperkaya khasanah model-model analisis ekokonomi.

2. Masukan kepada pemerintah dalam rangka merumuskan alternati f kebijakan yang
perlu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai gejolak dalam era liberalisasi
perdagangan, khususnya yang berkaitan dengan sasaran pertumbuhan ekonomi,
stabilisasi ekonomi, serta mengatasi permasalahan neraca berjalan, kesempatan kej a ,
dan pemerataan

1.5. Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan mikro-makro-ekonometrika, yakni
pendekatan makroekonomi yang disusun dengan berdasarkan pada perilaku komoditi,
khususnya dalam agregasi produksi agregat (sektor) dan agregasi neraca perdagangan
dan jasa. Namun dengan luasnya cakupan yang akan diteliti maka untuk memudahkan
penelusuran (trackable) dan analisis dilakukan penyederhanaan berdasarkan produk dan
negara rekan dagang, dengan tetap menggambarkan realitas perdagangan yang terjadi.
Memperhatikan prospek perekonomian Indonesia di masa datang, &lam penelitian ini
pengaruh liberalisasi perdagangan di titikberatkan pada negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Berdasarkan atas besarnya nilai ekspor Indonesia menurut negara tujuan ekspor
dan besarnya nilai impor Indonesia menurut asal impor, maka negara-negara di kawasan
Asia Pasifik yang dipilih adalah Amerika Serikat mewakili kawasan Amerika, Jepang
mewakili kawasan Asia, Singapura dan Thailand mewakili Asia Tenggara dan Australia
mewakili kawasan Oceania. Sedangkan untuk negara-negara Eropa sebagai non Asia
Pasi fik (kontrol) diwakili oleh Belanda.
Pemilihan komoditi dititik beratkan pada komoditi-komoditi yang secara strategis
berpengaruh terhadap

perekonomian nasional. Untuk komoditi pertanian tanaman

pangan adalah beras, komoditi perkebunan: karet, kopi dan lada, komoditi perikanan:
udang, komoditi kehutanan: kayu gergajian, pertambangan: minyak mentah, gas dan
tembaga, komoditi industri pertanian: sawit dan gula, serta untuk industri non pertanian
adalah kayu lapis dan pakaian-tekstil. Sedangkan yang mewakili komoditi bahan baku
dan barang modal berdasarkan impor terbesar dipilih kendaraan bermotor, mesin
keperluan industri khusus, dan pipa besi dan baja.

Kinerja perekonomian Indonesia dalam penelitian ini diukur berdasarkan pada
perubahan indikator makroekonomi: pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi,
stabilisasi ekonomi (tingkat bunga, inflasi, nilai tukar), neraca perdagangan dan
pembayaran, kesempatan kerja, dan pemerataan pendapatan. Sedangkan restriksi
perdagangan diukur dengan NPR (Nominal Rute of Protection), yakni harga dunia
dikurangi harga domestik tingkat pedagang besar dibagi dengan harga dunia. Dengan
demikian rintangan perdagangan seperti tarif, pajak ekspor, subsidi dan rintangan
perdagngan lainnya tidak dianalisis secara spesifik.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yakni: (1) komoditi impor yang
dimasukkan dalam model sangat terbatas karena pemilihan komoditi impor tidak saja
didasarkan pada besarnya nilai impor namun juga didasarkan pada kontinyuitasnya, (2)
tidak menlsagregasi sektor industi berdasarkan skala usahanya (besar-kecil) sehingga
tidak mampu menangkap dampak liberalisasi perdagangan terhadap masing-masing
sektor industri secara baik, (3) aspek moneter dalam model dirancang berdasarkan
model standar yang belum memasukkan pasar saham, yang sebenarnya merupakan salah
satu pilar pasar finansial di masa datang, dan (4) pasar dunia dianggap eksogenus,
sehingga efek timbal balik yang mungkin terjadi pada komoditi tertentu tidak dapat
ditangkap.

I1 .GAMBARAN PEREKONOMIAN INDONESIA
2.1. Distribusi dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

Distribusi persentase Prodilk Doinestik Bruto (PDB) Indonesia disajikan
sebagaimana dalam Tabel 1. PDB Indonesia pada lima tahun terakhir sangat tergantung
pada sektor industri yang merupakan penyumbang terbesar, diikuti oieh sektor
perdagangan, dan sektor pertanian. Konstribusi sektor industri dan perdagangan
mengalami peningkatan tiap tahun, sebaliknya pada sektor pertanian mengalami
penurunan. Namun adanya krisis ekonomi mengakibatkan pada tahun 1998 justru
konstribusi sektor pertanian pada PDB yang mengalami peningkatan sementara sektor
industri dan perdagangan mengelami penurunan.

Tabel I . Distribusi Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha
Pangsa terhadap total PDB (%)

Sektor

............................................................
1994

I

1995

1996

1997

16.72 16.12 15.38 14.79
1. Pertanian
9.38
9.25
9.07
2. Pertambangan
8.80
23.30 23.88 24.68 25.05
3. Industri
4. Listrik, gas dan air
1.04
1.12
1.17
1.25
5. Bangunan
7.29
7.61
7.94
8.08
16.78 16.74 16.74 16.87
6. Perdagangan
7.10
7. Pengangkutan
7.12
7.17
7.43
8.71
8.94
9.12
8. Keuangan
9.04
9.67
9.23
8.83
9. Jasa
8.70
Keterangan : *) Dihitung pada pada kuartal I
Surnber : Berbagai sumber dan penerbitan

1998*)
17.55
8.91
23.76
1.36
6.27
16.30
8.13
8.82
8.83

I

Sedangkan gambaran mengenai perturnbuhan ekonomi berdasarkan pertumbuhan
sektornya sebagaimana disajikan dalam Tabel 2. Pertumbuhan ekonomi secara total di
Indonesia selama tahun 1994-1996 relatif konstant dengan rata-rata 7-9 %, dimana laju
perturnbuhan industri yang lebih tinggi dari sektor pertanian. Namun adanya krisis
ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 1998 menjadi -13.6 %. Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan negatif
akibat adanya krisis ekonomi, kecuali pada sektor pertanian, listrik, dan jasa. Sektor
pertanian pada keadaan h s i s ekonomi tampak menjadi penyelamat perekonomian
Indonesia.
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor
Pangsa terhadap total PDB (%/tahun)

I

Sektor

.........................................................
1994

1995

1996

1997

1998*)

1. Pertanian

1.54

4.38

3.00

0.64

2.98

2. Pertambangan

3.13

6.74

5.82

1.64

-6.88

3. Industri

8.1 1

10.88

11.59

6.23

-7.09

4. Listrik, gas dan air

10.60

15.91

12.78 11.85

6.37

5. Bangunan

11.24

12.92

12.76

6.42 -30.81

9.53

7.94

8.00

5.46 -12.67

7. Pengangkutan

10.84

8.50

8.68

8.43 - 0.74

8. Keuangan

12.15

11.04

9.00

4.77 -24.57

9. Jasa

6.46

3.27

3.40

3.04

8.51

Pertumbuhan total (%)

7.50

8.20

7.90

4.70

-13.60

6. Perdagangan

Keterangan : *) Dihitung pada pada kuartal I
Sumber : Berbagai sumber dan penerbitan

I

2.2. Distribusi dan Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan
Produk

domestik Bruto menurut penggunaanya dalam teori ekonomi makro

merupakan permintaan agregat. Distribusi PDB menurut penggunaannya sebagaimana
disajikan dalam Tabel 3.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga

merupakan jenis

pengeluaran yang terbesar dalam penggunaan PDB, diikuti dengan pembentukan modal
tetap. Sedangkan lebih tingginya pengeluaran untuk impor dibandingkan dengan ekspor
yang terus meningkat dalam jangka panjang sangat berbahaya dikarenakan akan
menyebabkan tej a l n y a penurunan dalam Pendapatan Nasional.

Tabel 3. Distribusi PDB Menurut Penggunaannya
Jenis Pengeluaran (96)

1994

1 . Pengeluaran konsumsi rumah tangga

58.65 61.03 62.67 63.09

2. Pengeluaran konsumsi pemerintah

t

8.58

1995
8.04

1996
7.64

1997
7.32

3. Pembentukan modal tetap

31.98

33.41 31.97 32.00

4. Ekspor barang dan jasa

27.35

27.23 27.12 27.54

5. Dikurangi impor barang dan jasa

26.59

29.71 29.41 29.94
I

I

Surnber : BPS berbagai penerbitan
Sedangkan pertumbuhan PDB menurut penggunannya sebagaimana disajikan
dalam Tabel 4. Pertumbuhan modal tetap (investasi) mempunyai pertumbuhan yang
paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya, khususnya sebelum tahun 1997. Hal ini
sangat baik dikarenakan sangat dibutuhkan dalam pembangunan oleh karena investasi
mempunyai multiplier terhadap peningkatan pendapatan, serta mempunyai pengaruh
langsung pada peningkatan PDB dalam sisi penawaran agregat. Adanya peningkatan
investasi

menyebabkan adanya pertumbuhan ekonomi sehingga

tersedia kembali

sumberdana untuk investasi selanjutnya yang berasal dari tabungan masyarakat maupun

pemerintah sehjngga menyebabkan adanya pertumbuhan ekonomi sebagimana model
pertumbuhan yang dikembangkan oleh Harrod-Domar.

Tabel 4.

t

Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaannya

- 1994

1995

1996

1997

7.83

12.58

10.87

5.34

2.31
13.36

1.34
13.99

2.69
14.51

0.18
4.15

4. Ekspor barang dan jasa

9.94

7.72

7.56

6.28

5. Dikurangi impor barang dan jasa

7.54

8.22

7.98

4.65

Jenis Pengeluaran (%/tahun)
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga

I

2. Pengeluaran konsurnsi pemerintah
3. Pembentukan modal tetap

1
I

1

Sumber : BPS berbagai penerbitan

2.3. Pendapatan Per Kapita dan Kerniskinan

Pendapatan per kapita penduduk Indonesia relatif terus meningkat sejalan dengan
adanya peningktan PDB. Namun dengan adanya knsis ekonomi menyebabkan terjadinya
penurunan pendapatan perkapita yang tajam, dimana pendapatan pada tahun 1998 ini
relatif sama pada periode tahun 1980 an (Gambar 2).
Sedangkan dilihat dari jumlah penduduk miskin berdasarkan data dari Biro
Pusat Statistik (BPS) telah mengalami penurunan setiap tahunnya, dari

sekitar 40 %

penduduk miskin pada tahun 1976 telah menurun menjadi 13.67 % pada tahun 1993.
Namun adanya krisis ekonomi jurnlah penduduk miskin telah meningkat menjadi 39.1 %,
dimana relatif sama yang terjadi pada tahun 1976. Kondisi adanya krisis ekonomi ini
menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia jika diukur dengan
pendapatan per kapita telah set back pada 20 tahun yang lalu.

Gambar 2. Pendapatan Per Kapita Penduduk Indonesia

Gambar 3. Persentase Jumlah Penduduk Miskin Indonesia

2.4. Kesempatan kerja dan Distribusi Pendapatan
Berdasarkan inlkator kesempatan kerja, sektor pertanian masih menjadi andalan
dengan menyerap sekitar 44 % pada tahun 1995 dengan laju yang menurun. Sedangkan
penyerapan sektor non pertanian khususnya industri relatif lambat dan hanya mampu
menyerap 1 2.6 % ( Gambar 4).

(

I

1980
- ---

1985

1990

1995

1997

Perdagangan
Jasa

/I
//

1998

I

1

- ---- --

Gambar 4. Distribusi Lapangan Usaha Berdasarkan Sektor
Akibat dari lambatnya penyerapan kerja pada sektor non pertanian (khususnya
industri), maka menyebabkan adanya ketimpangan penciapatan di Indonesia. Secara rinci
ketimpangan pendapatan di Indonesia disajikan dalam Garnbar 5.

40

;30
t

Q

m

u

g

20

a

s

m40 % Income rendah
n40 % lncome sedang

10

m20 % Income tinggi

0

Persentase Jumlah Penduduk

Gambar 5. Distribusi Pendapatan di Indonesia

Distribusi pendapatan yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu 1984 sarnpai
1996 relatif tidak berubah, bahkan ada kecenderungan semakin memburuk.

2.5. Perkembangan Stabilisasi Ekonomi dan Neraca Pembayaran
Ditinjau stabilisasi ekonomi, dimana dalam ha1 ini dilihat dari indikator inflasi,
nilai tukar clan suku bunga maka keadaannya sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6.
Tingkat inflasi di Indonesia dalam kurun waktu 1990-1996 relatif rendah, yakni
berlusar 5-10 % pertahun, begitu pula nilai tukar relatif hanya terdepresiasi sekitar 4-8
persen pertahunnya, sedangkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia hanya sekitar 10-14
%. Keadaan ini menunjukkan bahwa stabilitas perekonomian Indonesia cukup mantap.

Namun semenjak pertengahan tahun 1997 dengan adanya krisis ekonomi yang dimuiai
dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar menjadi 95 % ,perekonomian
Indonesia menjadi tidak stabil dimana tingkat inflasi menjadi meningkat 70 %, sedangkan
suku bunga SBI menjadi 65 %.
Berdasarkan indikator neraca pembayaran internasional, tampak bahwa neraca
pembayaran Indonesia dtandai dengan neraca berjalan yang terus negatif, yang diiringi
Iaju peningkatan hutang setiap tahun, dengan tingkat Debt Service Ratio diatas 30 %.
Pada tahun 1998 neraca berjalan yang positif disebabkan karena adanya krisis ekonomi
yang ditandai adanya depresiasi nilai tukar menyebabkan turunnya impor yang sangat
tajam, dimana laju penurunannya Iebih tinggi dibandingkan dengan laju penurunan
ekspor.
Dibandingkan dengan negara-negara di Asean, neraca berjalan adalah negatif
yang kedua terbesar setelah Thailand. Pada tahun 1996 neraca berjalan Indonesia - 7.8

milliar US $, sedangkan Brunai 0.8, Malaysia - 5.9 Filipina -1.9, Singapura 15.1,
Thailand -13.5 miliar US $. Sedangkan untuk DSR Indonesia pada tahun 1996 sebesar

33 % , sementara Malaysia hanya sebesar 6.1 %, Filipina 24. 4 % dan Thailand sebesar
10.9 %. Besarnya hutang Indonesia ini dalam jangka panjang sangat berbahaya,
dikarenakan pada tahun 1995 nilai hutang tersebut sebesar 52 % dari Total PDB, dan
dengan adanya krisis ekonomi telah mencapai 125 % dari PDB.

Gambar 6. Perkembangan Stabilisasi Ekonomi dan Neraca Pembayaran

2.6. Struktur Ekspor dan Impor Indonesia

Struktur ekspor Indonesia sebelum 1985 didominasi oleh minyak mentah dan gas
dengan pangsa sebesar (68.42 %), namun setelah tahun 1985 didominasi oleh ekspor

non minyak dan gas. Perkembangan ekspor non minyak dan gas terus meningkat
sehingga mampu mencapai pangsa sekitar 80%.
Jika dilihat dari struktur komoditi yang diekspor tampak semenjak tahun 1985
didominasi oleh ekspor Kayu lapis, tekstil, pakaian, dan minyak kelapa sawit. Anwar
(1993) dengan data pada tahun 1972-1992 telah mengevalusi struktur ekspor berdasarkan
intensitas faktornya, diperoleh kenyataan bahwa ekspor Indonesia sangat didominasi oleh
komoditi padat tenaga kerja tidak terdidik dan padat sumberdaya, dengan pangsa 25.77
% untuk komoditi yang padat sumberdaya sedangkan pangsa ekspor komoditi padat

tenaga kerja tidak terdidik sebesar 53.36 % dari nilai total ekspor Indonesia. Keadaan ini
tampaknya relatif tidak berubah sampai tahun 1997.
Sedangkan struktur impor Indonesia umurnnya didominasi oleh bahan baku yang
relatif tidak berubah pangsanya, yakni sekitar 72 % setiap tahunnya. Sedangkan pangsa
impor jenis barang modal sekitar 22 %, dan untuk barang konsumsi sekitar 5 %.
Gambaran umum mengenai struktur proteksi yang dilihat dengan ERP (Efective Rate of
Protection) disajikan dalam Gambar 7.
Tingkat proteksi pemerintah jika dilihat berdasarkan sektomya, maka tampak
bahwa sektor industri (manufaktur) memperoleh perlindungan yang tertinggi dari
pemerintah. Sedangkan sektor yang mempunyai tanda negatif menujukkan bahwa telah
terjadi subsidi pada sektor tersebut. Namun untuk sub sektor kehutanan dimana nilai
ERP nya negatif terbesar diduga kuat bahwa sektor ini mensubsidi sektor industri kayu

lapis.
Gambaran tingkat proteksi sebagaimana tersebut diakui rnemang bersifat umum
(rata-rata), dimana dalam kenyataannya pemberian proteksi tersebut didasarkan pada

komoditi. Narnun gambaran tingginya proteksi pada sektor industri mengindikasikan
bahwa Indonesia berkehendak untuk lebih menitik beratkan sektor industri. Proteksi
yang diberikan oleh pemerintah tersebut umumnya pada industri skala besar yang padat
modal dan tenaga trarnpil baik melalui subsidi, tarif, ataupun pemberian hak monopoli.
Namun industri yang mendapat proteksi
..- tersebut pada waktu masih baru tumbuh (~nfant
industry), terus-menenerus mendapat perlindungan dari pemerintah. Akibatnya proteksi
pemerintah yang diharapkan mampu meningkatkan ekspor dalam jangka panjang, justru
mengakibatkan kinerja yang sebaliknya. Perkembangan ekspor Indonesia masih ditandai
dengan Industri padat sumberdaya dan tenaga kerja, sedangkan industri padat modal tren
ekspornya cenderung menurun. Sehingga Hill (1 996) menyimpulkan bahwa kebijakan
intervensi pemerintah berbentuk proses industrialisasi ter