Implementasi dan analisis kinerja switch open flow dan switch konvensional pada jaringan komputer

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA SWITCH
OPENFLOW DAN SWITCH KONVENSIONAL
PADA JARINGAN KOMPUTER

AMRUN HAKIM

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Implementasi dan
Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan Switch Konvensional pada Jaringan
Komputer adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Amrun Hakim
NIM G64090044

ABSTRAK
AMRUN HAKIM. Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan
Switch Konvensional pada Jaringan Komputer. Dibimbing oleh HERU SUKOCO.
OpenFlow merupakan teknologi baru pada jaringan komputer, khususnya
teknologi switching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan
dan melakukan analisis kinerja terhadap switch OpenFlow dan switch
konvensional pada jaringan komputer. Metode pengukuran kinerja kedua switch
menggunakan nilai maksimum bandwidth. Bandwidth diukur terhadap paket UDP
dengan default port 5001 pada pengujian berurut dari 10-100 Mbps.Pengambilan
data dilakukan selama 10 kali pengukuran tiap satu skenario pengujian. Tiap
skenario pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali agar data yang
dihasilkan lebih valid. Hasil penelitian menunjukkan switch OpenFlow memiliki
nilai rataan bandwidth switch OpenFlow sebesar 37.14 Mbps dan pada switch
konvensional sebesar 31.97 Mbps. Nilai rataan jitter pada switch OpenFlow

sebesar 0.253 ms dan pada switch konvensional sebesar 0.309 ms. Nilai rataan
datagram loss pada switch OpenFlow sebesar 0.10% dan nilai datagram loss pada
switch konvensional sebesar 0.40%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan
dengan switch konvensional.
Kata kunci: bandwidth, datagram loss, jitter, switch konvensional, switch
OpenFlow

ABSTRACT
AMRUN HAKIM. Implementation and Performance Analysis of OpenFlow
Switch and Conventional Switch in Computer Networking. Supervised by HERU
SUKOCO.
OpenFlow is a new technology on computer networks, especially
switching technology. The purpose of this study is to implement and analyze the
performance of OpenFlow switch and conventional switch on the computer
network. The maximum bandwidth value was used as the method for measuring
the performance of the two switches. Bandwidth was measured on the default port
UDP packets 5001 with values between 10-100 Mbps. Data collection was
performed 10 times for each of the test scenarios. Each test scenario was repeated
5 times so that the data generated is valid. The results showed that the bandwidth

average value of OpenFlow switch was 37.14 Mbps and conventional switch was
31.97 Mbps. The average value of jitter was 0.253 ms for OpenFlow switch and
0.309 ms for conventional switch. Datagram loss in OpenFlow switch value was
0.10% and in conventional switch was 0.40%.It can be concluded that OpenFlow
switch have better performance than the conventional switch.
Keywords: bandwidth, datagram loss, jitter, conventional switch, OpenFlow
switch

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA SWITCH
OPENFLOW DAN SWITCH KONVENSIONAL
PADA JARINGAN KOMPUTER

AMRUN HAKIM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer


DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji:
1 Ir Sri Wahjuni, MT
2 Endang Purnama Giri, SKom MKom

Judul Skripsi : Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan switch
Konvensional pada Jaringan Komputer
Nama
: Amrun Hakim
NIM
: G64090044

Disetujui oleh

DrEng Heru Sukoco, SSi MT

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan Switch Konvensional
pada Jaringan Komputer. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Terima kasih Penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT
selaku pembimbing, serta Bapak Endang Purnama Giri, SKom MKom dan Ibu Ir
Sri Wahjuni, MT selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada
Penulis dalam penyusunan skripsi ini. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1 Bapak, ibu, dan seluruh keluarga atas do’a dan dukungannya demi kelancaran
dan keberhasilan masa studi Penulis.
2 Teman-teman satu Lab NCC.
3 Teman-teman mahasiswa Ilmu Komputer, terutama yang sukarela hadir di
mini-conference Penulis.
4 Kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Agustus 2014
Amrun Hakim

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang

1
1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian


2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA
METODE
Studi Pustaka

2
5
5

Analisis Masalah

5

Perancangan


6

Penyusunan Skenario Simulasi

6

Skenario Pengujian

7

Analisis Hasil

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

9
9
16
16
16
16
23

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8


Nilai throughput switch OpenFlow
Nilai bandwidth switch konvensional
Nilai rata-rata jitter switch OpenFlow
Nilai rata-rata jitter switch konvensional
Nilai rata-rata delay switch OpenFlow
Nilai rata-rata delay switch konvensional
Nilai rataan datagram loss switch OpenFlow
Nilai rata-rata datagram loss switch OpenFlow

10
11
12
12
13
14
15
15

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

OpenFlow switch
Arsitektur Open vSwitch
Metode penelitian
Perancangan
Penempatan node
Skenario pengujian 1 (switch OpenFlow)
Skenario pengujian 2 (switch konvensional)
Grafik perbandingan throughput switch OpenFlow dan Konvensional
Grafik perbandingan jitter switch OpenFlow dan Konvensional
Grafik perbandingan delay switch OpenFlow dan Konvensional
Grafik perbandingan datagram loss switch OpenFlow dan
Konvensional

3
4
5
6
6
7
8
10
11
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Instalasi dan konfigurasi Floodlight Controller
Instalasi dan konfigurasi Open vSwitch
Throughput switch OpenFlow
Throughput switch Konvensional
Jitter switch OpenFlow
Jitter switch Konvensional
Delay switch OpenFlow
Delay switch Konvensional
Datagram loss switch OpenFlow
Datagram loss switch Konvensional

19
20
21
21
21
21
22
22
22
22

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah pengguna jaringan internet di Indonesia bahkan di seluruh dunia
semakin hari semakin bertambah. Jumlah pengguna jaringan internet di Indonesia
sendiri pada tahun 2013 lalu mencapai 71.19 juta (APJII 2014). Banyak kegiatan
yang memanfaatkan penggunaan jaringan komputer, seperti: berselancar di
internet, mempromosikan produk, dan mengirim data. Hal ini menunjukkan
bahwa jaringan komputer sangat bermanfaat guna menunjang kegiatan kita seharihari. Oleh karena itu, jaringan komputer yang bisa diprogram secara bebas sangat
diperlukan (Yik 2012).
Perangkat jaringan komersial yang beredar di pasaran saat ini, seperti switch
ethernet dan router, fungsi-fungsinya tidak bisa dimodifikasi ataupun diperluas.
Oleh karena itu, jika suatu paket data ditransmisikan melalui sebuah switch atau
router ke titik lain maka pengiriman data tersebut akan dibatasi oleh
fungsionalitas yang telah ditetapkan oleh vendor.
Topik teknologi jaringan komputer yang sedang hangat diteliti yaitu
software defined networking (SDN). SDN macamnya banyak, salah satunya yaitu
OpenFlow. Implementasi OpenFlow pada jaringan komputer adalah sebuah
metode atau cara yang dilakukan oleh para peneliti untuk melakukan penelitan
tentang protokol switch agar fungsi-fungsi switch bisa dimodifikasi atau diperluas
tergantung tujuan yang ingin dikembangkan. OpenFlow menyediakan sebuah
open protocol di mana kita dapat memprogram ulang flow table dengan mudah.
Banyak vendor yang telah menerapkan protokol OpenFlow pada perangkat switch
mereka, di antaranya: Alcatel-Lucent, Big Switch Networks, Cisco, NEC, dan
Dell Force10.
Perumusan Masalah
Saat ini jaringan komputer mempunyai peran yang penting dalam kegiatan
komunikasi maupun bisnis. Oleh karena itu, administrator jaringan harus
memastikan jaringan berjalan normal secara berkesinambungan. Berkaitan dengan
hal tersebut, peneliti perlu proses pengujian protokol jaringan yang bisa menjadi
solusi permasalahan tersebut. Berdasarkan permasalahan inilah, muncul istilah
programmable networks yang bisa memecahkan permasalahan tersebut.
Teknologi OpenFlow memungkinkan administrator jaringan untuk
memprogram fungsi-fungsi perangkat jaringan yang sesuai dengan keinginan
mereka. Teknologi OpenFlow bisa mengidentifikasi aliran traffic yang berbedabeda dalam satu perangkat. Teknologi ini juga bisa memvirtualisasikan jaringan
tersebut ke dalam aliran-aliran dimana tidak ada interferensi di antara traffic yang
sedang berjalan. Penelitian ini dilakukan guna mengukur kinerja switch OpenFlow
dan switch konvensional pada jaringan komputer.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Menerapkan konsep teknologi OpenFlow pada jaringan komputer.

2

2 Membandingkan kinerja switch OpenFlow dan switch konvensional.
3 Menghubungkan OpenFlow dengan jaringan IPB.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bisa memberikan
gambaran mengenai penerapan konsep teknologi OpenFlow.
Ruang Lingkup Penelitian
1
2
3
4

Ruang lingkup penelitian ini adalah :
Penelitian ini dilakukan pada jaringan berkabel.
Hanya memperhatikan kinerja dari switch OpenFlow dan Switch konvensional.
Objek penelitian ini ialah Floodlight Controller, Open vSwitch, Switch TPLink, dan host.
Analisis traffic terhadap parameter: throughput, jitter, delay, dan datagram loss.

TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi OpenFlow
OpenFlow adalah sebuah standar terbuka yang memungkinkan peneliti
untuk menjalankan eksperimen protokol dalam jaringan yang biasa kita pakai
sehari-hari. Pada router klasik, data plane dan control plane terletak dalam
perangkat yang sama. Tetapi pada OpenFlow switch, kedua fungsi ini dipisahkan.
Bagian data plane tetap berada dalam switch, sementara control plane
dipindahkan ke controller yang terpisah. OpenFlow switch dan controller tersebut
berkomunikasi menggunakan protokol OpenFlow yang berisi pesan-pesan yang
sudah terdefinisi sebelumnya.
Data plane dari OpenFlow switch memperlihatkan clean flow table
abstraction dimana setiap flow entry terdiri dari satu set paket field untuk
dicocokkan, counters untuk menyimpan aliran statistik dan sebuah aksi yang akan
diberikan ketika terjadi kecocokan paket dengan field tersebut. Ketika switch
menerima paket yang tidak didefinisikan dalam flow entry, switch akan
meneruskan informasi tentang paket tersebut ke controller, kemudian controller
akan memutuskan bagaimana untuk memproses paket tersebut. Paket dapat
dibuang atau controller dapat menginstal flow entry pada switch, sehingga switch
bisa menangani paket-paket yang sama selanjutnya (Anthony dan Mulyana 2012).
OpenFlow Switch
OpenFlow switch berkomunikasi dengan controller melalui protokol
OpenFlow. OpenFlow switch terdiri dari tiga bagian:
a Flow Table
OpenFlow Switch terdiri dari satu atau lebih flow table yang berfungsi
untuk memproses paket yang datang.

3

b Secure Channel
Secure channel merupakan sebuah interface yang menghubungkan
OpenFlow switch dan controller. Melalui interface tersebut, controller bisa saling
mengirim pesan dengan OpenFlow switch guna melakukan konfigurasi terhadap
switch tersebut.
c OpenFlow Protocol
OpenFlow protocol menyediakan sebuah cara yang bersifat terbuka dan
standar untuk bisa berkomunikasi dengan OpenFlow switch. Protokol OpenFlow
memungkinkan sebuah controller logis terpusat bisa menangani aliran paket
yang berasal dari switch (Kumar et al. 2012).

Data Exchange

Data Exchange

Gambar 1 OpenFlow switch
(sumber: openflow.org)
OpenFlow Controller
OpenFlow Controller merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas
mengelola flow control pada lingkungan SDN, memformulasikan aliran paket,
mengontrol path, dan mengatur kerja OpenFlow switch melalui protokol
OpenFlow. OpenFlow controller berfungsi sebagai pengendali untuk jaringan.
Semua komunikasi data antara aplikasi dan perangkat jaringan harus melalui
OpenFlow controller. Controller menggunakan protokol OpenFlow untuk
melakukan konfigurasi perangkat jaringan dan memilih jalur terbaik untuk lalu
lintas pertukaran data. Controller diimplementasikan dalam perangkat jaringan
sehingga lalu lintas jaringan dapat dikelola lebih mudah dan fleksibel. Salah satu
controller yang familiar dan banyak digunakan yaitu Floodlight controller.
Flodlight merupakan OpenFlow controller berbasis Java. Floodlight dirilis di

4

bawah lisensi Apache 2.0. Floodlight dirintis oleh Stanford University dan UC
Berkeley. Konfigurasi Floodlight controller dapat dilihat pada Lampiran 1.
Open vSwitch
Open vSwitch adalah sebuah virtual switch yang bersifat terbuka dan
berlisensi di bawah Apache 2.0. Open vSwitch dirancang untuk memungkinkan
otomatisasi penggunaan jaringan yang besar melalui program ekstensi, dimana
Open vSwitch masih mendukung beberapa protokol-protokol dan interfaceinterface standar. Implementasi OpenFlow switch bisa menggunakan Open
vSwitch yang berjalan pada sistem operasi berbasis Linux. Konfigurasi Open
vSwitch dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 2 Arsitektur Open vSwitch
(sumber: openflow.org)
VirtualBox
VirtualBox adalah perangkat lunak yang bersifat virtual. Perangkat ini
dapat digunakan untuk menginstal sistem operasi tambahan di dalam sistem
operasi utama. Selain digunakan untuk menginstal sistem operasi tambahan,
VirtualBox juga dapat digunakan untuk membuat virtualisasi jaringan komputer.
VirtualBox cocok digunakan untuk mesin berarsitektur x86 dan x64 yang dapat
digunakan pada skala individu atau pun perusahaan. Tidak hanya kaya akan fitur,
VirtualBox juga merupakan solusi profesional karena peragkat lunak ini
didistribusikan secara opensource dibawah lisensi General Public License (GPL).
VirtualBox dikembangkan oleh Innotek yang kemudian diakuisisi oleh
perusahaan Oracle dari Amerika Serikat.

5

METODE

Studi Pustaka

Gambar 3 Metode penelitian
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah membaca semua literatur
yang terkait dengan teknologi OpenFlow. Literatur tersebut bisa didapatkan dari
jurnal, internet, buku, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian.
Analisis Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pengujian switch OpenFlow dan switch konvensional yang diterapkan serta
parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas kinerja kedua switch.
Perangkat lunak yang digunakan yaitu:
 VirtualBox
VirtualBox berfungsi sebagai media virtual pada penelitian ini.
 Floodlight Controller
Floodlight berfungsi sebagai OpenFlow controller pada penelitian ini.
 Open vSwitch
Open vSwitch berfungsi sebagai switch OpenFlow. Perangkat yang digunakan
sebanyak satu buah dengan spesifikasi:
 Perangkat keras Intel core i3 2,1 GHz dengan RAM virtual 512 MB.
 Sistem operasi Ubuntu 12.04 LTS.
 Network Performance Tool
Network Performance Tool yang digunakan pada penelitian ini adalah Iperf.
Iperf adalah salah satu tool untuk mengukur performa suatu jaringan.
Pengukuran dilakukan dengan memasang Iperf secara point-to-point pada host.
Adapun perangkat keras yang digunakan yaitu:
Switch TP-Link model TL-SF1008D. Switch tersebut merupakan managed
switch yang mempunyai 8 port dengan bandwidth 10/100 Mbps.

6

Perancangan
Penelitian ini membandingkan performa dari OpenFlow Switch dan Switch
Konvensional. Oleh karena itu, skenario dan topologi yang dirancang sama dari
kedua switch tersebut. Pada percobaan Switch OpenFlow, topologi menggunakan
satu buah controller yang bertugas untuk mengatur traffic, satu buah Open
vSwitch yang bertugas sebagai virtual switch OpenFlow, dan dua buah host. Satu
host dipasang Iperf dan berperan sebagai Iperf client. Satu buah host yang lain
dipasang Iperf dan berperan sebagai Iperf server. Paket-paket yang melewati dua
host tadi akan dilihat pergerakannya kemudian dianalisis hasilnya. Pada
percobaan switch konvensional, topologi menggunakan satu buah switch
kemudian dihubungkan dengan dua buah host. Satu host berperan sebagai Iperf
client dan satu buah host yang lain berperan sebagai Iperf server. Paket-paket
yang melewati host-host tersebut juga akan dilihat hasilnya.

Gambar 4 Perancangan
Penyusunan Skenario Simulasi
Skenario pada penelitian ini memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1 Segmen Jaringan
Segmen jaringan yang digunakan yaitu pada alamat IP 172.18.88.0/24.
2 Node
Node yang digunakan sebanyak tiga node. Satu node bertindak sebagai switch
dan dua node yang lain sebagai host.

Gambar 5 Penempatan node

7

3 Network Performance Tool
Network Performance Tool yang digunakan pada penelitian ini yaitu Iperf.
Iperf berfungsi untuk menguji performa jaringan.
4 Parameter Bandwidth
Bandwidth yang digunakan pada proses pengujian berselang dari 10-100
Mbits/detik.
Skenario Pengujian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua buah switch, yaitu: Open
vSwitch dan TP-Link switch. Skenario pengujian dilakukan dengan cara yang
sama yaitu menganalisis traffic yang mengalir pada kedua switch tersebut. Kedua
skenario dapat dijabarkan sebagai berikut:
1 Skenario Pengujian Switch OpenFlow
Switch OpenFlow pada penelitian ini menggunakan Open vSwitch. Open
vSwitch dengan alamat IP 172.18.88.54/24 dihubungkan dengan Floodlight
Controller dengan alamat IP 172.18.88.61/24 melalui Protokol OpenFlow.
Kemudian Open vSwitch dihubungkan dengan dua buah host. Pada dua host
tersebut dipasang aplikasi Iperf untuk mengukur parameter yang diuji. Host1
dengan alamat IP 172.18.88.139/24 terhubung dengan Switch pada port fa0/1
dan bertindak sebagai Iperf Client dan host2 dengan alamat IP
172.18.88.128/24 terhubung dengan Switch pada port fa0/2 dan bertindak
sebagai Iperf Server. Skenario pengujian 1 terhubung dengan jaringan IPB.
Paket yang diamati yaitu UDP dengan port default 5001. Setiap pengamatan
dilakukan selama 10 detik dengan pengujian bandwidth yang berbeda tiap satu
kali percobaan. Iperf Client dan Server akan mencatat proses-proses yang
terjadi. Pengambilan data dihentikan setelah semua pengulangan sudah
dilakukan. Gambar 6 menunjukkan skenario pengujian 1.

Gambar 6 Skenario pengujian 1 (switch OpenFlow)
2 Pengujian Switch Konvensional
Kedua host dan TP-Link Switch berada pada satu network yaitu pada
alamat IP 172.18.88.0/24. Host1 dengan alamat IP 172.18.88.139/24 terhubung

8

dengan Switch pada port fa0/1. Sedangkan host2 dengan alamat IP
172.18.88.128/24 terhubung pada port fa0/2. Setelah kedua host terhubung,
kemudian dilakukan konfigurasi Iperf. Host1 bertindak sebagai Iperf Client dan
host2 sebagai Iperf Server. Skenario pengujian 2 terhubung dengan jaringan
IPB. Paket yang diamati sama seperti Switch OpenFlow yaitu UDP dengan port
default 5001. Gambar 7 menunjukkan skenario pengujian 2.

Gambar 7 Skenario pengujian 2 (switch konvensional)
Analisis Hasil
Analisis dilakukan untuk mendapatkan nilai bandwidth, jitter, dan datagram
loss terhadap traffic yang berjalan. Hasil analisis dapat memperlihatkan kinerja
kedua switch tersebut.
Throughput
Throughput merupakan nilai dari sejumlah data paket yang diterima di node
penerima dalam satuan waktu tertentu (Sukoco 2005). Throughput
menggambarkan kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan
pengiriman data. Throughput bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi
yang sebenarnya. Bandwidth bersifat fix sementara throughput lebih bersifat
dinamis tergantung traffic yang sedang terjadi. Perumusan bandwidth dapat ditulis
sebagai berikut:
umlah total bit yang diterima

Throughput

aktu untuk mengirimkan data

bps (Indyastari 2010)

Jitter
Jitter merupakan nilai rataan dari variasi delay pada suatu jaringan. Jitter
dapat mengakibatkan hilangnya data terutama pada pengiriman data dengan
kecepatan tinggi. Jitter mengukur stabilitas suatu jaringan. Pada implementasi
jaringan, nilai jitter diharapkan mempunyai nilai minimum. Semakin kecil nilai
jitter, kualitas suatu jaringan akan semakin baik. Perumusan jitter dapat ditulis
sebagai berikut:
Jitter

ariasi

la

aket yang diterima

ms (Indyastari 2010)

9

Delay
Delay adalah selang waktu antara mulai dikirimkannya paket sampai paket
diterima di node tujuan (Szigetti dan Hattings 2004). Pada penelitian ini delay
yang dihitung adalah nilai delay dari paket yang berhasil dikirimkan. Perumusan
delay dapat ditulis sebagai berikut:
la

h u h ut

ms

Datagram Loss
Datagram loss dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti:
a Kesalahan bit yang disebabkan oleh noise atau faktor lain.
b Buffer penuh akibat antrian paket pada aliran traffic.
c Rerouting paket untuk menghindari kongesti jaringan.
Berikut ini adalah rumus untuk mendapatkan datagram loss:
ata a l ss

umlah paket yang dikirim – diterima
umlah paket yang dikirim

x 100%

(Indyastari 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil
Analisis hasil digunakan untuk mengukur kinerja yang terkait dengan
implementasi protokol OpenFlow. Proses penilaian analisis hasil diperlukan
pengukuran parameter-parameter yang menjadikan tolak ukur dalam penilaian
baik buruknya kinerja protokol tersebut. Tolak ukur pengukuran kinerja kedua
switch menggunakan nilai maksimum bandwidth. Nilai maksimum bandwidth
pada pengujian berurut dari 10 – 100 Mbps sesuai dengan besarnya bandwidth
media transmisi pada penelitian ini. Bandwidth yang diukur yaitu terhadap paket
UDP dengan default port 5001. Paket UDP dipilih sebagai pengukur performa
karena dengan mengukur paket UDP nilai ketiga parameter terutama bandwidth
lebih mudah diperoleh dibanding jika menggunakan paket TCP pada proses
pengujian. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap tiga parameter.
Pengambilan data dilakukan selama 10 kali pengukuran tiap satu skenario
pengujian. Tiap skenario pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali agar
data yang dihasilkan lebih valid. Berikut akan diuraikan penjelasan mengenai
hasil analisis parameter-parameter tersebut.
Throughput
Pada skenario pengujian 1, pengujian dilakukan dengan Open vSwitch
untuk mengukur performa switch OpenFlow. Sedangkan pengujian 2 dilakukan
pada switch TP-Link sebagai switch konvensional. Kedua pengujian tersebut
dilakukan dengan menggunakan skenario pengujian yang sama sehingga
perbandingan kinerja keduanya lebih akurat.

10

Rata-rata throughput (Mbps)

Setiap grafik throughput dari pengujian 1 dan pengujian 2 berbeda satu
sama lain. Hal itu disebabkan oleh nilai throughput yang diperoleh dua pengujian
di atas memperoleh hasil yang berbeda. Hasil perbandingan throughput switch
OpenFlow dan switch konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 8.
60
50
40
30
20
Switch OpenFlow

10

Switch konvensional

0
10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Maksimum bandwidth (Mbps)

Gambar 8 Grafik perbandingan throughput switch OpenFlow dan Konvensional
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa secara umum grafik throughput switch
OpenFlow lebih tinggi dari grafik switch konvensional sehingga nilai throughput
switch OpenFlow pun lebih besar. Besarnya nilai throughput switch OpenFlow
dibanding switch konvensional dipengaruhi oleh besarnya traffic yang mengalir
pada switch OpenFlow. Besarnya traffic yang mengalir pada suatu jaringan
disebabkan oleh pemakaian jalur jaringan, sehingga semakin tinggi pemakaian
maka semakin besar pula traffic yang mengalir. Kinerja algoritme protokol switch
OpenFlow dan switch konvensional pun berbeda. Pada OpenFlow, Floodlight
controller secara default melakukan pemilahan dan membuang paket-paket yang
tidak terdefinisi pada flow entry. Hal ini berbeda dengan switch konvensional.
Pada switch konvensional tidak ada proses pemilahan paket-paket sehingga traffic
yang mengalir pada switch konvensional lebih besar. Hal ini dapat menurunkan
nilai throughput switch konvensional.
Hasil pengukuran throughput rata-rata switch OpenFlow dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Nilai throughput switch OpenFlow
Maksimum bandwidth Rata-rata throughput
(Mbps)
yang dihasilkan (Mbps)
10
9.86
20
19.08
30
27.54
40
34.02
50
38.94
60
46.28
70
50.60
80
54.22
90
50.58
100
40.32

11

Hasil pengukuran throughput rata-rata switch konvensional dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Nilai bandwidth switch konvensional
Maksimum bandwidth Rata-rata throughput
(Mbps)
yang dihasilkan (Mbps)
10
9.93
20
19.66
30
28.06
40
34.04
50
38.80
60
41.46
70
33.94
80
39.16
90
36.56
100
38.04

Secara keseluruhan, nilai rataan throughput switch OpenFlow adalah
sebesar 37.14 Mbps sedangkan switch konvensional yang hanya sebesar 31.97
Mbps. Dari hasil yang diperoleh tersebut, nilai throughput switch OpenFlow lebih
tinggi dibanding switch konvensional.
Jitter

Rata-rata Jitter (ms)

Grafik jitter dari pengujian 1 dan pengujian 2 berbeda satu sama lain
karena nilai jitter yang diperoleh dua pengujian di atas memperoleh hasil yang
berbeda. Pada pengukuran maksimum bandwidth 50 Mbps dan 100 Mbps ada
anomali hasil yang diperoleh oleh switch konvensional yaitu lebih kecil
dibandingkan switch OpenFlow. Hal ini disebabkan jumlah traffic data pada
switch konvensional lebih banyak dibanding switch OpenFlow. Hasil
perbandingan jitter switch OpenFlow dan switch konvensional dapat dilihat sesuai
grafik pada Gambar 8.
Switch OpenFlow
0,5

Switch konvensional

0,4
0,3
0,2
0,1
0
10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Gambar 8 Grafik perbandingan
jitter
switch OpenFlow
Maksimum
Bandwidth
(Mbps) dan Konvensional
Gambar 9 Grafik perbandingan jitter switch OpenFlow dan Konvensional

12

Hasil pengukuran jitter rata-rata switch OpenFlow dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Nilai rata-rata jitter switch OpenFlow
Maksimum bandwidth Rata-rata jitter
(Mbps)
yang dihasilkan (ms)
10
0.410
20
0.329
30
0.256
40
0.271
50
0.280
60
0.242
70
0.159
80
0.130
90
0.166
100
0.292
Hasil pengukuran jitter rata-rata switch konvensional dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Nilai rata-rata jitter switch konvensional
Maksimum bandwidth Rata-rata jitter
(Mbps)
yang dihasilkan (ms)
10
0.407
20
0.447
30
0.335
40
0.321
50
0.216
60
0.327
70
0.237
80
0.261
90
0.310
100
0.228
Secara keseluruhan nilai rataan jitter pada switch OpenFlow adalah sebesar
0.253 ms dan pada switch konvensional sebesar 0.309 ms. Besaran nilai jitter
rata-rata switch OpenFlow dibandingkan switch konvensional turut dipengaruhi
oleh throughput suatu jaringan. Nilai throughput yang dihasilkan oleh switch
OpenFlow lebih besar dibandingkan switch konvensional sehingga menyebabkan
nilai jitter rata-rata switch OpenFlow lebih kecil. Nilai simpangan baku switch
OpenFlow sebesar 0.085 dan switch konvensional sebesar 0.076. Berdasarkan
perbandingan nilai simpangan baku kedua switch, switch konvensional lebih stabil
dibanding switch OpenFlow karena nilai simpangan baku yang didapat switch
konvensional lebih kecil. Meskipun switch konvensional lebih stabil dibanding
switch OpenFlow, tetapi perbedaannya tidak terlalu jauh karena nilai simpangan
baku yang didapat oleh kedua switch berdekatan.

13

Delay
Grafik delay dari pengujian 1 dan pengujian 2 berbeda satu sama lain. Hal
itu disebabkan oleh nilai delay yang diperoleh dua pengujian di atas memperoleh
hasil yang berbeda. Hasil perbandingan delay switch OpenFlow dan switch
konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 10.

Rata-rata delay (ms)

0,120

Switch OpenFlow

0,100

Switch konvensional

0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
10

20

30

40

50

60

70

80

90 100

Maksimum bandwidth (Mbps)
Gambar 10 Grafik perbandingan delay switch OpenFlow dan Konvensional
Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa delay kedua switch mempunyai nilai
yang sama pada rentang maksimum bandwidth 10-50 Mbps. Delay kedua switch
mulai kelihatan berbeda pada maksimum bandwidth 60 Mbps. Grafik switch
OpenFlow lebih rendah dari grafik switch konvensional sehingga nilai delay
switch OpenFlow pun lebih rendah. Nilai delay switch OpenFlow dibanding
switch konvensional dipengaruhi oleh besarnya nilai throughput. Kinerja
algoritme protokol switch OpenFlow dan switch konvensional pun turut
mempengarui kinerja kedua switch.
Hasil pengukuran delay rata-rata switch OpenFlow dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Nilai rata-rata delay switch OpenFlow
Maksimum bandwidth Rata-rata Delay
(Mbps)
yang dihasilkan (ms)
10
0.101
20
0.052
30
0.036
40
0.029
50
0.026
60
0.022
70
0.020
80
0.018
90
0.020
100
0.025

14

Hasil pengukuran delay rata-rata switch konvensional dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 Nilai rata-rata delay switch konvensional
Maksimum bandwidth Rata-rata delay
(Mbps)
yang dihasilkan (ms)
10
0.101
20
0.051
30
0.036
40
0.029
50
0.026
60
0.024
70
0.029
80
0.026
90
0.027
100
0.026
Pada OpenFlow, Floodlight controller secara default melakukan
pemilahan dan membuang paket-paket yang tidak terdefinisi pada flow entry. Hal
ini berbeda dengan switch konvensional yang tidak melakukan proses pemilahan.
Switch konvensional tidak ada proses pemilahan paket-paket sehingga traffic yang
mengalir pada switch konvensional lebih besar. Hal ini mengakibatkan delay
switch konvensional lebih besar.
Nilai rataan delay switch OpenFlow adalah sebesar 0.035 ms sedangkan
switch konvensional sebesar 0.038 ms. Dari hasil yang diperoleh, kinerja switch
OpenFlow lebih baik karena nilai delay switch OpenFlow lebih rendah dibanding
switch konvensional.

Rata-rata Datagram loss (%)

Datagram Loss
Switch OpenFlow
1,5

Switch konvensional
1
0,5
0
Datagram
loss yang ditampilkan merupakan rata-rata dari keseluruhan
10

20

30

40

50

60

70

80

90 100

Maksimum bandwidth (Mbps)

Gambar 11 Grafik perbandingan datagram loss switch OpenFlow dan Konvensional
Datagram loss yang ditampilkan merupakan rata-rata dari keseluruhan
proses pengukuran tiap skenario. Hasil perbandingan bandwidth switch OpenFlow
dan switch konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 9. Pada

15

maksimum bandwidth 60 Mbps, switch konvensional mengalami kehilangan
paket yang paling besar dibanding pada maksimum bandwidth yang lain. Hal ini
berbeda dengan switch OpenFlow. Nilai datagram loss switch OpenFlow
cenderung stabil meskipun mengalami kenaikan pada maksimum bandwidth 80,
90, dan 100 Mbps.
Hasil pengukuran datagram loss dari pengujian switch konvensional dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Nilai rataan datagram loss switch OpenFlow
Maksimum bandwidth Rata-rata Datagram loss
(Mbps)
yang dihasilkan (%)
10
0
20
0
30
0
40
0.01
50
0.04
60
0
70
0.04
80
0.13
90
0.31
100
0.50
Hasil pengukuran datagram loss dari pengujian switch konvensional dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Nilai rata-rata datagram loss switch OpenFlow
Maksimum bandwidth Rata-rata Datagram Loss
(Mbps)
yang dihasilkan (%)
10
0
20
0
30
0.01
40
0.31
50
0.38
60
1.41
70
0.85
80
0.75
90
0.31
100
0.95
Berdasarkan analisis data pengujian dari Iperf, didapatkan nilai datagram
loss rata-rata keseluruhan pengujian switch OpenFlow sebesar 0.10% . Sedangkan
untuk nilai datagram loss rata-rata keseluruhan pengujian switch konvensional
sebesar 0.40%. Nilai datagram loss switch OpenFlow yang lebih kecil turut
dipengaruhi oleh kinerja OpenFlow. OpenFlow controller melakukan proses
pemilahan terhadap paket-paket yang datang. Paket yang tidak terdefinisi pada
controller tersebut akan dibuang sehingga paket-paket yang hilang pun lebih
sedikit dibanding switch konvensional yang tidak melakukan pemilahan terhadap

16

paket-paket yang datang. Hal ini mengindikasikan bahwa paket yang bergerak
pada switch OpenFlow sedikit yang loss dibanding switch konvensional.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, secara umum dapat dikatakan
bahwa switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
switch konvensional. Hal tersebut diukur dari parameter kinerjanya yaitu:
throughput, jitter, dan datagram loss. Switch konvensional hanya memiliki kinerja
yang lebih baik pada parameter jitter.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Konsep teknologi OpenFlow dapat diterapkan dengan baik pada jaringan
komputer yang penulis lakukan. Switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih
baik dibanding switch konvensional berdasarkan pengujian terhadap keempat
parameter. Hal tersebut dilihat dari nilai nilai rataan throughput switch OpenFlow
adalah sebesar 37.14 Mbps dan pada switch konvensional sebesar 31.97 Mbps.
Nilai rataan jitter pada switch OpenFlow adalah sebesar 0.253 ms dan pada switch
konvensional sebesar 0.309 ms. Nilai Datagram Loss rata-rata keseluruhan
pengujian switch OpenFlow sebesar 0.10%. Sedangkan untuk nilai Datagram
Loss rata-rata keseluruhan pengujian switch konvensional sebesar 0.40%.
Saran
Implementasi pada penelitian ini cakupan pengujiannya masih dalam
lingkup kecil dan masih memisahkan antara switch OpenFlow dengan switch
konvensional. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan cakupannya lebih luas dan
dapat dilakukan secara hybrid yaitu switch OpenFlow dengan switch konvensional
dikoneksikan secara terpadu.

DAFTAR PUSTAKA
Anthony A, Mulyana E. 2012. Implementasi MPLS-TE pada perangkat Huawei
dan penggunaannya sebagai solusi kongesti. Jurnal Sarjana ITB bidang
Teknik Elektro dan Informatik. 1(3):001-006.
[APJII]. 2014. Pengguna Internet di Indonesia terus meningkat [Internet].
Tersedia pada: http://apjii.or.id/v2/read/article/apjii-at-media/223/apjiipenguna-internet-di-indonesia-terus-meningka.html [diunduh 2014 Jan 28].
Indyastari C. 2010. Pengaruh multi-streaming dan congestion window pada SCTP
terhadap kinerja mobile ad hoc network (MANET) [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Kumar S, Kumar T, Nehra MG, Singh G. 2012. OpenFlow switch with intrusion
detection system. International Journal of Scientific Research Engineering
& Technology (IJSRET). 1(7):001-004.

17

Sukoco H. 2005. Kontrol kongesti TCP friendly menggunakan pendekatan
multicast-berlapis untuk aplikasi streaming audio/video di internet [tesis].
Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Szigeti T, Hatingh C. 2004. End to End QoS Network Design: Quality of Service
in LAN’s WAN’s, an VPNs. Indianapolis (US): Cisco Press.
Yik, EE C. 2012. Implementation of An OpenFlow Switch on NetFPGA [skripsi].
Kuala Lumpur (MY): Universiti Teknologi Malaysia.

18

LAMPIRAN

19

Lampiran 1 Instalasi dan konfigurasi Floodlight Controller
//Install JDK dan Ant pada Ubuntu sebagai prasyarat
$ sudo apt-get install build-essential default-jdk ant python-dev
//Clone Floodlight dari github
$ sudo git clone git://github.com/floodlight/floodlight.git
//Buka directory floodlight dan subdirectory target
$ cd floodlight/target
//Build jar dengan Ant
$ ant
//Jalankan Floodlight Controller
$ sudo java -jar floodlight.jar &
//Secara default akan dikaitkan dengan port 6633
//Muncul tampilan seperti berikut
[New I/O server worker #1-1] INFO n.f.core.internal.Controller - Switch
handshake
successful:
OFSwitchImpl
[/192.168.1.208:49519
DPID[00:00:ba:66:35:e8:38:48]

20

Lampiran 2 Instalasi dan konfigurasi Open vSwitch
//Install prasyarat Open vSwitch
$ sudo apt-get install openvswitch-datapath-source bridge-utils
$ sudo module-assistant auto-install openvswitch-datapath
$ sudo apt-get install openvswitch-brcompat openvswitch-common
openvswitch- controller
//Konfigurasi Open vSwitch
$ ovs-vsctl add-port br-int eth0
$ ifconfig eth0 0
$ ifconfig br-int 192.168.1.208 netmask 255.255.255.0
$ route add default gw 192.168.1.1 br-int and
$ route del default gw 192.168.1.1 eth0
//Hubungkan Open vSwitch dengan Controller
$ovs-vsctl set-controller br-int tcp:192.168.1.208:6633
//Verifikasi instalasi
$ sudo ovs-vsctl show
ovs_version: “ .4.6+build0″
$ ps -ea | grep ovs
26464 ? 00:00:00 ovsdb-server
26465 ? 00:00:00 ovsdb-server
26473 ? 00:00:00 ovs-vswitchd
26474 ? 00:00:00 ovs-vswitchd
26637 ? 00:00:00 ovs-controller
# ovs-vsctl show
70a40219-8725-46a8-b808-af75c642cac8
Bridge "br-int"
Controller "tcp:192.168.1.208:6633"
is_connected: true
Port "eth0"
Interface "eth0"
Port "br-int"
Interface "br-int"
type: internal
ovs_version: "1.4.6+build0"

21

Lampiran 3 Throughput switch OpenFlow
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
9,76
18,6
27,7
34,8
41,3
45,3
48,8
52,3
54,3
56,1
9,97
19,0
27,1
32,6
36,0
44,4
50,6
56,7
48,5
30,4
9,86
19,3
27,9
33,6
39,1
46,6
49,9
54,3
58,6
34,8
9,81
19,3
27,1
34,6
36,4
47,2
52,1
55,2
54,6
39
9,89
19,2
27,9
34,5
41,9
47,9
51,6
52,6
36,9
41,3
9,86 19,08 27,54 34,02 38,94 46,28 50,60 54,22 50,58 40,32

Lampiran 4 Throughput switch Konvensional
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
9,78
19,6
28
32,7
42,1
46,9
42
42,7
40,7
46,8
9,97
19,7
28,2
33
36,9
36,1
30,6
42,8
39,4
34,8
9,98
19,6
28,2
35,5
40,6
42,5
33,2
35,9
36,7
38,9
9,97
19,8
28,2
33,5
35,5
40,2
32,6
39,8
33,4
38,9
9,97
19,6
27,7
35,5
38,9
41,6
31,3
34,6
32,6
30,8
9,93 19,66 28,06 34,04 38,80 41,46 33,94 39,16 36,56 38,04

Lampiran 5 Jitter switch OpenFlow
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
Mbps
0,461
0,372
0,332
0,471
0,413
0,410

20
Mbps
0,330
0,3
0,318
0,314
0,344
0,329

30
Mbps
0,181
0,449
0,225
0,247
0,178
0,256

40
Mbps
0,334
0,393
0,17
0,267
0,19
0,271

50
Mbps
0,202
0,422
0,195
0,448
0,135
0,280

60
Mbps
0,345
0,247
0,245
0,148
0,224
0,242

70
Mbps
0,144
0,148
0,154
0,167
0,18
0,159

80
Mbps
0,162
0,118
0,13
0,123
0,119
0,130

90
Mbps
0,16
0,152
0,128
0,14
0,249
0,166

100
Mbps
0,24
0,449
0,287
0,259
0,225
0,292

50
Mbps
0,149
0,323
0,181
0,224
0,201
0,216

60
Mbps
0,314
0,253
0,254
0,582
0,231
0,327

70
Mbps
0,193
0,115
0,189
0,327
0,359
0,237

80
Mbps
0,288
0,209
0,199
0,213
0,394
0,261

90
Mbps
0,235
0,2
0,21
0,402
0,503
0,310

100
Mbps
0,173
0,146
0,275
0,275
0,27
0,228

Lampiran 6 Jitter switch Konvensional
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
Mbps
0,407
0,422
0,437
0,381
0,387
0,407

20
Mbps
0,415
0,337
0,395
0,448
0,642
0,447

30
Mbps
0,321
0,352
0,310
0,315
0,375
0,335

40
Mbps
0,475
0,28
0,237
0,345
0,268
0,321

22

Lampiran 7 Delay switch OpenFlow
Pengulang
an
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
Mbps
0,102
0,100
0,101
0,102
0,101
0,101

20
Mbps
0,054
0,053
0,052
0,052
0,052
0,052

30
Mbps
0,036
0,037
0,036
0,037
0,036
0,036

40
Mbps
0,029
0,031
0,030
0,029
0,029
0,029

50
Mbps
0,024
0,028
0,026
0,027
0,024
0,026

60
Mbps
0,022
0,023
0,021
0,021
0,021
0,022

70
Mbps
0,020
0,020
0,020
0,019
0,019
0,020

80
Mbps
0,019
0,018
0,018
0,018
0,019
0,018

90
Mbps
0,018
0,021
0,017
0,018
0,027
0,020

100
Mbps
0,018
0,033
0,029
0,026
0,024
0,026

50
Mbps
0,024
0,027
0,025
0,028
0,026
0,026

60
Mbps
0,021
0,028
0,024
0,025
0,024
0,024

70
Mbps
0,024
0,033
0,030
0,031
0,032
0,030

80
Mbps
0,023
0,023
0,028
0,025
0,029
0,026

90
Mbps
0,025
0,025
0,027
0,030
0,031
0,028

100
Mbps
0,021
0,029
0,026
0,026
0,032
0,027

Lampiran 8 Delay switch Konvensional
Pengulang
an
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
Mbps
0,102
0,100
0,100
0,100
0,100
0,101

20
Mbps
0,051
0,051
0,051
0,051
0,051
0,051

30
Mbps
0,036
0,035
0,035
0,035
0,036
0,036

40
Mbps
0,031
0,030
0,028
0,030
0,028
0,029

Lampiran 9 Datagram loss switch OpenFlow
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
Mbps
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

20
Mbps
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

30
Mbps
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

40
Mbps
0,051
0,000
0,004
0,000
0,000
0,011

50
Mbps
0,160
0,000
0,030
0,000
0,000
0,038

60
Mbps
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

70
Mbps
0,140
0,000
0,066
0,000
0,014
0,044

80
Mbps
0,007
0,010
0,000
0,260
0,370
0,129

90
Mbps
0,065
0,097
0,110
0,740
0,540
0,310

100
Mbps
0,320
1,100
0,610
0,081
0,390
0,500

60
Mbps
0,000
0,280
3,300
1,800
1,700
1,416

70
Mbps
0,000
0,920
0,62
1,600
1,1
0,848

80
Mbps
0
0,290
2,000
0,640
0,840
0,754

90
Mbps
0,065
0,097
0,110
0,740
0,540
0,310

100
Mbps
0,000
0,990
0,860
1
1,900
0,950

Lampiran 10 Datagram loss switch Konvensional
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-rata

10
Mbps
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

20
Mbps
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

30
Mbps
0,000
0,000
0,033
0,000
0,000
0,007

40
Mbps
0
0,630
0,21
0,310
0,380
0,306

50
Mbps
0,000
0,580
0,120
0,560
0,610
0,374

23

RIWAYAT HIDUP
Amrun Hakim dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 7 Januari
1991 dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak
Mu’min dan Ibu Aenah. Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 2 Cirebon, Jawa Barat. Pada tahun yang sama,
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dengan mayor Ilmu Komputer melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Akhir tahun 2010, penulis bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komputer (HIMALKOM) IPB sampai dengan awal tahun 2012. Di antara
kepanitiaan yang pernah diikuti ialah Pesta Sains Nasional 2011 yang
diselenggarakan oleh BEM FMIPA. Penulis melakukan Praktik Kerja Lapang di
PT. Multimedia Nusantara (Metrasat) Divisi VSAT IP pada bulan Juni sampai
Agustus tahun 2013.