Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja dan Persepsi Pekerja Industri Mebel Kayu Jati terhadap Perlindungan K3 di Kabupaten Jepara

IDENTIFIKASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN
PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI MEBEL KAYU JATI
TERHADAP PERLINDUNGAN K3 DI KABUPATEN JEPARA

TITA WIDIASTUTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Identifikasi Kondisi
Lingkungan Kerja dan Persepsi Pekerja Industri Mebel Kayu Jati terhadap
Perlindungan K3 di Desa Mulyoharjo Kabupaten Jepara” adalah benar karya saya
dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Tita Widiastuti
NIM E14090041

ABSTRAK
TITA WIDIASTUTI. E14090041. Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja dan
Persepsi Pekerja Industri Mebel Kayu Jati terhadap Perlindungan K3 di Desa
Mulyoharjo Kabupaten Jepara. Dibimbing oleh EFI YULIATI YOVI.
Sektor kehutanan merupakan kegiatan yang memiliki tingkat risiko
pekerjaan yang tinggi karena harus dihadapkan pada kondisi lingkungan kerja yang
sulit. Salah satu pekerjaan yang termasuk dalam sektor kehutanan adalah industri
perkayuan atau yang lebih dikenal dengan industri mebel. Kegiatan industri mebel
terdiri dari kegiatan pembentukan komponen (penggergajian), pengampelasan dan
finishing. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan potensi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja apabila pekerja tidak paham akan bahaya yang dapat terjadi dari
kegiatan tersebut, maka dari itu diperlukan tingkat pengetahuan yang cukup
mengenai perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini secara umum
bertujuan untuk menggambarkan kondisi lingkungan kerja dan persepsi pekerja

industri mebel kayu jati mengenai perlindungan K3 di Desa Mulyoharjo Kabupaten
Jepara. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara secara
mendalam mengenai perlindungan K3 terhadap 90 orang responden yang termasuk
dalam kategori pekerja dengan jenis kegiatan antara lain pembentukan komponen
(penggergajian), pengampelasan dan finishing. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan kondisi lingkungan kerja yang berbahaya dengan nilai
faktor fisika dan kimia di atas nilai ambang batas (NAB) serta adanya perbedaan
yang signifikan terhadap perbandingan nilai self-assessment dan nilai control
based-assessment dengan responden yang bersifat overestimate dan memiliki
tingkat pengetahuan yang buruk.
Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja, kondisi lingkungan kerja, sektor
industri

ABSTRACT
TITA WIDIASTUTI. E14090041. Identification of the Working Conditions and
Perception of the Teak Wood Furniture Industry Workers for Safety and Health
Protection in the Mulyoharjo Village Regency of Jepara. Supervised by EFI
YULIATI YOVI.
The forestry sector is an activity that has a high level of risk because of work
must be faced with the difficult working conditions. One of the works included in

the forestry sector is the timber industry, or better known as the furniture industry.
Event furniture industry consists of activities forming component (sawmill),
sanding and finishing. These activities can lead to potential accidents at work if the
worker does not understand the dangers that can occur from these activities, and
therefore required considerable knowledge of occupational safety and health (OSH)
protection to prevent accidents. This study aims to describe the working conditions
and the general perception of the teak wood furniture industry workers about OSH
protection in the Mulyoharjo Village Regency of Jepara. Collecting data in this

study was obtained through in-depth interviews about the occupational safety and
health protection against 90 respondents were included in the category of workers
with the types of activities such as the formation of the components (sawmill),
sanding and finishing. The results obtained in this study showed a dangerous
working conditions with physical and chemical factors values above threshold
value and the presence of significant difference between the value of selfassessment and control value-based assessment in which respondents are
overestimates and has a poor level of knowledge.
Keywords: industry, occupational health and safety, working conditions

IDENTIFIKASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN
PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI MEBEL KAYU JATI

TERHADAP PERLINDUNGAN K3 DI KABUPATEN JEPARA

TITA WIDIASTUTI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja dan Persepsi Pekerja Industri
Mebel Kayu Jati terhadap Perlindungan K3 di Kabupaten Jepara
Nama
: Tita Widiastuti

NIM
: E14090041

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing

Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut, M.Life.Env.Sc
NIP : 19740724 199903 2 003

Diketahui oleh
Ketua Departemen Manajemen Hutan

Dr. Ir. Ahmad Budiaman, MSc.F
NIP : 19651010 199002 1 001

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Segala nikmat yang
telah diberikan-Nya senantiasa menjadi keberkahan untuk karya ilmiah ini, amin.
Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan untuk nabi besar Muhammad SAW.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini
adalah K3 dengan judul “Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja dan Persepsi
Pekerja Industri Mebel Kayu Jati terhadap Perlindungan K3 di Kabupaten Jepara”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut,
M.Life.Env.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan dukungan secara moril
dalam penyusunan karya ilmiah ini. Ungkapan rasa terima kasih juga penulis
sampaikan kepada kedua orang tua, Bapak Icang Suryana dan Ibu Nurbaeti yang
tak pernah berhenti memberikan dukungan, kasih sayang, dan doa kepada penulis.
Salam sayang penulis sampaikan kepada adik-adik tercinta Reksi, Rakta, Ratna,
dan Citra serta keluarga yang selalu memberikan kegembiraan kepada penulis.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Ahmad Budiaman, MSc.F
selaku Ketua Departemen Manajemen Hutan atas bimbingannya, tak lupa juga
ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen-dosen dan staf tata usaha
Departemen Manajemen Hutan yang telah memberikan bantuannya, serta ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada Listhia, Ramayana dan teman-teman
mahasiswa Fakultas Kehutananan Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Februari 2014

Tita Widiastuti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

METODE PENELITIAN


3

Alat dan Bahan Penelitian

4

Pengelompokan Data

4

Pengumpulan Data

4

Pengolahan dan Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Lingkungan Kerja di Industri Mebel Kayu Jati


8
8

Persepsi Pekerja Terhadap Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 15
SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan

19

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA

20


DAFTAR TABEL
1 Tetapan nilai terhadap pilihan jawaban responden untuk kuesioner selfassessment
5
2 Nilai konversi control-based assessment
6
3 Interval tingkat pengetahuan responden berdasarkan skala Likert
7
4 Hasil pengukuran tingkat kebisingan alat kerja
9
5 Hasil pengukuran konsentrasi debu alat kerja
13
6 Karakteristik responden berdasarkan umur, pengalaman kerja, dan pendidikan
15
7 Hasil uji Wilcoxon persepsi responden
17

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Alur kerangka pikir
2
Alur pengolahan dan analisis data
6
Selisih nilai self-assessment dengan control-based assessment
16
Tingkat pengetahuan responden terhadap topik perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja
18

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki peranan yang sangat
penting dalam suatu perusahaan sebagai wujud perlindungan terhadap hak tenaga
kerja untuk mendapatkan kehidupan kerja yang nyaman. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia 1945 pasal 27 ayat 2, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, serta Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 35 Ayat 3 dan pasal 86 telah dijelaskan bahwa setiap
pekerja/buruh berhak mendapatkan perlindungan K3 dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas. Salah satu
sektor yang memerlukan perhatian lebih mengenai perlindungan K3 adalah sektor
kehutanan.
Sektor kehutanan merupakan salah satu sektor industri yang paling
berbahaya. Menurut Yovi (2007) pekerjaan di bidang kehutanan merupakan jenis
pekerjaan yang memiliki berbagai kendala seperti lingkungan kerja yang sulit,
pekerjaan fisik yang berat (yang sering melebihi batas kapasitas kerja pekerja
hutan), dan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Diperlukan upaya perlindungan K3
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Namun pada
kenyataannya perlindungan K3 pada bidang kehutanan kurang mendapatkan
perhatian. Kegiatan industri mebel kayu jati skala kecil merupakan salah satu
contoh sektor kehutanan yang memanfaatkan hasil hutan kayu. Industri mebel kayu
jati skala kecil sangat berperan penting terhadap perdagangan hasil hutan kayu
karena bahan utama yang digunakan adalah kayu sehingga dapat meningkatkan
pemasukan negara.
Perlu diketahui bahwa pekerja yang bekerja di industri mebel kayu jati skala
kecil memerlukan perhatian lebih mengenai perlindungan K3, hal ini dikarenakan
tenaga kerja industri mebel kayu jati skala kecil memiliki beban kerja fisik yang
lebih banyak dibanding beban kerja mental/sosial. Beban kerja fisik merupakan
salah satu aspek yang mempengaruhi K3 karena setiap orang memiliki kapasitas
kerja dan keterbatasan (Yovi 2007). Pemberi kerja wajib memberikan upaya
perlindungan K3 kepada pekerjanya yang mencangkup kesejahteraan, keselamatan,
dan kesehatan baik mental maupun fisik. Apabila perlindungan K3 tidak
diperhatikan maka akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian secara fisik
maupun secara finansial. Salah satu kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan
kerja yaitu menurunnya tingkat produktivitas. Apabila produktivitas menurun maka
perusahaan juga akan mengalami kerugian. Oleh karena itu diperlukan upaya
perlindungan K3 guna mewujudkan produktivitas yang optimal.
Menurut Suma’mur (1967) kecelakaan yang terjadi bukan merupakan hal
kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena itu kecelakaan dapat dicegah.
Untuk mencegah kecelakaan tersebut diperlukan suatu sistem manajemen K3.
Manajemen K3 merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
perlindungan K3. Upaya perlindungan K3 merupakan tanggung jawab semua pihak,
seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970, serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 bahwa

2
pemerintah, pengusaha dan pekerja itu sendiri memiliki tanggung jawab terhadap
perlindungan K3.
Salah satu program manajemen K3 yaitu peningkatan kesadaran terhadap
perlindungan K3 yang dilakukan melalui pelatihan dan penyuluhan. Namun
kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar dan membutuhkan waktu
yang khusus serta kurang efektif untuk menarik minat tenaga kerja untuk
mengikutinya. Sehingga diperlukan suatu strategi sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perlindungan K3 guna meminimalkan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Salah satu strategi yang sedang
dikembangkan oleh Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut, M.Life.Env.Sc dari Fakultas
Kehutanan IPB adalah menggunakan instrumen pembelajaran seperti safety game.
Diperlukan suatu pengamatan lapang sebagai upaya mengetahui bagaimana kondisi
dasar yang ada pada industri mebel kayu jati skala kecil. Salah satu industri mebel
kayu jati skala kecil yang dijadikan sebagai contoh untuk mengetahui kondisi
lingkungan kerja dan persepsi pekerja terhadap K3 terdapat di Desa Mulyoharjo
Sentra Ukir Patung Jepara.

Kerangka Pikir
Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan kondisi ideal
berdasarkan regulasi dengan kondisi aktual di lapangan. Alur kerangka pikir
disajikan pada Gambar 1.
Kondisi ideal
berdasarkan regulasi

Kondisi aktual di
lapangan
Observasi lapang

Analisis persepsi

Observasi faktor fisika dan
kimia lingkungan kerja

Formulasi masalah

Overestimate

Uji Wilcoxon

Underestimate

Strategi untuk meningkatkan tingkat pengetahuan

Safety game
Gambar 1 Alur kerangka pikir

3
Perumusan Masalah
Kondisi lingkungan kerja yang berbahaya memerlukan tingkat pengetahuan
pekerja yang baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
rendahnya tingkat pengetahuan pekerja mengenai perlindungan K3 membuat
pekerja mengabaikan kewajibannya dalam melaksanakan perlindungan K3. Salah
satunya adalah tidak mematuhi aturan yang telah ditentukan dalam menjalankan
pekerjaannya, hal ini dapat berisiko tinggi pada terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan suatu permasalahan yang
akan diteliti, yaitu:
1. Bagaimanakah kondisi lingkungan kerja di tempat kerja (faktor fisika
dan kimia)?
2. Bagaimana persepsi pekerja terhadap perlindungan K3 dilihat dari
nilai selisih antara self-assessment (SA) dan control-based assessment
(CBA)? (overestimate/underestimate)
3. Jika terdapat perbedaan persepsi pekerja antara SA dan CBA, apakah
besarnya perbedaan tersebut dapat dikatakan signifikan?
4. Apakah rendahnya tingkat pengetahuan pekerja menyebakan
ketidaksesuaian kondisi aktual di lapangan dengan kondisi ideal yang
seharusnya?

Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan kondisi lingkungan kerja di industri mebel kayu jati skala
kecil.
2. Menggambarkan persepsi pekerja mengenai perlindungan K3.
3. Menguji signifikansi persepsi pekerja berdasarkan penilaian sendiri (selfassessment) dengan persepsi objektif berdasarkan standar (control-based
assessment).

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian berupa kondisi lingkungan kerja dan persepsi pekerja
industri mebel kayu jati skala kecil mengenai perlindungan K3 di Desa Mulyoharjo
Kabupaten Jepara dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan
perlindungan K3 berupa pengadaan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah
terjadinya risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan
observasi lapang dan wawancara secara mendalam terhadap pekerja untuk
mendapatkan informasi mengenai perlindungan K3 di Desa Mulyoharjo Kabupaten
Jepara. Metode kualitatif cenderung dihubungkan dengan paradigma interpretif,

4
untuk memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manusia memaknai kehidupan
sosial mereka, serta bagaimana manusia mengekspresikan tingkat pengetahuan
mereka melalui bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi, maupun ritual sosial.
Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk mengeksplorasi data agar dapat
mengetahui bagaimana persepsi pekerja industri mebel kayu jati skala kecil
mengenai perlindungan K3.

Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
sebagai media untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi pekerja industri
mebel kayu jati mengenai perlindungan K3 disertai alat tulis dan alat rekam untuk
wawancara di lapangan. QUESTemp’34, sound level meter dan HAZ-DUST model
EPAM-5000 sebagai alat ukur kondisi fisika dan kimia lingkungan kerja. Kamera
digunakan sebagai alat untuk dokumentasi. Kalkulator, laptop, IBM SPSS
(statistical program for social science) statistic 18.0, microsoft excel dan microsoft
word untuk pengolahan data.

Pengelompokan Data
Data yang diambil untuk mengetahui persepsi pekerja industri mebel
mengenai perlindungan K3 terdiri dari :
1. Data primer diperoleh dari observasi lapang berupa pengukuran kondisi
fisika dan kimia lingkungan kerja dan wawancara secara mendalam kepada
pekerja menggunakan kuesioner dengan sistem penilaian yang bersifat selfassessment (penilaian diri sendiri) dan control-based assessment (penilaian
berdasarkan standar) berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan K3 disertai dengan data identitas pekerja seperti nama, umur,
pendidikan terakhir, pekerjaan, pengalaman kerja (tahun), lokasi tempat
kerja. Pertanyaan terkait K3 meliputi aspek perlindungan K3 dengan topik
definisi, ketentuan umum, hak dan kewajiban pekerja, potensi bahaya di
industri, selain itu juga terdapat topik pengetahuan dasar mengenai APD,
NAB, kebisingan, debu dan bahan kimia berbahaya (BKB) serta upaya
pengendalian BKB.
2. Data sekunder berupa studi pustaka yang dikutip sebagai landasan berpikir
dan mengutip data yang tersedia pada instansi-instansi yang terkait dengan
penelitian ini, terdiri dari data dari dinas kesehatan mengenai jumlah
masyarakat Jepara yang terkena penyakit pnemokonioses.

Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara observasi lapang dan wawancara berdasarkan kuesioner SA dan CBA.
Observasi lapang dilakukan dengan mengukur kondisi fisika dan kimia lingkungan
kerja. Proses wawancara dilakukan melalui tanya jawab menggunakan kuesioner
SA dan CBA untuk mengumpulkan data tentang persepsi pekerja terhadap

5
perlindungan K3. Untuk penentuan responden dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu salah satu teknik penentuan contoh dengan pertimbangan tertentu
yaitu membagi responden kedalam 3 kategori kegiatan kerja. Pertama kegiatan
pembentukan komponen (penggergajian), pengampelasan dan finishing. Jumlah
responden keseluruhan sebanyak 90 responden yang terbagi dalam 3 kegiatan kerja
dengan jumlah masing-masing responden untuk setiap kegiatan kerja sebanyak 30
responden. Untuk pengambilan responden ditentukan menggunakan metode
accidental sampling yaitu dengan cara mengambil contoh seadanya.
Untuk kuesioner SA pilihan jawaban telah ditentukan berdasarkan skala
Likert dengan bobot nilai tertentu sesuai dengan jawaban pertanyaan. Jawaban dari
kuesioner SA dapat menggambarkan sejauh mana responden memberikan nilai
pada tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Skala Likert merupakan skala
pengukuran ordinal yang menentukan tingkat persetujuan seseorang terhadap suatu
pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia (Likert 1932).
Pembuatan skala ini bertujuan untuk mengubah fakta-fakta yang bersifat kualitatif
menjadi sebuah urutan yang bersifat kuantitatif. Untuk tetapan nilai SA pada
penelitian ini skala Likert diberi skor 1–5, skor 1 untuk tingkat pengetahuan
responden yang termasuk dalam kategori “sangat tidak mengetahui”, sedangkan
skor 5 untuk tingkat pengetahuan responden yang masuk dalam kategori “sangat
mengetahui”. Penilaian responden berdasarkan skala Likert yang telah ditentukan
bobotnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Untuk kuesioner CBA berbentuk essai, penilaian kuesioner CBA dinilai
berdasarkan jawaban ideal yang telah disiapkan, diambil dari aturan K3. Penilaian
berdasarkan standar yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada berbagai
aturan K3 sebagai berikut:
1. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: KEP.187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja
Untuk penilaian CBA pada penelitian ini diberi nilai dari 0–10, yang
kemudian nilai tersebut akan disesuaikan dengan nilai SA, agar mudah untuk
dilakukan pengolahannya. Untuk menyesuaikan nilai CBA dengan nilai SA maka
dilakukan konversi nilai. Nilai yang telah konversi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Tetapan nilai terhadap pilihan jawaban responden untuk kuesioner selfassessment
Nilai
5
4
3
2
1

Jawaban responden
Tingkat pengetahuan
Sangat mengetahui
Mengetahui
Cukup mengetahui
Tidak mengetahui
Sangat tidak mengetahui

6

Penjelasan dari pilihan jawaban diatas menurut kamus besar Bahasa
Indonesia (KBBI) online dalam Setiawan (2010) adalah sebagai berikut:
1. Sangat mengetahui
: memahami betul dan menguasai ilmunya
2. Mengetahui
: memaklumi, menyaksikan, dan mengerti
akan maksud dari suatu hal
3. Cukup mengetahui
: cukup bisa memaklumi, menyaksikan, dan
mengerti
4. Tidak mengetahui
: tidak bisa memaklumi, menyaksikan, dan
mengerti
5. Sangat tidak mengetahui : sama sekali tidak mengetahui dan belum
pernah mendengar
Tabel 2 Nilai konversi control-based assessment
Interval nilai CBA
0–2
3–4
5–6
7–8
9–10

Konversi nilai
1
2
3
4
5

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini merupakan data primer
yang diperoleh melalui proses observasi lapang dan wawancara secara mendalam
serta terstuktur yang berupa skala Likert dengan interval tetapan nilai 1–5
kemudian diolah dan dianalisis menggunakan seperangkat komputer dengan
menggunakan software berupa SPSS versi 18.0 dan microsoft office excel 2010.
Pengumpulan data
Analisis deskriptif
Uji Wilcoxon
Penilaian self-assessment
Setiap responden

Penilaian control-based assessment
Keseluruhan responden

Keterangan:
besarnya nilai angka probabilitas (jika 4,20–5,00
>3,40–4,20
>2,60–3,40
>1,80–2,60
1,00–1,80

Tingkat pengetahuan
Sangat baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat buruk

Uji Wilcoxon
Menurut Santoso dalam Syakir (2011) uji peringkat bertanda Wilcoxon
dilakukan dengan menggunakan dua contoh yang saling berhubungan dan menguji
hubungan diantara keduanya yang termasuk kedalam pengujian nonparametrik.
Dalam penelitian ini uji Wilcoxon digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan yang signifikan antara penilaian responden (self-assessment) dengan
penilaian berdasarkan standar (control-based assessment) terhadap tingkat
pengetahuan perlindungan K3 dengan melihat perbedaan selisih yang dihasilkan
dari nilai rataan (positif atau negatif) yang menggambarkan suatu persepsi pekerja
terhadap penilaian objektif yang dilakukan (overestimate atau underestimate).
Pengolahan data menggunakan uji Wilcoxon dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 18.0 untuk menguji perbedaan signifikan antar

8
dua contoh saling berhubungan dengan memerhatikan besar dan arah perbedaannya.
Pengujian dilakukan dengan melihat ada tidaknya perbedaan signifikan terhadap
semua responden dan ada tidaknya perbedaan signifikan secara keseluruhan untuk
penilaian responden (self-assessment) dengan penilaian berdasarkan standar
(control-based assessment). Taraf nyata yang digunakan sebesar 0,05 jika taraf
nyata yang diperoleh