Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum.

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PENYALURAN KREDIT INVESTASI BANK UMUM

DIAN NUR AMALIA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016
Dian Nur Amalia
NIM H14110108

ABSTRAK
DIAN NUR AMALIA. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Penyaluran Kredit investasi Bank Umum. Dibimbing oleh LUKYTAWATI
ANGGRAENI.
Sumber utama pembiayaan investasi di negara berkembang termasuk
Indonesia umumnya masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang
dipengaruhi oleh beberapa indikator. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang memengaruhi penyaluran kredit investasi
pada bank umum. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear
berganda atau ordinary least square (OLS). Data yang diambil adalah data dalam
kurun waktu Januari 2010 – Desember 2014. Hasil estimasi menunjukan bahwa
variabel DPK, SBK, dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit investasi. Sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi. Bank Umum perlu
melakukan pengawasan terhadap tingkat non performig loan (NPL) karena
berdasarkan hasil uji estimasi nilai NPL berpengaruh dalam menurunkan
penyaluran kredit investasi.
Kata Kunci: Penyaluran kredit, DPK, CAR, ROA, NPL, SBK, BOPO.

ABSTRACT
DIAN NUR AMALIA. Analysis of Factors Affecting Investment Loan
Distribution of Commercial Banks, Supervised by LUKYTAWATI
ANGGRAENI.
The main source of investment financing in developing countries,
including Indonesia is generally still dominated by banking loans distribution
which is influenced by several indicators. The aim of this study is to identify the
variables affecting investment loans distribution in commercial banks. The
underlying analysis method is multiple linear regression method or Ordinary Least
Squares (OLS). The data is collected in from period of January 2010 to December
2014. The estimation results indicate that DPK variable, SBK, and CAR are
positively influenced and impacting significantly on investment loans.
Meanwhile, NPL and ROA variables significantly affect negatively towards the

investment loan. Commercial Bank is necessary to monitor the level of Nonperforming Loan (NPL), as based on the result test of estimated value, NPL
effects in declining the investment loans.
Keywords: investment loans, DPK, CAR, ROA, NPL, SBK, BOPO.

iv

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PENYALURAN KREDIT INVESTASI BANK UMUM

DIAN NUR AMALIA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2016

vi

PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tak lupa salawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia Muhammad
SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang setia hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum”, ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut
Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menganalisis faktor-faktor
apa saja yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit investasi bank umum.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni Bapak Cecep Sumedi dan Ibu
Endang Werdiningsih serta kakak tercinta dari penulis, Ratih Pranita dan Kartika
Handayani atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Lukytawati Anggrraeni S.P., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Dr. Syamsul Hidayat Pasaribu, M.Si selaku dosen penguji utama dan Heni
Hasanah, SE., M.Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan
saran untuk perbaikan skripsi ini.
3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi
FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
4. Teman satu bimbingan, Agung, Yusuf, Yulya, Dini, Dina dan Maya yang telah
memberikan masukan dan doa.
5. Teman-teman OMDA SMANSA BOGOR Riri, Ina, Rendy, Sauqi, Regi,
Salma, Sarah dan Silmi yang selalu mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat penulis COCO, Tia, Alin, Nadila, Vita, Ulin, dan Fajrina yang
selalu memberi dukukungan dan doa kepada penulis.
7. Dody Sutrio Darmawan yang selalu memberi dukungan, doa serta membantu
dalam proses pembuatan skripsi ini.
8. Sahabat The Real One, Tyra, Aya, dan Mirza yang selalu memberi dukungan
dan doa kepada penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016
Dian Nur Amalia

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

vii

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN


ix

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

5

Manfaat Penelitian


5

Ruang Lingkup Penelitian

5

TINJAUAN PUSTAKA

6

Pengertian Kredit

6

Fungsi dan Tujuan Kredit

6

Jenis-Jenis Kredit


7

Unsur-Unsur Kredit

9

Teori Credit Supply

9

Pengertian DPK, ROA, CAR, BOPO, SBK, NPL

10

Penelitian Terdahulu

11

Kerangka pemikiran


12

Hipotesis

13

METODE PENELITIAN

14

Jenis dan Sumber Data

14

Variabel dan Definisi Operasional

14

Metode Analisis


15

Uji Asumsi Klasik

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi

18

Perkembangan Dana Pihak Ketiga

19

viii

Pertumbuhan Return On Asset (ROA)

20

Pertumbuhan Suku bunga kredit investasi

20

Perktumbuhan Non Performing Loan (NPL)

21

Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio (CAR)

22

Pertumbuhan Biaya Operasional (BOPO)

22

Pemilihan Model Terbaik

23

Hasil Pengujian Uji Asumsi Klasik

23

Pengujian Kriteria Statistik

24

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi

25

Hasil Estimasi Variabel yang Memengaruhi

25

Uji Statistik

25

SIMPULAN DAN SARAN

27

Simpulan

27

Saran

27

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

31

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Perkembangan Aset Perbankan
Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan
Data Dan Sumber Data Yang Digunakan
Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi
Perkembangan Dana Pihak Ketiga
Hasil Estimasi

1
2
14
18
19
25

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8

Pertumbuhan Ekonomi
Kurva Credit Supply
Kerangka Pemikiran
Perkembangan Return On Asset (ROA)
Perkembangan Suku bunga kredit investasi
Perkembangan Non Performing Loan (NPL)
Perkembangan Capital Adequacy Ratio(CAR)
Perkembangan Biaya Operasional

4
9
13
20
21
21
22
23

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Hasil estimasi model penyaluran kredit investasi
Hasil uji normalitas
Hasil uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Autokolerasi
Variabel Data Time Series

31
31
32
32
32
33

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan suatu ekonomi biasanya sangat dipengaruhi oleh aktivitas
perbankan. Jika sektor perbankan suatu negara mengalami penurunan maka
kegiatan ekonomi juga mengalami penurunan atau terganggu, begitu pula
sebaliknya jika sektor perbankan suatu negara mengalami peningkatan maka
kegiatan ekonomi juga meningkat (Kiryanto 2007).
Peranan perbankan sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu
negara. Dalam menjalankan kegiatan usaha, bank tidak hanya mencari keuntungan
saja namun diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut
merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia.
Secara umum, pada tahun 2014 kinerja perbankan nasional mulai membaik,
yang ditunjukkan oleh kenaikan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit
(Otoritas Jasa Keuangan 2014). Kinerja perbankan sebagai fungsi intermediasi
dapat dilihat dari rasio total terhadap volume kredit dana pihak ketiga (DPK),
yakni total dana masyarakat yang dihimpun oleh bank dan disalurkan kembali
oleh bank kepada masyarakat.
Tabel 1 Perkembangan aset perbankan (triliun rupiah)
Bulan

2010

2011

2012

2013

2014

Januari

2,502.1

2,990.7

3,598.7

4,211.3

4,880.4

Februari

2,517.1

2,993.1

3,628.1

4,237.1

4,888.7

Maret

2,563.6

3,065.8

3,708.7

4,313.8

4,932.9

April

2,576.2

3,069.1

3,745.7

4,367.7

5,008.1

Mei

2,603.3

3,136.4

3,827.4

4,418.6

5,097.4

Juni

2,678.2

3,195.1

3,891.1

4,461.7

5,198.1

July

2,683.4

3,216.8

3,902.5

4,510.2

5,131.1

Agustus

2,700.1

3,252.6

3,923.7

4,581.1

5,218.9

September

2,758.1

3,371.4

4,009.3

4,737.3

5,418.8

Oktober

2,796.4

3,407.5

4,028.7

4,716.8

5,445.6

November

2,856.2

3,471.4

4,103.4

4,817.7

5,511.1

Desember

3,008.8

3,362.8

4,262.5

4,954.4

5,615.1

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah)
Tabel 1 menunjukan bahwa pada tahun 2010 hingga 2014 perkembangan
aset perbankan terus meningkat. Adanya peningkatan aset perbankan tersebut
menunjukan peran perbankan yang kian signifikan. Karena aset perbankan adalah
hak yang dapat digunakan dalam operasi perbankan itu sendiri. Misal : kas,
deposito bank, surat berharga, dll.

2

Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan
oleh bank. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya
dalam bentuk kredit. Semakin meningkat DPK maka semakin meningkat pula
penyaluran kredit (Dendawijaya 2005).
Kredit bagi negara Indonesia yang merupakan negara berkembang
merupakan sumber pembiayaan utama dalam kegiatan usaha. Melihat peranan
yang dimiliki kredit bagi Indonesia, data Bank Indonesia menunjukkan
penyaluran kredit bank umum di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami
peningkatan.
Penyaluran kredit yang disediakan oleh perbankan memungkinkan
masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan
jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu
berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
Melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Development (Susilo, Triandaru,
dan Santoso 2006).
Kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai
hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank. Dari sisi internal bank
terutama dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat
dan penetapan tingkat suku bunga. Dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan lain-lain (Retnadi 2006).
Salah satu upaya untuk menjaga kestabilan ekonomi makro dan
menciptakan perkembangan ekonomi baru bagi perluasan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan, dan penanggulangan kemiskinan adalah dengan cara
peningkatan kredit investasi. Melalui peningkatan kegiatan kredit investasi akan
menggerakan kegiatan ekonomi mengawal perkembangan yang berkelanjutan.
Tetapi perkembangan kredit investasi yang bersifat jangka panjang tumbuh lebih
rendah dibandingkan kredit konsumsi dan kredit modal kerja.
Tabel 2 Kredit bank umum berdasarkan jenis penggunaan (triliun rupiah)
Tahun

Kredit
Persentase Kredit Persentase
Modal
(%)
Investasi
(%)
Kerja
2010
888,208
50.07
348,518
19.65
2011
1,068,676
48.51
464,262
21.07
2012
1,316,689
48.54
591,425
21.80
2013
1,585,659
48.24
798,157
24.28
2014
1,713,799
46.82
903,194
24.67
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah)

Kredit
Persentase
Konsumsi
(%)
537,118
669,985
804,254
903,338
1,043,666

30.28
30.41
29.65
27.48
28.51

Berdasarkan Tabel 2, penyaluran kredit di Indonesia beberapa tahun terakhir
memang mengalami peningkatan. Tetapi bisa dilihat bahwa peningkatan kredit
investasi masih cenderung rendah dibandingkan kredit konsumsi dan kredit modal
kerja. Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Linda (2007). kredit
investasi memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi
Indonesia.

3

Dominasi kredit konsumsi yang cukup besar membuat kegiatan
perekonomian tidak sehat karena pergerakan perekonomian pada sektor riil
cenderung terhambat. Akibatnya, perkembangan ekonomi tidak dipacu oleh
investasi yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran dan pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan
ekonomi.
Peningkatan kredit konsumsi yang lebih besar apabila dibandingkan dengan
kredit investasi disebabkan oleh perbankan yang lebih cenderung menyukai
menyalurkan dana pada kredit konsumsi. Hal ini disebabkan oleh resiko yang
lebih kecil daripada menyalurkan dana pada kredit investasi yang bersifat
produktif (Kuncoro 2004).
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, perkembangan penyaluran
kredit investasi sebesar 28,51 persen pada tahun 2014 masih jauh dari apa yang
ditargetkan oleh Bank Indonesia. Lambatnya perkembangan kredit investasi di
Indonesia dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari sisi perbankan maupun debitur
(Wijaya 2007). Oleh karena itu perlu dilakukan kajian dalam rangka menganalisis
faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi di Indonesia.
Perumusan Masalah
Bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya selalu di bawah
pengawasan pemerintah. Hal ini dikarenakan bank merupakan pemegang peran
penting dalam perekonomian, yaitu sebagai lembaga intermediasi. Untuk itu
melalui perantaraan bank ini, pemerintah berusaha memajukan perekonomian
bangsa dengan membuat kebijakan bagi bank umum untuk menyalurkan dana
yang dimiliki dalam bentuk kredit.
Industri perbankan memproyeksikan laju kredit investasi tahun ini tumbuh
lebih baik dari tahun sebelumnya, akan tetapi aliran dana pada sektor tersebut
semakin melambat. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, penyaluran kredit
investasi hingga November 2014 mencapai Rp881,51 triliun, tumbuh 13,73% dari
posisi Rp775,08 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laju kredit
investasi terkontraksi pada 2014, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang tumbuh 34,95%.
Rendahnya perrtumbuhan kredit investasi ini mungkin disebabkan oleh
terjadinya resiko gagal bayar. Tingkat terjadinya kredit bermasalah digambarkan
oleh rasio non performing loan (NPL). Oleh karena itu bank umum harus
memperhatikan tingkat NPL. Semakin rendah rasio NPL maka semakin rendah
pula tingkat resiko kredit. Tingkat NPL yang tinggi menunjukan kesehatan bank
yang rendah karena mengindikasikan banyak terjadi masalah dalam kegiatan
operasional bank tersebut.
Menurut Bappenas (2005), perkembangan kredit investasi yang rendah ini
disebabkan oleh : 1) sifat sumber pendanaannya jangka panjang; 2) ketatnya
peraturan bank dalam memberikan kredit investasi; 3) perbankan umumnya dalam
kondisi konsolidasi; 4) masih tingginya resiko di sektor riil dan adanya assymetric
information tentang kondisi perusahaan.
Selain itu dari sisi internal atau karakteristik perbankan menurut Agus
Murdianto (2011) menyatakan variabel internal yang memengaruhi penyaluran
kredit adalah NPL (Non Performing Loan), CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA

4

(Return On Asset), DPK (Dana Pihak Ketiga), BOPO (Biaya Operasional
Pendapatan Operasional), dan suku bunga kredit investasi (SBK) .

Pertumbuhan Ekonomi
7
6
5
4
3
2
1
0
2010

2011

2012

2013

2014

Sumber: Badan Pusat Statistik (Diolah)
Gambar 1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2010 – 2014
Berdasarkan Gambar 1, pertumbuhan ekonomi di Indonesia kian melambat
terutama pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,12 %, angka ini masih jauh dari apa
yang ditargetkan oleh pemerintah untuk perkembangan ekonomi tahun 2014 yaitu
sebesar 5,5%. Salah satu melambatnya perkembangan ekonomi disebabkan oleh
rendahnya perkembangan kredit terutama kredit investasi (Inggrid 2006)
Berdasarkan penelitian yang disarankan oleh Rosdiana (2010), yang
menggunakan data periode 2005 hingga 2010 dengan variabel NPL, ROA, CAR,
dan LDR (Loan to Deposit Ratio) menyarankan untuk meneliti dengan variabelvariabel lain diluar variabel yang ditelitinya agar memperoleh hasil yang lebih
bervariatif dan lebih akurat. Oleh karena itu, penelitian ini menambahkan
beberapa variabel yaitu dana pihak ketiga (DPK), BOPO dan suku bunga kredit
investasi.
Fakta yang ada mengindikasikan bahwa perkembangan kredit untuk
kegiatan produktif seperti kredit investasi yang sifatnya jangka panjang, tumbuh
lebih rendah dibandingkan kredit yang bersifat konsumtif. Padahal perkembangan
kredit investasi mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan sektor riil
yang merupakan tolak ukur bagi perkembangan ekonomi negara.
Mengacu pada pemikiran tersebut, penulis bermaksud mengidentifikasi
masalah yaitu menganalisis faktor-faktor apakah yang memengaruhi penyaluran
kredit investasi pada bank umum dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang
dapat memacu peningkatan perkembangan kredit investasi.

5

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
penyaluran kredit investasi pada bank umum nasional.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1.
2.

3.

Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan menambah wawasan
mengenai penyaluran kredit investasi.
Bagi otoritas moneter, penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengatasi permasalahan penyaluran kredit investasi
yang terjadi di Indonesia.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan
rujukan dengan topik penelitian yang serupa mengenai penyaluran kredit
investasi dalam perbankan.
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum Nasional dari tahun 2010 hingga 2014.
Penelitian ini fokus untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran
kredit investasi bank umum serta bagaimana kontribusi kredit investasi terhadap
pembangunan sektor ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang berasal dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

6

TINJAUAN PUSTAKA
Kredit
Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani "Credere" yang berarti kepercayaan.
Jadi bagian penting dari kredit adalah kepercayaan dari pihak pemberi kredit
(kreditur) percaya bahwa pihak penerima (debitur) tentang kesanggupan
membayar sesuai ketentuan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Apa yang
telah disepakati itu berupa barang, uang maupun jasa.
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 (pasal 21 ayat
11) tentang perubahan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan, Kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Definisi kredit menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
tahun 2001 mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur)
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Fungsi dan Tujuan Kredit
Tujuan dari kredit adalah untuk memperoleh hasil keuntungan dari pemberian
kredit tersebut, membantu usaha nasabah yang memerlukan dana baik dana
investasi maupun dana modal kerja, dan membantu pemerintah , karena bagi
pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh perbankan berarti adanya
peningkatan pembangunan di berbagai sektor (Kasmir 2000) .
Fungsi kredit ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat
dalam rangka mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan
konsumen yang semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia
(Firdaus dan Ariyanti 2009).
Firdaus dan Ariyanti (2009) menjabarkan lebih rinci fungsi-fungsi kredit
sebagai berikut :
1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa.
Jika belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka dengan adanya
kredit lalu lintas pertukaran barang dan jasa dapat terus berlangsung.
2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle.
Terjadinya kredit disebabkan oleh adanya golongan yang berlebihan dan
golongan yang kekurangan, maka dari golongan yang berlebihan ini akan
terkumpul sejumlah dana yang tidak digunakan. Dana yang idle tersebut jika
dipindahkan atau lebih tepatnya dipinjamkan kepada golongan yang
kekurangan, maka akan berubah menjadi dana efektif.

7

3.

Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah salah satu jenis kredit yang diberikan
oleh Bank Umum (commercial bank), yaitu Kredit Rekening Koran. Dalam
kredit R/K, begitu perjanjian kredit ditandatangani dan syarat-syarat kredit
telah terpenuhi, maka pada dasarnya pada saat itu telah beredar uang giral
baru di masyarakat sejumlah kredit R/K tersebut.
4. Kredit sebagai alat pengendalian harga.
Dalam hal ini jika diperlukan adanya perluasan jumlah uang yang beredar
pada masyarakat, maka salah satu caranya ialah dengan mempermudah dan
mempermurah pemberian kredit perbankan kepada masyarakat.
5. Kredit dapat meningkatkan manfaat dan kegunaan potensi-potensi ekonomi
yang ada. Bantuan permodalan yang berupa kredit, maka seorang pengusaha
baik industriawan, petani dan lain sebagainya bisa memproduksi atau
meningkatkan produksi dari potensi-potensi yang dimilikinya.
Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita
lakukan, yaitu berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor
perekonomian, agunan, golongan ekonomi, serta penarikan dan pelunasan.
Kredit yang diberikan bank umum mengenai jenis-jenis kredit menurut
Kasmir (2010) dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain :
Kredit berdasarkan segi kegunaan, yaitu :
1. Kredit modal kerja ialah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah
modal usaha debitur. Kredit ini sangat produktif.
2. Kredit investasi adalah kredit yang dipergunakan untuk investasi
produktif, akan tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Kredit ini biasanya diberikan grace period, misalnya kredit
bagi perkebunan kelapa sawit dan lain sebagainya.
Kredit berdasarkan segi tujuan kredit :
1. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Artinya, kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan
sesuatu yang baik berupa barang maupun jasa.
2. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan karena memang dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
3. Kredit Perdagangan.
Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut.

8

Kredit berdasarkan segi jangka waktu, yaitu :
1. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang memiliki jangka waktu paling lama
satu tahun saja.
2. Kredit jangka menengah ialah kredit yang memiliki jangka waktu antara
satu sampai tiga tahun.
3. Kredit jangka panjang adalah kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari
tiga tahun.
Kredit berdasarkan sektor perekonomian, yaitu :
1. Kredit pertanian ialah kredit yang pemberiannya kepada perkebunan,
peternakan dan perikanan.
2. Kredit perindustrian merupakan kredit yang disalurkan kepada beraneka
macam industri kecil, menengah dan besar.
3. Kredit pertambangan yaitu kredit yang pemberiannya kepada beraneka
macam pertambangan.
4. Kredit ekspor-impor adalah kredit yang diberikan kepada eksportir dan
atau importir beraneka barang.
5. Kredit koperasi yaitu kredit yang pemberiannya kepada jenis-jenis
koperasi.
6. Kredit profesi ialah kredit yang pemberiannya kepada beraneka macam
profesi, seperti dokter dan guru.

Kredit berdasarkan jaminan, yaitu :
1. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya,
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindung senilai jaminan yang
diberikan calon debitur.
2. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta
loyalitas si calon debitur.
Kredit berdasarkan golongan ekonomi, yaitu :
1. Golongan ekonomi lemah adalah kredit yang disalurkan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, misalnya KUK (Kredit Usaha Kecil), KUT
(Kredit Usaha Tani), dan lain-lain. Dalam hal ini golongan ekonomi lemah
yaitu pengusaha yang kekayaan maksimumnya sebesar 600 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunannya.
2. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat ialah kredit yang diberikan
kepada pengusaha menengah dan besar.

9

Unsur Unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut (Firdaus dan Ariyanti 2009) :
1.

2.
3.
4.
5.

6.

7.

Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang
bersedia untuk meminjamkan kepada fihak lain. orang atau barang demikian
lazim disebut kreditur.
Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjam uang, barang atau jasa.
pihak ini lazim disebut debitur.
Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur.
Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur.
Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,
barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari
debitur.
Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti
diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti,
maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan
nilai uang karena inflasi dan sebagainya,
Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun
ada kredit yang tidak berbunga)
Teori Credit Supply

Penawaran kredit dapat dijelaskan melalui gambar dan model. Pada sumbu
tegak menggambarkan harga dari kredit yaitu suku bunga, Boediono (1985)
menjelaskan bahwa suku bunga merupakan biaya dari memegang uang khususnya
merupakan biaya imbangan. Sehingga dalam grafik, sumbu tegak
menggambarkan suku bunga dalam persen dan sumbu datar menggambarkan
kuantitas kredit dalam mata uang berlaku.
Suku bunga kredit (r)

Kuantitas kredit (L)
Sumber : Mishkin (1995)
Gambar 2 Kurva penawaran dan permintaan kredit

10

Menurut Gambar 2, keseimbangan penawaran dan permintaan kredit terjadi
pada titik E, dimana penawaran sebesar Sc dan permintaan sebesar Dc. Dengan
suku bunga sebesar r0 persen dan kredit sebesar L0 unit mata uang.
Pada pasar kredit, tingkat suku bunga merupakan harga dari uang, semakin
tinggi tingkat suku bunga maka semakin besar kredit yang ditawarkan oleh
perbankan. Selain faktor suku bunga, penawaran kredit perbankan juga di
pengaruhi oleh kondisi internal perbankan seperti tingkat permodalan bank,
tingkat keuntungan, likuiditas bank dan besarnya kredit bermasalah (Warjiyo
2004).

Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah
bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai
lunas. NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria
kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank.
NPL mempunyai hubungan negatif dengan penyaluran kredit. Bank Indonesia
(BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio NPL
adalah sebesar 5%. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut :

× 100% ........................................................(1)

=

Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga atau biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana
yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas
(Kasmir 2000). Dalam UU Perbankan No. 10, Tahun 1998 dana yang dihimpun
bank umum dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan giro (demand
deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time
deposit). DPK diharapkan berkorelasi positif dengan penyaluran kredit.
Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio keuangan yang sering digunakan
investor dan manajer untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Semakin besar ROA maka semakin besar pula laba yang dihasilkan oleh
bank, dan dan diikuti oleh peningkatan dana yang disalurkan untuk kredit. Oleh
karena itu ROA diharapkan berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit
Pengukuran ROA sebagai berikut menurut surat edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 :

� �=







×100 % ............................................(2)

11

Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kewajiban modal
minimum yang harus dimiliki oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank
dalam memenuhi kecukupan modalnya. Apabila persentase CAR terlalu kecil
(lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk bank tidak sehat,
namun apabila CAR terlalu besar berarti terdapat dana bank menganggur. (idle
fund) (Faisol 2007). CAR diharapkan berkorelasi positif terhadap penyaluran
kredit investasi.

��� =

+





× 100% ......................................(3)

Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sering
disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan
bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas 2005). Oleh karena itu
BOPO diharapkan berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit, BOPO
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

��� =

+





×x 100% ....................................(4)

Suku bunga kredit investasi
Menurut Karl dan Fair (2001) suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman. Suku bunga merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah memperoleh pinjaman). Suku bunga kredit investasi diharapkan
berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit.
Penelitian Terdahulu
Pranita (2008) menemukan bahwa suku bunga kredit investasi, LDR, dan
ROA berpengaruh nyata dan negatif terhadap penawaran kredit investasi,
sedangkan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit
investasi dan Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan
kredit investasi. Penelitian tersebut menggunakan metode two stage least square
(TSLS).
Nuryakin dan Warjiyo (2006) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk
menganalisis secara spesifik penawaran kredit di indonesia pada pasar oligopoli
menemukan bahwa suku bunga kredit, NPL, dan DPK berpengaruh positif dan

12

signifikan, sedangkan BOPO dan SBI berpengaruh negatif dan signifikan.
Penelitian tersebut menggunakan metode two stage least square (TSLS).
Meydianawati (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa DPK, CAR,
dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi,
sedangkan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit
investasi. Penelitian tersebut menggunakan metode ordinary least square (OLS).
Arisandi (2007) menemukan bahwa DPK, CAR, ROA mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penawaran kredit, sedangkan NPL
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.
Penelitian tersebut menggunakan metode ordinary least square (OLS).
Subegti (2010) menemukan bahwa variabel yang secara signifikan
mempengaruhi penyaluran kredit adalah CAR, ROA, dan SBI. Sedangkan
variabel yang tidak signifikan mempengaruhi penyaluran kredit adalah NPL,
BOPO, DPK, dan market share. Penelitian tersebur menggunakan metode analisis
regresi berganda.
Murdiyanto (2011) menemukan bahwa DPK mempunyai hubungan positif
terhadap penyaluran kredit, sedangkan NPL dan CAR mempunyai hubungan
negatif terhadap penyaluran kredit. Penelitian tersebut menggunakan metode
ordinary least square (OLS).
Kerangka Pemikiran
Salah satu variabel yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yaitu
besarnya kredit investasi yang disalurkan oleh bank umum maupun BPR.
Semakin besar kredit investasi yang disalurkan maka semakin besar pula investasi
yang direalisasikan sehingga dapat meningkatkan output yang pada akhirnya akan
mendorong perkembangan ekonomi.
Mengacu kepada tujuan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya,
maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi penyaluran kredit investasi. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah CAR, DPK, NPL, ROA, dan suku bunga kredit investasi.
Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).
Setelah dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran
kredit investasi bank umum nasional, diharapkan ada output yang dapat dijadikan
sebagai saran atau rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kredit investasi
yang ditawarkan oleh bank umum.

13

Kredit investasi memberikan kontribusi yang besar
terhadap perkembangan ekonomi Indonesia
Rendahnya kredit investasi yang
disalurkan
Faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit
investasi

CAR

BOPO

DPK

NPL

ROA

SBK

Rekomendasi kebijakan dan saran penyaluran kredit investasi bank umum
nasional
Gambar 3 Kerangka Pemikiran

HIPOTESIS
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai
berikut :
1. BOPO berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penyaluran kredit
investasi.
2. DPK berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit
investasi.
3. NPL berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penyaluran kredit
investasi.
4. ROA berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit
investasi.
5. Suku bunga kredit invesrasi berpengaruh signifikan secara positif terhadap
penyaluran kredit investasi.
6. CAR berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit
investasi.

14

Metode Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang diambil merupakan data time series dalam frekuensi bulanan yang dimbil
dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Data yang digunakan meliputi DPK, NPL,
ROA, BOPO, CAR dan Suku bunga kredit investasi. Sumber data dapat diakses
melalui Bank Indonesia (BI), dan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang
merupakan data bank umum di Indonesia. Berikut ini adalah data dan sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3 Data dan sumber data yang digunakan
Data Yang Digunakan

Sumber Data

Biaya operasional Pendapatan
Operasional (BOPO)
Return on asset (ROA)
Dana pihak ketiga (DPK)
Non performing loan (NPL)
Suku bunga kredit investasi
Capital Adequacy Ratio (CAR)

SPI
SPI
SPI
SPI
BI
SPI

Variabel dan Definisi Operasional
1. Penyaluran kredit investasi
Penyaluran kredit investasi, yakni dana untuk kredit investasi yang disalurkan
oleh bank umum kepada pihak ketiga. Dalam penelitian ini variabel penyaluran
kredit investasi bank umum memiliki satuan triliun rupiah.
2. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Capital adequacy ratio adalah modal minimal yang dimiliki oleh bank. Dalam
penelitian ini variabel CAR dinyatakan dalam satuan persen.
3. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
Biaya operasional pendapatan operasional merupakan hal saling bekaitan
dimana jika pendapatan lebih besar dari biaya operasional, maka perusahaan
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam penelitian ini variabel
BOPO dinyatakan dalam satuan persen.
4. DPK (Dana Pihak Ketiga)
Dana pihak ketiga, dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank
dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifkat deposito tabungan atau yang
dapat dipersamakan dengan itu (Kasmir 2000). Dalam penelitian ini variabel
DPK dinyatakan dalam satuan triliun rupiah.

15

5. NPL (Non Performing Loan)
Non performing loan, merupakan presentase kredit yang bermasalah atau
kredit yang kesulitan dalam pelunasannya. Dalam penelitian ini variabel
NPL dinyatakan dalam satuan persen.
6. ROA (Return on Asset)
Return on asset adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti
suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset
yang dimiliki perusahaan.. Dalam penelitian ini variabel ROA dinyatakan
dalam satuan persen.
7. Suku bunga kredit investasi (SBK)
Suku bunga kredit investasi adalah balas jasa yang diberikan oleh bank
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang melakukan transaksi
kredit investasi. Dalam penelitian ini SBK dinyatakan dalam satuan persen.

Metode Analisis
Ordinary Least Square (OLS)
Penelitian ini menggunakan model data Regresi Linear Berganda dengan
Ordianary Least Square. Semakin dekat jarak antara data dengan titik yang
terletak pada garis regresi, berarti prediksi kita semakin baik. Jarak antara data
sesungguhnya dengan garis regresi dengan di kuadratkan dan di jumlahkan. Itulah
sebabnya analisis regresi juga di kenal dengan analisis Ordinary Least Square
(OLS) atau metode analisis kuadrat terkecil.
Adapun fungsi estimasinya sebagai berikut :
= � X ,X

......................................................................................................................................................(5)

Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut :
=

+

Keterangan :
Y
X1
X2
X3
X4
X5
X6
β1 β2 β3 β4 β5 β6
α
µ

+

+
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

+

+

+

+ µ ......................(6)

Jumlah penyaluran kredit investasi (triliun rupiah)
Tingkat CAR (%)
Tingkat BOPO (%)
Tingkat DPK (triliun rupiah)
Tingkat NPL (%)
Tingkat ROA (%)
Suku bunga kredit investasi (%)
Koefisien regresi
Intercept
Term of error

16

Uji F (Uji Keseluruhan)
Uji F-statistik digunakan untuk mengukur goodness of fit dari persamaan
regresi atau untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang terdapat
dalam persamaan secara bersama-sama memengaruhi variabel dependen (Gujarati
2003).

�=
F
R2
n
k



/

/





=



2/

2

/





......................................................................(7)

= Signifikansi hubungan kedua variabel
= Koefisien determinasi
= Banyaknya pengamatan
= Jumlah variabel yang diamati

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F-statistik dengan Ftabel dengan tingkat signifikansi tertentu. Uji F-Statistik ini merupakan uji
signifikansi satu arah . Hipotesis dari uji ini adalah :
� ∶ β = β = β = β = β =β =
Semua variabel
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel bebasnya.

bebas

secara

� ∶ � � � ��� � β ≠ atau setidaknya ada satu variabel bebas yang
memengaruhi variabel tidak bebas.
Kriteria Pengujian :
H0 tidak ditolak karena F-stat < F tabel
H0 ditolak jika F-stat > F tabel
Dengan demikian hasil uji F yang signifikan akan menunjukan bahwa
minimal satu dari variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel bebasnya.
Uji t (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2011), uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Kriterian pengambilang keputusan :
H0 : β = 0
H0 diterima (t* < t tabel) artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β ≠ 0
Ha diterima (t* > t tabel) artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

17

Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengukur besa rnya sumbangan variabel X1,X2,X3,X4,X5 dan X6
terhadap variasi (naik turunnya) Y digunakan koefisien determinasi. Nilai R2
digunakan antara 0 sampai 1 ( 0