PEMADATAN BETON CONSTRUCTION JOINTS SAMBUNGAN KONSTRUKSI PENYELESAIAN BETON

8. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi yang terpencam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

E. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dangan cermat, sehingga waktu antara pengadukan dan pegecoran tidak lebih dari 1 satu jam dan tidak terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. 2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan retarder dengan persetujuan pengawas. 3. Pelaksana harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2 dua hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. 4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah melampaui 1.5 jam dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu. 5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan material segregation dan perubahan letak tulangan. Cara Penuangan dengan alat-alat pembentu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus mendapat persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang megeras. 6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.5 meter, bila memungkinkan sebaiknya digunakakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang. 7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial set atau yang telah mengeras dalam batas dimana yang baru dituang. 8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebeal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah. 9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berunbah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen laitance dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat, Segera setelah penghentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan. 10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan. Kecuali atas persetujuan pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari sengan ketentuan bahwa system penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat.

F. PEMADATAN BETON

1. Pelaksanaan bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan. 2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. 3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetaran yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik, alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

G. CONSTRUCTION JOINTS SAMBUNGAN KONSTRUKSI

1. Rencana atau Schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak Construction Joint Dalam keadaan tertentu dan mendesak, pengawas dapat merubah letak Construction Joint tersebut. 2. Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat. 3. Construction Joints harus diusahakan berbentuk garis tegak atau horizontal sedapat mungkin dihindarkan adanya Construction Joinst tegak kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari pengawas. 4. Sebelum Pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang.

H. BAJA TULANGAN

1. Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan polos, Tulangan harus bersih dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton 2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai persyaratan dalam PBI NI – 2 1971 3. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :  Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah 40 mm  Beton dengan cetakan, berhubungan langsung denga tanah 50 mm  Balok dan Kolom tidak berhubungan langsung dengan tanah 40 mm  Plat dan dinding, tidak berhubungan langsung dengan tanah 25 mm

I. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

1. Semua Angker, Baut, Pipa dan Benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam beton, harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran. 2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran- kotoran lain pada saat mengecor.

J. PENYELESAIAN BETON

1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaan, ujung- ujung atau sudur-sudut harus berbentuk penuh dan tajam. 2. Bagian- bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan, bila diperlukan seluruh permukaan beton diharuskan dengan ampelas, caborandum atau gurinda. 3. Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10 m, tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air.

K. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON.