UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII- 6 SMP NEGERI 1 PANCUR BATU T.A 2016/2017.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII - 6 SMP NEGERI 1 PANCUR BATU T.A 2016/2017

Oleh:

Oliva Sara Ginting NIM 4123311039

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2017


(2)

RIWAYAT HIDUP

Oliva Sara Ginting lahir di Kutambaru Kec. Munte Kab. Karo, pada tanggal 10 Juni 1994. Ayah bernama Antonius Ginting dan Ibu bernama Regina Br. Tarigan serta merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 040510 Kutambaru Kab. Karo dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis masuk SMP Swasta Anjangsana Kutambaru Kab. Karo dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis masuk SMA Negeri 2 Kabanjahe dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus pada tanggal 11 Januari 2017. Kegiatan yang diikuti penulis selama perkuliahan adalah UK-KMK St. Martinus sebagai anggota, IMKA FMIPA sebagai anggota, dan IKBKM sebagai anggota.


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Sistem persamaan Linear Dua Variabel kelas VIII SMP Negeri 1 Pancur Batu T.A 2016/2017 ’’, disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd, M.Si, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu demi kelancaran selama penyusunan skripsi ini.


(4)

Ucapan Terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Efendi Tindaon selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Pancurbatu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, Ibu Mina Br Ginting S.Pd selaku guru bidang studi Matematika beserta siswa – siswi kelas VIII-6.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah Antonius Ginting, Ibu Regina Br. Tarigan dan Dian Ekatana Ginting, Fidelia Ginting yang sudah berdoa, memberi dukungan motivasi dan dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan kelas Ekstensi B 2012 Nur Ainun, Vepy, Wulandari, Desi Ratnasari Munte,Iko dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan memotivasi. Terima kasih juga kepada Maysia Fitria Siregar dan Nazamuddin Sitopu, Dedy Apriyadi Ginting, Rindia Ali Santi yang telah membantu mulai dari menyusun proposal. Terima kasih juga kepada saudara-saudariku PPLT Unimed 2015 di SMA Swasta Masehi Berastagi. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada teman - teman di Jl. Taud yaitu Risa, Ira Bakara, Bertalina, Mawan, Yohanna, Eliasta, Yeni, Mona, dan Buat keluarga Monika Sembiring, Perkumpulan Ginting yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan kita sesuai dengan judul yang penulis tentukan.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Oliva Sara Ginting NIM. 4123311039


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Diagram xi

Daftar Grafik xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 10

1.7. Defenisi Operasional 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1 Masalah dalam Matematika 12

2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah 13

2.1.3 Strategi Pembelajaran 15

2.1.4 Strategi Pembelajaran Inkuiri 15

2.1.5 Langkah Pembelajaran Inkuiri 17

2.1.6 Kriteria Strategi Pembelajaran Efektif 18

2.1.7 Keunggulan Strategi Inkuiri 19

2.2. Teori Belajar Pendukung 20

2.3 Materi Faktorisasi Aljabar 22

2.4 Penelitian Yang Relevan 26

2.5 Kerangka Konseptual 28

2.6 Hipotesis Penelitian 29

BAB III. METODE PENELITIAN 30

3.1. Jenis Penelitian 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 30

3.3.1.Subjek Penelitian 30


(6)

3.4. Prosedur dan Rancangan Penelitian 31

3.4.1. Siklus I 32

3.4.2. Siklus 2 65

3.5. Instrumen Penelitian 65

3.5.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 65 3.5.2. Observasi Pengamatan Pembelajaran 67

3.5.3. Dokumentasi 67

3.6. Teknik Analisis Data 67

3.6.1. Reduksi Data 67

3.6.2. Paparan Data 70

3.6.3. Simpulan data 77

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 70

4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 70

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 76 4.1.2.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa I 76 4.1.3 Observasi/Pengamatan Pembelajaran I 81

4.1.4 Refleksi I 82

4.1.5 Rencana Perbaikan Refleksi I 85

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 86 4.2.1Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 86

4.2.2Observasi Pembelajaran II 92

4.2.3Refleksi II 93

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 95

4.3.1Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada TKPM 95

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 98

5.1 Kesimpulan 98

5.2 Saran 99


(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Piramida Dalam Soal 5 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 31


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Tes Diagnostik 6 Tabel 3.1 Alternatif pemberian skor pemecahan masalah 66 Tabel 3.2 Kriteria persentase skor total setiap indikator TKPM 68 Tabel 4.1 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Tes Awal 71 Tabel 4.2 Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah

Tes Awal 72

Tabel 4.3 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah

Tes Awal 73

Tabel 4.4 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Tes

Awal 74

Tabel 4.5 Kemampuan Siswa Memahami Masalah TKPM I 76 Tabel 4.6 Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah

TKPM I 77

Tabel 4.7 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah

TKPM I 78

Tabel 4.8 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah

TKPM I 79

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 81 Tabel 4.10 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 81 Tabel 4.11 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 83 Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Refleksi Siklus I 85 Tabel 4.13 Kemampuan siswa memahami masalah TKPM II 87 Tabel 4.14 Kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah

TKPM II 88

Tabel 4.15 Kemampuan siswa melaksanakan pemecahan masalah

TKPM II 89

Tabel 4.16 Kemampuan siswa memeriksa pemecahan masalah

TKPM II 90


(9)

x

Tabel 4.18 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 92 Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Penelitian 93 Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Refleksi Siklus II 94


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Rata-Rata Tingkat Kemampuan Siswa dalam Tes Awal 74 Diagram 4.2 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Tes Awal 75 Diagram 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Awal 75 Diagram 4.4 Rata-Rata Tingkat Kemampuan Siswa dalam TKPM I 79 Diagram 4.5 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap TKPM I 80 Diagram 4.6 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM I 80 Diagram 4.7 Rata-Rata Tingkat Kemampuan Siswa dalam TKPM II 90 Diagram 4.8 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap TKPM II 91 Diagram 4.9 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II 91


(11)

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Peningkatan TKPM Dari Siklus I Ke Siklus II 94


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 103

Lampiran 2 Tes Diagnostik 104

Lampiran 3 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 105 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 109 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I Siklus II 114 Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus II 117 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 119 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa II Siklus II 124 Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus II 127

Lampiran 10 Kisi- Kisi TKPM II 129

Lampiran 11 Tes kemampuan Pemecahan Masalah II 130 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian TKPM II 132 Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Diagnostik 137

Lampiran 14 Lembar Validasi TKPM I 140

Lampiran 15 Lembar Validasi TKPM II 146

Lampiran 16 Lembar Observasi Pembelajaran 152

Lampiran 17 Hasil Tes Awal 164

Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 166 Lampiran 19 Hasil tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 168

Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian 170

Surat Keterangan Observasi Surat Penelitian Dari Fakultas Surat Penelitian Dari Sekolah


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi anak didik yang harus dipandang sebagai organisme yang sedang berkembang dan memiliki potensi. Adapun tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Karena itu siswa harus dilatih benar-benar dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Dengan demikian, sangat penting kemampuan pemecahan masalah dijadikan strategi belajar mengajar di sekolah untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah terkhusus dalam bidang matematika.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan karena matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis dan kritis. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi, bahkan diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya kemampuan representasi matematika secara jelas disampaikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa mampu: memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Konstruksi representasi matematis yang tepat akan memudahkan siswa dalam melakukan pemecahan masalah.

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika salah satunya menurut Cockroft dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :


(14)

(1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang untuk berpikir kritis.

Kemampuan matematika siswa Sekolah Menengah Pertama bangsa Indonesia saat ini masih jauh ketinggalan dari negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian TIMSS ( Trends in International Mathematics and Science Study ). TIMSS adalah studi internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah lanjutan tingkat pertama yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 1999.

Survei internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa SMP kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperlihatkan bahwa skor yang diraih Indonesia masih di bawah skor rata-rata internasional.

Hasil studi TIMSS 2003, Indonesia berada di peringkat ke-35 dari 46 negara peserta dengan skor rata-rata 411, sedangkan skor rata-rata internasional 467. Hasil studi TIMSS 2007, Indonesia berada di peringkat ke – 36 dari 48 negara peserta dengan skor rata-rata 405, sedangkan skor rata-rata internasional adalah 500. Hasil TIMSS 2011, Indonesia memperoleh skor rata-rata 406, sedangkan rata-rata skor internasional 500. Bila dirujuk ke benchmark yang dibuat TIMSS Standar internasional untuk kategori mahir 625 dimana pada kategori ini saah satu lemampuan siswa sudah mampu memecahkan masalah tidak rutin, tinggi 550, sedang 475, dan rendah 400.

(Zakaria Ahmad, 2014: Jurnal Repositori. Upi.id) Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat melaksanakan praktik pembelajaran lapangan di sekolah dan hasil observasi di sekolah tempat penelitian, bahwa dalam proses pembelajaran matematika di kelas terjadi hal-hal yang mengganggu atau menghambat pembelajaran sehingga berlangsung tidak efektif. Salah satu diantaranya tidak terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dan guru.


(15)

3

Guru kurang memberikan pemahaman siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata konsekuensinya jika diberikan tugas-tugas untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah sebagian besar siswa tidak memahami atau tidak mengerjakannya. Sangatlah penting untuk menanamkan pola pikir dan sikap matematis terhadap siswa dalam pembelajaran matematika.

Selain itu siswa tidak terbiasa bekerja secara mandiri untuk menyelesaikan latihan dan tugas rumah . Menjadi kebiasaan untuk mengerjakan tugas rumah di sekolah dengan menyalin hasil kerja kawan dan sebagian siswa sama sekali tidak mengerjakan tugas rumah dengan alasan tidak paham untuk mengerjakan,

Dari berbagai permasalahan yang terjadi di kelas menjadi penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terkhusus di ilmu matematika. Penyebab lain rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah strategi pembelajaran yang kurang tepat, tidak melatih siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pemaparan Bapak Saut Sinaga, S.Pd selaku guru matematika SMP N.1 Pancurbatu pada saat melakukan observasi awal di sekolah tempat penelitian 14 Februari 2016 bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi atau berbentuk soal cerita maka siswa sulit mengerjakan soal tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya cara berpikir kritis siswa dalam belajar dan kurangnya pelaksanaan pembelajaran yang inovatif.

Jadi pada dasarnya seorang guru harus menantang siswa untuk dapat memecahkan masalah agar terbiasa ke jenjang pendidikan berikutnya. Serta siswa juga harus berlatih untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan terkhusus menyelesaikan soal pemecahan masalah.

Pada tahap observasi di kelas VIII-6 SMP N.1 Pancurbatu tempat penelitian, peneliti mengamati bahwa guru melaksanakan pembelajaran secara metode ceramah, seperti menjelaskan materi kemudian menyuruh siswa mengerjakan latihan soal yang ada di buku paket. Sebagai akibatnya peneliti mengamati juga bahwa terdapat siswa yang tidak mau tau terhadap pelajarannya


(16)

dengan melakukan tindakan bercerita, tidak mengajukan pertanyaan sekalipun belum paham materi, mencontek hasil pekerjaan teman.

Ketika diperhadapkan dengan soal yang sedikit bervariasi, siswa langsung bingung dan jarang sekali mau berusaha untuk mencoba berpikir bagaimana solusi dari soal yang diberikan tersebut dengan alasan tidak paham. Siswa juga kurang berinteraksi dengan guru dalam hal tanya jawab, soal yang diberikan hanya yang tertera di buku paket, guru kurang memberikan soal berbentuk penerapan dalam kehidupan sehari-hari terkait materi yang sedang dibahas serta informasi mengenai penerapan suatu materi dalm kehidupan nyata.

Guru matematika juga harus mampu menerapkan pembelajaran matematika yang bermakna bagi siswa supaya tidak timbul kejenuhan saat belajar matematika. Serta guru harus benar-benar memahami siswa apakah sudah paham akan konsep suatu materi yang diajarkan karena hal ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Beberapa hal tersebut yang menyebabkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis masih rendah.

Observasi selanjutnya di kelas VIII-6 SMP N.1 Pancurbatu peneliti memberikan test diagnostik berupa soal pemecahan masalah mengenai soal pemecahan masalah kepada 35 orang siswa kelas VIII-6. Soal yang diberikan sebagai berikut :

1. Nyatakanlah kalimat berikut dalam bentuk aljabar dan tentukan hasilnya!. a. Suatu bilangan jika dikalikan 2, kemudian dikurangi 3 menghasilkan

bilangan 5.

b. Selisih umur Bella dan Awing adalah 5 tahun, sedangkan jumlah umur mereka adalah 15 tahun.

c. Kuadrat suatu bilangan jika ditambah 1 menghasilkan bilangan 50. 2. Perhatikanlah Sebuah piramida tersebut jika salah satu sisi diberikan besar


(17)

5

Piramida 3. Diwariskan lahan kepada paman seluas 1

2 ha dengan ukuran panjang tertentu. Paman ingin menanam jagung di lahan tersebut dengan ukuran panjang 6 m kurangnya dari panjang lahan semula dan lebar 2 m kurangnya dari panjang lahan semula. Jika keliling lahan yang akan ditanami paman 20 m. Tentukanlah luas lahan yang ditanami jagung dan panjang lahan semula!...

Berdasarkan hasil test awal diperoleh rata-rata kelas sebesar 58,4 %, 17 orang atau 50 % mampu memahami masalah, 17 siswa atau 50 % mampu merencanakan masalah, 15 siswa atau 44,1 % mampu menyelesaikan soal, 0 % yang mampu memeriksa kembali pemecahan masalah, 12 siswa atau 35,2 % tidak memahami apa yang dimaksud dalam soal. Dari lembar jawaban siswa diketahui bahwa banyak siswa yang kesulitan menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, salah dalam menuliskan rumus, langkah-langkah penyelesaian yang dikerjakan oleh siswa juga tidak lengkap, tidak sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian yang sebenarnya.

Soal tes diagnostik di atas merupakan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan aljabar, namun setelah pembelajaran aljabar materi berikutnya di kels VIII akan dibahas mengenai sistem persamaan linier dua variabel. Sebagai alasan yang kuat untuk meneliti pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear dua variabel karena soal yang akan diberikan berbentuk soal cerita yang bersifat soal tidak rutin yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sehari – hari dengan penyelesaiannya tetap menggunakan konsep matematika.


(18)

Sebagai contoh :

Akan direnovasi sebuah ruangan berbentuk persegi panjang. Jika panjang ruangan dikurangi dua kali lebar ruangan adalah 2 meter dan jumlah dua kali panjang ruangan ditambah tiga kali lebar ruangan adalah 18 meter, maka:

a. Nyatakan masalah tersebut ke dalam model matematika! b. Hitunglah panjang dan lebar ruangan tersebut!

Tabel 1.1 Berikut analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal

Hasil Kerja Siswa Kesalahan

 Salah dalam memahami kalimat soal sehingga menuliskan yang diketahui dan ditanya tidak benar dan tidak lengkap.

 Penyelesaian masalah dalam soal tidak benar.

 Perencanaan masalah sudah benar dan lengkap tetapi penyelesaian masalah tidak benar.

 Penyelesaian masalah tidak lengkap.

 Tidak menuliskan diketahui dan ditanya dari soal.

 Tidak membuat perencanaan masalah.  Penyelesaian masalah benar tetapi tidak lengkap.


(19)

7

Selain kesulitan belajar yang mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dipengaruhi juga oleh strategi pembelajaran yang diberikan guru kurang tepat. Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang menjadi faktor penting dalam pembelajaran matematika.

Yusuf Hartono ( 2014) mengemukakan bahwa:

“Strategi pembelajaran untuk pemecahan masalah matematika merupakan cara berpikir yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang dapat diselesaikan dengan cabang ilmu matematika. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana menentukan strategi yang efisien dan tepat”. Untuk mengatasi permasalahan dalam penelitian ini diterapkan strategi pembelajaran inkuiri yang proses pembelajarannya dari awal hingga akhir berkaitan dengan pemberian masalah dan bagaimana siswa berusaha menyelesaikan masalah tersebut.

Prosesnya sebagai berikut : 1) penerimaan dan pendefinisian masalah, 2) penegembangan hipotesis, 3) pengumpulan data, 4) pengujian hipotesis, 5) penarikan kesimpulan.

Ngalimun (2013: 35) menyimpulkan bahwa :

“Tujuan umum pendekatan inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan keterampilan intelektual untuk memunculkan masalah dan kemudian mencari jawabannya sendiri sehingga siswa dapat menjadi pemecah masalah yang mandiri”.

Sehingga cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dengan tujuan pengembangan kemampuan berpikir anak secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Guru mengarahkan siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka, guru juga berperan sebagai penanya karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif, yakni berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, merangsang keinginan siswa terhadap sesuatu.


(20)

Berdasarkan uraian di atas dengan mengetahui pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Pancurbatu T.A 2016/2017”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Prestasi belajar siswa rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. 3. Proses pembelajaran yang diterapkan guru kurang sesuai dengan

kebutuhan siswa dalam melatih cara berpikir menyelesaikan soal pemecahan masalah.

4. Guru belum menerapkan model pembelajaran/strategi pembelajaran di dalam kelas terkhusus strategi pembelajaran inkuiri.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian lebih fokus. Batasan masalah yang akan diteliti dibatasi pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui strategi pembelajaran inkuiri pada sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-6 SMP N. 1 Pancurbatu T.A 2016/2017.


(21)

9

1.4Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah penelitian difokuskan pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa karena masalah ini sangat penting diatasi, jika tidak diatasi dapat berdampak pada kemampuan siswa pada pembelajaran selanjutnya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui strategi pembelajaran inkuiri pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-6 SMP N.1 Pancurbatu T.A 2016/2017?

2. Bagaimana efektivitas strategi pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang tuntas sesuai dengan ketuntasan belajar klasikal pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-6 SMP N.1 Pancurbatu. 2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas strategi pembelajaran inkuiri

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.


(22)

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, diperoleh informasi dan pengalaman dalam pembelajaran matematika melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Bagi guru matematika, diperoleh informasi mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk suatu materi terkhusus kemampuan pemecahan masalah matematis, atau mempertahankan metode pembelajaran yang sudah diteliti dengan baik, dan meningkatkan model pembelajaran yang diambil dalam pelaksanaan pengajarannya jika diteliti belum baik.

3. Bagi siswa, diharapkan siwa dapat terdorong untuk menigkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui pembelajaran inkuiri.

4. Bagi sekolah, diperoleh informasi sebagai bahan masukan dalam pemberian layanan untuk pelaksanaan pengajaran yang berkualitas untuk pembelajaran matematika di sekolah.

5. Bagi peneliti lain, sebagai informasi untuk bahan pertimbangan bagi peneliti lain atau pembaca yang ingin mengkaji lebih dalam mengenai upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pembelajaran inkuiri.


(23)

11

1.7Defenisi Operasional

Untuk dapat melakukan variabel penelitian secara kuantitatif maka variable-variabel didefenisikan sebagai berikut :

1. Strategi Pembelajaran adalah rencana tindakan ( rangkaian kegiatan ) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

3. Masalah matematis adalah suatu masalah yang diberikan kepada siswa yang memerlukan suatu pemecahan tetapi siswa tersebut tidak memiliki cara yang langsung dalam menentukan solusinya, namun dalam penyelesaiannya tetap menggunakan konsep matematika.

4. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah, memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah dalam pembelajaran matematika.


(24)

98

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dibuat berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh bahwa pemecahan masalah matematis siswa mengalami peningkatan melalui strategi pembelajaran inkuiri pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Pancur Batu dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Peningkatan nilai rata-rata siswa pada tes awal, siklus I, dan siklus II yakni dari tingkat kemampuan sangat rendah pada tes awal menjadi 67,1 dengan tingkat kemampuan rendah pada siklus I menjadi 74,3 dengan tingkat sedang kemampuan pada siklus II. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas sebesar 7,2.

b. Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa juga diperoleh peningkatan persentase tingkat penguasaan dari siklus I ke siklus II. Pada langkah memahami masalah meningkat dari 8,8 (73,3 %) dengan tingkat kemampuan sedang menjadi 9,5 (79,1) dengan tingkat kemampuan tinggi. Pada langkah merencanakan pemecahan masalah 8,7 (72,5 %) dengan tingkat kemampuan sedang menjadi 8,8 (73,3 %), pada langkah menyelesaikan pemecahan masalah meningkat dari 7,64 ( 63,6 %) dengan kemampuan rendah menjadi 8,7 ( 72,5 %) dengan tingkat kemampuan tinggi, dan langkah memeriksa pemecahan masalah meningkat dari 6,9 (63,3 %) dengan tingkat kemampuan rendah menjadi 8,5 ( 70,8 %) dengan tingkat kemampuan tinggi.


(25)

99

c. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 20 orang siswa (58,9 %) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 29 orang siswa (85,29 %). Sehingga diperoleh peningkatan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah dengan peningkatan sebanyak 9 orang atau 26,39 %.

2. Terlaksananya kegiatan pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran inkuiri yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan kategori yang baik dengan skor rata-rata siklus I 2,7 dengan kategori baik sedangkan observasi pembelajaran pada siklus II diperoleh rata-rata skor 2,9 dengan kategori baik.

5.1Saran

Adapun saran yang didapat dari hasil penelitian yaitu:

1. Kepada guru khususnya guru matematika agar memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam pembelajaran dan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

2. Kepada siswa disarankan lebih antusias dalam belajar menemukan penyelesaian suatu masalah dalam pembelajaran matematika dan pelajaran lainnya, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menggunakan strategi pembelajaran inkuiri pada materi sistem persamaan linear dua variabel ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(26)

100

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ahmad, Z., (2014), Perbandingan Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Antara Yang Mendapatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Strategi Konflik Piaget dan Hasweeh, Jurnal Repositori Upi.id

Andriani, A., Mukhtar, dan Fauzi, A., (2014), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Kecerdasan Emosional Mahasiswa Fmipa Pendidikan Matematika Melalui Model Pembelajaran Improve. Jurnal of Mathematic Education, Vol. 21(1) Juni 2014 hal 32 //ISSN : 0854 – 641 X

Arikunto, S., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Aris, C., (2010), Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Coffman, T., (2009). Engaging Students Through Inquiry-Oriented Learning and Technology. Lanham: The Rowman & Littlefield Publishing Group, Inc. Depdiknas, (2006), Peraturan Menteri Nomor 22 tahun 2006, Tentang Standar

Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B., dan Aswan Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Farhan, M., dan Retnawati, H., ( 2014 ), Keefektifan Problem Based Learning dan

Inquiri Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Kemampuan Representasi Matematis, dan Motivasi Belajar Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1 - Nomor 2, November 2014 Hartono, Y., (2014), Strategi Pemecahan Masalah Matematika, Graha Jaya,

Yogyakarta.

Hasratuddin, (2015 ), Mengapa Harus Belajar Matematika?, Perdana Publishing, Medan.

Hudojo, H., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, IKIP Malang.

Indayani, D., dan Yunarti, T.; Pengembangan 4C’s Dalam Pembelajaran Matematika, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Mei 2016 Universitas Negeri Malang, ISBN: 978 – 602 – 1150 – 19 – 1


(27)

101

Matua, S., (2015), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Siswa SMP Negeri 28 Medan Melalui Pembelajaran Inkuiri Dengan Strategi React., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Meidawati, Y., (2014), Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Terbuka,Jurnal Pendidikan dan Keguruan, Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 1/ ISSN : 2356-3915).

Mulyasa, E., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Nilam, S., (2014), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensial Pada Mahasiswi STMIK Medan, Jurnal Saintech, Vol.06-No.04-Desember 2014//ISSN No.2086-9681.

Pertiwi, I., (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Teorema Phytagoras Di Kelas VIII SMP N.1 Sunggal T.A 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Polya, G., (2001), Upaya Menciptakan Pengajaran Matematika Yang Menyenangkan, Buletin Pelangi Pendidikan.

Purba, T.W., (2012), Meningkatkan Kemamuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat I Kelas VII SMP N.3 Galang., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ridwan, M., (2013), http://ridwanmustofa2403.blogspot.co.id/pendekatan pembelajaran inkuiri 2013/04/ html (accessed Februari 2016).

Roestiyah, N.K., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Ruseffendi, E.T., 2001. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-Eksakta Lainnya, PT. Tarsito, Bandung.

Sanjaya, W., (2013), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Soegito, (2003), Kemampuan Dasar Mengajar, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung.


(28)

Supriyati, Y., dan Sri, AW., (2007), Strategi Pembelajaran Fisika, Universitas Terbuka, Jakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.


(1)

11

1.7Defenisi Operasional

Untuk dapat melakukan variabel penelitian secara kuantitatif maka variable-variabel didefenisikan sebagai berikut :

1. Strategi Pembelajaran adalah rencana tindakan ( rangkaian kegiatan ) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

3. Masalah matematis adalah suatu masalah yang diberikan kepada siswa yang memerlukan suatu pemecahan tetapi siswa tersebut tidak memiliki cara yang langsung dalam menentukan solusinya, namun dalam penyelesaiannya tetap menggunakan konsep matematika.

4. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah, memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah dalam pembelajaran matematika.


(2)

98

Kesimpulan yang dapat dibuat berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh bahwa pemecahan masalah matematis siswa mengalami peningkatan melalui strategi pembelajaran inkuiri pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Pancur Batu dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Peningkatan nilai rata-rata siswa pada tes awal, siklus I, dan siklus II yakni dari tingkat kemampuan sangat rendah pada tes awal menjadi 67,1 dengan tingkat kemampuan rendah pada siklus I menjadi 74,3 dengan tingkat sedang kemampuan pada siklus II. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas sebesar 7,2.

b. Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa juga diperoleh peningkatan persentase tingkat penguasaan dari siklus I ke siklus II. Pada langkah memahami masalah meningkat dari 8,8 (73,3 %) dengan tingkat kemampuan sedang menjadi 9,5 (79,1) dengan tingkat kemampuan tinggi. Pada langkah merencanakan pemecahan masalah 8,7 (72,5 %) dengan tingkat kemampuan sedang menjadi 8,8 (73,3 %), pada langkah menyelesaikan pemecahan masalah meningkat dari 7,64 ( 63,6 %) dengan kemampuan rendah menjadi 8,7 ( 72,5 %) dengan tingkat kemampuan tinggi, dan langkah memeriksa pemecahan masalah meningkat dari 6,9 (63,3 %) dengan tingkat kemampuan rendah menjadi 8,5 ( 70,8 %) dengan tingkat kemampuan tinggi.


(3)

99

c. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 20 orang siswa (58,9 %) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 29 orang siswa (85,29 %). Sehingga diperoleh peningkatan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah dengan peningkatan sebanyak 9 orang atau 26,39 %.

2. Terlaksananya kegiatan pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran inkuiri yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan kategori yang baik dengan skor rata-rata siklus I 2,7 dengan kategori baik sedangkan observasi pembelajaran pada siklus II diperoleh rata-rata skor 2,9 dengan kategori baik.

5.1Saran

Adapun saran yang didapat dari hasil penelitian yaitu:

1. Kepada guru khususnya guru matematika agar memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam pembelajaran dan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

2. Kepada siswa disarankan lebih antusias dalam belajar menemukan penyelesaian suatu masalah dalam pembelajaran matematika dan pelajaran lainnya, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menggunakan strategi pembelajaran inkuiri pada materi sistem persamaan linear dua variabel ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(4)

100

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ahmad, Z., (2014), Perbandingan Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Antara Yang Mendapatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Strategi Konflik Piaget dan Hasweeh, Jurnal Repositori

Upi.id

Andriani, A., Mukhtar, dan Fauzi, A., (2014), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Kecerdasan Emosional Mahasiswa Fmipa Pendidikan Matematika Melalui Model Pembelajaran Improve.

Jurnal of Mathematic Education, Vol. 21(1) Juni 2014 hal 32 //ISSN :

0854 – 641 X

Arikunto, S., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Aris, C., (2010), Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA.,

Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Coffman, T., (2009). Engaging Students Through Inquiry-Oriented Learning and

Technology. Lanham: The Rowman & Littlefield Publishing Group, Inc.

Depdiknas, (2006), Peraturan Menteri Nomor 22 tahun 2006, Tentang Standar

Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B., dan Aswan Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Farhan, M., dan Retnawati, H., ( 2014 ), Keefektifan Problem Based Learning dan

Inquiri Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Kemampuan Representasi

Matematis, dan Motivasi Belajar Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal

Riset Pendidikan Matematika, Volume 1 - Nomor 2, November 2014

Hartono, Y., (2014), Strategi Pemecahan Masalah Matematika, Graha Jaya, Yogyakarta.

Hasratuddin, (2015 ), Mengapa Harus Belajar Matematika?, Perdana Publishing, Medan.

Hudojo, H., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press, IKIP Malang.

Indayani, D., dan Yunarti, T.; Pengembangan 4C’s Dalam Pembelajaran Matematika, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Mei


(5)

101

Matua, S., (2015), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Komunikasi Matematik Siswa SMP Negeri 28 Medan Melalui Pembelajaran Inkuiri Dengan Strategi React., Tesis, FMIPA, Unimed,

Medan.

Meidawati, Y., (2014), Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Terbuka,Jurnal Pendidikan dan Keguruan, Vol. 1 No. 2,

2014, artikel 1/ ISSN : 2356-3915).

Mulyasa, E., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Nilam, S., (2014), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensial Pada Mahasiswi STMIK Medan, Jurnal Saintech, Vol.06-No.04-Desember 2014//ISSN No.2086-9681.

Pertiwi, I., (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Teorema Phytagoras Di Kelas VIII SMP N.1 Sunggal T.A 2013/2014.,

Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Polya, G., (2001), Upaya Menciptakan Pengajaran Matematika Yang

Menyenangkan, Buletin Pelangi Pendidikan.

Purba, T.W., (2012), Meningkatkan Kemamuan Pemecahan Masalah Siswa

Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat I Kelas VII SMP N.3 Galang., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ridwan, M., (2013), http://ridwanmustofa2403.blogspot.co.id/pendekatan pembelajaran inkuiri 2013/04/ html (accessed Februari 2016).

Roestiyah, N.K., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Ruseffendi, E.T., 2001. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-Eksakta Lainnya, PT. Tarsito, Bandung.

Sanjaya, W., (2013), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Soegito, (2003), Kemampuan Dasar Mengajar, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung.


(6)

Supriyati, Y., dan Sri, AW., (2007), Strategi Pembelajaran Fisika, Universitas Terbuka, Jakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.