Pasal  18 PEKERJAAN BETON
A. MATERIAL
1. Semen
a. Semen-semen  yang  digunakan  adalah  jenis  portlad  semen  sesuai  dengan  persyaratan
Standar Indonesia NI – 8  1972 atau Britis Standard No. 12 1965 dan Produksi dari satu
merk. b.
Pelaksana  harus  mengirimkan  surat  pernyataan  pabrik  yang  menyebutkan  type  dan kualitas  dari  se e   a g  digu aka   da     Ma ufa ture’s  test  ertifi ate    a g
e ataka   e e uhi se ua pers arata  terse ut dala  huruf  a  diatas. c.
Pelaksana  harus  menempatkan  semen  tersebut  dalam  gudang  yang  baik  untuk mencegah terjadinya kerusakan semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan
kotoran  atau  kena  airlembab  tidak  diijinkan  untuk  digunakan  dan  harus  segera dikeluarkan dari .
d. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
2. Agregat  Pasir, Kerikil atau Batu Pecah
a. Berupa  batu  pecah  yang  diperoleh  dari  pemecahan  batu  dengan  spesifikasi  sesuai
menurut ASTM C – 33 dan mempunyai ukuran terbesar 2.5 cm
b. Agregat  kasar  terdiri  dari  butir-butir  yang  kasan,  keras  tidak  berpori  dan  berbentuk
kubus, Bila ada butir yang ipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 dari Value dan  tidak  boleh  mengalami  pembubukan  hingga  melebihi  50.5  kehilangan  berat
menutur test mesin los angeles. c.
Bahan  harus  bersih  dari  zat  –zat  organic,  zat-zat  reaktif    alkali  atau  subtansi  yang merusak beton dan mempunyai gradasi seperti berikut :
Saringan Ukuran
Lewat Saringan 8
8 No. 4
25.00 mm 20.00 mm
95.00 mm 4.76
100 90
– 100 20
– 55 – 1
3. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organic, Lumpur, zat —zat alkali an tidak mengandung lebih dari
150 subtansi – subtansi yang merusak beton.
b. Pasir    laut  tidak  diperkenankan  untuk  digunakan  dan  pasir  harus  terdiri  dari  partikel-
partikel yang tajam dank eras serta mempunyai gradari seperti tabel berikut : Saringan
Ukuran Lewat Saringan
8 No. 4
No. 8 No. 16
No. 30 No. 50
No. 100 No. 200
9.50 mm 4.76 mm
2.38 mm 1.19 mm
0.19 mm 0.297 mm
0.149 mm 0.074 mm
100 91
– 100 80
–  100 50
– 85 25
–  65 10
–  30 5
–  10 –  5
4. Air
Air  yang  digunaka  harus  bersih  dan  jernih  tidak  mengandung  minyak  atau  garam  serta  zat-zat yang  dapat  merusak  beton  atau  baja  tulangan,  dalam  hal  ini  sebaiknya  digunakan  aie  bersih
yang dapat diminum. 5.
Baja Tulangan Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI
– 2. 1991 dengan tegangan lelah karakteristik tau = 2.400 kgcm 2 atau baja u 24.
Pemberi  tugas  atau  pengawas  akan  melakukan  pengujian  test  tarik  putus  dan  bending  untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pelaksanaan.
6. Bahan Pencampur
a. Penggunaan  Bahan  pencampur    admixture  tidak  diijinkan  tanpa  persetujuan  tertulis
dari pengawas dan perencana. b.
Apabila  akan  digunakan  bahan  pencampur,  pelaksana  harus  mengadakan  percobaan- percobaan  perbandingan  berat  dan  CW  ratio  dari  penambahan  bahan  pencampur
admixture tersebut,  Hasil Crussing  test  dari laboratorium yang berwenang, terhadap kubus-kubus beton yang berumur  7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada pengawas
untuk dimintakan persetujuannya.
7. Cetakan Beton
Dapat  menggunakan  kayu  kelas  II,  Multipleks  dengan  tebal  minimal  9  mm  atau  palat  baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI -2 1971
B. MUTU BETON