PENERAPAN COACHING DALAM KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN TES PILIHAN BERGANDA DAN MENGANALISIS BUTIR SOAL MENGGUNAKAN ANBUSO VERSI 6.1 PADA SMA NEGERI 4 BINJAI.

(1)

PENERAPAN COACHING DALAM KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN TES

PILIHAN BERGANDA DAN MENGANALISIS BUTIR SOAL MENGGUNAKAN ANBUSO VERSI 6.1

PADA SMA NEGERI 4 BINJAI

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

MUHAMMAD IKHWAN CANIAGO

NIM: 8146132047

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

ii ABSTRACT

MUHAMMAD IKHWAN CANIAGO. Registration Number : 8146132047. The application of Coaching In Activity of Academic Supervision To Improve Teachers Ability for composing Multiple Choice Test and Analyzing the test Using Anbuso Ver. 6.1 at Public Senior High School 4. A Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan. 2016.

The objective of this School Action Research was to determine the improvement teacher’s ability in composing multiple choice test and analyzing multiple choice test items using Anbuso version 6.1. This research was conducted in SMA Negeri 4 Binjai for 1 month starting from the beginning of May until the end of May 2016. The subject of this research are the teachers of economic subjects in SMAN 4 Binjai. Actions in this research consisted of two cycles by applying coaching in academic supervision activities.The result of the first cycle shows that 64% items of responden 1, 60% items of responden 2, 64% items of responden 3, 60% items of responden 4, 68% items of responden 5, 60% items of responden 6, 64% items of responden 7, 64% items of responden 8 are accepted. In abbility of compossing multiple choice test items, responden 1 got a score 62,33, responden 2 got a score 65,67, responden 3 got a score 68, responden 4 got a score 64,33, responden 5 got a score 67, responden 6 got a score 64,67, responden 7 got a score 67,33, responden 8 got a score 67. The teacher’s ability using Anbuso version 6.1, responden 1 got a score 75, responden 2 got a score 50, responden 3 got a score 66,67, responden 4 got a score 58,33, responden 5 got a score skor 50, responden 6 got a score 75, responden 7 got a score 75, responden 8 got a score 66,67. The result of the second cycle shows 84% items of responden 1, 80% items of responden 2, 88% items of responden 3, 84% items of responden 4, 84% items of responden 5, 88% items of responden 6, 88% items of responden 7, 84% items of responden 8 are accepted. In abbility of compossing multiple choice test items responden 1 got a score 87,33, responden 2 got a score 84,67, responden 3 got a score 82,33, responden 4 got a score 81,67, responden 5 got a score 82,33, responden 6 got a score 80, responden 7 got a score 82,33, responden 8 got a score 82,33. The teacher’s ability using Anbuso version 6.1 responden 1 got a score 83,33, responden 2 got a score 91,67, responden 3 got a score 83,33, responden 4 got a score 91,67, responden 5 got a score 83,33, responden 6 got a score 83,33, responden 7 got a score 91,67, responden 8 got a score 83,33. This result has met success indicator measures > 80% of compossing items, The teachers got a score in compossing and analysing items of test using Anbuso version 6.1 > 80

Therefore it can be concluded that the applying coaching In Activity of Academic Supervision can be able to improve the teacher’s ability of compossing multiple choice item test and analysing the items test using Anbuso version 6.1. The implication is that the school supervisor can use this technique for coaching teacher of compossing multiple choice item test and analysing the items test. So, it is suggested that teachers can be able to improve their abilities of compossing multiple choice item test and analysing the items test.


(3)

iii ABSTRAK

MUHAMMAD IKHWAN CANIAGO. NIM : 8146132047. Penerapan Coaching Da am Kegiatan Supervisi A ademi Untu Mening at an Kemampuan Guru Menyusun Tes Pi ihan Berganda dan Mengana isis Butir Soa Mengguna an Anbuso Versi 6.1 Pada SMA Negeri 4 Bin ai

y

. . P

. Y

.

coaching .

% , % , % , % , % , % , % , % . D y , , , , , , , , , , , ,

. K

. , , , , , , , , , , . % , % , % , % , % , %

, % , % . D

y

, , , , , ,

, , , ,

, , ,

, . K .

, , , ,

, , , ,

, , , ,

, , , .

y > % y

, y

. >

coaching

y

. . y

y .


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan Kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Penerapan Coaching dalam Kegiatan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Menyusun Tes Pilihan Berganda dan Menganalisis Butir Sola Menggunakan Anbuso Versi 6.1 Pada SMA Negeri 4 Binjai”. Sholawat berangkaikan salam tidak lupa dihadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan tulus dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan juga kepada Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetti, M.S. Kons. selaku dosen pembimbing II. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Darwin, M.Pd. selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd. selaku sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan. 4. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., Dr. Eka Daryanto, M.Si., Dr. Yasaratodo

Wau, M.Pd. selaku narasumber dan penguji.

5. Bapak/Ibu dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama menempuh pendidikan di Prodi Administrasi Pendidikan.

6. Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


(5)

v

yang telah memfasilitasi dengan memberikan beasiswa S2 Kepengawasan kepada penulis.

. Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai dan Guru-guru di SMAN 4 Binjai yang telah membantu dalam proses penelitian.

. Tesis ini didedikasikan untuk orang tua penulis Dahlan Caniago, Nurhayati Lubis Almh , dan Wardiyah Rangkuti yang berjuang tanpa akhir dalam memenuhi kehidupan penulis. Terima kasih juga kepada adinda Maya Aftiqah Caniago dan Chairiah Caniago.

. Istri tercinta Wahyuni, S.Pd. terima kasih atas cinta, ketulusan, dan keikhlasan mendampingi penulis dalam setiap langkah perjuangan. Anak-anak ku tersayang Zawata Afnan Caniago dan Hanan Khumairah Caniago, semoga gelar ini dapat memberi kebaikan kepada kita semua.

10. Sahabat-sahabat penulis yaitu Afrizen, M.Pd, Dimpos Yustinus Sormin, M.Pd, Andi Nasution, M.Pd, Heri Sukamto, M.Pd, Salman, M.Pd, Zulkarnaen Barus, M.Pd, Hamami, M.Pd.

11. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Angkatan ketiga.

Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan tesis ini. Kesalahan dan kekhilafan tersebut hanyalah semata-mata berasal dari diri penulis. Namun penulis berharap gagasan dalam tesis ini dapat berguna bagi kemajuan bangsa dan negara ini khususnya dunia pendidikan Indonesia.

Medan, Juni 2016 Penulis,


(6)

vi DAFTAR ISI

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESA TINDAKAN ... 14

A. Kajian Teoritis ... 14

1. Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Pilihan Berganda ... 14

2. Kemampuan Guru dalam Menganalisis Butir Tes Pilihan Berganda dan Menggunakan Aplikasi Anbuso Versi 6.1. ... 25

3. Supervisi Akademik ... 30

4. Coaching Model GROW ... 36


(7)

vii

C. Kerangka Berfikir ... 46

D. Hipotesis Tindakan ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

B. Subjek Penelitian ... 49

C. Prosedur Tindakan ... 49

D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 55

F. Teknik Analisis Data ... 58

G. Indikator Keberhasilan ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Siklus I ... 60

2. Siklus II ... 75

B. Pembahasan ... 87

C. Keterbatasan Penelitian ... 99

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Implikasi ... 101

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103


(8)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Prinsip Coaching ... 40 3.1 Siklus Tindakan Model Stringer ... 51 4.1 Peningkatan Efektivitas Alternatif Jawaban Pada Siklus 1 dan 2 .... 94 4.2 Peningkatan Jumlah Butir Soal Yang Diterima ... 95 4.3 Hasil Observasi Butir Soal Yang

Disusun Oleh Responden Berdasarkan Kaidah Penyusunan Tes

Pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 97 4.4. Hasil Observasi Kemampuan Guru Menggunakan


(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Pelatihan ... 106

Lampiran 2 Rencana Supervisi Akademik ... 114

Lampiran 3 Lembar Observasi Kemampuan Guru Menyusun Butir Soal Berdasarkan Kaidah Penyusunan Tes Guru ... 126

Lampiran 4 Lembar Observasi Kemampuan Guru Menggunakan Aplikasi Anbuso Versi 6.1 ... 129

Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Supervisi Akademik dalam Menyusun Butir Soal dan Menggunakan Anbuso 6.1 ... 131

Lampiran 6 Rangkuman Pelaksanaan Coaching Per Individu ... 134

Lampiran 7 Modul Penyusunan Soal Pilihan Ganda Dan Kisi-Kisi Soal ... 135

Lampiran 8 Modul Anbuso versi 6.1 ... 138

Lampiran 9 Kisi-Kisi Soal Ekonomi ... 153

Lampiran 10 Soal Ekonomi ... 160

Lampiran 11 Hasil Analisis Soal Menggunakan Anbuso Versi 6.1 ... 164


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru berdasarkan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi akademik. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 (Kompas 31 Desember 2015. Hal. 9) yang disampaikan oleh kementerian pendidikan nasional bahwa nilai UKG masih rendah. Dari hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 yang diikuti 2.670.776 guru, didapat hasil nilai rata-rata kompetensi pedagogik adalah 48,94. Sedangkan nilai rata-rata kompetensi profesional mencapai 54,77. Secara keseluruhan nilai rata-rata uji kompetensi guru tahun 2015 yakni 53,02 dan nilai tersebut masih dibawah dari nilai target yaitu sebesar 55.

Hasil UKG tahun 2015 yang masih tergolong rendah dikarenakan pada umumnya guru dinilai belum maksimal dalam melaksanakan tugasnya, termasuk pada dimensi kompetensi pedagogik. Melalui kompetensi pedagogik, seorang guru dituntut untuk dapat memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki


(11)

2

oleh peserta didik melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi hasil belajar.

Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dalam kompetensi utama pedagogik disebutkan bahwa salah satu kompetensi inti pedagogik seorang guru mata pelajaran di tingkat SMA/MA harus mampu untuk menyelenggarakan penilaian dan evaluasi hasil belajar. Dalam kompetensi inti tersebut seorang guru harus mampu dalam (1) memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (2) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (3) menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (4) mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (5) mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen, (6) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (7) melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Dari ketujuh kompetensi tersebut, penelitian ini mengarah kepada kompetensi guru dalam mengembangkan instrumen penilaian. Seorang pendidik haruslah mampu mengembangkan instrumen penilaian. Jika dikaitkan hasil UKG tahun 2015 dengan kompetensi yang dipersyaratkan dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, maka kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen penilaian masih tergolong rendah.


(12)

Agar instrumen penilaian yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang baik, maka harus dilakukan langkah‐langkah sebagai berikut yaitu (1) menentukan tujuan tes, (2) menentukan kompetensi yang akan diujikan, (3) menentukan materi yang diujikan, (4) menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis bentuk pilihan ganda, uraian dan tes praktik), (5) menyusun kisi‐kisinya, (6) menulis butir soal, (7) mevalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8) merakit soal menjadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman penskorannya (10) uji coba butir soal, (11) analisis butir soal, dan (12) perbaikan soal berdasarkan hasil analisis (Depdiknas, 2008 12).

Tahapan selanjutnya dalam mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar adalah analisis kualitas butir soal. Analisis kualitas butir soal dilakukan agar butir soal tersebut menjadi butir soal yang bermutu. Butir soal tes yang bermutu adalah butir soal yang dapat memberikan informasi setepat – tepatnya sesuai dengan tujuannya. Untuk dapat menganalisis kualitas butir soal, setidaknya diperlukan analisis tingkat kesukaran soal (Difficulty Index), dan daya pembeda (Discriminating Power) (Arifin, 2009 266-279). Analisis kualitas butir soal bertujuan membantu pendidik meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi yang tepat tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi.

Salah satu bentuk instrumen penilaian hasil belajar siswa adalah bentuk tes pilihan berganda. Tes pilihan berganda termasuk ke dalam bentuk tes pilihan objektif. Untuk membuat instrumen penilaian hasil belajar dalam bentuk pilihan


(13)

berganda, seorang guru harus memahami kaidah-kaidah penulisan butir soal pilihan berganda dengan benar. Kaidah-kaidah tersebut ditinjau dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. (Depdiknas, 2008 15)

Hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai dalam menyusun instrumen tes pilihan berganda dengan membandingkan kaidah penulisan soal dari segi materi, konstruksi, dan bahasa terhadap instrumen tes yang dibuat oleh delapan orang guru, dimana masing-masing guru diminta membuat sebanyak 20 soal tes pilihan berganda yang dilakukan pada bulan Januari, hasil yang didapat adalah hanya 3 orang guru yang instrumen tes-nya sesuai dengan 80% kaidah penulisan instrumen tes pilihan berganda atau hanya sebesar 37,5% dari keseluruhan guru mata pelajaran ekonomi yang ada di SMA Negeri 4 Binjai. Sedangkan 5 orang lainnya hanya sekitar 50% yang sesuai dengan kaidah penulisan butir soal pilihan berganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menulis instrumen tes pilihan berganda yang ada di SMA Negeri 4 Binjai masih rendah.

Butir-butir soal yang dibuat oleh guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai, diujikan kepada peserta didik, untuk selanjutnya dilakukan analisis kualitas butir soal dengan menggunakan aplikasi anbuso versi 6.1 maka didapatkan hasil sebagai berikut (1) responden pertama, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 30% yang soal yang dapat diterima, (2) responden kedua, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 40% yang dapat diterima, (3) responden ketiga, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 25% yang dapat diterima, (4) responden keempat, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 35%


(14)

yang dapat diterima, (5) responden kelima, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 60% yang dapat diterima, (6) responden keenam, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 55% yang dapat diterima, (7) responden ketujuh, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 50% yang dapat diterima, (8) responden kedelapan, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 65% yang dapat diterima. Jika dirata-ratakan, maka soal yang dapat diterima dari kedelapan orang guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai hanya berkisar 45% dari keseluruhan jumlah soal. Angka tersebut masih tergolong rendah dan belum mencapai separuh dari keseluruhan soal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas butir soal yang disusun masih rendah.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari (1) kemampuan guru dalam menilai, dalam melakukan penilaian atau evaluasi, ada tiga aspek yang dinilai dari peserta didik, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan psikomotorik (Sudijono, 2009 48) (2) pengalaman dalam menyusun soal, bahwa semakin sering seorang guru dalam menyusun instrumen tes, maka instrumen tes yang dibuat akan semakin baik dari waktu ke waktu (Sudijono, 2009 136) (3) motivasi intrinsik yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri guru itu sendiri yang menyadari bahwa menyusun dan membuat instrumen tes merupakan bagian dari kompetensi yang harus dikuasi seorang guru

Faktor eksternal merupakan faktor yang muncul dari luar diri guru, terdiri dari (1) tuntutan undang-undang atau peraturan seperti pada Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(15)

bahwa seorang guru harus mampu untuk menyusun instrumen tes dan melaksanakan evaluasi hasil belajar, (2) Supervisi yang dilakansakan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah yang berperan sebagai supervisor bagi guru, (3) intensitas seorang guru dalam mengikuti pelatihan yang terkait dengan penyusunan instrumen tes.

Dari dua faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes hasil belajar, jika dibandingkan dengan hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai terkait dengan kemampuan menyusun tes pilihan berganda yang masih rendah mengindikasikan beberapa permasalahan. (1) kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar masih rendah. Guru masih belum mampu bagaimana mengukur kemampuan peserta didik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik dari instrumen tes pilihan berganda yang dibuatnya. (2) pengalaman guru dalam menyusun soal pilihan berganda masih sedikit. Penyusunan soal bentuk pilihan berganda sering sekali dengan menyadur dari buku kumpulan soal atau dari buku bacaan yang belum tentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. (3) motivasi yang muncul dari dalam diri guru masih rendah, dikarenakan guru kurang memahami bahwa kemampuan membuat instrumen tes merupakan bagian dari kompetensi yang harus dikuasai dari seorang guru.

Permasalahan berikutnya adalah (4) bahwa guru kurang mengetahui adanya tuntutan peraturan dan perundanga-undangan yang mensyaratkan bahwa seorang guru harus mampu untuk menyusun instrumen tes dan melaksanakan evaluasi hasil belajar. (5) pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala


(16)

sekolah maupun oleh pengawas sekolah masih belum optimal. (6) guru masih jarang mengikuti pelatihan yang terkait dengan penyusunan instrumen tes yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun instrumen tes.

Untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun dan menganalisis tes pilihan berganda ditempuh melalui pemberian coaching (pelatihan/ pembimbingan) dalam kegiatan supervisi akademik kepada guru yang bermasalah atau kemampuannya masih rendah (Sudjana, 2012 108). Pelatihan/pembimbingan (coaching) merupakan sebuah kegiatan mengantar dan mendampingi orang yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik. Kemendikbud (2014 vi) memberikan gambaran mengenai coaching adalah proses pendampingan kepada seseorang (guru atau kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Pada penerapannya, coaching merupakan bagian dari metode on the job training dimana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada bawahan dalam melaksanakan pekerjaan rutin mereka (Handoko, 2002 244). Manfaat serta keuntungan dari pelatihan (coaching) adalah penggunaan metode ini relatif tidak mahal, orang yang dilatih belajar, dapat sambil bekerja, tidak membutuhkan fasilitas di luar kantor yang mahal seperti ruang kelas atau peralatan belajar tertentu, dan metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar sambil melakukannya (Dessler, 2006 286). Sedangkan GROW adalah salah satu model dari pelaksanaan coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hutagaol (2015 5395) bahwa teknik coaching terbukti mampu untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.


(17)

Kegiatan analisis butir-butir soal menggunakan softwere Anbuso versi 6.1 bertujuan untuk memudahkan guru dalam melakukan analisis butir soal. oftwere tersebut dikembangkan berbasis Microsoft Excel. oftwere tersebut sangat layak untuk digunakan dalam melakukan analisis butir soal terutama dari sisi kepraktisan dan kemudahan, substansi isi, dan kebermanfaatan (Muhson, 2015 198).

Penerapan coaching untuk menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan softwere Anbuso Versi 6.1 dalam kegiatan supervisi akademik dapat membantu guru meningkatkan kemampuan menyusun dan menganalisis instrumen tes pilihan berganda. Sehingga kompetensi pedagogik guru dapat meningkat. Kemampuan guru dalam membuat bentuk instrumen tes pilihan berganda adalah kemampuan yang amat penting untuk dikuasai oleh guru, hal ini dikarenakan bahwa bentuk soal yang diujikan dalam ujian akhir sekolah maupun ujian akhir nasional adalah bentuk pilihan berganda.

B. Ident f kas Masalah

Hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis instrumen tes pilihan berganda masih terbilang rendah. Hal ini dikarenakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya guru dinilai belum maksimal dalam menjalankan kompetensinya yang terkait dengan kemampuan dalam menyusun dan menganalisis butir soal bentuk pilihan berganda sesuai dengan yang dipersyaratkan. Belum maksimalnya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat


(18)

diidentifikasi dari beberapa permasalahan berikut (1) kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar masih rendah. Guru masih belum mampu bagaimana mengukur kemampuan peserta didik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik dari instrumen tes pilihan berganda yang dibuatnya. (2) pengalaman guru dalam menyusun soal pilihan berganda masih sedikit. Penyusunan soal bentuk pilihan berganda sering sekali dengan menyadur dari buku kumpulan soal atau dari buku bacaan yang belum tentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. (3) motivasi yang muncul dari dalam diri guru masih rendah, dikarenakan guru kurang memahami bahwa kemampuan membuat instrumen tes merupakan bagian dari kompetensi yang harus dikuasai dari seorang guru. (4) bahwa guru kurang mengetahui adanya tuntutan peraturan dan perundanga-undangan yang mensyaratkan bahwa seorang guru harus mampu untuk menyusun instrumen tes dan melaksanakan evaluasi hasil belajar. (5) pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun oleh pengawas sekolah masih belum optimal. (6) guru masih jarang mengikuti pelatihan yang terkait dengan penyusunan instrumen tes yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun instrumen tes.

Dari permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi, maka perlu dicari pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang dimaksud adalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes dan menganalisis butir-butir soal pilihan berganda. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis soal tes pilihan berganda ditempuh dengan menerapkan coaching untuk menyusun soal pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan


(19)

10

Anbuso versi 6.1. dalam kegiatan supervisi akademik kepada guru yang bermasalah atau guru yang kemampuannya masih rendah dalam menyusun dan menganalisis tes pilihan berganda. Model coaching yang dipilih untuk melaksanakan pelatihan dan pembimbingan adalah GROW.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih fokus, maka dilakukan pembatasan masalah. Permasalahan hanya dibatasi pada kemampuan guru dalam penyusunan instrumen tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal pilihan berganda menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Alasan pemilihan dan pembatasan masalah tersebut karena kemampuan guru untuk dapat menyusun dan menganalisis butir soal berbentuk tes pilihan berganda amatlah penting mengingat bentuk soal yang diujikan pada pelaksanaan ujian akhir sekolah dan ujian nasional berbentuk pilihan berganda.

Pemberian coaching menggunakan model G OW dalam kegiatan supervisi akademik akan diterapkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes dan menganalisis butir soal pilihan berganda menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Peneliti akan bertindak sebagai pelatih/pembimbing dengan mendatangi setiap guru yang akan diteliti di tempat tugas masing-masing. Selanjutnya guru yang dibimbing/dilatih, diminta untuk menyusun soal sesuai dengan langkah dan kaidah pembuatan soal untuk kemudian diujikan dan selanjutnya dianalisis menggunkan aplikasi anbuso versi 6.1.


(20)

11

Penerapan coaching menggunakan model GROW dalam kegiatan supervisi akademik dipilih sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda dan analisis butir soal dengan alasan sebagai berikut (1) penggunaan metode ini relatif tidak mahal, (2) guru yang dilatih belajar, dapat sambil bekerja, (3) tidak membutuhkan fasilitas di luar tempat bekerja yang mahal seperti ruang kelas tertentu atau peralatan belajar tertentu, (4) dan metode ini juga memberikan pembelajaran, karena guru yang dilatih, belajar sambil melakukannya.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Binjai. Hal ini dikarenakan hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai dalam penulisan instrumen tes pilihan berganda serta analisis butir soal, menunjukkan kemampuan guru masih rendah. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini delapan orang guru yang ada di SMA Negeri 4 Binjai. Alasan pemilihan guru mata pelajaran ekonomi adalah karena adanya kesamaan kemampuan akademik antara peneliti dan guru.

D. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Apakah penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru ekonomi dalam menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan aplikasi Anbuso Versi 6.1 di SMA Negeri 4 Kota Binjai?”


(21)

12

E. Tu uan Penel t an

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru ekonomi dalam menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan anbuso versi 6.1 melalui penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik pada SMA Negeri 4 Binjai.

F. Manfaat Penel t an

Hasil dari penelitian yang akan dilaksanakan ini, diharapkan bermanfaat 1. Manfaat Teoritis

a) Memberikan manfaat dengan menambah khazanah pengetahuan dalam mengembangkan alat evaluasi hasil belajar

b) Memberikan gambaran mengenai penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan Anbuso Versi 6.1

2. Manfaat Praktis

a) Bagi kepala dinas pendidikan, yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan yang terkait dengan peningkatan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal yang diduga dapat dipengaruhi melalui penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik.

b) Bagi pengawas sekolah, yaitu sebagai bahan informasi dan pengetahuan mengenai peningkatan kemampuan guru menyusun tes


(22)

1

pilihan berganda dan menganalisis butir soal yang diduga dapat dipengaruhi melalui penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik.

c) Bagi kepala sekolah, yaitu sebagai informasi mengenai peningkatan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal yang diduga dapat dipengaruhi melalui penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik.

d) Bagi guru, yaitu sebagai bahan pengetahuan agar dapat peningkatan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal dengan menggunakan anbuso versi 6.1

e) Bagi peneliti selanjutnya, yaitu sebagai bahan informasi dan rujukan dalam penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal dengan menggunakan anbuso versi 6.1.


(23)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan bahwa : penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 4 Binjai dalam menyusun butir soal pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunkan aplikasi Anbuso versi 6.1. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator keberhasilan yaitu pertama, guru memperoleh nilai > 80 dalam kemampuan menyusun butir soal pilihan berganda yang sesuai dengan kaidah penyusunan tes. Pada Siklus pertama, guru memperoleh rata-rata nilai 65,79 dan meningkat pada siklus kedua menjadi 82,87. Kedua, guru memperoleh nilai > 80 dalam penggunaan aplikasi Anbuso versi 6.1. Pada siklus pertama guru memperoleh rata-rata nilai 64,58 dan meningkat pada siklus kedua menjadi 86,46. Ketiga, 80% soal pilihan berganda yang telah disusun dapat diterima setelah dilakukan analisis menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Pada siklus pertama dari 25 soal yang disusun, rata-rata soal yang dapat diterima sebanyak 63% dari keseluruhan jumlah soal yang disusun dan jumlah ini mengalami peningkatan di siklus kedua menjadi 85% soal diterima dari keseluruhan jumlah soal. Penerapan

coaching yang efektif sesuai dengan tahapan pelaksanaan pada siklus kedua.

Tahapan siklus kedua merupakan modifikasi dari pelaksanaan pada siklus pertama yang telah melalui proses refleksi dan ternyata hasilnya memenuhi kriteria indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan.


(24)

B. Implikasi

Peningkatan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan aplikasi anbuso versi 6.1 dapat dilakukan dengan menerapkan coaching dalam kegiatan supervisi akademik. Pada kegiatan

coaching, guru mendapat pelatihan tatap muka secara langsung dengan pelatih

yang bersifat individual. Hal ini berbeda dengan jenis kegiatan-kegiatan pelatihan secara umum dimana pelatihan tidak bersifat individual. Pelatih akan mendatangi guru yang akan dibina secara satu persatu ditempat kerja, sehingga guru yang dibina tidak perlu meninggalkan tempat kerjanya.

Keuntungan yang diperoleh saat pelatih mengunjungi ke tempat guru bekerja antara lain adalah guru tidak harus meninggalkan kewajiban mengajar di sekolah, guru akan merasa nyaman karena berada di lingkungan kerja sendiri, guru juga diberi kebebasan untuk memilih tempat dimana akan dilakukan proses bimbingan hal ini untuk menumbuhkan suasana yang nyaman untuk belajar. Keuntungan lainnya adalah guru akan lebih bebas bertanya untuk mengeluarkan pendapat karena jumlah peserta yang dilatih hanya guru yang bersangkutan saja individual . Keuntungan yang terakhir adalah waktu yang digunakan bersifat fleksibel, tergantung ketersediaan waktu guru tersebut.

Proses pelaksanaan penerapan coaching di awali dengan proses kesepakatan antara guru dan fasilitator mengenai pelaksanaan pelatihan penyusunan soal pilihan berganda. Setelah terjadi kesepakatan maka guru menentukan tempat yang nyaman dan tenang untuk pelaksanaan pelatihan. Selanjutnya fasilitator memberikan penjelaasan mengenai teknik penyusunan soal pilihan berganda yang sesuai dengan kaidah penyusunan soal. setelah memahami


(25)

2

teori kaidah penyusunan soal, maka guru diberikan kebebasan untuk menyusun soal dan mengujikannya. Pada proses akhir, guru bersama dengan fasilitator melakukan analisis terhadap butir soal tersebut.

C. Saran

Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepala dinas pendidikan diharapkan dapat menyusun kebijakan mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik. 2. Pengawas sekolah diharapkan dapat menerapkan coaching model GROW

dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda.

3. Kepala sekolah diharapkan dapat memprogramkan peningkatan kualitas guru melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda.

4. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan diri dalam menyusun tes pilihan berganda melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik.

5. Peneliti berikutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian tentang penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik.


(26)

3

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya

Cangelosi, James S. 1990. Designing Tests For Evaluating Student Achievement. New York: Longman

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jilid I. Edisi Kesepuluh. Terjemahan oleh Paramitha Rahayu. Jakarta. Indeks.

Deans, Fran. & Oakley, Louise. 2006. Coaching and Mentoring For Leadership Development In Civil Society. Praxis Paper No. 14. Oxford, UK. Intrac

Depdiknas. 2008. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Echols, Jhon M. & Shadily, Hasan. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Jakarta

Gibson, J.L. Dkk.1994. Organisasi dan Manajemen. Perilaku, Struktur, Proses. Edisi Keempat. Terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Hoy, Wayne. K. & Forsyth, Patrick B.1986. Effective Supervision Theory Into

Practice. New York: Random House, Inc.

Hutagaol, Nurhani. 2015. Upaya Kepala Sekolah meningkatkan Kemampuan

Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Melalui Penerapan Coaching Pada SMP Negeri 12 Medan. Medan : Kultura. Vol. 16.

Kasno. 2015. Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dalam Menyusun Butir Soal Pilihan Ganda Melalui Bimbingan Kelompok di Sekolah Binaan di Kabupaten Brebes. Brebes : Widya Komunika. Vol. 5.

Kemdikbud. 2015. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas

Sekolah Dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik. Jakarta : Pusbangtendik Kemdikbud.

Kompas 31 Desember 2015. Pengetahuan Guru Tentang Pembelajaran Masih

rendah, Hal 9

Muhson, Ali. 2015. Panduan penggunaan AnBuso Versi 6.1. Yogyakarta:


(27)

---. 2015. Kelayakan Anbuso Sebagai Softwere Analisis Butir Soal Bagi Guru. Jurnal Kependidikan Volume 45, Nomor 2. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Purnomo,Arif. 2007. Kemampuan Guru dalam Merancang Tes Berbentuk Pilihan

Berganda Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Ujian Akhir Sekolah UAS . Lembaran Ilmu Keperndidikan Jilid 36, No 1. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Rampersad, Hubert K. 2006. Total Performance Scorecard Konsep Manajemen Baru : Mencari Kinerja Dengan Integritas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2007. Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rivai, Veithzal. & Basri, Ahmad Fawzi Mohd. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Robbins, Stephan P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Sagala, S. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung. Alfabeta

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

Sergiovanni, Thomas J. 2007. Supervision: A Redefinition. New York: The Mc Graw Hill Companies

Soetjipto & Kosasi, Raflis. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers. Sudjana, H. Nana.2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi


(28)

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Team FME. 2013. Principles Of Coaching. Coaching Skills.

www.free-management-ebooks.com Tanggal akses 13 februari 2016.

Wiles, Kimball. 1967. Supervision For Better Schools. Third Edition. USA. Prentice-Hall, inc

Youmi, Muhammad. & Damopolii, Muljono. 2014. Action Res

earch. Teori, Model, dan Aplikasi. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenadamedia.


(1)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan bahwa : penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 4 Binjai dalam menyusun butir soal pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunkan aplikasi Anbuso versi 6.1. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator keberhasilan yaitu pertama, guru memperoleh nilai > 80 dalam kemampuan menyusun butir soal pilihan berganda yang sesuai dengan kaidah penyusunan tes. Pada Siklus pertama, guru memperoleh rata-rata nilai 65,79 dan meningkat pada siklus kedua menjadi 82,87. Kedua, guru memperoleh nilai > 80 dalam penggunaan aplikasi Anbuso versi 6.1. Pada siklus pertama guru memperoleh rata-rata nilai 64,58 dan meningkat pada siklus kedua menjadi 86,46. Ketiga, 80% soal pilihan berganda yang telah disusun dapat diterima setelah dilakukan analisis menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Pada siklus pertama dari 25 soal yang disusun, rata-rata soal yang dapat diterima sebanyak 63% dari keseluruhan jumlah soal yang disusun dan jumlah ini mengalami peningkatan di siklus kedua menjadi 85% soal diterima dari keseluruhan jumlah soal. Penerapan coaching yang efektif sesuai dengan tahapan pelaksanaan pada siklus kedua. Tahapan siklus kedua merupakan modifikasi dari pelaksanaan pada siklus pertama yang telah melalui proses refleksi dan ternyata hasilnya memenuhi kriteria indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan.


(2)

B. Implikasi

Peningkatan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal menggunakan aplikasi anbuso versi 6.1 dapat dilakukan dengan menerapkan coaching dalam kegiatan supervisi akademik. Pada kegiatan coaching, guru mendapat pelatihan tatap muka secara langsung dengan pelatih yang bersifat individual. Hal ini berbeda dengan jenis kegiatan-kegiatan pelatihan secara umum dimana pelatihan tidak bersifat individual. Pelatih akan mendatangi guru yang akan dibina secara satu persatu ditempat kerja, sehingga guru yang dibina tidak perlu meninggalkan tempat kerjanya.

Keuntungan yang diperoleh saat pelatih mengunjungi ke tempat guru bekerja antara lain adalah guru tidak harus meninggalkan kewajiban mengajar di sekolah, guru akan merasa nyaman karena berada di lingkungan kerja sendiri, guru juga diberi kebebasan untuk memilih tempat dimana akan dilakukan proses bimbingan hal ini untuk menumbuhkan suasana yang nyaman untuk belajar. Keuntungan lainnya adalah guru akan lebih bebas bertanya untuk mengeluarkan pendapat karena jumlah peserta yang dilatih hanya guru yang bersangkutan saja individual . Keuntungan yang terakhir adalah waktu yang digunakan bersifat fleksibel, tergantung ketersediaan waktu guru tersebut.

Proses pelaksanaan penerapan coaching di awali dengan proses kesepakatan antara guru dan fasilitator mengenai pelaksanaan pelatihan penyusunan soal pilihan berganda. Setelah terjadi kesepakatan maka guru menentukan tempat yang nyaman dan tenang untuk pelaksanaan pelatihan. Selanjutnya fasilitator memberikan penjelaasan mengenai teknik penyusunan soal pilihan berganda yang sesuai dengan kaidah penyusunan soal. setelah memahami


(3)

2

teori kaidah penyusunan soal, maka guru diberikan kebebasan untuk menyusun soal dan mengujikannya. Pada proses akhir, guru bersama dengan fasilitator melakukan analisis terhadap butir soal tersebut.

C. Saran

Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepala dinas pendidikan diharapkan dapat menyusun kebijakan mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik. 2. Pengawas sekolah diharapkan dapat menerapkan coaching model GROW

dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda.

3. Kepala sekolah diharapkan dapat memprogramkan peningkatan kualitas guru melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda.

4. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan diri dalam menyusun tes pilihan berganda melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik.

5. Peneliti berikutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian tentang penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik.


(4)

3

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya

Cangelosi, James S. 1990. Designing Tests For Evaluating Student Achievement. New York: Longman

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jilid I. Edisi Kesepuluh. Terjemahan oleh Paramitha Rahayu. Jakarta. Indeks.

Deans, Fran. & Oakley, Louise. 2006. Coaching and Mentoring For Leadership Development In Civil Society. Praxis Paper No. 14. Oxford, UK. Intrac

Depdiknas. 2008. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Echols, Jhon M. & Shadily, Hasan. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Jakarta

Gibson, J.L. Dkk.1994. Organisasi dan Manajemen. Perilaku, Struktur, Proses. Edisi Keempat. Terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Hoy, Wayne. K. & Forsyth, Patrick B.1986. Effective Supervision Theory Into

Practice. New York: Random House, Inc.

Hutagaol, Nurhani. 2015. Upaya Kepala Sekolah meningkatkan Kemampuan Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Melalui Penerapan Coaching Pada SMP Negeri 12 Medan. Medan : Kultura. Vol. 16.

Kasno. 2015. Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dalam Menyusun Butir Soal Pilihan Ganda Melalui Bimbingan Kelompok di Sekolah Binaan di Kabupaten Brebes. Brebes : Widya Komunika. Vol. 5.

Kemdikbud. 2015. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Supervisi

Manajerial dan Supervisi Akademik. Jakarta : Pusbangtendik

Kemdikbud.

Kompas 31 Desember 2015. Pengetahuan Guru Tentang Pembelajaran Masih rendah, Hal 9

Muhson, Ali. 2015. Panduan penggunaan AnBuso Versi 6.1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta


(5)

---. 2015. Kelayakan Anbuso Sebagai Softwere Analisis Butir Soal Bagi Guru. Jurnal Kependidikan Volume 45, Nomor 2. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Purnomo,Arif. 2007. Kemampuan Guru dalam Merancang Tes Berbentuk Pilihan Berganda Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Ujian Akhir Sekolah UAS . Lembaran Ilmu Keperndidikan Jilid 36, No 1. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Rampersad, Hubert K. 2006. Total Performance Scorecard Konsep Manajemen Baru : Mencari Kinerja Dengan Integritas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2007. Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rivai, Veithzal. & Basri, Ahmad Fawzi Mohd. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Robbins, Stephan P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Sagala, S. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung. Alfabeta

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

Sergiovanni, Thomas J. 2007. Supervision: A Redefinition. New York: The Mc Graw Hill Companies

Soetjipto & Kosasi, Raflis. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers. Sudjana, H. Nana.2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi


(6)

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Team FME. 2013. Principles Of Coaching. Coaching Skills.

www.free-management-ebooks.com Tanggal akses 13 februari 2016.

Wiles, Kimball. 1967. Supervision For Better Schools. Third Edition. USA. Prentice-Hall, inc

Youmi, Muhammad. & Damopolii, Muljono. 2014. Action Res

earch. Teori, Model, dan Aplikasi. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenadamedia.