BENTUK PENYAJIAN MUSIK ANSAMBLE GRUP BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA) DALAM ACARA IBADAH MINGGU DI PANTI KARYA HEPHATA LAGUBOTI.

BENTUK PENYAJIAN MUSIK ANSAMBLE GRUP
BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA)
DALAM ACARA IBADAH MINGGU
DI PANTI KARYA HEPHATA
LAGUBOTI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh :

ARIMAWATI PASARIBU
NIM. 2113340007

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016


ABSTRAK

Arimawati Pasaribu, NIM 2113340007. Bentuk penyajian Musik Ansamble Grup
Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Dalam Acara Ibadah Minggu Di Panti Karya
Hephata Laguboti. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian musik ansamble grup
berkebutuhan khusus pada acara ibadah minggu, Instrumen yang digunakan dalam musik
ansamble grup berkebutuhan khusus, dan kesulitan memainkan ansamble musik dalam acara
ibadah minggu di Panti Karya Hephata Laguboti Kabupaten Toba Samosir.
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk
penyajian, musik, jenis instrumen yang digunakan, pengertian ansamble, dan pengertian
Berkebutuhan khusus.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sintong Marnipi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba
Samosir pada bulan Oktober sampai Desember 2015. Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
Kepala Pimpinan Panti Karya Hephata, pemusik ansamble grup berkebutuhan khusus, pelatih
musik ansamble dan jemaat yang hadir pada acara ibadah minggu di Panti Karya Hephata
Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir, sedangkan sampel berjumlah 6 orang.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi
kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk penyajian musik ansamble grup
berkebutuhan khusus dilaksanakan untuk bertemu dengan Tuhan. Ibadah dilakukan ditiga
tempat, yaitu di Sorga, di Bumi dan di hati kita masing-masing. Dalam ibadah yang menjadi
tata acara ibadah sudahlah menjadi ketentuan dari pusat. Dalam acara ibadah minggu ada
beberapa instrumen yang digunakan sebagai pengiring lagu pada saat ibadah minggu di Panti
karya Hephata laguboti. Terdapat empat instrumen yang digunakan dalam musik ansambe
grup berkebutuhan khusus, yaitu Keybord, Bass, Gitar, dan Drum. Kesulitan yang dihadapi
dalam memainkan musik ansamble , yaitu para pemusik tidak dapat mengontrol emosi dan
kurang fokus saat memainkan instrumen dan kurang memadainya ruangan untuk latihan.

Kata kunci: Ansamble, Grup, Berkebutuhan Khusus

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Bentuk Penyajian Musik
Ansamble Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Dalam Acara Ibadah Minggu Di
Panti Karya Hephata Laguboti”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan
kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga
kepada :
1. Prof. Dr. Shawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan,
3. Uyuni Widyastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan
Seni Universitas Negeri Medan,
4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas
Negeri Medan,
5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik,
6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd

Pembimbing skripsi I, dan Lamhot B

Sihombing, M.Pd sebagai Pembimbing skripsi II,
7. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,
8. Para Pegawai Tata Usaha FBS Universitas Negeri Medan : Kurnia Hendra
Putra, Indri Hapsari, M. Abror Harahap dan yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu.
9. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Alm H Pasaribu dan
Ibunda tercinta N Br Sianturi yang selalu mendidik, memberikan kasih
sayang yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil,

ii

memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi
kesuksesan ananda.
10. Kakak penulis Nehemia Pasaribu Am.Keb dan Suami Yan Bastian Gultom
S.Hut, Pdt Elisabeth Pasaribu STh dan Suami Pdt Donal Manurung STh,
abang penulis Heri Noprin Pasaribu SE, yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
11. Terimakasih kepada Bapak Pdt Jonri Panjaitan STh, Yayasan Panti Karya
Hephata dan seluruh anak panti Hephata yang telah memberi semangat dan
memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.
12. Teman-teman terbaik Rodearni Marbun, S.Pd, Delfiana Sinaga, S.Pd, Willi,
Triadil, Yusnita Sinaga, Natalia Siregar, Nasriani Siregar, Tantrina Hutasoit,
Risma Elly, Devi, Ganda Sianipar, Sisilia Sipangkar, Sareza Sihotang dan
teman-teman Pendidikan Musik dan Stambuk 2011 yang telah memberikan

doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan penulis Maria Simbolon, Agus Simamora, Fenny
Hannatasya Purba dan Hendro Samosir
14. Teman-teman PPL Ana Sinaga, Randa, S.Pd, Presli B Mulia Siagian, S.Pd,
terimakasih atas doa dan motivasi kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan,

Februari 2016

Penulis,

Arimawati Pasaribu
NIM. 2113340007


iii

DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ...................................................................................... 10
1. Pengertian Bentuk Penyajian ........................................................ 11
2. Musik ........................................................................................... 12
a. Ritme/Irama .....................................................................13

b. Melodi ..............................................................................14
c. Harmoni ...........................................................................15
d. Tempo .............................................................................. 16
e. Dinamik ............................................................................. 17
3. Jenis Instrumen yang digunakan ................................................... 18
4. Pengertian Ansamble .................................................................... 21

iv

5. Berkebutuhan Khusus.................................................................. 22
B. Kerangka Konseptual ................................................................................ 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ............................................................................... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 28
C. Populasi dan sampel .................................................................................. 28
1. Populasi ......................................................................................... 28
2. Sampel ........................................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 30
1. Observasi dan Pengamatan .......................................................... 30

2. Studi Kepustakaan ......................................................................... 32
3. Wawancara .................................................................................... 34
4. Dokumentasi ................................................................................ 36
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Panti Karya Hephata Laguboti ...................................... 39
B. Instrumen yang digunakan dalam Acara Ibadah Minggu ........................ 44
C. Faktor Kesulitan yang dihadapi ................................................................ 47
D. Bentuk Penyajian Musik ansamble Grup Berkebutuhan Khusus
(tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata Laguboti . 48

v

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 83
B. Saran ...................... ................................................................................... 85
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 86

vi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, sebab kepada
manusia diberi akal, pikiran, sikap sosial dan lain-lain. Setiap manusia memerlukan
waktu yang cukup panjang untuk membentuk kepribadiannya yang matang. Untuk
membentuk pribadi yang matang memerlukan banyak proses tertentu yang harus
dikembangkan, salah satunya adalah melalui proses belajar.
Siapa saja dapat belajar, siapa saja perlu belajar, baik manusia normal ataupun
abnormal (cacat tubuh). Tidak ada batasan atau larangan dalam hal untuk mencari ilmu.
Cacat tubuh bukanlah menjadi suatu penghalang untuk mendapatkan pendidikan dan
untuk dapat berkreasi.
Cacat tubuh (abnormal) termasuk juga kedalam kategori berkebutuhan khusus.
Berkebutuhan khusus merupakan karakteristik khusus yang berbeda dengan pada
umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang
termasuk kedalam berkebutuhan khusus adalah antara lain: tunanetra (gangguan pada
penglihatan, sehingga tidak dapat melihat sama sekali), tunarungu (gangguan pada
pendengaran sehingga tidak dapat mendengar bunyi dengan sempurna), tunagrahita
(kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan pada mental intelektual), tunadaksa (anak

yang memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna), tunalaras (individu yang mengalami
hambatan dalam mengendalikan emosi), dan gangguan perilaku (gangguan perilaku masa
kanak-kanak yang ditandai oleh aktifitas agresif yang menyebabkan gangguan pada
lingkungan alami anak). Penyandang Berkebutuhan khusus ini memerlukan bentuk
pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.

Penyandang berkebutuhan khusus biasanya belajar dan ditempatkan di Sekolah Luar
Biasa ataupun disebuah Panti Karya yang dibuka khusus untuk mendidik anak
berkebutuhan khusus.
Panti Karya Hephata merupakan salah satu wadah yang bekerja untuk menaungi para
penyandang berkebutuhan khusus yang ada di Sumatera Utara. Panti Karya Hepata
merupakan salah satu Panti yang berada di kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba
Samosir. Panti Karya Hephata ini berdiri sejak 03 Desember 1923. Di dalam Panti Karya
Hepata mulai anak-anak hingga dewasa ada disana.
Di dalam Panti Karya ini, Penyandang berkebutuhan khusus dididik untuk dapat
berkreasi, berprestasi, mandiri mengatasi hidupnya. Mereka membuat sebuah grup dalam
bidang yang mereka kuasai. Misalnya seperti grup bercocok tanam, grup berternak, grup
menganyam dan membuat keset kaki dan grup musik yang mereka gunakan untuk
mengiringi ibadah minggu. Mereka juga mampu bersosialisasi dengan baik dan yang
terutama adalah mampu mengembangkan bakat yang mereka miliki walaupun dengan

keadaan fisik yang kurang mampu, hal ini berdasarkan pengamatan yang peneliti
lakukan. Salah satu bakat yang paling menonjol pada penyandang berkebutuhan khusus
adalah mampu memainkan alat-alat musik dan memainkanya pada acara ibadah minggu
di Gereja Panti Karya Hephata Laguboti. Mereka dapat memainkan musik sebagaimana
kita manusia normal memainkan musik. Yang memainkan grup ansamble ini merupakan
mereka yang menyandang tunanetra.
Musik merupakan salah bagian dari seni yang mengekspresikan ide, dimana ide
merupakan sesuatu yang dapat dirasakan. Dipikirkan, dan dihayati serta sesuatu yang
dapat menggetarkan jiwa sebagai sebuah kesatuan potensi. Secara mendasar dapat
dikatakan bahwa musik merupakan bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan

tertentu. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa bentuk suatu musik dapat berbeda antara
satu dengan yang lainya.
Musik tidak terlepas dari kehidupan manusia. Musik tidak hanya dijadikan sebagai
media hiburan, melainkan dapat dijadikan sebagai pendukung acara keagamaan, adat
istiadat, pendidikan, komunikasi bahkan sebagai pendatang material. Hal ini
menggambarkan bagaimana musik sangat berperan penting dalam kehidupan manusia
setiap hari. Musik dapat didengar dan dinikmati dimana pun manusia berada.
Musik juga dapat dimainkan oleh siapa saja. Baik itu anak-anak, orang dewasa,
bahkan hingga orang tua. Siapa saja dapat belajar musik, baik itu manusia normal
maupun manusia abnormal (berkebutuhan khusus). Tidak ada batasan atau larangan
dalam hal belajar musik. Abnormal (berkebutuhan khusus) bukanlah menjadi suatu
penghalang untuk belajar dan bermain musik.
Musik yang dimainkan grup berkebutuhan khusus di Panti Karya Hephata Laguboti
berupa musik ansamble. Musik ansamble adalah sekelompok atau grup yang memainkan
alat musik secara bersama-sama. Ansamble memiliki dua macam bentuk yaitu ansamble
sejenis dan ansamble campuran.
Dalam ansamble sejenis penyajian yang dilakukan secara bersama-sama atau
kelompok hanya memakai alat musik satu jenis saja, sedangkan ansamble campuran
dimainkan bersama-sama atau kelompok dengan beberapa alat musik yang berbeda. Di
Panti Karya Hephata grup berkebutuhan khusus menggunakan ansamble campuran dalam
menyajikan sebuah musik ansamble dalam mengiringi acara ibadah minggu. Kesulitankesulitan yang dihadapi dalam menyajikan sebuah musik dapat dihadapi dengan
dukungan-dukungan yang diberikan kepada pemain musik melalui tanggapan-tanggapan
positif bagi pendengar musik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
mengangkat masalah mengenai musik ansamble yang dimainkan oleh anak berkebutuhan

khusus yang ada di Yayasan Panti Karya Hephata Laguboti. Sebagai judul penelitian
yang berjudul “ Bentuk penyajian Musik Ansamble Grup Berkebutuhan Khusus dalam
Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hepata Lahuboti”.

B. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting. Hal ini
disebabkan karena dalam identifikasi masalah peneliti dapat menemukan hal-hal atau
pertanyaan yang ada dalam masa penelitian. Adanya identifikasi masalah didapatkan dari
latar belakang penelitian. Hal ini dilaksanakan agar penelitian yang dilakukan menjadi
terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Sesuai dengan pendapat
Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa: “Identifikasi masalah adalah suatu situasi
yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaa,
keadaan-keadaan dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang timbul
dan dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1.

Instrumen apa saja yang digunakan dalam musik ansamble grup berkebutuhan
khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

2.

Bagaimana faktor kesulitan yang dihadapi pada saat latihan dan menyajikan
musik ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah
Minggu di Panti Karya Hephata?

3.

Lagu apa saja yang dimainkan dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya
Hephata?

4.

Apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam memainkan musik
ansamble dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

5.

Bagaimana bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus
(tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

6.

Bagaimana tanggapan audience (jemaat) terhadap bentuk penyajian musik
ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di
Panti Karya Hephata?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan
teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan
masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.
Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:286) mengatakan
bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat
kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen apa saja yang digunakan dalam musik ansamble grup berkebutuhan
khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?
2. Bagaimana faktor kesulitan yang dihadapi pada saat latihan dan menyajikan musik
ansamble grup berkebutuhan khusus(tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di
Panti Karya Hephata?
3.

Bagaimana bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus
(tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak
dilakukan. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban

untuk pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat
mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Uraian di atas didukung juga dengan
pendapat Sugiyono (2008:288) mengatakan bahwa: “Rumusan masalah adalah pertanyaan
penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabanya melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan
masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut “ Bagaimana Bentuk Penyajian Musik
Ansamble Grup Berkebutuhan Khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti
Karya Hephata Laguboti”.

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian senantiasa berorientasi kepada tujuan tertentu. Tanpa
adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah, karena tidak
tau apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Itu sebabnya tujuan penelitian
mempunyai rumusan yang tegas dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas
pertanyaan dalam penelitian. Hal ini didukung oleh pendapat Syahrum (2011:95)
mengatakan bahwa: “Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui dan
didapatkan dari pertanyaan penelitian yang harus dijawab oleh peneliti itu sendiri”. Maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui instrumen apa saja yang digunakan dalam menyajikan musik
ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di
Panti Karya Hephata.
2. Untuk mengetahui faktor kesulitan yang dihadapi pada saat menyajikan musik
ansamble grup berkebutuhan khusus (tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di
Panti Karya Hephata.

3. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik ansamble grup berkebutuhan khusus
(tunanetra) dalam Acara Ibadah Minggu di Panti Karya Hephata.

F. Manfaat Penelitian
Seseorang yang melakukan kegiatan penelitian tentu dapat memikirkan kemungkinan
manfaat yang diperoleh dari hasil penelitianya. Penelitian akan mempunyai manfaat jika
tujuan yang diharapkan tercapai. Manfaat adalah suatu yang dapat memberi faedah dan
mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga maupun orang lain. Hal ini
sependapat dengan Sugiyono (2009:213) yang mengatakan bahwa: “ Manfaat penelitian
merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara
akurat”.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :.
1.

Menambah wawasan peneliti dalam rangka menuangkan gagasan kedalam karya
tulis dalam bentuk proposal penelitian.

2.

Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan
dikemudian hari.

3.

Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik Unimed.

4.

Sebagai informasi kepada masyarakat dan lembaga yang mengemban visi dan
misi kebudayaan, khususnya bidang ansamble musik di Yayasan Hepata
Laguboti.

5.

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap Acara Ibadah Minggu di Panti Karya
Hephata laguboti, penulis mengambil kesimpulan yaitu :
1. Ibadah Minggu merupakan Datang ke Gereja dan beribadah dilakukan untuk
berjumpa dengan Tuhan. Ibadah dilakukan di tiga tempat. Ibadah yang pertama
diadakan di Surga, sebagaimana diceritakan di Kitab Wahyu. Ibadah ke dua ada di
bumi, seperti ibadah minggu yang dilakukan di Panti Karya Hephata Laguboti. Ibadah
yang ke tiga ada di dalam hati kita. Ketiga-tiganya haruslah dalam satu ikatan yang
harmonis. Dalam ibadah minggu, yang menjadi tata acara ibadah sudahlah menjadi
ketentuan dari pusat Gereja. Tata ibadah telah dipersiapkan dari satu tahun sebelum.
Tata ibadah ini dituliskan dalam Almanak. Almanak adalah bacaan Alkitab yang telah
ditentukan untuk satu tahun berdasarkan tahun Gerejawi yang dijadikan sebagai
panduan untuk melakukan ibadah, baik itu ibadah setiap hari maupun ibadah minggu
di setiap gereja. Dalam acara ibadah minggu di Panti Karya Hephata mereka
menggunakan beberapa instrumen musik yang dijadikan sebagai pengiring lagu pada
saat ibadah berlangsung. Instrumen ini mereka gabungkan menjadi satu ansamble
musik yang harmonis. Instrumen yang mereka gunakan merupakan instrumen
campuran
Ibadah minggu dimulai pada pukul 11.00 WIB dan diawali dengan membunyikan
sebuah lonceng Gereja yang menandakan bahwa Raja segala Raja dan Tuhan segala
Tuhan akan memasuki tempat ibadah. Anggota jemaat pun memberi respon terhadap

bunyi lonceng dengan memanjatkan doa-doa peribadi ke dalam hadirat Allah dan
ibadah siap untuk dilaksanakan.
2. Dalam penyajian musik ansamble berkebutuhan khusus (Tunanetra) ada beberapa alat
musik yang digunakan sebagai pengiring dalam acara Ibadah Minggu. Berdasarkan
wawancara dengan salah satu pelatih musik ansamble di Panti Karya Hephata ada
empat instrumen yang digunakan, antara lain:
a. Keybord
b. Bass
c. Gitar
d. Drum
3. Ada beberapa kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam memainkan musik ansamble
yaitu; keadaan kondisi yang mempunyai kekurangan tersendiri dan tidak sama dengan
manusia lainya membuat sedikit keterbatasan dalam memainkan instrumen musik
yang ada di Panti Karya Hephata itu. Terkadang para pemusik cenderung kurang
mengontrol diri dan kurang fokus saat memainkan instrumen sehingga membuat
tempo atau ketukan dalam memainkan instrumen tidak teratur. Ada juga kendala
dalam memainkan musik ansamble di Panti Karya Hephata Laguboti yaitu: kurang
memadainya ruangan untuk latihan ansamble. Dalam mengajarkan musik ansamble
diharapkan pelatih yang bukan saja profesional dibidang musik tetapi juga harus
memahami secara psikologi keadaan para pemusik dan dapat mengemal lebih dalam
mereka agar mereka merasa nyaman terhadap pelatih dan nyaman juga dalam
memainkan musiknya.

B. Saran
1. Upaya penerapan musik ansamble berkebutuhan khusus yang dilakukan oleg pelatih
di Panti Karya Hephata perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan berbagai
proses kreatif sesuai dengan peratutan di Panti karya Hephata,
2. Fasilitas ruang latihan sebaiknya lebih diperhatikan demi kenyamanan pemain musik
ansamble berkebutuhan khusus(tunanetra dalam berlatih.
3. Untuk selalu memberikan motivasi dan membangun rasa percaya diri dalam
memainkan instrumen musik.
4. Disarankan kepada Bapak Pimpinan Panti Karya Hephata untuk lebih memperhatikan
fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk bermain musik.

1

DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kencana.
. 2003. Kamus Musik. Jakarta: Kasinus.
Bungin. Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Djelantik, AAM. 1990. Pengantar Pasar Estetika. Denpasar: STSI Denpasar.
Hadeli. 2006. Pedoman Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Kamien. 2004. Musik An Appreciation Usa: Mc Crow Hill, Inc.
Mangunsong, Frieda. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Pustaka.
Miller. 2002. “The Rule Of Music In My Life” : Quantum teaching.
Peter, Nichol. 2005. Panduan Praktis Membaca Notasi Musik. Jakarta: PT
Soeharto. 2001. Musik Dalam mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala.
. 1992. Kamus Musik. Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supranto. 2004. Metode Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing Hause.
. 1992. Ansamble Musik Sekolah. Jakarta: Cakrawala.
Gramedia Pustaka Umum.
Syahrum dan Salim. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Citapustaka Media.