Tambah Jam Pelajaran Bahasa Jawa

Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id

Tambah Jam Pelajaran Bahasa Jawa
Malang Post : Rabu, 2010-10-06 | 18:10 WIB
MALANG- Bahasa Jawa yang mulai terlupakan di tengah gencarnya program sekolah internasional justru mendapat
perhatian serius di SDN percobaan I Kota Malang. Kalau pada umumnya jam pelajaran bahasa Jawa hanya dua jam
atau bahkan tidak dijadwalkan di sekolah lain, di sekolah ini justru ada tambahan jam pelajaran bahasa Jawa.

“Belajar bahasa Jawa dua jam saja tidak cukup, karena itu di sekolah ini saya tambah satu jam pelajaran,” ungkap
guru bahasa Jawa SDN Percobaan I Kota Malang, Mutini S.pd kepada Malang Post.

Dengan tambahan jam ini sekolah pun bisa memberikan materi yang maksimal kepada siswa. Dimana dua jam
diberikan tambahan pengetahuan dan satu jam khusus belajar huruf aksara Jawa. Konsep penambahan jam ini
menurutnya dimungkinkan dengan model kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dimana sekolah berhak
menambah atau memvariasi jam pelajarannya sesuai dengan kebutuhan siswa. Penambahan jam ini juga sudah
dikonsultasikan dengan orang tua dan stake holder sekolah. Dan semuanya menyetujui penambahan jam khusus
bahasa Jawa ini.

Wanita yang juga menjabat kepala di SDN Percobaan I ini menuturkan, menggairahkan pembelajaran bahasa Jawa di
sekolah sulit dijumpai jika tidak ada komitmen dari kepala sekolah yang memimpin. Baginya bahasa Jawa perlu untuk

tetap dikenalkan kepada siswa. Karena sebenarnya makna pendidikan karakter yang digencarkan pemerintah saat ini
bisa ditemukan melalui pembelajaran bahasa Jawa.

“Lihat saja dalam berbahasa Jawa ada tingkatan bahasanya, bagaimana yang harus kita ucapkan untuk orang yang
lebih tua dan dengan teman sebaya,” bebernya.

Sayangnya saat ini mayoritas anak-anak sudah tidak menggunakan bahasa Jawa dalam bahasa komunikasinya
sehari-hari. Sehingga di sekolah pun anak menjadi asing dengan bahasa Jawa. Tantangan bagi guru bahasa Jawa
untuk menyajikan pembelajaran yang menarik supaya siswa bersemangat belajar. Apalagi huruf Jawa juga sulit untuk
dihafalkan. Kelompok kerja Guru (KKG) Bahasa Jawa di Kota Malang juga cukup aktif membuat buku yang sesuai
dengan kebutuhan di Kota Malang. Bahkan baru-baru iini sudah diterbitkan buku yang disusun oleh KKG.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini sudah merasa prihatin dengan pembelajaran bahasa Jawa
yang mulai dilupakan. Bahkan pada 1994 lalu ia membuat penelitian mengenai pembelajaran bahasa Jawa di Kota
Malang.

“saya prihatin sekali karena ternyata nilai bahasa Jawa siswa di Kota Malang ini paling rendah dibandingkan pelajaran
yang lain,” imbuhnya. (oci/eno)

page 1 / 1