PENGARUH BUDAYA MEMBACA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENGARUH BUDAYA MEMBACA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Yika Dorti Simanjuntak

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA MEMBACA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Yika Dorti Simanjuntak

Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya

membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berpreastasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 143 orang dengan sampel 104 orang yang ditentukan menggunakan rumus cochran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 15. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur (Path Analysis).

Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh budaya membaca terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

3. Ada pengaruh langsung budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013


(3)

4. Ada pengaruh langsung disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

5. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

6. Ada pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

7. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

8. Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

9. Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 Kata kunci: budaya membaca, disiplin belajar, motivasi berprestasi, dan hasil


(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian ... 14

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 16

1. Budaya Membaca ... 16

2. Disiplin Belajar ... 19

3. Motivasi Berprestasi ... 27

4. Hasil Belajar ... 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Pikir.. ... 41

D. Hipotesis ... 43

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel ... 46

1. Populasi ... 47

2. Sampel... ... 47

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 49

C. Variabel Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional Variabel ... 50


(7)

Halaman

1. Observasi... ... 54

2. Teknik Dokumentasi. ... 54

3. Angket ... 54

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 55

1. Uji Validitas Instrumen... 55

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 58

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Homogenitas ... 62

H. Pengujian Hipotesis ... 63

1. Persyaratan Analisis Jalur ... 64

2. Langkah-Langkah Melakukan Analisis Jalur... 64

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 66

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan . ... 66

2. Visi dan Misi SMP Negeri 3 natar Lampung Selatan ... 70

3. Situasi dan Kondisi SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan 71

4. Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan . ... 72

5. Kegiatan Ekstrakulikuler. ... 73

6. Situasi Pengelolaan Kelas ... 74

B. Gambaran Umum Responden ... 74

C. Deskripsi Data . ... 75

1. Data Budaya Membaca (X1) ... 76

2. Data Disiplin Belajar (X2) ... 77

3. Data Motivasi Berprestasi (Y) ... 79

4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Z) ... 81

D. Uji Persyaratan Analisis Data ... 85

1. Uji Normalitas Data ... 85

2. Uji Homogenitas ... 87

E. Analisis Data ... ... 88

F. Uji Hipotesis ... ... 100

1. Uji F Untuk Pengujian Hipotesis Secara Simultan (gabungan)... 100

2. Uji T Untuk Pengujian Hipotesis Secara Sendiri-sendiri ... 102

G. Pembahasan ... ... 106

1. Pengaruh Budaya Membaca (X1) terhadap Motivasi Berprestasi (Y) ... 106

2. Pengaruh Disiplin Belajar (X2) Terhadap Motivasi Berprestasi (Y) ... 107

3. Pengaruh Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 108

4. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 110


(8)

Halaman 5. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu... 113 6. Pengaruh Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu melalui Motivasi Berprestasi... 115 7. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu melalui Motivasi Berprestasi... 117 8. Pengaruh Budaya Membaca dan Disiplin Belajar

secara bersama-sama terhadap Motivasi Berprestasi... 118 9. Pengaruh Budaya Membaca dan Disiplin Belajar

melalui Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu... 120 H. Kesimpulan Analisis Statistik ... 126 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan. ... 132 B. Saran.. ... ... 134 DAFTAR PUSTAKA


(9)

1

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah , tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Karena melalui pendidikan inilah dapat tercipta generasi yang cerdas, berwawasan, terampil dan berkualitas, yang diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang dapat memberi perubahan bangsa menuju kearah yang lebih baik. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kemampuan manusia, dengan pendidikan diharapkan seseorang mampu mengembangkan potensi insan yang berkualitas dan menguasai ilmu pengetahuan.

Pendidikan yang bersifat formal adalah pendidikan yang diselenggrakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan

berkesinambungan, seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. Pendidikan formal ini diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional. Sedangkan


(10)

2 pendidikan non-formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan tidak

berkesinambungan. Selain itu, dalam pendidikan non formal tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional dan modelnya sangat beragam.

Hasil belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan dalam kegiatan membelajarkan siswa. Seorang guru dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya apabila separo atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional baik tujuan konstruksional khusus maupun umum. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.

Keberhasilan pembelajaran siswa dapat dilihat dari nilai hasil belajar yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu. Nilai tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Selain mengukur tingkat keberhasilan siswa nilai tersebut juga dapat digunakan sebagai parameter untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar. Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang


(11)

3 mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) siswa. Prestasi belajar siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan

mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.

SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan adalah salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, dan beralamat di Jalan Mawar No. 1 Hajimena Kecamatan Natar Lampung Selatan. Tujuan SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas, mampu menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berkarya di luar pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013 dan keterangan dari guru bidang studi IPS Terpadu mengenai hasil ujian Semester yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan umumnya kurang optimal.

Berikut disajikan data hasil ujian Semester Ganjil Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan tahun ajaran 2012/2013.


(12)

4 Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran IPS Terpadu

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Nilai Jumlah

Siswa

Keerangan < 70 ≥ 70

VIII A 23 13 36 Kriteria Ketuntasan

Minimum yang ditetapkan sekolah

adalah 70

VIII B 30 7 37

VIII C 20 14 34

VIII D 25 11 36

Jumlah 98 45 143

Persentase (%) 68.53 31.47 100 Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai Semester pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sebanyak 45 siswa dari 143 siswa atau sebanyak 31,47% artinya hanya sebesar 31,47% siswa yang memperoleh KKM. Sedangkan sebanyak 98 siswa dari 143 siswa atau sebanyak 68,53% siswa belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2006: 107),yakni apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa, persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah dan sebaliknya.

Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh para peserta didik. Hasil atau prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya (Azwar,2008: 163).


(13)

5 Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

1. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

2. Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)

3. Faktor kelelahan

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

1. Faktor keluarga ( cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan )

2. Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

3. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

http://azharm2k.wordpress.com/2012/05/09/definisi-pengertian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/


(14)

6 Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Dalam penelitian ini faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan adalah budaya membaca. Budaya membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.

Berikut disajikan data mengenai budaya membaca siswa kelas VIII SMP negeri 3 Natar Lampung Selatan yang peneliti dapat melalui observasi dan wawancara pada 36 responden.

Tabel 2. Budaya Membaca Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

No Budaya Membaca Ya Tidak Keterangan

1 Memanfaatkan waktu luang untuk membaca

15 21 Banyaknya siswa yang diamati adalah 36 siswa 2 Suka mencari waktu dan

kesempatan untuk membaca

10 26

3 Senantiasa berkeinginan membaca

8 28

4 Melakukan keinginan

membaca dengan senang hati

13 23

Sumber : Hasil observasi dan wawancara pada penelitian pendahuluan

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dari 36 responden yang memanfaatkan waktu luang untuk membaca berjumlah 15 siswa dan yang tidak memanfaatkannya berjumlah lebih banyak yakni 21 siswa. Kemudian dari 36 responden, hanya 10 siswa yang suka mencari waktu dan kesempatan untuk membaca sedangkan 26 siswa lainnya menyatakan sebaliknya. Selanjutnya, dari 36 responden diketahui hanya 8 siswa yang senantiasa berkeinginan untuk membaca, sedangkan yang tidak berkeinginan untuk senantiasa membaca lebih banyak yaitu 28 siswa. Dan yang melakukan kegiatan membaca dengan senang hati hanya 13 siswa, sedangkan 23 siswa tidak.


(15)

7 Berdasarkan penjelasan tabel 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa budaya membaca pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah.

Faktor kedua yang diduga memprengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar. Disiplin belajar termasuk ke dalam salah satu faktor pribadi yang dapat

mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Disiplin belajar siswa yang baik atau dapat dikatakan tinggi akan dapat mendorong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Namun kenyataannya, tingkat disiplin belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Dikarenakan adanya pengaruh

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berbeda-beda pula.

Hal ini dapat dilihat pada siswa kelas VIII SMP N Negeri 3 Natar Lampung Selatan. Beberapa dari mereka banyak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya seperti: tidak masuk kelas sebelum guru datang walaupun bel sudah berbunyi, ramai di kelas saat guru menjelaskan, melalaikan tugas yang diberikan guru, melanggar tata tertib sekolah seperti datang terlambat dan tidak hadir ke sekolah tanpa keterangan, yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya disiplin belajar mereka. Salah satu hal yang mendasari disiplin belajar siswa adalah timbulnya kesadaran siswa untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Kenyataannya, di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan masih banyak ditemui siswa yang kurang disiplin. Hal ini dapat dilihat dari data ketidakdisiplinan siswa selama semester I Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai berikut.


(16)

8 Tabel 3. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas VIII Periode Bulan Juli – Bulan

Desember Tahun 2012 di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

No .

Pelanggaran Banyaknya Siswa Kelas VIII yang melanggar

Jumlah Ket. VIII A VIII B VIII C VIII D

1 Terlambat masuk sekolah

28 33 35 25 121 Jumlah

Siswa Kelas VIII 143 siswa 2 Tidak masuk

sekolah a. Sakit b. Ijin c. Alpha 16 6 11 20 7 14 18 7 25 15 2 10 69 22 60

Sumber Data : Dokumen BK dan TU SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan

Faktor ketiga yang diduga turut serta mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan adalah motivasi

berprestasi. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakn kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individual itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Berikut disajikan data mengenai motivasi belajar siswa yang peneliti dapat melalui observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada 36 responden. Tabel 4. Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP

Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Motivasi Berprestasi Ya Tidak Keterangan

1

Antusias Mengikuti Pelajaran 12 24 Banyaknya siswa yang diamati adalah 36 siswa

2

Aktif Berpendapat 8 28


(17)

9 Berdasarkan Tabel 2 di atas, dari 36 responden yang antusias mengikuti pelajaran berjumlah 12 siswa dan yang tidak antusias berjumlah lebih banyak yakni 24 siswa. Kemudian dari 36 responden, hanya 8 orang yang aktif berpendapat dikelas sedangkan 28 lainnya menyatakan tidak aktif. Berdasarkan penjelasan tabel 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun pelajaran

2012/2013 masih rendah. Hal ini terlihat dari tindakan siswa dalam proses belajar mengajar yang masih kurang optimal sehingga mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Sardiman (2011: 85), bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari oleh adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan pencapaian prestasinya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Budaya Membaca dan Disiplin Belajar Melalui Motivasi Berprestasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(18)

10 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dapar dirumuskan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakan.

2. Rendahnya disiplin belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan.

3. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan kurang memanfaatkan waktu untuk membaca.

4. Kurangnya kesadaran siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.

5. Rendahnya budaya membaca siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan.

6. Kurangnya partisipasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan dalam proses pembelajaran.

7. Metode mengajar guru yang kurang bervariasi sehingga berpengaruh terhadap antusias siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan dalam mengikuti pelajaran.

8. Motivasi berprestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan masih rendah.

9. Kurangnya pemberian motivasi berprestasi oleh guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.


(19)

11 10. Rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil

SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada disiplin belajar (X1), budaya membaca (X2), motivasi berprestasi

(Y), dan hasil belajar (Z) pada mata pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh budaya membaca terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh langsung budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?


(20)

12 4. Apakah ada pengaruh langsung disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

5. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

6. Apakah ada pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

7. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

8. Apakah ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

9. Apakah ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya membaca terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.


(21)

13 2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar terhadap motivasi berprestasi

siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar

Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar

Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

6. Untuk mengetahui pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

7. Untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

8. Untuk mengetahui pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. 9. Untuk mengetahui pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII


(22)

14 Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

1) Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah. 2) Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian

dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan

3) Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPS terpadu yang belum dikaji dalam penelitian ini.

2. Secara praktis 1) Bagi siswa

Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki metode belajarnya dan berusaha untuk meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

2) Bagi guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS


(23)

15 Terpadu, terutama yang disebabkan oleh faktor sekolah, yaitu guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Bagi pihak sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang efektif.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup yang akan diteliti adalah budaya membaca (X1), disiplin

belajar (X2), motivasi berprestasi (Y),dan hasil belajar (Z).

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial yang difokuskan pada mata pelajaran IPS Terpadu.


(24)

II . TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan , kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneilitian dapat melakukan kesimpulan sementara.

Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang budaya membaca, disiplin belajar, motivasi berprestasi, dan hasil belajar.

1. Budaya Membaca

Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah diubah (KBBI,2007: 169). Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya

sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhib yang berarti budi dan akal. Ahmadi membedakan pengertian budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa,


(25)

17 sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut

(Ahmadi.2007: 58).

Menurut koentjraningrat dalam Setiadi (2008: 26), kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Menurut Selo soemardjan dan soelaiman soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.Sedangkan menurut Tylor dalam Setiadi (2008: 27), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai budaya, yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia menjadi suatu kebiasaan yang diperoleh melalui belajar.

Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari karya, rasa, dan cipta yang di dapat oleh manusia sebagai masyarakat.

Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami (KBBI, 2007: 83). Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal, (2008: 192 – 193) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses menangkap atau memperoleh konsep – konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi,


(26)

18 mengevaluasi konsep – konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep tersebut. Menurut Soedarso dalam Abdurrahman (2003: 200), mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan.

Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasan yang didalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata – kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik sehinnga konsentrasi tercurahkan

sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.

Selanjutnya Sutarno (2006: 27), mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.

Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah

seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas – batas geografis suatu negara,


(27)

19 karena itulah buku disebut jendela dunia (Wikipedia, 2011)

Agar siswa dapat membaca dengan efesien perlulah memiliki kebiasaan –

kebiasaan yang baik. Kebiasaan – kebiasaan membaca yang baik itu menurut Gie dalam Slameto, (2003: 84) adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda – tanda/ catatan – catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh – sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.

Menurut Rozin (2008) Budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap apa – apa saja informasi yang terbaik diterima seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu. Sumber bacaan bisa diperoleh dari buku, surat kabar, tabloid, internet, dan sebagainya. Dianjurkan untuk membaca berbagai hal yang positif. Informasi yang baik akan membuat hasil yang baik pula bagi anda.

2. Disiplin Belajar

Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Darji

Darmodiharjo bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab (Susilowati, 2005: 18).

Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan. Gie menyatakan bahwa disiplin akan


(28)

20 Djamarah (2002 : 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.

Dalam kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang terkadang antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenisnya. Tidak jarang orang yang memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik, dan tidak jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak dapat melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang lain.

Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan

kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.

Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan disiplin siswa juga memiliki kecakapan mengenai belajar.

Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari keadaan tidak tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap


(29)

21 dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok.

Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar. a. Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

b. W.S Winkel yang dikutip oleh Max Darsono (2000:4) berpendapat “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas terkandung pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara

menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.

c. Menurut Hamalik (2001: 36) menyatakan “belajar ialah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman


(30)

22

Berdasarkan seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

Walgito mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai. (Hesti, 2008:12)

Disiplin siswa di sekolah berarti siswa menaati dan mematuhi tata tertib sekolah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tanpa paksaan dari pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan kedisiplinan siswa meningkat akan memudahkan tercapainya kegiatan belajar mengajar dan tujuan pembelajaran. Sedangkan disiplin belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar yaitu prestasi belajar yang baik.


(31)

23 Unsur-unsur Disiplin

Menurut Tulus Tu’u (2004: 33) menyebutkan unsur-unsur Disiplin adalah sebagai berikut.

1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku. 2) Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

5) Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Perlunya Disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan dimana pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia mustahil hidp tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan.

Tulus Tu’u (2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini:

1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.


(32)

24 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Fungsi Disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) yaitu.

a. Menata Kehidupan Bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

b. Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk

membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan

Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat


(33)

25 memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan

mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian

diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Menurut Tulus Tu’u (2004:53) menyatakan sebagai berikut. Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini;

1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang

dimonitor oleh kepala sekolah.

3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.

5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implemntasi disiplin sekolah.

6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar. Guru tidak mampu meguasai kelas dan menarik perhatian siswa pada pembelajarannya. Lalu, sikap dari perbuatan siswa yang kurang terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.


(34)

26 Pada penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud dibagi menjadi dua disiplin yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah. Disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan menaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada, yang didukung dengan kemampuan guru, kreatifitas guru, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah.

Menurut Slameto (1997: 27) mengemukakan bahwa ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya dilakukan siswa dalam kegiatan belajaranya di sekolah, yaitu :

1. Disiplin siswa dalam masuk sekolah 2. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas

3. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah 4. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah

Selanjutnya, disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan

konsekuensi siswa serta keteraturan dalam belajar untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan menaati dan

melaksanakan tugasnya sebagai siswa di rumah dengan dukungan orang tua, mengarahkan serta mengawasi dan berupaya untuk membuat anaknya menyadari kesadaran dalam disiplin belajar. Adapun indikator dalam disiplin belajar di rumah antara lain disiplin dalam ketepatan waktu dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah dan belajar secara teratur.


(35)

27

3. Motivasi Berprestasi

Manusia memiliki tujuan dan harapan dari semua kegiatan yang dilakukan dalam hidupnya. Begitu juga dengan setiap siswa yang mengharapkan keberhasilan dalam belajarnya. Motivasi merupakan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas yang mendukung keberhasilan beajarnya. Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti penggerak.

Menurut Sardiman (2011: 73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini, mengandung tiga elemen penting, yaitu.

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi seseorang. 3. Motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong dengan adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Selanjutnya menurut Slameto (2003: 171) bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Maslow mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori kebutuhan. Teori yang dikembangkan oleh Maslow ini pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu.

a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs). Seperti lapar, haus, istirahat, dan seks.

b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental, psikologi, dan intelektual.


(36)

28 d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), pada umumnya tercermin

dalam berbagai symbol status.

e. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan seseorang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan yang nyata.

http://haikal-rifki.blogspot.com/2009/12/dinamika-organisasi.html Diakses 8 Januari 2013

Tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya, Hamalik (2004: 158)

mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seeorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Keinginan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai akan menimbulkan energi dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan berprestasi guna memperoleh prestasi belajar yang baik. Sedangkan menurut Djaali (2008: 103) motivasi berprestasi adalah kondisi

fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal dengan “Model Dua Faktor”dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan factor hygiene atau

pemeliharaan Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau

pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan


(37)

29

Ahli psikologi dan konsultan manajemen Frederick Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor kepuasan. Motivasi dua faktornya memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsic dan bahwa

ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor faktor extrinsic. Dimana faktor faktor intinsik tersebut meliputi:

1. Pencapaian Prestasi 2. Pengakuan

3. Tanggungjawab 4. Kemajuan

5. pekerjaan itu sendiri 6. kemungkinan berkembang

Sedangkan faktor extrinsic meliputi: 1. Upah

2. keamanan kerja 3. kondisi kerja 4. status

5. prosedur perusahaan 6. mutu penyeliaan

7. mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan

http://greyjacket.blogspot.com/2010/05/teori-motivasi-menurut-para-ahlinya.html diakses pada 8 Januari 2013

Menurut Mc. Clelland mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya

mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.

Menurut Mc. Clelland dalam Prabowo (2008) menyebutkan bahwa ciri-ciri orang yan memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah


(38)

30 1) Berani mengambil resiko dalam pemilihan tugas

2) Membutuhkan umpan balik 3) Tanggung jawab

4) Tekun 5) Inovatif

Sedangkan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi rendah menurut Atkinson dan Rynor dalam Prabowo (2008) adalah

1) Memilih tugas yang terlalu mudah

2) Kurang memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan 3) Tidak menyukai pemberian umpan balik

4) Menyenangi pekerjaan yang berstruktur

Adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk belajar merupakan bentuk dari motivasi. Motivasi berprestasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan, dorongan, untuk menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan pada diri seorang siswa untuk mencapai prestasi yang diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi berprestasi yang dimiliki.


(39)

31 4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan diakhiri dengan evaluasi. Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).

Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.

Sudjana (2000: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,


(40)

32 pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar.

Whittaker dalam Djamarah (2002: 12) merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59), mengungkapkan “Belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental dan tendensi yang belajar”. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Belajar bukan hanya sekedar

pengalaman, belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto, 2006: 112).

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu memahami (Hamalik, 2001: 27). Suhaenah (2001: 2), ”Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.

Menurut Hamalik (2001: 27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indra, otak atau anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.


(41)

33

Setiap individu pasti mengalamai proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan disekolah belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosses pembelajaran.

Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut. 1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.

Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar terdapat prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.


(42)

34 1. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajara dalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat selesai dan berhasil

4. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. 5. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai

sepenuhnya dan sukar dilupakan.

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil

sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sukmadinata (2007: 102)


(43)

kecakapan-35 kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.

Menurut Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55) Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran, seperti faktor yang dapat diubah (cara

mengajar, model evaluasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, dan lain-lain).

Sedangkan menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: a) Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis

1) Intelegensi 2) Bakat 3) Motif

4) Kematangan. 5) Kesiapan


(44)

36 c) Faktor kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelahan rohani

2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)

Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni: a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik. 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah

6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah

8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung

10) Metode belajar 11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat

1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Mass media

3) Teman bergaul

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.

Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.


(45)

37 Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut. 1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

a) Kesehatan b) Intelegensi

c) Minat dan motivasi d) Cara belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a) Keluarga

b) Sekolah c) Masyarakat d) Lingkungan

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%. (Djamarah, 2006: 107).

Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. 2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses

belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi

pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya (Sardiman, 2008: 49).

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk yaitu peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya


(46)

38 atas perilaku yang diinginkan dan mereka mendapatkan bahwa prilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan.

Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas.

Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan mental siswa. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapot, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 4).

Berdasarkan uraian diatas, hasil belajar merupakan hasil dari evaluasi

pembelajaran, yang mana keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Hasil belajar tersebut dapat dikatakan kurang baik apabila pencapaian bahan pelajaran kurang dari 60%.

Kiat menghindari kesulitan belajar: a. Tentukan tujuan belajar b. Kenali sistem ingatan c. Kenali tentang konsentrasi d. Kenali tipe belajar sendiri


(47)

39 e. Kenali sifat buku

f. Jauhi sifat malas

g. Penuhi keinginan sesaat h. Catat keinginan mendatang i. Catat tugas yang belum selesai j. Belum siap jangan belajar k. Jaga kondisi tubuh

l. Istirahat jika lelah

m. Kosongkan pikiran dari kesan lainnya n. Kuasai bahasa

(Djamarah, 2002: 24-38)

Kiat belajar sendiri:

a. Mempunyai fasilitas dan perabot belajar b. Mengatur waktu belajar

c. Mengulangi bahan pelajaran d. Menghafal bahan pelajaran e. Menghafal buku

f. Membuat ringkasan dan ikhtisar g. Mengerjakan tugas

h. Memanfaatkan perpustakaan (Djamarah, 2002: 40-92)

Kiat belajar di sekolah:

a. Masuk kelas tepat waktu

b. Memperhatikan penjelasan guru

c. Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dikuasai

d. Mencatata hal-hal yang dianggap penting e. Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok (Djamarah, 2002:97-106)


(48)

40 B.Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 5. Penelitian yang relevan

Nama Judul Hasil Penelitian

1. Sri Astuti (2012)

Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepemilikan Literatur Pengantar Akuntansi dan Budaya Membaca Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah

Pengantar Akuntansi Mahasiswa Jurusan P.IPS Progran studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009 FKIP Universitas lampung tahun Pelajaran 2010/2011

Dalam penelitian ini

menunjukkan ada pengaruh motivasi berprestasi,

kepemilikan literatur pengantar akuntansi dan budaya

membaca terhadap prestasi belajar mata kuliah pengantar akuntansi mahasiswa jurusan P.IPS Program Studi

Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 FKIP Universitas

Lampung Tahun Pelajaran 2010/2012.

Berdasarkan analisis data diperoleh �ℎ� �� = 24,253 sedangkan � �� = 2,742 ini berarti �ℎ� ��>� �� dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,722 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,521.

2. Eva Marlenah Patrawati (2010)

Hubungan Antara Disiplin Belajar dan ketersediaan Sarana Belajar Di Sekolah Dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 3 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2009/2010

Dalam penelitian ini

menunjukkan ada hubungan antara disiplin belajar dan ketersediaan sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 3 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2009/2010.

Berdasarkan analisis data diperoleh besarnya hubungan tersebut adalah R = 0,721 termasuk dalam korelasi kuat. 3. Silvia

Anggraeni (2009)

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Budaya Membaca Dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Kalirejo Tahun Pelajaran 2008/2009

Dalam penelitian ini

menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi, budaya membaca dengan prestasi belajar ekonomi siswa, dengan R sebesar 0,453.


(49)

41 C.Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh para peserta didik. Hasil atau prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya (Azwar,2008: 163). Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah budaya

membaca. Budaya membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Menurut Sutarno (2006: 27), budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang

mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian

waktunya untuk membaca.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar. Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Darji

Darmodiharjo bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan


(50)

norma-42 norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab (Susilowati, 2005: 18).

Selain budaya membaca dan disiplin belajar, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi berprestasi. Hamalik (2004: 158) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seeorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Keinginan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai akan menimbulkan energi dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan berprestasi guna memperoleh prestasi belajar yang baik. Sedangkan menurut Djaali (2008: 103) motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Budaya membaca

(X1)

Disiplin Belajar (X2)

Motivasi Berprestasi (Y)

Hasil Belajar IPS Terpadu (Z)


(51)

43 Gambar 1. Kerangka Pikir

Keterangan:

Garis dengan dua anak panah yang menghubungkan antara X1 dan X2, dalam Path

Analysis bukan menunjukkan adanya hubungan, tetapi sebagai syarat analisis, bahwa keduanya harus independen/tidak ada hubungan antar X yang signifikan (Imam Ghazali, 2005, Structure Equation Modelling, Semarang: Undip Press).

D. Hipotesis

1. Ada pengaruh budaya membaca terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh langsung budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh langsung disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

5. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

6. Ada pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.


(52)

44 7. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui

motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

8. Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

9. Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.


(53)

45

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisis data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Adapun pembahasannya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Tujuan penelitian


(54)

46 ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukkan tingkat pengaruh variabel-veriabel dalam suatu kondisi.

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area

penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.


(55)

47 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 143 orang.

Tabel 6. Data Jumlah Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah Siswa

(Populasi)

Laki-laki Perempuan

1 VIII A 36 16 20

2 VIII B 37 17 20

3 VIII C 34 18 16

4 VIII D 36 16 20

Jumlah 143 67 76

Sumber : Tata usaha SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 143 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 118), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin, yaitu


(56)

48

=

2. . 2

1 +1 ( 2. .2 −1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi

T = Tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t = 1,96) d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)

p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p

1 = Bilangan konstan (Sudarmanto,2011).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah

p = 67

143 = 0,4685; (Proporsi untuk siswa laki-laki)

q = 1 – 0,4685 = 0,5315; (Proporsi untuk siswa perempuan)

2. . =1,962 x 0,4685 x 0,5315 = 0,9566 2 = 0,052 = 0,0025

=

0,9566 0,0025

1 +143 1 (0,95660,0025−1)

= 382,64 1 + 2,6688=

382,64

3,6688= 104,30 104

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 104 siswa. Dengan menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi


(57)

49 sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat

mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probabilitas sampling dengan menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam Silvia,2009: 26) hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas = ℎ

ℎ Xjumlah tiap kelas

Tabel 7. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa

(Sampel)

1 VIII A 104

143× 36 = 26,18 26

2 VIII B 104

143× 37 = 26,91 27

3 VIII C 104

143× 34 = 24,73 25

4 VIII D 104

143× 36 = 226,18 26


(58)

50 C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011: 60). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah.

1. Variabel bebas (eksogen).

Variabel bebas dalam penelitian ini budaya membaca (X1), disiplin belajar

(X2).

2. Variabel terikat (endogen).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Berprestasi (Y) dan hasil belajar IPS Terpadu (Z).

D. Definisi Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan kepada suatu konstrak guna menjelaskan suatu konsep variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Adapun definisi konseptual dari variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian sebagai berikut.

1. Sutarno (2006: 27) mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.


(59)

51 2. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

3. Hamalik (2004: 158) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seeorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Keinginan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai akan menimbulkan energi dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan berprestasi guna memperoleh prestasi belajar yang baik.

4. hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

b. Definisi Operasional Variabel 1. Budaya membaca (X1)

Budaya membaca meliputi sebagai berikut. a. Frekuensi kehadiran ke perpustakaan b. Kesadaran untuk membaca

c. Jenis-jenis buku yang dibaca d. keterampilan dan intensitas 2. Disiplin belajar (X3)


(1)

132

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran penelitian yang dilakukan. Pembahasan dua hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh budaya membaca terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika budaya membaca siswa tinggi, maka motivasi berprestasi siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

2. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika disiplin belajar siswa tinggi, maka motivasi berprestasi siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

3. Ada pengaruh langsung budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika budaya membaca siswa tinggi, maka hasil belajar IPS Terpadu siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.


(2)

133 4. Ada pengaruh langsung disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu

Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika disiplin belajar siswa tinggi, maka hasil belajar IPS Terpadu siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

5. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika motivasi berprestasi siswa tinggi, maka hasil belajar IPS Terpadu siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

6. Ada pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika budaya membaca siswa tinggi, maka motivasi berprestasi siswa akan meningkat, hal tersebut juga mempengaruhi peningkatan hasil belajar IPS Terpadu, begitu pula sebaliknya. 7. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui

motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika disiplin belajar siswa tinggi, maka motivasi berprestasi siswa akan meningkat, hal tersebut juga mempengaruhi peningkatan hasil belajar IPS Terpadu, begitu pula sebaliknya. 8. Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar secara bersama-sama

terhadap motivasi berprestasi siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika budaya membaca dan disiplin belajar siswa tinggi, maka motivasi berprestasi siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.


(3)

134 9. Ada pengaruh budaya membaca dan disiplin belajar melalui motivasi

berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika budaya membaca dan disiplin belajar siswa tinggi, maka motivasi berprestasi siswa meningkat. Hal tersebut juga akan meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa, begitu pula sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Motivasi Belajar, Cara Belajar, dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas X Semester Ganjil di SMA Negeri 4 MetroTahun Pelajaran 2012/2013., maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Siswa sebagai peserta didik hendaknya melestarikan budaya membaca yang tinggi dalam dirinya. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki sikap budaya membaca yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, budaya membaca siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

2. Siswa sebagai peserta didik hendaknya memiliki disiplin belajar yang tinggi. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki disiplin belajar yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses


(4)

135 belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat meningkatkan motivasi berprestasi yang ada dalam dirinya. Hal itu dikarenakan, dengan

meningkatkan motivasi berprestasi maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak meningkatkan motivasi berprestasi, maka siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

4. Guru sebagai pengajar, hendaknya memperhatikan budaya membaca, disiplin belajar, dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa agar dalam proses pembelajaran siswa dapat lebih baik dan mendapatkan hasil belajar yang optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta ______________ 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2010. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Setiadi, Elly M dkk.2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

S, Rozin. 2008. Budaya Membaca. (online)

(hhtp/www.rozin.com/index.php?option=com_content&task=view&id=22 2&itemid=47).html diakses tanggal 9 Januari 2013

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(6)

Sudarmanto, R. Gunawan. 2011. Penentuan Besarnya Sampel Penelitian Menggunakan Rumus Cochran. (Online).

(http://blog.unila.ac.id/radengunawans. diakses tanggal 13 Desember 2011). Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: CV Sugeng Seto. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya IlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wikipedia. 2011. Pengertian Kebudayaan. (online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.html. diakses tanggal 8 Januari 2013)

http://haikal-rifki.blogspot.com/2009/12/dinamika-organisasi.html Diakses pada 8 Januari 2013

http://greyjacket.blogspot.com/2010/05/teori-motivasi-menurut-para-ahlinya.html diakses pada 8 Januari 2013

http://azharm2k.wordpress.com/2012/05/09/definisi-pengertian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/

diakses pada 26 Februari 2013

http://www.zamrudnews.com/2012/01/bagaimanakah-cara-meningkatkan-budaya membaca.html#ixzz2UVIugyQf


Dokumen yang terkait

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 81

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 1

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), KEPEMILIKAN LITERATUR IPS TERPADU SISWA DAN BUDAYA MEMBACA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 15 98

PENGARUH BUDAYA MEMBACA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 79

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP ISLAM PURBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 9 141

PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 15 93

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 71 68

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 13 78