IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL MEDAN, SUMATERA UTARA.

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 MODEL

MEDAN, SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: IRRIJAL NIM. 8146131005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Irrijal, NIM.8146131005 “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Model Medan, Sumatera Utara”. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam komponen sistem pendidikan yang meliputi input yang terdiri dari raw input atau siswa, instrumental input, proses, dan output madrasah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif naturalistik yang menekankan pada sistem yang diamati secara alamiah. fokus penelitian pada raw input, instrumental input, proses dan output, Subjek penelitian adalah kepala madrasah, komite, wakil kepala madrasah, guru, dan siswa, instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri. Tekhnik pengumpulan data dengan wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh data informasi yang saling menunjang tentang implementasi Manajemen Mutu Terpadu. Hasil penelitian ini dapat diuraikan bahwa raw input di MAN 2 Model Medan dilakukan melalui dua jalur yaitu jelur tes dan undangan, untuk tercapainya proses berkualitas madrasah mengoptimalkan Instrumental input dengan meningkatkan kompetensi diri tenaga pendidik, menambah sarana dan prasarana pendukung, menyesuaikan kurikulum dengan memperhatikan kearifan lokal dan harapan masyarakat, meningkatkan pengelolaan pembiayaan, dan administrasi madrasah berjalan dengan baik. Proses kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif dan produktif, fungsi manajerial kepala madrasah berjalan dengan baik, MGMP berjalan aktif dan fungsional, pembinaan dan pengembangan bakat dan minat siswa dilakukan secara berkesinambungan, budaya mutu dikembangkan dengan nuansa islami, networking terjalin luas didalam dan luar negeri, dan manajemen mutu terpadu terimplementasi dengan baik. Output madrasah secara akademik terus meningkan, nilai rata rata hasil UN 8,78, lulusan madrasah banyak diterima di PTN melalui jalur SNMPTN, menjuarai berbagai kejuaraan dan olimpiade ilmiah ditingkat regional dan nasional, prestasi siswa dalam bidang non akademik juga sangat meningkat. Keberhasilan implementasi manajemen mutu terpadu di MAN 2 Model Medan membuat madrasah ini mendapat kepercayaan masyarakat luas dan menjadi madrasah percontohan yang unggul di kota medan, Sumatera Utara.


(6)

ii

ABSTRACT

Irrijal, NIM. 8146131005 “Implementation of Total Quality Management in Hight School (MAN) 2 Model Medan North Sumatera”. Thesis: Postgraduated Program, State University of Medan, 2017. The aims of this research to determine the Implementation Total Quality Management in education components system such as input consist of raw input in this case students, instrumental input, process and output. The method used in this research is qualitative naturalistic, simple and more emphasis to naturally system observed, this research focus on raw input, instrumental input, process and output, subject this research are principal, school committee, vice principal, teachers and students at MAN 2 Model Medan. The instruments is researcher himself. data collection techniques used were interview, field notes and study document. This is done to obtain data supporting each other information about the implementation total quality management. The results of this research can be described that the raw input in MAN 2 Model is through two lines first by invitations second by regular test, to achievement of quality processes the school optimize Instrumental input by improving teachers competence self, adding facilities and infrastructure supporting, adjusting the curriculum by observing local wisdom and expectations of the community, improving finance management and school administration runs well. The process of teaching and learning activities effectitively and produktively, the principal managerial functions have been running well, teachers discussion subjects (MGMP) efective and functional, continues improvement students talents, quality culture of Islamic nuances, networking has been entwined well inside and outside the country, and total quality management has been implemented well. The academic output continue increse, it can be seen to the median results of students 8.78 in final examinations, graduates of the madrasah also accepted in some National State Universities (PTN) through nasional selection sign in universities (SNMPTN), won various Championships and the Olympics present regional and national scientific, student achievement in non academic also greatly increased, the success implementated total quality mangement make madrasah MAN 2 Model got public trust from societies and became a superior madrasah in medan, North Sumatra.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan atas kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan thesis yang berjudul “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di MAN 2 Model Medan Sumatera Utara”. Selanjutnya selawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliaulah kita dapat menikmati alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Penulisan thesis ini merupakaan tugas akhir guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Restu, M.S selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang berlaku. Selanjutnya Penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana UNIMED.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Darwin, S.T, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan sekaligus penguji.

4. Prof. Dr Paningkat Siburian, M.Pd, Sebagai penguji, beliau banyak memberikan masukan dan saran ilmiah serta motivasi sehingga tesis ini dapat selesai.


(8)

iv

5. Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, sebagai penguji, beliau banyak memberikan saran, masukan, dan spirit kepada penulis.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Dr. Burhanuddin, M.Pd, Selaku Kepala Sekolah MAN 2 Model Medan, guru-guru dan staf pegawai serta siswa-siswi MAN 2 Model Medan yang banyak membantu memberikan informasi dalam pengumpulan data penulisan tesis.

8. Istri tercinta, Ayahanda dan Ibu mertua serta ananda tersayang Syuhara Naumi Rijaldy dan Rais Aqyla Rijaldy yang telah mendoakan dan pengertiannya selama penulis menyelesaikan perkuliahan.

9. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya Prodi

Administrasi Pendidikan yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam penyelesaian perkuliahan dan penelitian ini.

Semoga amal baik dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dimasa kini dan yang akan datang, Amin.

Medan, April 2017 Penulis

IRRIJAL NIM: 8146131005


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Fokus Masalah ... 13

1.3. Rumuan Masalah ... 13

1.4. Tujuan Penelitian ... 14

1.5. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Mutu Terpadu ... 15

2.1.1. Pengertian Manajemen ... 15

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Manajemen dalam pendidikan 19 2.1.3. Pengertian Mutu ... 25

2.1.4. Tujuan dan Fungsi Manajemen Mutu Sekolah 27 2.1.5. Aspek Aspek dasar Manajemen Mutu Sekolah 33 2.1.6. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ... 36

2.1.7. Prinsip dan Komponen MMT ... 40

2.1.8. Kelompok Kerja Meraih Mutu ... 48

2.1.9. Langkagh– langkah Penerapan MMT ... 50

2.1.10. Kepemimpinan Dalam Manajemen Mutu ... 54


(10)

vi

2.3. Standar Nasional Pendidikan ... 75

2.3.1. Komponen Standar Pengelolaan Pendidikan .. 78

2.4. Penelitian Relevan ... 90

2.5. Dasar Konseptual... 91

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 92

3.2. Subjek Penelitian ... 93

3.3. Tempat Penelitian ... 93

3.4. Pengumpulan Data... 93

3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data... 93

3.4.2. Observasi ... 94

3.4.3. wawancara ... 95

3.4.4. Studi Dokumentasi ... 95

3.4.5. Catatan Lapangan ... 96

3.5. Teknik Analisa Data ... 98

3.5.1. Reduksi Data ... 99

3.5.2. Penyajian Data ... 99

3.5.3. Penarikan Kesimpulan ... 100

3.6. Uji Keabsahan Data ... 101

3.6.1. Uji Kredibilitas (Credibility) ... 101

3.6.2. Uji Keteralihan (Transferability) ... 103

3.6.3. Uji Ketergantungan (Dependability) ... 103

3.6.4. Ketegasan (Confirmabiliti) ... 103

3.7. Waktu Penelitian ... 104

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data ... 105

4.1.1. Profil Madrasah ... 105

4.1.2. Raw Input Madrasah ... 112


(11)

vii

4.1.4. Proses ... 145

4.1.5. Output Madrasah ... 200

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 203

4.2.1. Raw Input ... 203

4.2.2. Instrumental Input ... 207

4.2.3. Proses ... 215

4.2.4. Output Madrasah ... 226

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 236

5.2. Saran ... 237

DAFTAR PUSTAKA ... 238


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ruang Lingkup Fungsi Manajemen ... 20

Tabel 4.1 Tenaga Pendidik MAN 2 Model Medan ... 108

Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan MAN 2 Model Medan... 108

Tabel 4.3 Keadaan Murid TP 2016-2017 ... 109

Tabel 4.4 Rekapitulasi Siswa Berdasarkan Kelas, Jurusan, dan Rombel .... 120

Tabel 4.5 Kompetensi Siswa Jurusan IA ... 127

Tabel 4.6 Kompetensi Siswa Jurusan IPS ... 131

Tabel 4.7 Kompetensi Siswa Jurusan IPA ... 132

Tabel 4.8 Kompetensi Siswa Jurusan IPB... 134

Tabel 4.9 Target Kemampuan Berbahasa Asing Jurusan IPB ... 134

Tabel 4.10 Kelengkapan Prasarana dan Sarana ... 136

Tabel 4.11 Waktu Pelaksanaan Fullday School ... 150

Tabel 4.12 Jenis Kegiatan Ektrakurikuler ... 159

Tabel 4.13 Keordinator MGMP Litbang Jurusan ... 164

Tabel 4.14 Jadwal Pertemuan MGMP ... 164

Tabel 4.15 Kabid dan Keordinator Mutu ... 179

Tabel 4.16 Tim penilaian kinerja Guru dan pegawai ... 181

Tabel 4.17 Perencanaan Stretegik melalui Analisis SWOT ... 186

Tabel 4.18 Nilai UN Siswa MAN 2 Medan TP: 2015-2016 ... 201

Tabel 4.19 Status Kepegawaian Tenaga Pendidik ... 209


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peningkatan kualitas menurut Ralph G Lewis ... 59

Gambar 2.2 Kerangka konseptual ... 91

Gambar 3.1 Alur Analisis Data ... 99

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MAN 2 Model Medan ... 111

Gambar 4.2 Struktur Komite ... 112

Gambar 4.3 Grafik Pendanaan Madrasah ... 194

Gambar 4.4 Jumlah siswa 3 tahun terakhir ... 205

Gambar 4.5 Asal Sekolah Yang Mendaftar 3 tahun terakhir ... 206

Gambar 4.6 Jumlah PPDB Yang Lulus jalur Undangan dan Tes ... 206

Gambar 4.7 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik ... 208

Gambar 4.8 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kependidikan ... 208

Gambar 4.9 Jumlah lulusan 3 tahun terakhir ... . 227

Gambar 4.10 Jumlah lulusan yang diterima di PTN ... . 228


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Observasi ... 241

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ... 242

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... 243

Lampiran 4. Catatan Lapangan Observasi Izin Penelitian ... 245

Lampiran 5. Catatan Lapangan Observasi WKM Humas ... 246

Lampiran 6. Catatan Lapangan Observasi WKM Kesiswaan ... 247

Lampiran 7. Catatan Lapangan Observasi Kepala Madrasah ... 248

Lampiran 8. Catatan Lapangan Observasi Kunjungan SMK Sepang ... 249

Lampiran 9. Transkip Wawancara Kepala Madrasah ... 251

Lampiran 10. Transkip Wawancara Komite Madrasah ... 256

Lampiran 11. Transkip Wawancara WKM Humas ... 258

Lampiran 12.Transkip Wawancara WKM Kurikulum ... 262

Lampiran 13. Transkip Wawancara WKM Kesiswaan... 266

Lampiran 14. Transkip Wawancara WKM SARPRAS ... 270

Lampiran 15. Transkip Wawancara Guru ... 273

Lampiran 16. Transkip Wawancara Murid ... 276

Lampiran 17. RENSTRA Madrasah ... 278

Lampiran 18. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 296

Lampiran 19. Tenaga Pendidik Fullday School ... 299

Lampiran 20. Kalender Pendidikan Madrasah ... 301

Lampiran 21. Struktur Kurukulum Madrasah ... 302


(15)

xi

Lampiran 23. Prilaku dan Budaya Mutu ... 312

Lampiran 24. Perangkat Kegiatan Belajar Mengajar ... 317

Lampiran 25. Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 368

Lampiran 26. Jadwal Supervisi Guru ... 370

Lampiran 27. Tim Penulis Buku Pelajaran ... 373

Lampiran 28. Akreditas Madrasah ... 377

Lampiran 29. Hasil PPDB 2016 ... 378

Lampiran 30. Siswa Yang Lulus SNMPTN ... 380

Lampiran 31. Proposal Hasil Riset (LKTI) Siswa ... 385

Lampiran 32. Data Siswa Berprestasi ... 408


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan kualitas merupakan salah satu pilar pembangunan dalam bidang pendidikan, disamping pemerataan dan perluasa akses serta peningkatan efektifitas, efisiensi tata kelola pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan semakin mendapat penekanan, dikarenakan adanya kesadaran bahwa masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan bangsa menciptakan pendidikan yang berkualitas, oleh karena itu, tidak mengherankan kalau keberhasilan peningkatan kualitas sekolah sangat ditentukan oleh sekolah itu sendiri dalam meningkatkan kualitas manajemen sekolah. Dari pernyataan diatas maka dapat kita pahami bahwa administrasi pendidikan merupakan uapya proses pengarahan dan pengintegrasi semua komponen yang terlibat untuk pencapaian tujuan pendidikan baik makro maupun mikro dengan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab ( UU No 20 tahun 2003).

Pergeseran paradigma pembangunan dari sentralisasi ke desentralisasi melalui pelaksanaan otonomi daerah termasuk dalam bidang pedidikan, diera otonomi sekarang pendidikan menghadapai beberapa persoalan yang berhubungan dengan kemampuan sekolah dalam menjamin anggaran sekolah, sumber daya manusia yang bermutu, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dalam jumlah yang mencukupi dan memenuhi syarat, manajemen sekolah yang harus kuat, dan


(17)

2 partisipasi orang tua siswa serta masyarakat yang tinggi. Sekolah merupakan unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi peserta didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam pula dengan kondisi geografis dan lingkungan yang berbeda satu dengan yang lain, maka satuan pendidikan semestinya harus dinamis dan kreatif dalam menjalankan perannya dan tetap mengupayakan peningkatan kualitas/ mutu pendidikan. Hal ini akan memberikan efek positif yang signifikan jika jika instansi pendidikan dan unit sekolah diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengelola dirinya sendiri sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak didiknya. kendati demikian agar mutu pendidikan tetap terjaga tetap harus ada peran dan control dari pemerintah, maka harus ada standar yang mengikat dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indicator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut.

Menurut Darwin dan Irsan (2012;5-6) istilah mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk baik berupa barang maupun jasa, mutu dalam arti yang relatif, ukuran mutu adalah kebutuhan pelanggan dengan kata lainpelanggaan pada hakikatnya menentukan mutu, kebutuhan pelanggan bisa berubah ubah sesuai dengan perkembangan dan masyarakat. Dalam Konteks pendidikan Pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu melibatkan berbagai input, seperti; bahan ajar, metodelogi, sarana dan prassaraan sekolah, Suasana sekolahn yang kondusif, Manajemen sekolah. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicaai sekolah pada setiap kurun waktu tertentu, prestasi yang dicapai baik itu akademik ataupun non akademik. Secara umum dapat dirumuskan pengertian mutu pendidikan adalah proses penyelenggaraan


(18)

3 pendidikan dan kompetensi lulusan yang sesuai atau melebihi harapan masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasar kerja

Menurut Umedi (2004:3). Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang optimal. Pertama, strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar pada asumsi bahwa bila mana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku buku ( materi ajar) dan alat alat lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidika lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan akan dapat menghasilkan Ouput yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Kedua pengelolaaan pendidikan selam ini lebih bersifat macro oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Banyak faktor - faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro. Dengan kata lain, bahwa kompleksitas cakupan permasalahan pendidikan sering kali tidak terakomodir secara utuh dan akurat oleh pemerintah pusat.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 2 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi; a) standar isi, b) standar proses, c) standar kompetensi lulusan, d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, e) standar sarana dan prasarana, f) standar pengelolaan, g) standar pembiayaan, h) standar penilaian pendidikan. Standar Pengelolaan Pendidikan pada bagian kesatu tentang standar pengelolaan oleh satuan pendidikan dijelaskan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan : 1) kemandirian, 2) kemitraan, 3)


(19)

4 partisipasi, 4) keterbukaan, 5) akuntabilitas. Setiap pengelolaan pendidikan perlu memperhatikan dan menempatkan mutu sebagai alat untuk memperoleh manfaat terhadap perkembangan pendidikan yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan pendidikan. Dalam hal peningkatan mutu, fokus yang terpenting adalah berkenaan dengan proses pendidikan tersebut sehingga mempunyai nilai yang bermanfaat bagi setiap pengguna jasa pendidikan umumnya.

Peraturan Pemerintah tersebut merupakan bagian dari penerapan manajemen mutu yang mengimplementasikannya melalui perangkat-perangkat seperti perencanaan mutu (quality planning), pengendalian mutu(quality control), jaminan mutu (quality assurance), dan peningkatan mutu (quality improvement), oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan hendaknya mengedepankan penjaminan mutu dalam proses pembelajaran maupun manajemennya. Dalam konteks inilah, kehadiran paradigma baru yang dikenal dengan manajemen mutu terpadu, Total Quality Management (TQM) sebagai solusi alternatif bagi peningkatan dan penjaminan mutu lembaga pendidikan

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus, Selain itu, TQM juga didefinisikan sebagai sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh anggota organisasi. Konsep ini berasal dari Amerika Serikat selama PD II, ketika W. Edwad Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik dalam memperbaiki mutu produksi, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa.


(20)

5 Jadi TQM mengintegrasikan keterampilan teknikal dan analisis dari Amerika, keahlian implementasi dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan integritas dari Eropa dan Asia. Menurut Rivai, dkk (2013:407) manajemen mutu terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di lingkungan berbagi badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing – masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif, kondisi seperti ini telah mendorong berbagai pihak untuk mempraktekannya di lingkungan organisasi non profit termasuk di lingkungan lembaga pendidikan

Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan pentahapan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.

Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannya, merupakan bagian


(21)

6 yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan gedung sekolah atau laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya, demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di lingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersifat non profit.

Nawari (2005:47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut; Pertama. Produktivitas Internal, berupa hasil yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, Kedua. Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, karena bersifat kualitatif yang hanya dapat diketahui setelah melewati tenggang waktu tertentu yang cukup lama.

Masih menurut Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut; 1). Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat. 2) Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang, 3) Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat, 4) Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab – sebabnya, 5) Kontrol berlangsung


(22)

7 efektif terutama dari atasan langsung melalui pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, 6) Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah, 7) Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.

Menurut Sallis (2015: 12) Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan berlandaskan pada kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama, pelanggan dapat dibedakan menjadi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Dalam dunia pendidikan pelanggan internal adalah pengelola institusi pendidikan itu sendiri, misalnya kepala sekolah, guru, staff, dan tenaga kependidikan. Pelanggan eksternal adalah masyarakat, pemerintah dan dunia kerja, jadi suatu institusi pendidikan disebut bermutu apabila antara pelanggan interternal dan eksternal telah terjalin kepuasan atas jasa yang diberikan.

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, Implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan dengan sebenar-benarnya tidak dengan setengah hati. Dengan melaksanakan semua fungsi – fungsi dari manajemen (Perencanan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Penganggaran, dan pengawasan) dan kualitas


(23)

8 yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti saat ini.

Ada empat alasan utama dalam adopsi TQM di lembaga pendidikan, antara lain; Pertama, para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsi mereka, karena para pendidik merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah. Para pendidik harus mengendalikan proses penyelesaian masalah yang berdampak pada lingkungan belajar di sekolah. Kedua, pendidikan membutuhkan proses pemecahan masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama yang menimbulkan masalah tersebut. Semua akar dalam masalah pendidikan bersifat sistemik, yaitu berasal dari akar masalah yang berada dari komunitas sekolah dan berimplikasi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah itu sendiri. Ketiga, organisasi sekolah harus menjadi model organisasi belajar semua organisasi. Keempat, melalui integrasi TQM di lembaga pendidikan, masyarakat dapat menemukan mengapa sistem pendidikan yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik.

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, Implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan dengan sebenar-benarnya tidak dengan setengah hati. Dengan melaksanakan semua fungsi – fungsi dari manajemen (Perencanan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Penganggaran, dan pengawasan) dan kualitas


(24)

9 yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti saat ini.

Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah sebagian dari jenjang pendidikan yang diatur dalam Sistim Pendidikan Nasional merupakan jenjangg vital yang harus dipersiapkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik. Implikasi era globalisasi menuntut manusia berkualitas untuk mampu memecahkan persoalan persoalan dan memenuhi hidupnya secara individu dan pada gilirannya memberikan solusi dalam mewujudkan sasaran kebijakan pembangunan bangsa kearah yang lebih produktif terlebih lagi dalam mengahadapi masyarakat ekonomi asean (MEA).

Salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan agama Islam di Indonesia kehadiran madrasah dipandang menjadi salah satu indikator penting bagi perkembangan positif kemajuan prestasi budaya umat Islam, mengingat realitas pendidikan sebagaimana terlihat pada fenomena madrasah yang sedemikian maju sejak abad kemajuan Islam, adalah cerminan dari keunggulan capaian keilmuan, intelektual dan kultural. oleh karenanya timbul kebanggaan terhadap madrasah, karena lembaga ini mempunyai citra eksklusif dalam penilaian masyarakat. Dalam catatan sejarah, madarasah pernah menjadi lembaga pendidikan par excellence di dunia Islam.

Madrasah model adalah madrasah yang secara khusus diintervensi untuk meningkatkan kualitas. Madrasah model didirikan sebagai magnet school yang diharapkan menularkan keberhasilannya kepada madrasah-madrasah lain di sekitarnya. Pada tingkat tertentu program madrasah model ini telah berhasil membangun citra positif tentang madrasah.


(25)

10 Madrasah model ini telah menunjukkan keberhasilannya antara lain; terjadinya peningkatan kualitas guru melalui berbagai program pendidikan (S2 dan S3) dan program pelatihan; meningkatnya mutu lulusan yang tampak dengan kecilnya kesenjangan prestasi siswa madrasah dengan siswa sekolah umum, meningkatnya animo orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah ini, mulai terbentuknya networking antara madrasah dengan berbagai perguruan tinggi, khususnya di PTAIN maupun lainnya. Kondisi demikian menunjukkan adanya peningkatan prestasi produk (output) madrasah sehingga menimbulkan pencitraan bagi mutu pendidikan madrasah, menghasilkan produk (output) untuk memenuhi kepuasan pelanggan atau stakeholder internal maupun eksternal.

Alasan mengapa peneliti memilih MAN 2 Model sebagai tempat yang potensial untuk diteliti karena berdasarkan observasi awal (grand-tour observation) Madrasah Aliyah Negeri 2 Model (MAN 2 Model) telah menerapkan manajemen mutu terpadu dalam peningkatan mutu sejak tahun 2014 sampai sekarang, mengingat madrasah memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas roda pendidikan di Sumatera Utara dan kota Medan. Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam dengan melihat pada kondisi realitas yang berkembang, tidak dapat ditunda lagi. Ilmu pengetahuan semakin berkembang. Pendidikan Islam di Indonesia perlu melakukan inovasi agar sejajar dengan kemajuan bangsa-bangsa, dibelahan dunia. Dalam pengembangan pendidikan Islam diperlukan sistem manajemen mutu, sehingga mampu meraih prestasi terbaik, dapat mengeluarkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

MAN 2 Model Medan juga telah mengukir banyak prestasi baik di tingkat regional maupun nasioanl, baik itu dibidang akademik maupun non akademik


(26)

11 diantara; (1) bidang akademik, Juara III siswa berprestasi Honda Tingkat nasional, 2010, Juara III karya tulis ilmiah antar siswa SMU/MA se – Sumatera, Univ Andalas 2010, Juara II olimpiade kimia se Sumatera bagian Utara ( NAD, Sumut, Riau, Kep.Riau, Sumbar) 2010, Juara I dan II Olimpiade MIPA se Kota Medan 2010, Juara I Olimpiade IPS Se Kota Medan 2010, Juara II dan III Olimpiade Bahasa Inggris se Kota Medan 2010, Peringkat 5 dan 6 Olimpiade UN IPA se Sumatera bagian Utara ( NAD, Sumut, Riau, Kep.Riau, Sumbar) 2011, Juara II Kompetisi Kimia Kota Medan 2011, Juara I Olimpiade sains Madrasah Kimia tkt Sumut 2013, Juara I Olimpiade sains Madrasah Biologi tingkat Sumut 2013.

Sebagai wujud komitmen dalam pengembangan mutu pendidikan dalam sains dan teknologi yang berkarakter, MAN 2 Model Medan bekerjasama dengan Japan International Cooperation Center (JICA) guna melakukan pertukaran pelajar dan guru ke Jepang dalam program Jenesys 2016 yang dilakukan baru-baru ini, 20-26 Januari 2016. Kegiatan ini menekankan pertukaran informasi dan pengalaman dalam bidang budaya, sejarah, dan teknologi, ( 2) di bidang non akademik antara lain; Juara Umum Marching Band se Sumatera Utara 2010, Juara Umum Tim Lingkungan Hidup Tkt SUMUT 2011, Juara Umum Paskibra se Kota Medan 2011, Juara Umum Kepramukaan Tingkat Kabupaten/ Kota 2010, Juara II MTQ Tingkat Sumater Utara, Madina 2010, Juara III MFQ Kota Medan 2011, Peserta MTQ Tingkat Nasional di Bengkulu 2010, Petugas Pengibar Bendera dan Paduan suara MTQ kota medan (2009 –2013), Juara I Paskibra Pangdam I Bukit Barisan 2012, Juara Umum Marching Band Nasional (BMBC), Bandung 2013, juara VIII Roket Air se SUMUT di USU Medan 2013, Juara II (runner-up) Kejuaraan Nasional Petanque Junior 2015 yang diselenggarakan oleh Federasi


(27)

12 Olahraga Petanque Indonesia (FOPI), Juara I Lomba Orasi Politik pada Gebyar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tingkat Pelajar SLTA se-Sumatera Utara, UNIMED, 2015. Disamping itu juga, Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia menetapkan MAN 2 Model Medan sebagai Sekolah dengan Aktivasi Tabungan Simpanan Pelajar Terbanyak di Bank Muamalat Tahun 2015. Atas prestasi ini MAN 2 Model Medan memperoleh penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan dan PT. Bank Muamalat Indonesia yang diserahkan oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara Ir. T. Erry Nuradi, M.Si pada saat acara Aktivasi Program Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) Bank Muamalat

Kurikulum yang digunakan MAN 2 Model telah mengalami pergantian beberapa kali, sesuai dengan peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Pada tahun 2004, MAN 2 Model Medan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kemudian pada tahun 2007, kurikulum pendidikan yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan( KTSP), pada tahun 2013 sampai sekarang, kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum 2013( K13). Guru-guru yang mengajar di sekolah ini memiliki jenjang pendidikan S1dan S2. Kualitas pendidikan yang dimiliki sekolah ini tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang ada di wilayah kota Medan. Sehingga, gelar sekolah-sekolah model favorit berbasis islami layak diraih oleh MAN 2 Model Medan hingga saat ini.

1.2. Fokus Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa adaptasi manajemen mutu terpadu dalam peningkatan mutu sistem pendidikan terdiri dari raw input (masukan kasar), instrumental input (Guru, Kurikulum, Administrasi,


(28)

13 Anggaran, Sarana & prasarana), Proses, dan output (lulusan). Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini dapat diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut ini:

1. Bagaimana peningkatan raw input sebagai animo masyarakat di MAN 2 Model Medan,?

2. Bagaimana komponen peningkatan Instrumental input pendukung proses di MAN 2 Model Medan.?

3. Bagaimana efisiensi proses di MAN 2 Model Medan.?

4. Bagaimana capaian peningkatan Output di MAN 2 Model Medan,? 5. Bagamana bentuk sistem implementasi Manajemen Mutu terpadu di

MAN 2 Model Medan,?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang : 1. Peningkatan raw input sebagai animo masyarakat di MAN 2 Model

Medan.

2. Komponen peningkatan Instrumental input di MAN 2 Model Medan. 3. Efisiensi proses di MAN 2 Model Medan.


(29)

14 5. Bentuk sistem implementasi Manajemen Mutu terpadu di MAN 2

Model Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan banyak sumbangsih konseptual kepada lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di MAN 2 Model Medan dan menghasilakan lulusan yang berkualitas serta dapat menambah khazanah teoritis terhadap mutu pendidikan di Madrasah Aliyah

2. Secara Praktis, penelitian ini dapat dijadikan :

a. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pengawas Madrasah, kepala sekolah, dan guru instansi pendidikan terkait dengan upaya peningkatan mutu pendidikan.

b. Sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan hasil penelitian dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang lain.


(30)

235 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Manajemen mutu terpadu merupakan konsep manajemen modern yang memberikan respon tepat terhadap setiap perubahan yang ada. Sekolah / Madrasah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mengetahui dan memahami pentingnya mengupayakan lulusan yang berkualitas. Pelaksanaan manajemen mutu terpadu di MAN 2 Model Medan mengintegrasikan semua komponen sistem pendidikan, ini dilihat dari input, proses dan output madrasah.

Berdasarkan hasil analisi data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Raw input madrasah melalui dua jalur, pertama jalur undangan bagi siswa/I berprestasi di MTsN/S atau SMPN/S yang tersebar di kota medan dan sumatera utara, rasio siswa yang ingin masuk ke MAN 2 Model Medan adalah 1:2, adanya peningkatan raw input dikarenakan tingginya animo masyarakat yang ingin anaknya memiliki ilmu dan iman.

2. Instrumental input didukung dengan tenaga pendidik yang professional dengan kualifikasi pendidikan S1, S2 dan S3, kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kearifan lokal, sarana dan prasarana yang memenuhi standar, pembiayaan yang baik, dan administrasi madrasah yang efektif.

3. Dengan penerapan manajemen mutu terpadu, efisiensi proses mampu meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar efektif,


(31)

236 managerial madrasah yang baik, pembinaan siswa yang produktif, penguatan nilai dan budaya sejalan dengan tujuan madrasah.

4. Peningkatan Output terlihat dari hasil akademik siswa berupa nilai UN dengan nilai rata rata 8,78 dan lulus 100%, meningkatnya produktifitas siswa berbasi riset, jumlah siswa madrasah yang diterima di berbagai PTN melalui jalu SMNPTN terus meningkat , serta prestasi nonakademik baik loka maupun nasional.

5.2. Saran

Madrasah tidak boleh cepat merasa puas dan berbangga diri dengan hasil yang dicapai sekarang melainkan harus terus melakukan perbaikan secara terus menerus, terobosan dan inovasi agar tetap bisa mempertahankan prestasi yang telah diraih dalam persaingan antara madrasah dan sekolah, tantangan madrasah kedepannya semakin besar mengingat arus persaingan global semakin ketat dan tidak bisa dihindari terutama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada, maka dikemukan saran – saran sebagai berikut:

1. Mengingat semakin meningkatnya raw input animo masyarakat yang ingin sekolah di madrasah, MAN 2 Model Medan perlu melakukan pendekatan dengan Pemprovsu untuk perluasan luas lahan dalam hal pengembangan sarana dan prasarana madrasah.

2. Mengingat banyak output siswa di bidang akademik yang berbasis riset, maka madrasah perlu menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan untuk pemamfaatan dan pengambangan hasil riset tersebut


(32)

237

DAFTAR PUSTAKA

Amtu Onisimus. 2013. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta

Arikunto Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad Darmadji. 2008. Implemetasi Total Quality Management Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di MAN Model Yogyakarta, (Online) Jurnal Pendidikan Islam El Tarbawi, Vol.1, No.2, Tahun 2008, (http://jurnal.uii.ac.id. Diakses 17 April 2017 jam 21.17).

Aini Husna. 2014. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan Dampaknya di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, (Online), Vol. 7, No. 1, (https://jurnal.unj.ac.id, Diakses 21 Maret 2017 jam 23.11).

Achmad Supriyanto. 2011. Implementasi Total Quality Management Dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran Di Institusi Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan. (Online) Cakrawala Pendidikan Edisi Feb 2011, Th. XXX, No.1, (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 15 Mei 2017 jam 23.00 WIB).

Darwin dan Irsan. 2012. Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pengawasan. Medan: Unimed Press.

Dikmenum, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah :Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Jakarta:Depdikbud.

David Wijaya. 2008. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah, (Online) Jurnal Pendidikan Penabur - No.10,Tahun ke-7, Juni 2008, (http://bpkpenabur.or.id upload 2015, Diakses 15 Mei 2017 Jam 23. 11 WIB)

Engkoswara. 2010. Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

E. Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda karya.

. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda karya.

Edwin Christopher, S. 2016. Total Quality Management as a Competitive Advantage in Higher Educational Institutions. (Online), Imperial Journal


(33)

238

of Interdisciplinary Research (IJIR), Vol-2, Issue-10, , ISSN: 2454-1362, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 22. 19 WIB). Farikhah Siti. 2015. Manajemen Lembaga Pendidikan. Slamen Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

Faisal Mubarak. Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam. (Online) Jurnal Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977- 244204, (http://jurnal.iain-antasari.ac.id. Diakses 15 Mei 2017 jam 20. 50).

Huberman Milles. 1992, Terj Tjetjep Rohendi Rohidi. Quality Data Analisis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hadi Masyhur. The Development Of Quality Management Strategy To Senior High School (A Case Study at Some Public Senior High Schools and Vocational High School in Bandung City). International Journal of Education, Vol. 5, No. 1, Nov 2010, 101-119, (https://scholar.google.co.id, diakses 15 Mei 2017 jam 21. 38 WIB).

Jerome S. Arcaro. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu . Jogjakarta: Pustaka Pelajar. . 2007. Pendidikan Berbasi Mutu, Prinsip Prinsip Perumusan

dan Tata Langkah Penerapan. Terjemahan Yosal Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kanji G. K., & A. Tambi, A. M. (1998). Total Quality Management And Higher Education In Malaysia. Total Quality Management, 9(4/5), 130–132. (https://scholar.google.co.id, diakses 17 April 2017 jam 22. 19 WIB). Kemendiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan . Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 19.30 WIB). Kemendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun

2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 19.30 WIB). Kemendiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun

2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 20.00 WIB Kemendiknas. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar dan menengah di Kabupaten/Kota. (http://www.kemdikbud.go.id// pada tanggal 23 Maret 2016 jam 20.15 WIB).

Lewis Reph G dan Smith Douglas H. 1994. Total Quality in Higher Education. Florida: St Lucies Press.


(34)

239

Milles dan huberman, 1987. Qualitative Data Analysis. A Sourcebook of New Method. Sage Publication Beverly Hills, London, New Delhi

Muloeng, J Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Maryadi, dan Lantip Diat Prasojo. 2016. Implementasi Sistem Manajemen Mutu

(SMM) ISO 9001:2008 Di SMK MA’ARIF 1 Wates Kilon Progo. (Online)

Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol 9, No. 2, September 2016. (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 15 Mei 2017 jam 21. 40 WIB).

Marus Suti. 2011. Strategi Peningkatan Mutu Di Era Otonomi Pendidikan, (Online) Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011, http://ft-unm.net, Diakses 17 April 2017 jam 22. 18 WIB)

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta: Gahlia Indonesia

Nawawi Hadari.2005. Manajemen Strategik. Yogyakarta. Gajah Mada Press. Nur Retnoningsih. 2012. Pelaksanaan TQM Di Sekolah Islam Terpadu MI

LUQMAN AL HAKIM TEGAL. (Online) Educational Management 1 (2) (2012), ISSN 2252-7001, (http://journal.unnes.ac.id. Diakses 15 Mei 2017 jam 20. 37 WIB)

Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:Rosdakarya.

Prasad, R.V.S. 2017. Total Quality Management in Higher Education. (Online), Statistical Approaches on Multidisciplinary Research, Volume I, DOI://doi.org/10.5281/zenodo.262983, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 21. 20 WIB).

Pragya Aggarwal. 2016. Total quality management and teacher education. (Online) IJAR 2016; 2(1): 600-601, Vol 5.2, ISSN Online: 2394-5869, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 21. 16 WIB). Sallis, E. 2015. Total Quality Managemen in Education Model, Tehnik, dan

Implementasinya. Terjemahan Ahmad Ali Riyadi dan Fakhrurrazi. Yogyakarta: IRCiSoD.

,2006. Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCisod.

Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasi Sekolah Konsep dan Aplikasi. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa.


(35)

240

Sagala Syaiful. 2011. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

, 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Rakasta Semesta.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan; Konsep, Strategi dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfbeta

Semiawan,Conny R, dan Soedijarto,1991, Mencari Strategi:Strategi Pendidikan Nasional Manajemen Abad XXI, Jakarta:PT.Grasindo.

Subiantoro. 2016. Strategi Kepemimpinan Pendidikan Dalam Pengembangan MAN Provinsi DIY Derspektif Total Quality Managament (TQM), (Online), Vol. 1, No. 2, (https://scholar.google.co.id, diakses 10 Maret 2017 Jam 19. 15 WIB).

Suprapto, A. 2016. Manajemen Pencitraan di Madrasah Berprestasi MAN Bangil dan MAN Kraton Pasuruan. Jurnal MPI. (Online), Vol. 1, No. 2, (https://scholar.google.co.id, diakses 10 Maret 2017 Jam 21.20 WIB). Setya Raharja. 2010. Mengkreasi Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dengan

Menerapkan Manajemen Mutu Sekolah Secara Total. (Online), JMP No:02/Th VI/Oktober/2010, (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 21 April 2017 jam 19.45 WIB).

Tjutju Yuniarsih. 2003. Implementasi Konsep Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. (Online), Vol.1, No.2, Jan 2003, (http://jurnal.upi.edu. Diakses 15 Mei 2017 jam 20.05 WIB).

Umedi. 2004. Manajemen Mutu Berbasi Sekolah/Madrasah (MMBS/M). Jakarta: Pusat Kajian Mutu pendidikan

Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 20.15 WIB).

Wirawan, 2014. Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Zainal Veithzal Rivai. 2014. The Economics of Education, Mengelola Pendidikan Secara Profesional Untuk Meraih Mutu Dengan Pendekatan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zamroni. 2013. Manajemen Pendididkan: Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta: Ombak


(1)

235

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Manajemen mutu terpadu merupakan konsep manajemen modern yang memberikan respon tepat terhadap setiap perubahan yang ada. Sekolah / Madrasah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mengetahui dan memahami pentingnya mengupayakan lulusan yang berkualitas. Pelaksanaan manajemen mutu terpadu di MAN 2 Model Medan mengintegrasikan semua komponen sistem pendidikan, ini dilihat dari input, proses dan output madrasah.

Berdasarkan hasil analisi data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Raw input madrasah melalui dua jalur, pertama jalur undangan bagi siswa/I berprestasi di MTsN/S atau SMPN/S yang tersebar di kota medan dan sumatera utara, rasio siswa yang ingin masuk ke MAN 2 Model Medan adalah 1:2, adanya peningkatan raw input dikarenakan tingginya animo masyarakat yang ingin anaknya memiliki ilmu dan iman.

2. Instrumental input didukung dengan tenaga pendidik yang professional dengan kualifikasi pendidikan S1, S2 dan S3, kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kearifan lokal, sarana dan prasarana yang memenuhi standar, pembiayaan yang baik, dan administrasi madrasah yang efektif.

3. Dengan penerapan manajemen mutu terpadu, efisiensi proses mampu meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar efektif,


(2)

managerial madrasah yang baik, pembinaan siswa yang produktif, penguatan nilai dan budaya sejalan dengan tujuan madrasah.

4. Peningkatan Output terlihat dari hasil akademik siswa berupa nilai UN dengan nilai rata rata 8,78 dan lulus 100%, meningkatnya produktifitas siswa berbasi riset, jumlah siswa madrasah yang diterima di berbagai PTN melalui jalu SMNPTN terus meningkat , serta prestasi nonakademik baik loka maupun nasional.

5.2. Saran

Madrasah tidak boleh cepat merasa puas dan berbangga diri dengan hasil yang dicapai sekarang melainkan harus terus melakukan perbaikan secara terus menerus, terobosan dan inovasi agar tetap bisa mempertahankan prestasi yang telah diraih dalam persaingan antara madrasah dan sekolah, tantangan madrasah kedepannya semakin besar mengingat arus persaingan global semakin ketat dan tidak bisa dihindari terutama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada, maka dikemukan saran – saran sebagai berikut:

1. Mengingat semakin meningkatnya raw input animo masyarakat yang ingin sekolah di madrasah, MAN 2 Model Medan perlu melakukan pendekatan dengan Pemprovsu untuk perluasan luas lahan dalam hal pengembangan sarana dan prasarana madrasah.

2. Mengingat banyak output siswa di bidang akademik yang berbasis riset, maka madrasah perlu menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan untuk pemamfaatan dan pengambangan hasil riset tersebut


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amtu Onisimus. 2013. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta

Arikunto Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad Darmadji. 2008. Implemetasi Total Quality Management Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di MAN Model Yogyakarta, (Online) Jurnal Pendidikan Islam El Tarbawi, Vol.1, No.2, Tahun 2008, (http://jurnal.uii.ac.id. Diakses 17 April 2017 jam 21.17).

Aini Husna. 2014. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan Dampaknya di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, (Online), Vol. 7, No. 1, (https://jurnal.unj.ac.id, Diakses 21 Maret 2017 jam 23.11).

Achmad Supriyanto. 2011. Implementasi Total Quality Management Dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran Di Institusi Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan. (Online) Cakrawala Pendidikan Edisi Feb 2011, Th. XXX, No.1, (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 15 Mei 2017 jam 23.00 WIB).

Darwin dan Irsan. 2012. Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pengawasan. Medan: Unimed Press.

Dikmenum, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah :Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Jakarta:Depdikbud.

David Wijaya. 2008. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah, (Online) Jurnal Pendidikan Penabur - No.10,Tahun ke-7, Juni 2008, (http://bpkpenabur.or.id upload 2015, Diakses 15 Mei 2017 Jam 23. 11 WIB)

Engkoswara. 2010. Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

E. Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda karya.

. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda karya.

Edwin Christopher, S. 2016. Total Quality Management as a Competitive Advantage in Higher Educational Institutions. (Online), Imperial Journal


(4)

of Interdisciplinary Research (IJIR), Vol-2, Issue-10, , ISSN: 2454-1362, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 22. 19 WIB). Farikhah Siti. 2015. Manajemen Lembaga Pendidikan. Slamen Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

Faisal Mubarak. Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam. (Online) Jurnal Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977- 244204, (http://jurnal.iain-antasari.ac.id. Diakses 15 Mei 2017 jam 20. 50).

Huberman Milles. 1992, Terj Tjetjep Rohendi Rohidi. Quality Data Analisis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hadi Masyhur. The Development Of Quality Management Strategy To Senior High School (A Case Study at Some Public Senior High Schools and Vocational High School in Bandung City). International Journal of Education, Vol. 5, No. 1, Nov 2010, 101-119, (https://scholar.google.co.id, diakses 15 Mei 2017 jam 21. 38 WIB).

Jerome S. Arcaro. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu . Jogjakarta: Pustaka Pelajar. . 2007. Pendidikan Berbasi Mutu, Prinsip Prinsip Perumusan

dan Tata Langkah Penerapan. Terjemahan Yosal Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kanji G. K., & A. Tambi, A. M. (1998). Total Quality Management And Higher Education In Malaysia. Total Quality Management, 9(4/5), 130–132. (https://scholar.google.co.id, diakses 17 April 2017 jam 22. 19 WIB). Kemendiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan . Diakses dari

(http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 19.30 WIB). Kemendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun

2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 19.30 WIB). Kemendiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun

2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 20.00 WIB Kemendiknas. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar dan menengah di Kabupaten/Kota. (http://www.kemdikbud.go.id// pada tanggal 23 Maret 2016 jam 20.15 WIB).

Lewis Reph G dan Smith Douglas H. 1994. Total Quality in Higher Education. Florida: St Lucies Press.


(5)

Milles dan huberman, 1987. Qualitative Data Analysis. A Sourcebook of New Method. Sage Publication Beverly Hills, London, New Delhi

Muloeng, J Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Maryadi, dan Lantip Diat Prasojo. 2016. Implementasi Sistem Manajemen Mutu

(SMM) ISO 9001:2008 Di SMK MA’ARIF 1 Wates Kilon Progo. (Online)

Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol 9, No. 2, September 2016. (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 15 Mei 2017 jam 21. 40 WIB).

Marus Suti. 2011. Strategi Peningkatan Mutu Di Era Otonomi Pendidikan, (Online) Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011, http://ft-unm.net, Diakses 17 April 2017 jam 22. 18 WIB)

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta: Gahlia Indonesia

Nawawi Hadari.2005. Manajemen Strategik. Yogyakarta. Gajah Mada Press. Nur Retnoningsih. 2012. Pelaksanaan TQM Di Sekolah Islam Terpadu MI

LUQMAN AL HAKIM TEGAL. (Online) Educational Management 1 (2) (2012), ISSN 2252-7001, (http://journal.unnes.ac.id. Diakses 15 Mei 2017 jam 20. 37 WIB)

Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:Rosdakarya.

Prasad, R.V.S. 2017. Total Quality Management in Higher Education. (Online), Statistical Approaches on Multidisciplinary Research, Volume I, DOI://doi.org/10.5281/zenodo.262983, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 21. 20 WIB).

Pragya Aggarwal. 2016. Total quality management and teacher education. (Online) IJAR 2016; 2(1): 600-601, Vol 5.2, ISSN Online: 2394-5869, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 21. 16 WIB). Sallis, E. 2015. Total Quality Managemen in Education Model, Tehnik, dan

Implementasinya. Terjemahan Ahmad Ali Riyadi dan Fakhrurrazi. Yogyakarta: IRCiSoD.

,2006. Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCisod.

Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasi Sekolah Konsep dan Aplikasi. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa.


(6)

Sagala Syaiful. 2011. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

, 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Rakasta Semesta.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan; Konsep, Strategi dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfbeta

Semiawan,Conny R, dan Soedijarto,1991, Mencari Strategi:Strategi Pendidikan Nasional Manajemen Abad XXI, Jakarta:PT.Grasindo.

Subiantoro. 2016. Strategi Kepemimpinan Pendidikan Dalam Pengembangan MAN Provinsi DIY Derspektif Total Quality Managament (TQM), (Online), Vol. 1, No. 2, (https://scholar.google.co.id, diakses 10 Maret 2017 Jam 19. 15 WIB).

Suprapto, A. 2016. Manajemen Pencitraan di Madrasah Berprestasi MAN Bangil dan MAN Kraton Pasuruan. Jurnal MPI. (Online), Vol. 1, No. 2, (https://scholar.google.co.id, diakses 10 Maret 2017 Jam 21.20 WIB). Setya Raharja. 2010. Mengkreasi Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dengan

Menerapkan Manajemen Mutu Sekolah Secara Total. (Online), JMP No:02/Th VI/Oktober/2010, (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 21 April 2017 jam 19.45 WIB).

Tjutju Yuniarsih. 2003. Implementasi Konsep Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. (Online), Vol.1, No.2, Jan 2003, (http://jurnal.upi.edu. Diakses 15 Mei 2017 jam 20.05 WIB).

Umedi. 2004. Manajemen Mutu Berbasi Sekolah/Madrasah (MMBS/M). Jakarta: Pusat Kajian Mutu pendidikan

Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 20.15 WIB).

Wirawan, 2014. Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Zainal Veithzal Rivai. 2014. The Economics of Education, Mengelola Pendidikan Secara Profesional Untuk Meraih Mutu Dengan Pendekatan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zamroni. 2013. Manajemen Pendididkan: Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta: Ombak