Prinsip Perbankan Syariah Bank Syariah

20 digunakan dalam kegiatan ini adalah akad wakalah. Kegiatan ini dimaksud agar nasabah dapat memperlancar pelaksanaan dan kewajibannya melalui wali yang ditunjuk dan dilaksanakan baik itu untuk keperluan usaha dan lain sebagainya. Untuk seorang pengusaha, jasa wali amanat oleh bank syariah ini sangat berguna untuk memperlancar usaha yang dijalankan pengusaha. Meskipun hanya pengusaha UKM, namun usaha yang dilakukan dapat berkembang dengan baik dengan menggunakan jasa wali amanat ini dalam melakukan ekspor-impor. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan kepercayaan satu sama lain, dan keuntungan yang diperoleh bank berdasarkan kesepakatan bersama pada awal akad, sehingga kegiatan perwalian ini dapat dilakukan dengan cara yang halal.

2.3.3 Prinsip Perbankan Syariah

Ada empat prinsip dalam perbankan syariah Rahmay Hidayat, 2012: 14 yaitu: 1. Larangan penggunaa riba dalam seluruh transaksi dan kegiatan usahanya . 2. Seluruh aktivitas dan kegiatan bisnisnya harus dilakukan dengan adil fair, dan keuntungan yang diperoleh harus dipastikan dapat dibenarkan menurut syar’i maupun peraturan perundangan yang berlaku. 3. Perbankan syariah wajib membayar zakat. 4. Mengembangkan lingkungan yang dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat. Pada 4 prinsip diatas diketahui bahwa bank berdasarkan prinsip syariah haruslah dijalankan dengaan benar dan kaffah oleh bank syariah sebagai wujud 21 dari jihad menuju kebenaran dan menentang praktek riba oleh bank konvensional. Selain membedakan Bank syariah dengan Bank konvensional, prinsip syariah dapat menjadi penjelas pada masyarakat tentang aturan Islam yang baik dan adil dalam dunia perbankan. Larangan penggunaan riba dalam seluruh transaksi usahanya diganti dengan menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syariah Islam agar transaksi yang dilakukan halal dan diridhoi Allah swt. Pemungutan bunga yang selama ini dijalankan oleh bank konvensional tidak lain adalah riba yang memberatkan setiap individu. Pada bank konvensional yang hanya mencari keuntungan, seseorang yang melakukan peminjaman pada bank karena dalam keadaan yang sangat kesusahan dan membutuhkan dana, oleh riba keadaan orang yang kesusahan tersebut akan semakin susah, sakit dan miskin. Hal ini jelas sangat dilarang dalam agama Islam yang menjunjung tinggi keadilan bersama dalam hidup bermasyarakat dan tolong menolong yang ikhlas. Dengan prinsip syariah, kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin dapat dikecilkan dan bank syariah diyakini salah satu lembaga yang dapat mewujudkan perekonomian yang islami. Bank syariah dalam kegiatan usahanya haruslah dilakukan secara adil antara pihak dan dan nasabahnya. Berdasarkan akad-akad syariah yang ada dan dijalankan berdasarkan hukumnya, maka usaha yang dijalankan bank maupun yang dijalankan pengusaha UKM dapat berjalan dengan baik, halal, saling percaya, dan suka rela dianatara keduanya, tidak boleh ada yang merasa dirugikan oleh pihak manapun. 22 Suatu kewajiban pula bagi seluruh umat muslim termasuk bank syariah untuk membayarkan zakat sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah swt. Zakat yang dikeluarkan berdasarkan besaran tertentu tiap tahunnya. Bank syariah juga dapat menjadi perantara dalam pemungutan zakat dan pembagiannya. Zakat yang dibayarkan di berikan kepada yang berhak mendapatkannya, yaitu fakir, miskin, muallaf, mustariq dan orang yang berhak lainnya berdasarkan hukum Islam. Dengan perbankan yang berbasis syariah, maka dapat tercipta keadilan dan keselarasan antara bank dan tiap pelaku ekonomi, termasuk pengusaha UKM muslim. Gap antara si kaya dan si miskin dapat diperkecil sehingga memberi dampak keleluasaan dalam berusaha pada masyarakat dan masih banyak lagi dampak positif yang dapat diterima masyarakat dengan eksisnya perbankan syariah. Memberi perkembangan pada lingkungan dan keuntungan pada masyarakat secara ekonomi dan sosial.

2.4. Usaha Kecil dan Menengah UKM