Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah

17 Berdasarkan rumusan diatas, dapat di ketahui bahwa Bank syariah sebagai badan usaha yang menjalankan aktivitas yang dilakukannya berdasarkan hukum islam, yakni bank yang menggunakan dan menjalankan sistem perbankan syariah yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadits, yang menjunjung tinggi aqidah dan kepastian halal dari kegiatan usaha yang dilakukannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dijalankan, berbeda jalur dari sistem perbankan konvensioanl yang terdapat bunga riba di dalamnya yang sangat jelas haram bagi umat islam, menjadikan kegiatan usaha yang dijalankan seorang pengusaha muslim tidak halal, bank syariah dengan prinsip syariah menolak adanya bunga riba dan lebih menggunakan kegiatan bagi hasil dengan nasabahnya sesuai pada perjanjian yang berdasarkan hukum islam untuk mencapai keuntungan bersama yang adil dan halal. Dengan Bank syariah maka pengusaha muslim dapat menjalankan usahanya dengan jalan yang halal dan diridhoi oleh Allah SWT.

2.3.2 Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah

Berdasarkan Booklet Perbankan Indonesia 2011 kegiatan usaha bank umum syariah terdiri atas 26 kegiatan, namun penulis hanya akan mencantumkan 5 kegiatan yang mempresentasikan bank umum syariah, yaitu : 1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Kegiatan menghimpun dana juga dilakukan oleh bank syariah sebagaimana kegiatan dan fungsi bank yang tercantum dalam UU No. 10 tahun 1998. Bank syariah yang kini cukup banyak jumlahnya pun ikut bersaing di dunia 18 perbankan, baik itu sesama bank syariah maupun bank konvensional. Merupakan tantangan tersendiri pada bank syariah untuk menarik nasabah karena masyarakat Indonesia kurang terlalu mengenal sistem perbankan syariah dan lebih mengenal sistem konvensional yang telah lebih lama di dunia perbankan. Penghimpunan dana oleh bank syariah dapat dilakukan dengan berbagai strategi yang tentunya berdasarkan prinsip syariah yang halal. Yaitu dengan menggunakan akad-akad syariah. 2. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran biaya oleh bank syariah sama dengan kegiatan memberikan kredit pada bank konvensional. Pemberian biaya yang dilakukan bank syariah baik itu untuk modal usaha pengusaha UKM ataupun untuk keperluan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan islam. Berbeda dari bank konvensional yang menerima keuntungan usahanya dengan membebankan bunga pada nasabahnya. Pada bank syariah keuntungan bank diperoleh melalui bagi hasil atas usaha yang dikerjakan oleh pengusaha yang menerima kredit dari bank. Bagi hasil dari keuntungan berdasarkan akad yang mengikat antara kedua belah pihak untuk mencapai keadilan bersama diyakini halal dan diridhoi Allah. 3 Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bank syariah mempunyai jasa untuk mengalihkan utang piutang yang sering dimanfaatkan untuk kegiatan transaksi pengusaha yang membutuhkan 19 pengalihan utang agar usahanya tetap berjalan hingga dapat membayar kembali utangnya pada bank, bukan lagi kepada pihak ia sebelumnya berutang. Perpindahan utang piutang pada perbankan dikenal dengan anjak piutang factoring. Kegiatan bank syariah yang berdasarkan asas tolong menolong ini seringnya menggunakan akad hawalah, yaitu akad pengalihan utang kepada pihak yang berutang dalam syariah islam. Sehingga, pengusaha dapat tetap menjalankan usahanya dengan cara yang halal sampai ia mampu membayar utang. 4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan pemindahan uang yang dilakukan bank syariah baik untuk kepentingan bank sendiri ataupun kepentingan nasabah berguna untuk melancarkan transakasi pembayaran yang dilakukan khususnya untuk pengusaha yang hendak melakukan transaksi di dalam atau di luar negeri dalam rangka menjalankan bisnis usaha yang dijalankannya. Oleh bank syariah, perpindahan uang dapat dilakukan dengan cara yang halal tanpa penggenaan bunga, tapi diantara kedua pihak telah diketahui keuntungan yang diperoleh masing-masing dengan adil, suka rela. Untuk bank sendiri, perpindahan uang dilakukan untuk keperluan operasional bank itu sendiri. 5. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah. Pada kegiatan perbankan, bank syariah dapat diunjuk sebagai perwakilan oleh nasabahnya. Fungsi bank sebagai wali amanat ini adalah hal yang yang umum dilakukan oleh bank saat ini dan untuk perbankan syariah, akad yang 20 digunakan dalam kegiatan ini adalah akad wakalah. Kegiatan ini dimaksud agar nasabah dapat memperlancar pelaksanaan dan kewajibannya melalui wali yang ditunjuk dan dilaksanakan baik itu untuk keperluan usaha dan lain sebagainya. Untuk seorang pengusaha, jasa wali amanat oleh bank syariah ini sangat berguna untuk memperlancar usaha yang dijalankan pengusaha. Meskipun hanya pengusaha UKM, namun usaha yang dilakukan dapat berkembang dengan baik dengan menggunakan jasa wali amanat ini dalam melakukan ekspor-impor. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan kepercayaan satu sama lain, dan keuntungan yang diperoleh bank berdasarkan kesepakatan bersama pada awal akad, sehingga kegiatan perwalian ini dapat dilakukan dengan cara yang halal.

2.3.3 Prinsip Perbankan Syariah