Manusia sebagai makhluk berakal

a. Manusia sebagai makhluk berakal

Manusia dikaruniai kemampuan sebagai makhluk hidup yang mempunyai akal. Sejak manusia Nadir di muka bumi, kemampuan akalnya terus berkembang. Kemampuan akal inilah yang memungkinkan manusia sebagai makhluk hidup dapat

berkembang, memperbaiki tingkat kehidupannya,

bertahan,

memperbaiki lingkung kehidupannya. Sejak awal keberadaannya, manusia selalu berusaha untuk melengkapi dan memperbaiki pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berbagai kebutuhan hidupnya itu, pada dasarnya dibagi menjadi :

dan

bahkan

I. Kebutuhan hidup yang bersifat utama dan sangat penting; disebut kebutuhan

Kebutuhan hidup yang dimasukkan ke dalam kategori ini, bersifat sama sekali tidak dapat ditinggalkan, dan mutlak harus dipenuhi; karena berkait langsung dengan mati-hidupnya manusia. Jika kebutuhan hidup ini tidak dipenuhi, maka manusia tidak akan dapat mempertahankan hidupnya dan manusia akan mati. Bahkan, jika dalam skala yang lebih besar, dapat berakibat manusia punah.

primer.

Karenanya, dalam kehidupan manusia, kebutuhan hidup yang bersifat utama ini mempunyai prioritas tertinggi dan bersifat mutlak harus dipenuhi. Misalnya : pemenuhan kebutuhan makan dan minum.

2. Kebutuhan hidup yang bersifat tidak utama; disebut kebutuhan sekunder. Kebutuhan hidup yang termasuk ke dalam kategori ini, bersifat tidak berpengaruh secara langsung kepada

mati-hidupnya manusia. Meskipun kebutuhan ini dapat dikatakan penting,

tetapi jika kebutuhan hidup ini tidak dipenuhi, manusia masih dapat mempertahankan hidupnya, dan belum tentu akan mati (belum tentu akan punah). Karenanya, dalam kehidupan manusia, kebutuhan hidup yang bersifat tidak utama ini mempunyai prioritas sedang; dan bersifat tidak selalu mutlak harus dipenuhi. Misalnya : pemenuhan kebutuhan yang berkait dengan tempat tinggal, alas kaki, pelindung tubuh, pakaian, kemeja, senjata.

3. Kebutuhan hidup yang bersifat pelengkap hidup dan kesenangan; disebut kebutuhan tersier. Kebutuhan hidup yang termasuk ke dalam kategori ini, bersifat sama sekali tidak berpengaruh apapun terhadap hidup atau mati 3. Kebutuhan hidup yang bersifat pelengkap hidup dan kesenangan; disebut kebutuhan tersier. Kebutuhan hidup yang termasuk ke dalam kategori ini, bersifat sama sekali tidak berpengaruh apapun terhadap hidup atau mati

Manusia sebagai makhluk yang berakal, pada tahap awalnya, selalu mengutamakan pemenuhan kebutuhan yang lebih mengarah kepada kebutuhan utama (primer). Tetapi pada tahap-tahap selanjutnya, sesuai dengan perkembangan jaman, teknologi, dan ilmu pengetahuan, serta tingkat kehidupannya; manusia lalu. berusaha melengkapi

kebutuhan hidupnya dengan berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat tidak penting (sekunder). Bahkan, akhirnya juga banyak memenuhi berbagai kebutuhan yang sama sekali tidak penting, yakni berbagai kebutuhan yang sebenarnya termasuk ke dalam kategori pelengkap kehidupan dan kesenangan semata. Semua ini, sesuai dengan sifat manusia itu sendiri, yang karena kemampuannya untuk menggunakan akalnya, manusia selalu berusaha untuk hidup dengan cara-cara yang lebih baik (dan juga lebih nyaman) dari sebelumnya. Adanya kemampuan akal, telah membuat manusia mampun berbuat lebih banyak dari waktu- waktu sebelumnya; yaitu memikirkan, merencanakan, dan membuat berbagai macam alat bantu yang sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan dan kesenangan hidup manusia. Selama sejarah kehidupan manusia, telah dibuat berbagai macam alat, barang, dan benda pakai yang berkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, yaitu kebutuhan hidup yang bersifat utama (kebutuhan primer), kebutuhan hidup yang bersifat tidak utama (kebutuhan sekunder), serta kebutuhan hidup yang sama sekali tidak

penting dan hanya untuk memenuhi berbagai kesenangan saja (kebutuhan tersier). Semua itu, pada dasarnya dilakukan manusia dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup manusia,

manusia, dan menyenangkan hidup manusia. Seluruh proses ini, yaitu sejak dimulai dengan memikirkan (sejak masih berupa gagas), kemudian direncanakan, dianalisis, dihitung, ditentukan, dicoba, dan akhimya dibuat; merupakan gabungan antara "proses perencanaan" (design process) dengan "proses pembuatan" (manufacturing process). Dengan demikian, proses perencanaan dan proses pembuatan suatu produk tertentu adalah suatu proses yang dapat dikatakan relatif panjang dan tidak dapat dikatakan sebagai suatu proses yang sederhana. Kenyataannya, sering kita tercengang dan tidak menyangka, bahwa suatu barang atau benda yang terlihat relatif sederhana bentuknya; yang dalam kehidupan kita sehari-hari pada masa sekarang kita

memudahkan

berbagai kegiatan berbagai kegiatan

kurang penting perannya; jika kita telusuri cara dan proses pembuatannya, termasuk sejarahnya; temyata mempunyai proses yang sangat panjang, berbelit-belit,

kelengkapan hidup

yang

menggunakan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk membuatnya. Contoh benda- pakai sederhana yang dimaksudkan ini, misalnya : kancing baju, pinsil, jarum, kertas, kartu telepon, sikat gigi, botol, ball point, kancing tank (retsluiting), dan sebagainya. Jika dicermati lebih teliti, benda-benda tersebut meskipun sangat sederhana, seringkali melibatkan berbagai jenis teknologi (bahkan mungkin menggunakan teknologi paling mutakhir) untuk bisa mewujutkannya. Karena adanya berbagai proses yang diperlukan untuk muwujudkan sebuah benda/produk, maka setiap barang, produk, atau benda buatan manusia, umumnya selalu mempunyai "sejarah" (yang kemudian lebih dikenal sebagai "sejarah disain" dari suatu produk) yang berbeda-beda. Dan bentuk, hasil, dan sejarahnya, sebuah barang atau benda buatan manusia dapat ditelusuri kembali, bagaimana barang atau benda tersebut dibuat. Bahkan berdasar analisis menggunakan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, akhirnya dapat juga diketahui berbagai sifat dan lingkung manusia yang membuat barang atau benda tersebut. Pada penyelidikan dan penggalian lokasi-lokasi (situs) prasejarah; penemuan berbagai bentuk barang dan benda buatan manusia, dapat digunakan untuk menentukan tinggi-rendahnya tingkat kebudayaan, serta tinggi- rendah tingkat penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.

serta