Pendekatan Penelitian dan Metode Analisis Kerangka Pikir Permasalahan

1. 5 Metodologi Studi

Metodologi studi ini terdiri atas pendekatan penelitian dan metode analisis yang digunakan, kerangka pemikiran yang terdiri atas kerangka pikir permasalahan, kerangka pikir penelitian, kerangka pikir analisis, kebutuhan data, teknik pengumpulan data, dan teknik sampling.

1.5.1 Pendekatan Penelitian dan Metode Analisis

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan induktif, dimana pendekatan induktif bermula dari keinginan peneliti untuk memberi makna kepada data hasil observasi dalam bentuk generalisasi empiris kategori- kategori awal, asumsi, kemudian menjadi sebuah teori. Pendekatan induktif sering dipakai dalam penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memanfaatkan paradigma penelitian interpretif yang bertujuan membangun makna berdasarkan kepada data-data lapangan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dan metode kualitatif rasionalistik. Alasan dipilihnya metode kualitatif deskriptif karena beberapa variabel yang berpengaruh pada studi ini adalah variabel kualitatif. Metode analisis kualitatif deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan peristiwa dan fenomena yang terjadi di wilayah studi. Sedangkan metode kualitatif rasionalistik diimplementasikan pada proses analisis dengan penekanan yang terletak pada ketajaman dan kepekaan berpikir peneliti dalam menganalisis suatu masalah atau kecenderungan yang terjadi di lapangan.

1.5.2 Kerangka Pikir Permasalahan

Perkembangan Kawasan Bundaran Simpang Lima sebagai kawasan pusat kotaCentral Bussiness District CBD Kota Semarang, membawa dampak pada terjadinya pergeseran guna lahan. Pergeseran guna lahan timbul karena adanya peningkatan aktivitas Kawasan Bundaran Simpang Lima, terutama aktivitas perdagangan dan jasa. Adanya keterbatasan lahan, maka fungsi atau aktivitas yang dapat membayar lebih tinggi akan dapat memilih lokasi sedangkan fungsi atau aktivitas yang kalah akan tertekan ke daerah yang kurang aksesibel. Perkembangan kawasan yang didominasi oleh aktivitas perdagangan dan jasa, turut mendorong tumbuhnya sektor informal PKL pada hampir setiap sudut kawasan. Munculnya sektor informal PKL menempati ruang-ruang terbuka publik Kawasan Bundaran Simpang Lima, seperti ruang jalur pedestrian trotoar dan Lapangan Pancasila trotoar, jalur lambat, dan ruang lapangan, sehingga mengakibatkan berkurangnya luasan ruang terbuka publik kawasan, kenyamanan pejalan kaki dan pengguna jalan yang lain. Tidak optimalnya fungsi jalur lambat juga disebabkan oleh keberadaan PKL yang menempati ruang jalur ini, penggunaan ruang jalur lambat untuk parkir pengunjung PKL, sebagai lokasi parkir on street pengunjung bangunan formal, dan angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat di ujung-ujung ruang jalur lambat kawasan. Hal tersebut mengindikasikan adanya disintegrasi spasial antara sektor formal dan informal pada ruang terbuka publik kawasan yang ditunjukkan dengan tersingkirnya beberapa kepentingan publik menjadi kepentingan privat ruang untuk aktivitas PKL. Dengan adanya fenomena tersebut, maka perlu adanya kajian mengenai kecenderungan pemanfaatan-pemanfaatan ruang terbuka publik kawasan untuk mengetahui pola pemanfaatan ruang terbuka publik kawasan sebagai dasar pertimbangan dalam arah pengembangan ruang-ruang terbuka publik Kawasan Bundaran Simpang Lima lihat Gambar 1.3. Sumber : Hasil Analisis, 2008 GAMBAR 1.3 KERANGKA PIKIR PERMASALAHAN Tumbuhnya sektor informal PKL Berkurangnya luasan ruang terbuka publik PKL berjualan di trotoar Perkembangan Kawasan Bundaran Simpang Lima sebagai pusat kotaCBD Pergeseran guna lahan Keterbatasan lahan Meningkatnya aktivitas kawasan Berkurangnya kenyamanan pejalan kaki PKL berjualan di Lapangan Pancasila Disintegrasi spasial antara sektor formal dan informal di ruang terbuka publik Perlunya kajian mengenai kecenderungan pemanfaatan-pemanfaatan ruang terbuka publik kawasan untuk mengetahui pola pemanfaatan ruang terbuka publik di Kawasan Bundaran Simpang Lima Semarang PKL berjualan di jalur lambat Tidak optimalnya fungsi jalur lambat kawasan Parkir pengunjung PKL Parkir on street pengunjung bangunan formal Angkutan umum berhenti di sembarang tempat

1.5.3 Kerangka Pikir