PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP YAPIM BIRU-BIRU TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

SMP YAPIM BIRU-BIRU TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

DIANA HUTAJULU

NIM. 8106122005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

DIANA HUTAJULU, NIM. 8106122005. Pengaruh strategi pembelajaran

kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru Tahun Pembelajaran 2015/2016, Tesis

Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, (2) untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 116 siswa yang berasal dari kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru, sedangkan sampel berjumlah 78 siswa yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu diberikan tes motivasi berprestasi untuk membedakan motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah yang dimiliki siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dengan terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 40 soal yang diujicobakan, terdapat 33 soal yang memenuhi persyaratan. Untuk menyajikan dan mendeskripsikan data digunakan statistik deskriptif, sementara untuk menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan ANAVA 2 jalur yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan normalitas dengan Lilifors dan uji homogenitas varians dengan uji Barlett dan uji Fisher.

Hasil pengujian hipotesis diperoleh: (1) hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, hal ini ditunjukkan oleh = 4,013 > = 3,972 pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk=(1,74), (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, hal ini ditunjukkan oleh = 40,971 > = 3,972 pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk=(1,74), (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika yaitu = 4,152 > = 3,972 pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk=(1,76).

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tepat digunakan untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan strategi pembelajaran kooperatif TGT lebih tepat digunakan untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.


(6)

ABSTRACT

DIANA HUTAJULU, NIM. 8106122005. The Effect of Cooperative Learning

Strategy and Motivation Achievement on The Mathematics Outcomes at VIII Grade SMP YAPIM Biru-Biru Tahun Pembelajaran 2015/2016, Graduate

Thesis, State University of University of Medan, 2017.

This study aims to determine: (1) to find out whether the learning achievement of math using jigsaw cooperative learning strategy is higher than using TGT cooperative learning strategy, (2) find out whether the learning achievement of math of students with high motivation of achievement is higher than that of the students with low motivation of achievement, (3) to find out the interaction between the learning strategy and student’s motivation of achievement with math.

This study is a quasi-experimental research. The population in this study amounted to 116 students from three grade VIII classes at SMP YAPIM Biru-Biru, while the sampel of 78 students are taken from two classes using random cluster sampling. Before the treatment was given, a test was given prior to

distinguish the students’s high and low motivation of achievement. The test learning outcomes are used to collect research data by first being tested to determine the level of validity and reliability. The results obtained from 40 questions tested, 33 questions met the requirements. To present and describe the data, descriptive statistics is used, while to test the hypothesis the inferential statistics is applied. Research hypotheses werw tested using 2-line ANOVA that were previously done with Lilifors test requirement normality and homogeneity of variance test with the Barlett test and Fisher test.

The results obtained by testing hypotheses: (1) mathematics learning outcomes of students who were guided using an jigsaw cooperative learning strategy is higher than those under TGT cooperative learning strategy which is indicated by = 4.013 > = 3.972 at significance level = 0.05 with df=(1.74), (2) result of the students who haved studied mathematics with student’s motivation of achievement higher compared to those who have low student’s motivation of achievement by = 40.971 > = 3.972 at significance = 0.05 with df=(1.74), and (3) there is interaction between cooperative learning strategy

with student’s motivation of achievement in influencing the outcomes of study mathematics = 4.152 > = 3.972 at significance = 0.05 with df=(1.76).

From the results of data analysis it can be concluded that the use of jigsaw cooperative learning strategy is more appropriate for students who have

high student’s motivation of achievement and TGT cooperative learning strategy

is more suited to be used on students who have low student’s motivation of achievement.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru Tahun Pembelajaran 2015/2016. Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami kendala dan keterbatasan, namum berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Dengan tulus hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd dan Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi, serta meluangkan waktu kepada penulis sampai terselesaikannya tesis ini. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Bapak Dr. Mursid, M.Pd, dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S., S.Psi selaku narasumber yang telah memberikan masukan pada kesempurnaan tesis ini, serta bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahaan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan,


(8)

Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan, dan Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan bantuan dalam segala urusan administrasi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ibu Dra. Asnawati Situngkir selaku Kepala Sekolah SMP Yapim Biru-Biru yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. Ibu Santa Tampubolon, S.Pd, Ibu Lampita Nurti Rajagukguk, S.Pd, dan Ibu Desi Winna Hutajulu, S.Pd yang sudah membantu proses penelitian ini.

Suamiku tercinta Pelita Lumban Gaol, S.Kom dan anakku tersayang Neal Leonathan Lumban Gaol yang menjadi sumber inspirasi untuk menyelesaikan tesis ini. Ayahanda Abner Hutajulu dan Ibunda Nurmala Siahaan yang tak terhingga kasih dan dukungannya serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu dalam kesempatan ini.

Penulis tidak dapat membalasnya, hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal dan kebajikan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan berkat dan anugerah kepada kita semua. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, Januari 2017 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 10

A. Kajian Teoritis ... 10

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika ... 10

2. Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1 Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 21

2.2 Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT ... 25

3. Hakikat Motivasi Berprestasi ... 30

B. Penelitian Yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 40

D. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

C. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

D. Metode dan Desain Penelitian ... 49

E. Pengontrolan Perlakuan ... 50

F. Prosedur Penelitian ... 52

G. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ... 54

H. Uji Coba Instrumen Pengumpul Data ... 56


(10)

J. Hipotesis Statistik ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Deskripsi Data ... 63

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 76

C. Pengujian Hipotesis ... 81

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

E. Keterbatasan Penelitian ... 96

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Implikasi ... 99

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Hasil Belajar Ujian Semester Matematika Kelas VIII T.P.

2011/2012 s.d 2013/2014 ... 3

Tabel 2.1 : Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 20

Tabel 2.2 : Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 23

Tabel 2.3 : Tingkat Penghargaan Kelompok ... 24

Tabel 2.4 : Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.. 24

Tabel 2.5 : Menghitung Poin-Poin Turnamen ... 28

Tabel 2.6 : Rekognisi Tim Berprestasi ... 29

Tabel 2.7 : Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT ... 29

Tabel 3.1 : Desain Penelitian ... 49

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 55

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Motivasi Berprestasi ... 56

Tabel 4.1 : Data Hasil Belajar Matematika ... 64

Tabel 4.2 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 65

Tabel 4.3 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT ... 66

Tabel 4.4 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 68


(12)

Tabel 4.5 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang

Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 69

Tabel 4.6 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 71

Tabel 4.7 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 72

Tabel 4.8 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 74

Tabel 4.9 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 75

Tabel 4.10 : Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar ... 78

Tabel 4.11 : Hasil Uji Homogenitas Antar Variabel Penelitian ... 80

Tabel 4.12 : Rangkuman ANAVA Faktorial 2x2 ... 81


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Illustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw ... 23 Gambar 2.2 : Illustrasi Meja Turnamen TGT ... 27 Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang

Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 65 Gambar 4.2 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang

Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT... ... 67 Gambar 4.3 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Memiliki

Motivasi Berprestasi Tinggi ... 68 Gambar 4.4 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Memiliki

Motivasi Berprestasi Rendah ... 70 Gambar 4.5 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 71 Gambar 4.6 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 73 Gambar 4.7 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibela

jarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 74 Gambar 4.8 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 76 Gambar 4.9 : Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus ... 105

Lampiran 2 : RPP ... 107

Lampiran 3 : Instrumen Tes Hasil Belajar dan Kunci Jawaban ... 146

Lampiran 4 : Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 151

Lampiran 5 : Instrumen Motivasi Berprestasi ... 161

Lampiran 6 : Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 163

Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Penelitian ... 168


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan bangsa yang akan menciptakan masyarakat terpelajar. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan utama diselenggarakan proses belajar adalah demi tercapainya tujuan untuk keberhasilan siswa dalam belajar, baik pada suatu mata pelajaran tertentu maupun pendidikan pada umumnya. Untuk mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang kontruktif dalam menumbuhkan kreativitas siswa dan strategi pembelajaran yang dilandasi kepahaman akan ilmu pengetahuan serta implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para guru di sekolah.

Mata pelajaran matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi serta merupakan mata pelajaran yang


(16)

2

diujikan dalam Ujian Nasional di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran matematika merupakan pengetahuan mendasar yang mencakup aspek pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah yang diungkapkan dalam KTSP 2006, bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah (1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan; (2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan; (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; (4) Mengembangkan kemampuan penyampaian informasi atau mengkomunikasikan gagasan.

Oleh karenanya matematika memegang peranan yang cukup penting dalam dunia pendidikan sehingga matematika harus dipelajari dan dikuasai oleh setiap siswa. Namun kenyataannya matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan, sulit, dan membosankan sehingga sebagian siswa kurang bergairah dalam belajar yang mengakibatkan hasil belajar matematika siswa rendah atau tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu untuk mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian atas soal yang diberikan guru. Seperti yang dinyatakan oleh Suyanto dan Jihad (2013:142) bahwa matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan memerlukan keaktifan dan kerja sama siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Sementara oleh Third International Mathematics

and Science Study (TIMSS) menyatakan pada tahun 2003, Indonesia pada mata


(17)

3

Masih rendahnya hasil belajar matematika dan kurangnya pengetahuan serta kemampuan siswa dalam memahami matematika juga terjadi di SMP YAPIM Biru-Biru. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian semester matematika kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 sampai dengan 2013/2014 masih rendah atau tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Hasil Belajar Ujian Semester Matematika Kelas VIII T.P. 2011/2012 s.d 2013/ 2014

No.

Nilai

Tahun Pelajaran Terendah Tertinggi Rata-Rata 1 2011/2012 51,00 76,00 57,81 2 2012/2013 50,00 76,00 54,38 3 2013/2014 50,00 75,00 53,64

Secara umum proses pembelajaran matematika SMP YAPIM Biru-Biru masih berpusat pada guru dan siswa dijadikan sebagai objek pembelajaran. Guru lebih banyak menjelaskan dan memberikan informasi yang akan dibahas karena kemampuan dasar matematika yang dimiliki siswa masih rendah. Siswa juga lebih banyak mendengar dan menulis apa yang diinformasikan guru. Siswa sangat minim untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengertinya sehingga pada waktu soal latihan diberikan, siswa tersebut tidak mampu menyelesaikannya. Siswa menyelesaikan latihan sesuai dengan contoh-contoh yang disajikan guru. Siswa cenderung kurang bersemangat dalam belajar matematika, konsep dan prinsip dalam matematika diberikan langsung dari guru kepada siswa.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang diselenggarakan masih membutuhkan perencanaan pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa untuk belajar. Seorang guru harus mampu memilih dan


(18)

4

menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kebutuhan siswa supaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika secara optimal. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif. Seperti yang dinyatakan oleh Sanjaya (2011:242) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student

oriented) dalam mengaktifkan siswa dalam belajar. Sharan (2012:564)

menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif berjuang agar siswa memiliki tanggung jawab tinggi atas pembelajaran mereka sendiri, bukannya menerima pembelajaran sebagaimana yang diberikan orang lain. Tim MKPBM (2001:218) menambahkan bahwa salah satu faktor penting dari cooperative learning adalah dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik. Para siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan pekerjaannya, dan menjadi penuh perhatian selama jam pelajaran.

Beberapa strategi pembelajaran kooperatif telah dikembangkan para ahli dalam pembelajaran matematika, seperti strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT). Isjoni (2010:54) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan strategi


(19)

5

pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen (kelompok asal) yang masing-masing siswa dalam kelompok asal menguasai materinya masing-masing (kelompok ahli). Sesama kelompok ahli dengan materi yang sejenis akan mendiskusikan materi mereka, setelahnya mereka akan kembali pada kelompok asal. Di akhir pembelajaran, akan diadakan kuis secara individu sehingga diperoleh nilai individu dan sekaligus memberi sumbangan pada skor kelompok.

Strategi pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) merupakan startegi pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang heterogen. Guru menyiapakan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Penulis beranggapan bahwa strategi pembelajaran Jigsaw dan TGT merupakan strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan ketertarikan siswa, mendorong siswa lebih aktif dan membina kerjasama antar siswa dalam mempelajari matematika, sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti perlu melakukan penelitian yang mengkaji pengaruh strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru Tahun Pembelajaran 2015/2016.


(20)

6

B. Identifikasi Masalah

Agar pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka perlu diperhatikan strategi pembelajaran yang tepat dalam rangka mencapai tujuan dari hasil yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, perlu diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru sebagai berikut: Apa saja metode yang digunakan guru dalam mengajar di kelas? Bagaimana guru membentuk ruangan kelas? Bagaimana suasana belajar di kelas? Apakah pembelajaran kooperatif akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah siswa akan senang dengan pembelajaran kooperatif? Bagaimana siswa berinteraksi untuk memecahkan masalah mereka? Apakah motivasi berprestasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa? Apakah strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Bagaimana pengaruh guru mata pelajaran terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa? Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?


(21)

7

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dan keterbatasan waktu serta kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran kooperatif dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.

2. Hasil belajar matematika dibatasi hanya pada ranah kognitif materi bentuk aljabar siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.

3. Karakteristik siswa dibatasi pada motivasi berprestasi siswa yang terdiri atas motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Team Games

Tournament (TGT) siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru?


(22)

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika yang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Team Games

Tournament (TGT) siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru mata pelajaran matematika khususnya, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat secara teoritis

a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai strategi pembelajaran khususnya jigsaw dan TGT serta motivasi berprestasi dan pengaruhnya terhadap hasil belajar.

b. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel yang relevan.


(23)

9

2. Manfaat secara praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP YAPIM Biru-Biru. b. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam

memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi berprestasi siswa.


(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT. 2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

lebih tinggi dari hasil belajar matematika tinggi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar matematika. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi hasil belajarnya jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dibandingkan dengan jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT. Selanjutnya dapat dinyatakan pula bahwa untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, lebih tinggi hasil belajar matematikanya jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT dibandingkan dengan jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw.


(25)

99

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan pertama dan temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pelajaran matematika. Hasil penelitian sangat beralasan sebab ciri khas dari pembelajaran kooperatif jigsaw adalah adanya siswa kelompok ahli yang menguasai satu topik bahasan yang kemudian masing-masing kelompok ahli akan memaparkan topik bahasan pada kelompok asal sehingga masing-masing siswa dalam kelompok asal memperoleh topik bahasan sebanyak jumlah kelompok ahli. Dengan cara seperti ini akan menjamin keterlibatan semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dan kelompok dalam diskusi kelompok. Dengan adanya strategi ini, siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dapat melaksanakan pembelajaran sendiri baik di sekolah maupun di rumah.

Demikian halnya dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif TGT dapat dijadikan pertimbangan oleh guru dalam membelajarkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Pembelajaran kooperatif TGT melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dalam pembelajaran di kelompoknya serta mengandung unsur permainan. Permainan dalam pembelajaran kooperatif TGT dirancang untuk memungkinkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah


(26)

100

dapat belajar lebih rileks dan menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung menunggu informasi dari guru atau teman sebayanya tanpa berinisiatif langsung untuk menemukan informasi atau materi pelajarannya. Dengan demikian guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa agar merubah perilakunya sehingga hasil belajarnya mampu menyamai atau bahkan melebihi hasil belajar matematika dari siswa yang memiliki memiliki motivasi berprestasi tinggi.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hasil belajar

matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi dari hasil belajar matematika tinggi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar matematika lebih tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa motivasi berprestasi signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi tidak akan pernah berhenti berusaha untuk menemukan jawaban. Siswa melatih dirinya secara terus menerus dalam menyelesaikan permasalahan. Konsekuensinya, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi tentu memiliki hasil belajar matematika yang tinggi, sebaliknya siswa dengan motivasi berprestasi rendah tentu memiliki hasil belajar matematika yang rendah pula.

Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika berimplikasi kepada guru mata pelajaran matematika agar


(27)

101

mampu mengidentifikasi motivasi berprestasi yang dimiliki siswa. Apabila guru sudah mampu mengidentifikasi motivasi berprestasi yang dimiliki siswa, maka guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan karakteristik siswa akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna sehingga pembelajaran akan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada satu strategi pembelajaran kooperatif yang paling sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik pembelajar. Tetapi hasil penelitian ini bias menjadi masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk memilih strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dalam menyajikan materi pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan dan implikasi, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif yang tepat pada proses pembelajaran merupakan satu faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil belajar secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dua strategi pembelajaran kooperatif yaitu strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif TGT, maka guru lebih disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan menerapkan strategi


(28)

102

pembelajaran kooperatif TGT untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

2. Kepada guru matematika agar agar benar-benar memperhatikan karakteristik siswa khusunya karakteristik motivasi berprestasi dengan terlebih dahulu mengukur motivasi berprestasi siswa sebelum memilih strategi pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan sehubungan dengan materi ayang akan diajarkan.

3. Untuk penelitian lebih lanjut pada penerapan strategi pembelajaran kooperatif peneliti perlu mensosialisasikan dan mensimulasikan terlebih dahulu kepada guru dan siswa bagaimana prosedur penggunaan strategi pembelajaran kooperatif sehingga penggunaan waktu bisa lebih efisien dan efektifitas pembelajaran dapat tercapai.

4. Untuk peneliti lain yang meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif disarankan untuk melibatkan variabel moderator lainnya dan dalam cakupan yang lebih luas karena penelitian ini hanya terbatas pada penerapan dua strategi pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan tingkat motivasi berprestasi siswa, dan diperlakukan hanya pada kelompok kecil. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi keterbatasan dan kelemahan yang terdapat pada penelitian ini.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sirait, Bonur. (2012). Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Study Keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Medan. Medan: Tesis. PPs

Universitas Negeri Medan

Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutabarat, E.P. (1995). Cara Belajar. Jakarta: Gunung Mulia. Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Mukhtar dan Iskandar. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Panggabean, M. Ichsan. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan

Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Budi Murni 2 Medan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri

Medan.

Panjaitan, Keysar. (2010). Merancang Butir Soal dan Instrumen untuk Penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah.

Parhusib, Bindranato. (2009). Pengaruh Strategi Pembelajaran Quantum

Teaching dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Nainggolan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri

Medan.

Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawira, Purwa Atmaja. (2012). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(30)

104

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Perss.

Sharan, Sholomo. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia.

Sinurat, Sardiaman. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika. Medan: Tesis. PPs

Universitas Negeri Medan.

Sirait, Bonur. (2012). Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Medan. Medan: Tesis. PPs

Universitas Negeri Medan.

Slavin, Robert. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suyanto dan Jihad, Asep. (2013). Menjadi Guru Profesional. http://books.google.com/books?isbn=6027596503 (diakses 20 Agustus 2016)

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Uno, B. Hamzah dan Panjaitan, Keysar. (2004). Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.

Uno, B. Hamzah. Umar, M. Kudrat. Panjaitan, Keysar. (2014). Variabel

Penelitian dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jakarta: Ina

Publikatama.


(1)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan pertama dan temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pelajaran matematika. Hasil penelitian sangat beralasan sebab ciri khas dari pembelajaran kooperatif jigsaw adalah adanya siswa kelompok ahli yang menguasai satu topik bahasan yang kemudian masing-masing kelompok ahli akan memaparkan topik bahasan pada kelompok asal sehingga masing-masing siswa dalam kelompok asal memperoleh topik bahasan sebanyak jumlah kelompok ahli. Dengan cara seperti ini akan menjamin keterlibatan semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dan kelompok dalam diskusi kelompok. Dengan adanya strategi ini, siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dapat melaksanakan pembelajaran sendiri baik di sekolah maupun di rumah.

Demikian halnya dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif TGT dapat dijadikan pertimbangan oleh guru dalam membelajarkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Pembelajaran kooperatif TGT melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dalam pembelajaran di kelompoknya serta mengandung unsur permainan. Permainan dalam pembelajaran kooperatif TGT dirancang untuk memungkinkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah


(2)

100

dapat belajar lebih rileks dan menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung menunggu informasi dari guru atau teman sebayanya tanpa berinisiatif langsung untuk menemukan informasi atau materi pelajarannya. Dengan demikian guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa agar merubah perilakunya sehingga hasil belajarnya mampu menyamai atau bahkan melebihi hasil belajar matematika dari siswa yang memiliki memiliki motivasi berprestasi tinggi.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi dari hasil belajar matematika tinggi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar matematika lebih tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa motivasi berprestasi signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi tidak akan pernah berhenti berusaha untuk menemukan jawaban. Siswa melatih dirinya secara terus menerus dalam menyelesaikan permasalahan. Konsekuensinya, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi tentu memiliki hasil belajar matematika yang tinggi, sebaliknya siswa dengan motivasi berprestasi rendah tentu memiliki hasil belajar matematika yang rendah pula.

Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika berimplikasi kepada guru mata pelajaran matematika agar


(3)

mampu mengidentifikasi motivasi berprestasi yang dimiliki siswa. Apabila guru sudah mampu mengidentifikasi motivasi berprestasi yang dimiliki siswa, maka guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan karakteristik siswa akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna sehingga pembelajaran akan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada satu strategi pembelajaran kooperatif yang paling sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik pembelajar. Tetapi hasil penelitian ini bias menjadi masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk memilih strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dalam menyajikan materi pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan dan implikasi, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif yang tepat pada proses pembelajaran merupakan satu faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil belajar secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dua strategi pembelajaran kooperatif yaitu strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif TGT, maka guru lebih disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan menerapkan strategi


(4)

102

pembelajaran kooperatif TGT untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

2. Kepada guru matematika agar agar benar-benar memperhatikan karakteristik siswa khusunya karakteristik motivasi berprestasi dengan terlebih dahulu mengukur motivasi berprestasi siswa sebelum memilih strategi pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan sehubungan dengan materi ayang akan diajarkan.

3. Untuk penelitian lebih lanjut pada penerapan strategi pembelajaran kooperatif peneliti perlu mensosialisasikan dan mensimulasikan terlebih dahulu kepada guru dan siswa bagaimana prosedur penggunaan strategi pembelajaran kooperatif sehingga penggunaan waktu bisa lebih efisien dan efektifitas pembelajaran dapat tercapai.

4. Untuk peneliti lain yang meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif disarankan untuk melibatkan variabel moderator lainnya dan dalam cakupan yang lebih luas karena penelitian ini hanya terbatas pada penerapan dua strategi pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan tingkat motivasi berprestasi siswa, dan diperlakukan hanya pada kelompok kecil. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi keterbatasan dan kelemahan yang terdapat pada penelitian ini.


(5)

103 Aksara.

Sirait, Bonur. (2012). Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Study Keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Medan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri Medan

Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutabarat, E.P. (1995). Cara Belajar. Jakarta: Gunung Mulia. Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Mukhtar dan Iskandar. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Panggabean, M. Ichsan. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Budi Murni 2 Medan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri Medan.

Panjaitan, Keysar. (2010). Merancang Butir Soal dan Instrumen untuk Penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah.

Parhusib, Bindranato. (2009). Pengaruh Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Nainggolan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri Medan.

Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawira, Purwa Atmaja. (2012). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.


(6)

104

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Perss.

Sharan, Sholomo. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia.

Sinurat, Sardiaman. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri Medan.

Sirait, Bonur. (2012). Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Medan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri Medan.

Slavin, Robert. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suyanto dan Jihad, Asep. (2013). Menjadi Guru Profesional. http://books.google.com/books?isbn=6027596503 (diakses 20 Agustus 2016)

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Uno, B. Hamzah dan Panjaitan, Keysar. (2004). Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.

Uno, B. Hamzah. Umar, M. Kudrat. Panjaitan, Keysar. (2014). Variabel Penelitian dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jakarta: Ina Publikatama.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 1

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH BUDAYA MEMBACA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 79

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VIII SMP PGRI 16 BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

1 1 6

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP NEGERI I BALAI ARTIKEL PENELITIAN

0 1 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR SKRIPSI

0 0 14