Sistem Pendataan Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur

SISTEM PENDATAAN PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP
DI KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR

NIKMATUN NIZAK

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Pendataan
Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
peneliti lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2014
Nikmatun Nizak
NIM C44100073

ABSTRAK
NIKMATUN NIZAK. Sistem Pendataan Produksi Perikanan Tangkap di
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dibimbing oleh JULIA EKA ASTARINI
dan DOMU SIMBOLON.
Data produksi merupakan sumber informasi yang penting untuk pengembangan
sektor perikanan suatu daerah. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis
mekanisme pendataan hasil tangkapan ikan pada setiap instansi (Tempat
Pelelangan Ikan, Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan, Dinas Perikanan
Kecamatan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi) dan
membandingkan volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi dengan volume produksi hasil penelitian. Metode penelitian yang
digunakan berupa metode deskriptif komparatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah snowball sampling dan stratified random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mekanisme pendataan pada masing-masing
kecamatan secara umum berbeda. Selain itu, data volume produksi total hasil
penelitian di Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Purwoharjo dan Kecamatan

Muncar berbeda dengan data volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi. Oleh sebab itu, perlu adanya standardisasi sistem
pendataan yang meliputi standardisasi sarana dan prasarana, regulasi atau
peraturan dengan kontrol yang baik dan kualifikasi tenaga kerja profesional.
Kata kunci: data produksi, sistem pendataan, Banyuwangi.

ABSTRACT
NIKMATUN NIZAK. Fisheries Production Data Collection System in
Banyuwangi, East Java. Supervised by JULIA EKA ASTARINI and DOMU
SIMBOLON.
Production data is an important source of information for the development of a
regional fisheries sector. The purpose of this research are to analyze the
mechanism of fisheries data collection at each unit (fish auction, fishing port,
fisheries department districts and Department of Marine and Fisheries at
Banyuwangi Regency) and compare the volume of production in Department of
Marine and Fisheries at Banyuwangi Regency to volume of production based on
investigation. The research used a descriptive comparative method. Data were
collected by using snowball sampling and stratified random sampling. Research
showed that mechanism of data collection in each district was different.
Furthermore, the average of production volume in Rogojampi, Purwoharjo and

Muncar was different to production volume data in Department of Marine and
Fisheries at Banyuwangi Regency. Therefore, it was needed to standardized of the
data collection system that includes the standardization of infrastructure,
regulations or rules with good control and a qualified professional workforce.
Keywords: production data, data collection systems, Banyuwangi.

SISTEM PENDATAAN PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP
DI KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR

NIKMATUN NIZAK

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi

: Sistem Pendataan Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Nama
: Nikmatun Nizak
NIM
: C44100073
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Julia Eka Astarini, SPi, MSi
Pembimbing I

Prof Dr Ir Domu Simbolon, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, karena
dengan izin dan ridhonya karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta
salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan bulan Juli sampai Oktober Tahun 2013
ini ialah sistem pendataan, dengan judul Sistem Pendataan Produksi Perikanan
Tangkap di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Julia Eka Astarini, SPi, MSi dan
Prof Dr Ir Domu Simbolon, MSi selaku komisi pembimbing, Dr Sulaeman
Martasuganda, B. Fish. Sc, M.Sc dan Vita Rumanti Kurniawati, SPi. MT selaku

komisi pendidikan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Mugi Santosa, Amd selaku Administratur TPI Grajagan Kecamatan Purwoharjo,
Bapak Kartono Umar, SPi selaku Kepala Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan
Pantai Muncar beserta staf Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar,
Bapak Abidin, Sp sebagai Administratur TPI Muncar beserta staf TPI Muncar,
Bapak Anang Budi Warsono, ST sebagai staf Seksi Pengelolaan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil, dan nelayan di Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Purwoharjo
dan Kecamatan Muncar yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, seluruh keluarga
serta teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014
Nikmatun Nizak

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

xi


DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE PENELITIAN

3

Waktu dan Tempat Penelitian

3

Pengumpulan Data

3


Prosedur Analisis Data

6

Mekanisme dan Struktur Organisasi Pendataan

6

Perbandingan Data Volume Produksi Perikanan Tangkap

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Organisasi Pendataan

8
8

Struktur Organisasi Pendataan Tempat Pelelangan Ikan


10

Struktur Organisasi Pendataan Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan

14

Struktur Organisasi Pendataan Dinas Perikanan Kecamatan

15

Struktur Organisasi Pendataan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi
16
Mekanisme Pendataan

17

Mekanisme Pendataan Tempat Pelelangan Ikan

18


Mekanisme Pendataan Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan

20

Mekanisme Pendataan Dinas Perikanan Kecamatan

22

Mekanisme Pendataan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi

22

Pendugaan Volume Produksi Total Perikanan Tangkap
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

24
32
32

Saran

32

DAFTAR PUSTAKA

33

LAMPIRAN

35

RIWAYAT HIDUP

60

DAFTAR TABEL

1 Perbandingan struktur organisasi pendataan di TPI Grajagan dan TPI
Muncar
2 Rasio volume produksi Kecamatan Rogojampi
3 Rasio volume produksi Kecamatan Purwoharjo
4 Rasio volume produksi Kecamatan Muncar

14
25
28
29

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Peta lokasi pengambilan data penelitian di Kabupaten Banyuwangi
Aliran data perikanan tangkap Kabupaten Banyuwangi
Struktur organisasi pendataan TPI Grajagan
Struktur organisasi pendataan TPI Muncar
Struktur organisasi pendataan UPPPP Muncar
Struktur organisasi pendataan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi
Aliran data TPI Grajagan
Aliran data TPI Muncar
Aliran data UPPPP Muncar
Aliran data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi
Volume produksi Bulan Juli-Oktober Tahun 2013 Kecamatan
Rogojampi
Selang kepercayaan volume produksi Kecamatan Rogojampi
Volume produksi Bulan Juli-Oktober Tahun 2013 Kecamatan
Purwoharjo
Selang kepercayaan volume produksi Kecamatan Purwoharjo
Volume produksi Bulan Juli-Oktober Tahun 2013 Kecamatan Muncar
Selang kepercayaan volume produksi Kecamatan Muncar

3
9
11
12
15
17
18
20
21
23
26
27
28
29
30
31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Form hasil tangkapan
2 Persentase kontribusi volume produksi per kecamatan terhadap volume
produksi Kabupaten Banyuwangi
3 Form data produksi penangkapan ikan perhari TPI Grajagan
4 Nota penjualan TPI PPP Muncar
5 Buku penjualan TPI PPP Muncar

35
35
36
36
36

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Form data produksi harian TPI PPP Muncar
Laporan aktivitas pelelangan ikan TPI PPP Muncar
Form data produksi menurut jenis ikan per bulan
Form data produksi menurut jenis ikan per alat tangkap
Daftar SL-3
Laporan Monitoring Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Laporan statistik LL-1
Laporan statistik LL-2
Laporan statistik LL-3
Laporan statistik LL-4
Laporan statistik LL-5
Data volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi di Kecamatan Rogojampi
Data volume produksi hasil penelitian di Kecamatan Rogojampi
Nilai statistik volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan
Banyuwangi di Kecamatan Rogojampi
Data volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi di Kecamatan Purwoharjo
Data volume produksi hasil penelitian di Kecamatan Purwoharjo
Nilai statistik volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi di Kecamatan Purwoharjo
Data volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi di
Kecamatan Muncar
Data volume produksi hasil penelitian di Kecamatan Muncar
Nilai statistik volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi di Kecamatan Muncar

37
37
38
39
40
43
45
46
47
53
54
57
57
57
58
58
58
59
59
59

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengembangan di sektor perikanan laut dewasa ini sangat perlu dilakukan,
hal ini harus berdasar pada kemampuan dan daya dukung dari potensi sumberdaya
ikan di suatu perairan. Potensi sumberdaya ikan di suatu perairan dapat dievaluasi
dengan melihat data produksi perikanan. Salah satu data yang penting yaitu data
volume produksi perikanan. Data diolah menjadi suatu informasi yang sangat
berguna untuk membuat perencanaan yang detail dan menyeluruh. Perencanaan
inilah yang akan dapat menghasilkan suatu keputusan kebijakan stategis untuk
pengembangan sektor perikanan. Sumber data yang mendominasi pensuplaian
data hasil tangkapan ikan (HTI) adalah pelabuhan perikanan dan tempat
pendaratan ikan.
Tempat pertama dilakukan pendataan pada suatu fishing base yaitu di
Tempat Pelelangan Ikan atau di tempat pendaratan ikan yang melakukan
penimbangan hasil tangkapan. Oleh karena itu pendataan di Tempat Pelelangan
Ikan maupun tempat pendaratan ikan haruslah dilakukan dengan benar, tepat dan
akurat. Hal ini dimaksudkan agar data yang dilaporkan kepada instansi terkait
merupakan data dengan kualitas yang baik.
Penelitian Wijaya (2002) dan Suryadi (2001) menyebutkan bahwa
persentase penyimpangan data produksi Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi
terhadap UPT BP-PPI Muncar dan Dinas Perikanan Jakarta Utara terhadap UPTPPI Muara Angke yaitu sebesar 287% dan 30%. Penyimpangan data produksi
pada tingkat kabupaten diduga disebabkan oleh petugas pendataan yang tidak
teliti dalam merekapitulasi data, mekanisme pendataan yang panjang serta tidak
adanya kegiatan pelelangan ikan (Wijaya 2002). Faktor lain yang diduga menjadi
penyebab tidak akuratnya data yaitu struktur organisasi yang belum efektif dan
efisien, mekanisme pendataan dari tempat pendaratan ikan hingga Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi tidak berjalan dengan baik serta adanya
indikasi pendugaan volume produksi yang kurang tepat. Berdasarkan hal tersebut
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sistem pendataan produksi
perikanan tangkap di Kabupaten Banyuwangi.

Perumusan Masalah

Data volume produksi perikanan tangkap Kabupaten Banyuwangi
didominasi oleh alat tangkap pukat cincin di Kecamatan Muncar. Data volume
produksi Kecamatan Muncar tahun 2009 dan 2010 laporan tahunan 2010 Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi yaitu 48304 ton dan 27746 ton.
Akan tetapi data volume produksi pada tahun 2009 dan 2010 pada laporan
tahunan UPPPP Muncar berbeda yaitu 32780 ton dan 22040 ton. Perbedaan data

2
volume produksi antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi
dengan TPI Muncar juga ditemukan pada tahun 1999-2005 dan pada tahun 2008.
Dengan demikian terdapat suatu kontradiksi data volume produksi antara data
volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi dengan
data volume produksi UPPPP Muncar dan data volume produksi TPI Muncar.
Perbedaan data produksi pada tingkat Kabupaten diduga disebabkan oleh struktur
organisasi yang belum efektif dan efisien, mekanisme pendataan dari tempat
pendaratan ikan hingga Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi
tidak berjalan dengan baik dan tidak adanya standar baku pada mekanisme
pendataannya serta adanya indikasi pendugaan volume produksi yang kurang
tepat. Selain itu, tidak beroperasinya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai lokasi
awal pendataan hasil tangkapan diduga menjadi salah satu faktor pendugaan
volume produksi yang berbeda.
Pada studi pendahuluan yang dilakukan tahun 2012, tidak terdapat aktivitas
pelelangan ikan di TPI. Laporan tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 menjelaskan bahwa mekanisme pelelangan
ikan belum berjalan secara sempurna sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No.
32 dan 33 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Pelelangan Ikan dan Retribusi
Pelelangan Ikan karena masih banyak kendala yang dialami. Karena itu perlu
adanya analisis mekanisme pendataan perikanan tangkap pada tingkat TPI hingga
kabupaten guna mengefektifkan kembali mekanisme pendataan hingga pada
tingkat kabupaten.

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis mekanisme pendataan hasil tangkapan ikan di Tempat Pelelangan
Ikan, Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan, Dinas Perikanan Kecamatan dan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi.
2. Membandingkan volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi dengan volume produksi hasil penelitian.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi beberapa tempat
pendaratan ikan yang melakukan pendataan hasil tangkapan ikan dan yang tidak
melakukan pendataan, memberikan informasi mengenai struktur organisasi,
mekanisme pendataan dan rasio volume produksi perikanan tangkap Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi dengan data volume produksi
hasil penelitian, sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut kekurangan yang ada.
Selanjutnya hasil penelitian dapat dijadikan bahan rekomendasi dan masukan
untuk penelitian berikutnya. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk melatih

3
dan mengasah kemampuan peneliti dalam menggali informasi dengan teliti dan
menuliskannya dalam karya tulis yang sistematis.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2013 di beberapa
tempat pendaratan ikan yang melakukan aktivitas pendataan dan yang tidak
melakukan aktivitas pendataan. Sumber data dan informasi diperoleh dari tiga
tempat pendaratan ikan di Kabupaten Banyuwangi yaitu Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP) Muncar, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Grajagan dan tempat
pendaratan ikan Blimbingsari (Gambar 1).

Gambar 1 Peta lokasi pengambilan data penelitian di Kabupaten Banyuwangi

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer
meliputi hasil wawancara dengan nelayan dan para petugas di instansi terkait

4
mengenai struktur organisasi pendataan dan mekanisme pendataan. Data volume
produksi perikanan tangkap didapatkan dengan mengumpulkan nota hasil
tangkapan nelayan dan form hasil tangkapan (lihat Lampiran 1) yang diberikan
kepada nelayan selama bulan Juli hingga Oktober. Data sekunder yang dibutuhkan
adalah Peraturan Bupati (Perbub) Banyuwangi No. 53 dan 68 Tahun 2011,
Peraturan Daerah (Perda) Banyuwangi No. 32 dan No 33 Tahun 2003, Surat
Keputusan (SK) Bupati No. 27 dan No. 28 Tahun 2004, Surat Keputusan (SK)
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur No. 61 Tahun 2010 dan data
volume produksi dari laporan tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi.
Informasi mengenai tempat pendaratan ikan yang melakukan aktivitas
pendataan dan tidak melakukan aktivitas pendataan didapatkan dengan tahapan
berikut :
1. Wawancara dengan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi.
2. Studi pendahuluan pada beberapa tempat pendaratan ikan yang disebutkan oleh
petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi.
3. Responden dipilih dengan metode snowball sampling. Snowball sampling
dipilih bila kita ingin menyelidiki hubungan antar manusia dalam kelompok
yang akrab atau menyelidiki cara-cara informasi tersebar di kalangan tertentu.
Dalam penelitian penyebaran informasi di kalangan kelompok terbatas
sampling serupa bermanfaat untuk memperoleh informasi siapa yang menjadi
tokoh berpengaruh dalam kelompok tersebut. Kelemahan metode ini yaitu
dalam penentuan kelompok bermula ada unsur subyektif, jadi tidak dipilih
secara random atau acakan. Bila jumlah sampel melebihi 100 orang
penanganannya akan sulit dikendalikan (Nasution 2003). Metode ini dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Memilih responden pertama secara subyektif dan melakukan wawancara
mengenai ada tidaknya aktivitas pendaratan ikan dan pendataan oleh
petugas. Selanjutnya, responden diminta untuk menunjuk orang lain sebagai
anggota sampel dan menunjuk tempat pendaratan ikan lainnya.
2) Anggota sampel tersebut menjadi sumber informasi tentang daerah-daerah
perairan yang mempunyai aktivitas pendaratan ikan beserta orang yang
dikenal di daerah tersebut. Orang-orang yang ditunjuk ini selanjutnya
diminta menunjuk orang lain di suatu daerah perairan lain yang mempunyai
aktivitas pendaratan ikan.
3) Jika responden yang dimaksud pada langkah (nomer 2) tidak dapat
menunjuk seseorang dari tempat pendaratan ikan lainnya, maka peneliti
menunjuk kembali responden dari tempat pendaratan ikan baru yang telah
disebutkan oleh responden sebelumnya.
4) Hal yang serupa dilakukan sehingga jumlah anggota sampel yang
diinginkan terpenuhi.
Lokasi pengambilan data dipilih dari hasil wawancara studi pendahuluan.
Banyuwangi memiliki 8 TPI di beberapa kecamatan yaitu TPI Pelabuhan, TPI
Sampangan dan TPI Kalimoro di Kecamatan Muncar, TPI Pancer di Kecamatan
Pesanggaran, TPI Grajagan di Kecamatan Purwoharjo, TPI Mandar di Kecamatan
Banyuwangi, TPI Bimo di Kecamatan Wongsorejo dan TPI Bomo/Blimbingsari
di Kecamatan Rogojampi. Kedelapan kecamatan dipilih tiga kecamatan sebagai

5
lokasi pengumpulan data yaitu Kecamatan Muncar, Kecamatan Purwoharjo dan
Kecamatan Rogojampi. Kecamatan Muncar dipilih karena merupakan pusat
produksi perikanan tangkap di Kabupaten Banyuwangi yang mendominasi
volume produksi perikanan tangkap sebesar 44% dari 8 kecamatan lainnya
sedangkan Kecamatan Purwoharjo menduduki urutan ketiga produksi perikanan
tangkap di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,202 ton atau
17% dari volume produksi total Kabupaten Banyuwangi (lihat Lampiran 2).
Tempat pendaratan ikan Blimbingsari dipilih sebagai salah satu lokasi penelitian
yang tidak memiliki TPI di Kecamatan Rogojampi. Metode yang digunakan pada
pengumpulan data ini yaitu metode snowball sampling.
Pengumpulan data volume produksi perikanan tangkapan dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data populasi alat tangkap yang mendominasi di tempat
pendaratan ikan terpilih. Populasi alat tangkap di PPP Muncar yaitu jaring
insang hanyut (gillnet) 402 unit, rawai (rawai hanyut lainnya selain rawai tuna)
105 unit, pancing lainnya (selain pancing cumi dan pancing tonda) 238 unit,
pukat cincin (purse seine) 193 unit, payang 52 unit dan bagan (bagan tancap)
129 unit. Populasi alat tangkap di TPI Grajagan yaitu jaring insang hanyut
(gillnet) 409 unit, rawai (rawai hanyut lainnya selain rawai tuna) 69 unit,
pancing lainnya (selain pancing ulur, pancing cumi dan pancing tonda) 400
unit, purse seine 17 unit dan payang 17 unit. Data populasi alat tangkap
didapatkan dari masing-masing kantor administrasi TPI. Bagi lokasi yang tidak
mempunyai kantor administrasi TPI, data didapatkan dari laporan tahunan
2011 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi seperti tempat
pendaratan ikan Blimbingsari. Populasi alat tangkap tempat pendaratan ikan
Blimbingsari yaitu jaring insang hanyut, jaring insang lingkar dan jaring insang
tetap (gillnet) 290 unit, rawai (rawai tuna dan rawai hanyut lainnya selain rawai
tuna) 310 unit dan pancing lainnya (selain pancing ulur dan pancing cumi) 311
unit.
2. Tentukan ukuran contoh dari keseluruhan populasi N (n n (
dengan
฀ )
adalah derajat kepercayaan. Ukuran contoh bagi alokasi sebanding adalah bila
populasi yang berukuran n disekat menjadi k lapisan yang masing-masing
berukuran N1, N2, ..., Nk, dan dari setiap lapisan itu ditarik contoh acak
sederhana berukuran masing-masing n1, n2, ..., nk, maka alokasinya dikatakan
, untuk at = 1, 2, ..., k, sedangkan dalam hal ini n
sebanding bila nat =
menyatakan ukuran contoh keseluruhannya (Walpole 1995). Ukuran contoh (n)
masing-masing lokasi sama yaitu 42 unit alat tangkap. Alokasi sampel pada
PPP Muncar yaitu jaring insang hanyut (gillnet) 15 unit, rawai (rawai hanyut
lainnya selain rawai tuna) 4 unit, pancing lainnya (selain pancing cumi dan
pancing tonda) 9 unit, pukat cincin (purse seine) 7 unit, payang 2 unit dan
bagan (bagan tancap) 5 unit. Selanjutnya alokasi sampel di TPI Grajagan yaitu
jaring insang hanyut (gillnet) 19 unit, rawai (rawai hanyut lainnya selain rawai
tuna) 3 unit, pancing lainnya (selain pancing ulur, pancing cumi dan pancing
tonda) 18 unit, purse seine 1 unit dan payang 1 unit. Alokasi sampel di tempat
pendaratan ikan Blimbingsari yaitu jaring insang hanyut, jaring insang lingkar
dan jaring insang tetap (gillnet) 12 unit, rawai (rawai tuna dan rawai hanyut

6
lainnya selain rawai tuna) 13 unit dan pancing lainnya (selain pancing ulur dan
pancing cumi) 17 unit.
3. Sampel masing-masing alat tangkap dipilih secara acak. Setiap sampel nelayan
diberikan form data volume produksi yang diisi selama 4 bulan. Jika nelayan
enggan mengisi form tersebut, nelayan cukup mengumpulkan nota hasil
tangkapannya. Selanjutnya data tersebut direkapitulasi dan diolah dengan
menggunakan Microsoft Office Excel 2007.
4. Data dianalisis untuk dapat membandingkan volume produksi total data Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi dengan volume produksi total
hasil penelitian.

Prosedur Analisis Data

Analisis data meliputi mekanisme dan struktur organisasi pendataan serta
perbandingan volume produksi antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi dengan hasil penelitian. Data volume produksi Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten selanjutnya disebut data sekunder sedangkan data volume
produksi hasil penelitian disebut data primer.

Mekanisme dan Struktur Organisasi Pendataan
Mekanisme pendataan dianalisis secara deskriptif komparatif, untuk
mengetahui keefektifan pendataan, aliran data dan kendala dalam proses
pendataan. Mekanisme pendataan berkaitan dengan tugas pokok, fungsi dan tata
kerja dari suatu struktur organisasi pendataan sehingga perlu dilakukan analisis
pada struktur organisasi pendataan. Struktur organisasi dianalisis secara deskriptif
komparatif, untuk memetakan tugas pokok, fungsi dan tata kerja, kendala serta
penyimpangan yang mungkin terjadi sehingga mempengaruhi keefektifan
mekanisme pendataan dan akurasi data suatu instansi. Mekanisme dan struktur
organisasi pendataan yang dibandingkan yaitu mekanisme dan struktur organisasi
pendataan pada tingkat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Unit Pengelola Pelabuhan
Perikanan (UPPP), Dinas Perikanan Kecamatan dan mekanisme dan struktur
organisasi pendataan pada tingkat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi. Tahap analisis data yaitu pengumpulan informasi dari masingmasing instansi terkait seperti TPI, UPPP, Dinas Perikanan Kecamatan dan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, menguraikan atau
mendeskripsikan mekanisme dan struktur organisasi pendataan dari masingmasing instansi dan menganalisis perbedaan dan persamaan serta kendala maupun
penyimpangan yang ada pada mekanisme dan struktur organisasi pendataan.

7
Perbandingan Data Volume Produksi Perikanan Tangkap
Perbandingan antara data volume produksi Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi (data sekunder) dengan data hasil penelitian (data primer)
bertujuan untuk mengetahui perbandingan dan selisih antara data keduanya
sehingga dapat diuraikan keterkaitannya dengan mekanisme dan struktur
organisasi yang ada pada instansi tersebut. Asumsi dalam analisis data volume
produksi yaitu populasi masing-masing lapisan/jenis alat tangkap homogen
sehingga keragaman kecil pada setiap lapisannya, musim tidak mempengaruhi
volume produksi nelayan dan penghapusan data pada data pencilan atau outlier.
Langkah-langkah menghitung pendugaan total volume produksi data hasil
penelitian menurut Scheaffer et al. (1990) yaitu :
1. Hitung rata-rata dan ragam volume produksi masing-masing alat tangkap
dalam satuan ton setiap bulannya.


̅at

nat

Keterangan :
̅at
= rata-rata sampel per alat tangkap (ton)
nat
= jumlah sampel alat tangkap
= data hasil tangkapan (ton)
Adapun ragam (variance) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
∑ i -̅
n -

Keterangan:
sat
= ragam sampel per alat tangkap
= data hasil tangkapan (ton)
̅at
= rata-rata sampel per alat tangkap (ton)
nat
= jumlah sampel alat tangkap
2. Hitung pendugaan volume produksi total keseluruhan alat tangkap contoh
setiap bulannya dengan selang kepercayaan 95%.
∑nat
at ̅at
st
Keterangan:
= pendugaan volume produksi total per bulan (ton)
st
= populasi masing-masing alat tangkap
at
̅at
= rata-rata sampel per alat tangkap (ton)

3. Hitung pendugaan ragam volume produksi keseluruhan alat tangkap contoh
setiap bulannya.
sat
at -nat
̂
∑nat
at
st

at

nat

Keterangan:
̂
= pendugaan ragam volume produksi per bulan (ton)
st
= populasi masing-masing alat tangkap
at
nat
= contoh masing-masing alat tangkap
sat
= ragam sampel per alat tangkap

8
4. Hitung pendugaan error atau galat baku volume produksi total keseluruhan alat
tangkap contoh setiap bulannya.
√̂

st

√∑nat

at

at -nat

sat

at

nat

Keterangan:
= selang kepercayaan 95%
̂
=
pendugaan ragam volume produksi per bulan (ton)
st
= populasi masing-masing alat tangkap
at
nat
= contoh masing-masing alat tangkap
sat
= ragam sampel per alat tangkap
Setelah total volume produksi data primer dan galat baku diketahui maka
rasio volume produksi total dan nilai statistik volume produksi data sekunder
dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut:
1. Hitung rasio volume produksi total data sekunder dengan volume produksi
total data primer beserta rata-rata rasionya.
2. Hitung nilai statistik volume produksi data sekunder pada selang kepercayaan
95% data primer.
st


√̂



st

Keterangan:
= luas wilayah di sebelah kiri kurva selang kepercayaan 95%
= luas wilayah di sebelah kanan kurva selang kepercayaan 95%
= volume produksi total data sekunder (ton)
=
pendugaan volume produksi total per bulan (ton)
st
̂
= pendugaan ragam volume produksi per bulan (ton)
st
= populasi keseluruhan alat tangkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Organisasi Pendataan

Struktur dan tugas organisasi pelaksana pendataan menjelaskan susunan
atau hirarki dan tugas dari para pelaksana pendataan. Sistem pendataan perikanan
tangkap melibatkan beberapa instansi yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Unit
Pengelola Pelabuhan Perikanan (UPPP), Dinas Perikanan Kecamatan dan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi. Mekanisme atau aliran data
perikanan tangkap dari mulai hasil tangkapan yang didaratkan hingga data yang

9
diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi dapat
dilihat pada Gambar 2.
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi

Dinas Perikanan KecamatanDinas
Kelautan dan Perikanan
Koperasi Unit
Desa KUD

Tempat
Pelelangan Ikan
(TPI)

Unit Pengelola
Pelabuhan Perikanan
(UPPP)

Gambar 2 Aliran data perikanan tangkap Kabupaten Banyuwangi
Menurut Wijaya (2002), ada tiga hal yang mempengaruhi efisiensi dan
efektivitas dari struktur dan tugas organisasi pelaksanaan pendataan hasil
tangkapan ikan :
1. Tingkatan struktur dan tugas organisasi pelaksana pendataan.
Semakin sedikit hirarki struktur pendataan, maka diduga semakin lebih baik
struktur dan tugas organisasi pelaksana pendataannya, karena semakin sedikit
waktu yang diperlukan untuk keperluan pelaporan/penyajian data.
2. Sarana proses pendataan.
Sarana yang dimaksud adalah komputer yang disertai dengan jaring internet.
Kelebihan komputer ini antara lain:
1) Kecepatan data yang dilaporkan (up to date),
2) Jika ada koreksi pengisian data, bisa secepatnya diperbaiki,
3) Umpan balik kebijakan dari pusat dapat segera diterima,
4) Lebih hemat kertas, sebab operator hanya memasukan, mengolah atau
mengoreksi data hanya dengan tombol. Lain halnya dengan pelaporan atau
sajian data yang perlu di cetak dengan kertas,
5) Dapat dibuat data base untuk integrasi data, mengukur serta mengevaluasi
perkembangan data.
3. Petugas pendataan.
Optimalisasi petugas pendataan akan meningkatkan efektivitas struktur dan
tugas organisasi pelaksana pendataan, sebagaimana dijelaskan oleh Kasim
(1993) dan Paramita (1985), disimpulkan bahwa efektivitas organisasi
pemerintah antara lain adalah ketaatan karyawan pada peraturan organisasi dan
prosedurnya serta sistem manajemen informasi yang baik dari semua lini. AnNabhani (1997) dan Effendy (1985) menyatakan bahwa kesempurnaan tugas
dari penggunaan tenaga manusia dan efisiensi penempatannya antara lain dapat
diwujudkan berdasarkan profesionalitas/keahlian petugas dan kebutuhan yang
sesuai kondisi/keadaan cakupan wilayah kerja.
Berikut hasil pengamatan struktur organisasi pendataan beberapa tempat
pendaratan ikan dan pelabuhan perikanan di Kabupaten Banyuwangi.

10
Struktur Organisasi Pendataan Tempat Pelelangan Ikan
Salah satu instansi pelaksana pendataan produksi perikanan tangkap yaitu
Tempat Pelelangan Ikan (TPI). TPI merupakan lokasi awal data produksi
dikumpulkan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati No. 27 dan No. 28
Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Kabupaten Banyuwangi terdiri atas juru timbang, juru lelang, juru buku dan kasir.
Kabupaten Banyuwangi mempunyai beberapa tempat pendaratan ikan yang tidak
mempunyai aktivitas pendataan, salah satunya yaitu tempat pendaratan ikan
Blimbingsari Kecamatan Rogojampi. Tidak adanya aktivitas pendataan diduga
karena tidak disediakannya fasilitas pendataan seperti TPI dan kantor untuk
petugas pendata. Hal ini disebabkan oleh tempat pendaratan ikan Blimbingsari
yang sekaligus menjadi tempat pariwisata pesisir dan pemerintah daerah lebih
memfokuskan pembelanjaan pada sektor pariwisata pesisir.
Hasil wawancara dengan nelayan setempat menunjukkan bahwa hasil
tangkapan ikan yang didaratkan diserahkan langsung kepada pengumpul tanpa
adanya petugas yang mendata hasil tangkapan nelayan. Aktivitas pendataan hanya
dilakukan oleh pengumpul. Data yang dicatat terdiri atas volume dan nilai hasil
tangkapan berdasarkan pemilik dan jenis ikan. Tujuan pengumpul melakukan
pendataan yaitu mencatat utang piutang antara nelayan dengan pengumpul dan
tidak direkapitulasi untuk diserahkan kepada petugas di kecamatan ataupun untuk
tujuan lainnya. Dengan demikian tempat pendaratan ikan Blimbingsari tidak
memiliki aktivitas pendataan dan struktur organisasi pendataan. Hal ini menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi akurasi data volume produksi Kecamatan
Rogojampi dan Kabupaten Banyuwangi secara luas.
Struktur organisasi di TPI Grajagan yaitu Administratur TPI, Juru Buku,
Kasir dan Juru Timbang (Gambar3). Kendala struktur organisasi pendataan di TPI
Grajagan yaitu keterbatasan tenaga kerja dan dana dalam pelaksanaan pendataan,
fasilitas yang tersedia kurang layak untuk digunakan seperti meja kerja dan kursi
yang mulai rusak serta tidak tersedianya alat bantu komputer dan internet, fasilitas
pendukung TPI belum tersedia seperti air bersih dan pengeras suara. Tenaga kerja
TPI yang hanya berjumlah 1 orang yaitu Administratur TPI, sehingga pelaksanaan
pendataan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Karena itu Administratur TPI
mengajukan kerja sama dengan pihak KUD Mina Samudera Grajagan sebagai
penyelenggara pelelangan ikan. Dengan persetujuan kepala KUD Mina Samudera
Grajagan, tenaga kerja pendata menjadi 6 orang yang terdiri atas Administratur
TPI, Kepala KUD Mina Samudera Gajagan dan 4 orang petugas dari KUD Mina
Samudera Grajagan. Walau demikian penyimpangan terjadi pada struktur
operasional kerja TPI yaitu tidak adanya Juru Lelang. Tidak adanya aktivitas
pelelangan ikan di TPI Grajagan sehingga Administratur TPI tidak menempatkan
tenaga kerja yang ada pada bagian tersebut.

11
Administratur TPI
Juru Buku
Kasir

Juru Timbang I

Juru Timbang II

Juru Timbang III

Juru Timbang IV

Gambar 3 Struktur organisasi pendataan TPI Grajagan
Tugas dan tanggung jawab Administratur TPI yaitu memberikan laporan
bulanan produksi perikanan tangkap TPI Grajagan kepada Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Banyuwangi dan Koperasi Unit Desa (KUD) Mina
Samudera Grajagan. Laporan bulanan berisikan data jumlah unit dan trip masingmasing alat tangkap, volume dan nilai produksi menurut jenis ikan dan retribusi
TPI. Juru Buku terdiri dari satu orang yaitu petugas Administratur TPI dibantu
oleh Kepala KUD Mina Samudera Grajagan. Tugas dan tanggung jawab Kasir
adalah melakukan pemungutan dana retribusi yang juga dikerjakan oleh
Administratur TPI dibantu oleh Kepala KUD Mina Samudera Grajagan. Tugas
dan tanggung jawab Juru Buku yaitu merekapitulasi data pada form produksi
harian penangkapan ikan per hari (lihat Lampiran 3) yang diserahkan oleh Kasir
setelah dilakukan pungutan dana retribusi. Kendala yang dihadapi Juru Buku yaitu
fasilitas yang mendukung rekapitulasi data seperti komputer dan fasilitas kerja di
dalam kantor tidak memadai, sehingga rekapitulasi data dilakukan petugas di
kediaman masing-masing. Seperti halnya Juru Buku, beberapa kendala juga
dihadapi oleh Kasir yaitu tidak adanya aktivitas pelelangan sehingga menyulitkan
Kasir untuk melakukan pungutan retribusi. Nelayan TPI Grajagan sebagian besar
menggunakan sistem ijon dengan tengkulak, sehingga pembayaran retribusi
dilakukan oleh tengkulak atau pengusaha perikanan. Besar pungutan retribusi
yang berlaku mengacu pada Perda No. 33 Tahun 2003 dan SK. Bupati No.28
Tahun 2004 yaitu 4% dengan rincian 2% dipungut dari penjual/nelayan dan 2%
dipungut dari pembeli/bakul. Besar pungutan retribusi berlaku di seluruh TPI di
Kabupaten Banyuwangi. Pembayaran retribusi nelayan Grajagan dilakukan secara
kolektif bersama retribusi pembeli sehingga retribusi sebesar 4% dibayarkan oleh
pembeli/tengkulak kepada Kasir. Masalah yang sering terjadi yaitu tengkulak
tidak membayarkan uang retribusi sebesar 4% tersebut, sehingga petugas TPI
sering menagih kembali uang retribusi kepada nelayan sebagai penjual. Hal
tersebut merugikan nelayan, tidak jarang nelayan berurusan dengan pihak yang
berwajib untuk meluruskan masalah pungutan retribusi nelayan.
Struktur organisasi selanjutnya yaitu Juru Timbang yang berjumlah 4 orang.
Juru Timbang bertugas untuk mengisi form produksi penangkapan ikan per hari.
Hasil wawancara dengan Administratur TPI yang melakukan pendataan di
lapangan menyatakan bahwa pendataan hanya dilakukan pada nelayan gillnet,
pancing rawai, pancing lainnya (selain pancing ulur, pancing cumi dan pancing
tonda), pukat cincin dan payang. Alat tangkap tersebut merupakan alat tangkap
dengan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan alat tangkap lainnya.

12
Kendala yang dihadapi yaitu tidak adanya aktivitas pelelangan sehingga Juru
Timbang melakukan pendataan langsung di darmaga saat aktivitas pendaratan
ikan berlangsung. Akan tetapi di dermaga pendaratan ikan tidak tersedia
timbangan untuk menimbang hasil tangkapan, sehingga petugas menggunakan
satuan keranjang hasil tangkapan yang digunakan nelayan yang dikonversi dalam
satuan kilogram pada form data produksi harian TPI Grajagan. Keterbatasan
tenaga kerja membuat nelayan harus menunggu untuk didata. Kekhawatiran
nelayan terhadap mutu ikan yang mudah rusak (high perisable) membuat sebagian
besar nelayan enggan menunggu atau mengantri untuk didata hasil tangkapannya.
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar memiliki tiga TPI yaitu TPI
Pelabuhan sebagai TPI pusat atau TPI induk, TPI Sampangan dan TPI Kalimoro
sebagai TPI cabang. Struktur organisasi di TPI PPP Muncar yaitu Administratur
TPI, tiga Kepala Pos (KA. Pos) yaitu KA. Pos TPI Pelabuhan, KA. Pos TPI
Sampangan dan KA. Pos Kalimoro, Juru Lelang dan Kasir serta Juru Buku I dan
II (Gambar 4).
Administratur TPI

KA.Pos TPI Pelabuhan

Juru Lelang

Kasir

Juru Buku I dan II

KA.Pos TPI Sampangan

Juru Lelang

Kasir

Juru Buku I dan II

KA.Pos TPI Kalimoro

Juru Lelang

Kasir

Juru Buku I dan II

Gambar 4 Struktur organisasi pendataan TPI Muncar
Tugas dan tanggung jawab Administratur TPI PPP Muncar yaitu
memberikan laporan bulanan produksi perikanan tangkap TPI PPP Muncar dan
melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Banyuwangi, Dinas Perikanan Kecamatan/Resort Muncar,
Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (UPPPP) Muncar dan KUD Mino
Blambangan. Laporan bulanan dilaporkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi, Dinas Perikanan Kecamatan/Resort Muncar dan KUD
Mino Blambangan. Kendala yang dihadapi administratur TPI yaitu keterbatasan
tenaga kerja dan dana dalam pelaksanaan pendataan sehingga terjadi
penyimpangan dalam struktur organisasi. Salah satu penyimpangan tersebut yaitu
jabatan rangkap yang dimiliki Administratur TPI yang juga menjabat sebagai
Dinas Perikanan Kecamatan Muncar dan KA. Pos TPI Pelabuhan. Selain itu pada
struktur organisasi tidak terdapat petugas Juru Timbang seperti yang berlaku pada
SK. Bupati No. 27 dan No. 28. Kepala Pos (KA. Pos) TPI yang terbagi menjadi
tiga lokasi mempunyai tugas dan tanggung jawab mengatur dan mengawasi
operasional kerja TPI serta memberikan laporan harian kepada Administratur TPI.
Seperti halnya Administratur TPI, tidak ada kendala yang dihadapi KA. Pos TPI
masing-masing.

13
Juru Lelang dan Kasir bertugas melakukan pendataan di lapangan.
Pendataan dilakukan dengan mewawancarai nelayan yang melakukan pendaratan
ikan atau mewawancarai buruh angkut yang hendak keluar pelabuhan untuk
mendistribusikan hasil tangkapan ikan. Hasil wawancara ditulis dalam nota
penjualan yang terdiri atas empat rangkap yaitu warna putih untuk nelayan, warna
merah muda untuk kabupaten, warna kuning untuk TPI induk dan warna hijau
untuk TPI cabang (lihat Lampiran 4). Kendala yang dihadapi yaitu tidak
beroperasinya pelelangan ikan sehingga proses pendataan dan penarikan retribusi
bagi pembeli dan penjual menjadi kurang efektif dan kurang efisien. Diduga
penyimpangan terjadi pada nilai retribusi penjual dan pembeli. Nilai retribusi atau
biaya lelang bagi penjual atau nelayan pukat cincin di TPI PPP Muncar yaitu hasil
tangkapan yang diambil sebanyak satu piring makan untuk setiap keranjang hasil
tangkapan ukuran 80-85 kg atau setara Rp2 000 setiap keranjangnya. Pungutan
retribusi tersebut hanya diterapkan pada hasil tangkapan pukat cincin sedangkan
besar pungutan retribusi bagi alat tangkap lainnya berlaku pungutan sesuai dengan
Perda No.33 Tahun 2003 dan SK. Bupati No. 28 Tahun 2004. Pemungutan
retribusi bagi pembeli dilakukan dengan mendatangi rumah pembeli atau
perusahaan pengolah hasil perikanan terkait. Hal ini tidak efektif dan efisien
karena petugas Kasir yang mendatangi rumah pembeli kerap mendapat penolakan
dan tidak mendapatkan dana retribusi. Selain itu pungutan retribusi pembeli tidak
dikenakan kepada pembeli-pembeli kecil atau tidak memiliki perusahaan
pengolah hasil perikanan.
Nota penjualan direkapitulasi oleh Juru Buku I dan Juru Buku II kedalam
buku penjualan (lihat Lampiran 5). Tidak tersedianya ruang kerja beserta fasilitas
yang mendukung menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh Juru Buku TPI.
Oleh sebab itu petugas memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya di kediaman
masing-masing. Selain data yang direkapitulasi pada buku penjualan, Juru Buku
juga merekapitulasi data pada form data produksi harian TPI dan form laporan
aktivitas pelelangan ikan (lihat Lampiran 6 dan Lampiran 7). Fasilitas komputer
dan internet yang mendukung keefektifan rekapitulasi data tidak tersedia sehingga
pelaporan hasil rekapitulasi data dalam form buku penjualan, form data produksi
harian dan form laporan aktivitas pelelangan ikan dilaporkan dalam bentuk tulisan
tangan.
Secara umum struktur organisasi di TPI Grajagan dengan TPI PPP Muncar
mempunyai beberapa perbedaan dan kesamaan. Salah satu perbedaan tersebut
yaitu petugas pengumpul data pada TPI Grajagan dilakukan oleh Juru Timbang I,
II, III dan IV dibantu oleh Kasir sedangkan pada TPI Muncar dilakukan oleh Juru
Lelang dibantu oleh Kasir dan kelompok nelayan. Perbandingan struktur
organisasi keduanya dapat dilihat pada Tabel 1.

14
Tabel 1 Perbandingan struktur organisasi pendataan di
Muncar
No Item
TPI Grajagan
1
Tenaga kerja (orang)
a. Jumlah total
7
b. Juru Timbang
4
c. Kasir
1
d. Juru Lelang
e. Juru Buku
1
f. KA. Pos TPI
g. Administratur TPI 1
2
Petugas pengumpul
Juru Timbang dan Kasir
data
(kelompok nelayan)
3

Pelaporan data
a. Pelapor
b. Instansi yang
dituju

Administratur TPI
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
dan KUD (Dinas
Perikanan Kecamatan)

TPI Grajagan dan TPI
TPI Muncar
16
3
3
6
3
1
Juru Lelang dan Kasir
serta kelompok
nelayan
Administratur TPI
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten,
Dinas Perikanan
Kecamatan dan KUD

Terdapat kesamaan kendala yang dihadapi yaitu jumlah tenaga kerja yang
kurang, fasilitas pendataan yang tidak memadai, tidak adanya aktivitas pelelangan
di TPI, tidak adanya sanksi dari beberapa pelanggaran yang terjadi, tidak adanya
badan pengawas pendataan dan kurangnya kesadaran nelayan mengenai
pentingnya data hasil tangkapan. Beberapa contoh pelanggaran yang tidak
diberikan sanksi yaitu tindakan tidak membayar retribusi bagi penjual dan
pembeli, keterlambatan pelaporan data oleh petugas yang bersangkutan dan
jabatan rangkap yang dimiliki beberapa petugas. Kendala dan penyimpangan yang
ada menjadikan struktur organisasi di TPI Grajakan dan TPI Muncar belum
termasuk dalam kategori struktur organisasi pendataan yang efektif. Struktur
organisasi pendataan yang tidak efektif akan berpengaruh pada efisiensi
mekanisme pendataan dan akurasi data perikanan tangkap.

Struktur Organisasi Pendataan Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan
Struktur organisasi Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan (UPPP) hanya
terdapat di Kecamatan Muncar. Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan (UPPP)
merupakan salah satu organisasi yang bertugas memberikan laporan data produksi
perikanan tangkap kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi (DPK I) dan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten. Struktur organisasi pendataan UPPPP
Muncar yaitu Kepala UPPPP Muncar, Kepala (KA) Seksi Kenelayanan, Pelaksana
Inventaris Data dan Enumeraror (Gambar 5). Berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Nomor:

15
061/6614/116.01/2010 mengenai rincian tata kerja UPPPP Muncar, Seksi
Kenelayanan bertugas untuk menyusun laporan kegiatan kenelayanan dan tidak
berkewajiban menyusun laporan statistik perikanan. Seksi yang bertugas
menyusun laporan statistik perikanan yaitu Seksi Pengusahaan Jasa.
Kepala UPPPP Muncar
KA. Seksi Kenelayanan
Pelaksana Inventaris Data
Enumerator UPPPP Muncar

Gambar 5 Struktur organisasi pendataan UPPPP Muncar
Kepala UPPPP Muncar bertugas untuk memberikan laporan bulanan dan
tahunan kepada Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK I) Provinsi Jawa
Timur dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi serta
melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti KUD Mino Blambangan dan
TPI PPP Muncar. Tidak ada kendala yang dihadapi Kepala UPPPP Muncar dalam
operasional kerjanya. Seksi Kenelayanan bertugas melakukan pelaporan data
bulanan dan tahunan yang telah direkapitulasi oleh Pelaksana Inventaris Data
kepada Kepala UPPPP Muncar. Pelaksana Inventaris Data mengumpulkan data
produksi dari Juru Buku masing-masing TPI di kecamatan Muncar dan data dari
petugas enumerator. Data yang dikumpulkan dari Juru Buku TPI merupakan data
yang terekapitulasi dalam form data produksi harian TPI. Data tersebut kemudian
direkapitulasi berdasarkan format laporan bulanan dan tahunan UPPPP Muncar.
Laporan bulanan UPPPP Muncar dari Pelaksana Inventaris Data dilaporkan
kepada KA. Seksi Kenelayanan untuk disahkan. Enumerator UPPPP Muncar
merupakan kelompok jabatan fungsional UPPPP Muncar. Enumerator bertugas
untuk melakukan pendataan di tempat pendaratan ikan. Kendala yang dihadapi
enumerator yaitu tidak adanya form tertentu guna mencatat data produksi
sehingga data yang terkumpul kurang sistematis. Walau demikian, berdasarkan
kriteria efektivitas struktur organisasi, UPPPP Muncar memiliki struktur
organisasi yang cukup efektif. Selanjutnya, perlu adanya solusi dari kendala dan
penyimpangan yang ada guna meningkatkan efektivitas struktur organisasi
pendataan sehingga mekanisme pendataan dan akurasi data perikanan yang
dilaporkan menjadi lebih baik dari yang ada.

Struktur Organisasi Pendataan Dinas Perikanan Kecamatan
Dinas Perikanan Kecamatan/Resort tidak terdapat di Kecamatan Rogojampi
dan Kecamatan Purwoharjo. Peraturan Bupati (Perbup) Banyuwangi No. 68
Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi menetapkan susunan organisasi kecamatan terdiri atas

16
Camat, Sekretariat, Seksi Tata Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum, Seksi Kesejahteraan Rakyat
dan Informasi, Seksi Pemuda dan Olah Raga dan Jabatan Fungsional. Berdasarkan
Perbup tersebut tidak terdapat Dinas Perikanan dalam susunan organisasi
kecamatan. Menurut Wijaya (2002) Dinas Perikanan Resort Muncar hanya
sebagai perpanjangan tangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi dalam melaksanakan tugasnya di wilayah Kecamatan Muncar.
Menurut Bapak Abidin selaku Administratur TPI PPP Muncar sekaligus
petugas Dinas Perikanan Kecamatan Muncar menyatakan bahwa tidak ada
struktur organisasi pendataan Dinas Perikanan Kecamatan Muncar. Walau
demikian tugas Dinas Perikanan Kecamatan Muncar tetap dilaksanakan yaitu
memberikan laporan bulanan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi. Data yang dilaporkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi didapatkan dari Juru Buku TPI PPP Muncar. Perlu
adanya penetapan atau penjelasan teknis mengenai peran kecamatan dalam sistem
pendataan perikanan tangkap di Kabupaten Banyuwangi. Ketetapan yang ada
kemudian diberlakukan secara menyeluruh pada kecamatan-kecamatan yang
mempunyai kawasan pesisir di Kabupaten Banyuwangi sehingga terjadi
keseragaman struktur organisasi dan mekanisme pendataan serta keseragaman
format data yang dilaporkan.

Struktur Organisasi Pendataan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi
Struktur organisasi pendataan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi berdasarkan Perbup Banyuwangi No. 53 Tahun 2011 tentang rincian
tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi
yaitu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten, Bidang Kelautan dan
Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Banyuwangi bertugas untuk memberikan laporan triwulan dan tahunan
kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dan Bupati Kabupaten
Banyuwangi karena secara operasional Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi berada di bawah Kabupaten Banyuwangi. Laporan triwulan dan
tahunan dibuat oleh Seksi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
berdasarkan Perbup Banyuwangi No. 53 Tahun 2011. Namun dalam
pelaksanaannya laporan statistik triwulan dan tahunan dibuat oleh Seksi
Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
Hasil wawancara dengan petugas Seksi Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil menyatakan bahwa tenaga kerja yang memiliki kemampuan olah data
produksi hanya ada satu orang. Kurangnya tenaga kerja yang kompeten
merupakan kendala utama dalam pelaksanaan sistem pendataan perikanan tangkap
pada tingkat Kabupaten. Sistem pelaporan data bulanan dari masing-masing
tempat pendaratan ikan dan kecamatan yang tidak melampirkan data dalam
bentuk softcopy sehingga mengurangi keefektifan pengolahan data karena dalam
pengolahan datanya petugas dinas kabupaten sudah menggunakan program
komputer. Karena itu petugas membutuhkan waktu lebih banyak untuk
memasukan data-data tersebut dari beberapa tempat pendaratan ikan atau

17
kecamatan. Beban kerja tambahan bagi petugas Seksi Pengelolaan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil merupakan salah satu kendala dalam menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab pada jabatannya. Disamping itu, ia merupakan tenaga kerja
tunggal Seksi Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Diduga kendala dan
penyimpangan tersebut menjadi salah satu faktor kurangnya akurasi data yang
diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi. Struktur
organisasi pendataan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi
dapat dilihat pada Gambar 6.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi
Bidang Kelautan
Seksi Pengelolaan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil

Gambar 6 Struktur organisasi pendataan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Banyuwangi
Secara umum rincian tugas pokok, fungsi dan tata kerja dari masing-masing
instansi tidak dilaksanakan sesuai ketetapan yang berlaku. Beberapa faktor yang
melatarbelakangi hal tersebut yaitu keterbatasan tenaga kerja yang kompeten,
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bidang atau keahliannya, tidak
adanya sanksi yang diberlakukan terhadap pelanggaran yang ada dan kurangnya
kesadaran terhadap pentingnya kontrol dan evaluasi terhadap penetapan tugas
pokok, fungsi dan tata kerja dari suatu or