Nilai Tambah Dalam Pengolahan Buah Asam Gelugur (Studi Kasus : Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang)
NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN
BUAH ASAM GELUGUR
(Studi Kasus : Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua, Kabupaten
Deli Serdang)
SKRIPSI
OLEH :
RAMBO J. S. PANJAITAN
040304069
AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
(2)
NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN
BUAH ASAM GELUGUR
(Studi Kasus : Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua, Kabupaten
Deli Serdang)
SKRIPSI
OLEH :
RAMBO J. S. PANJAITAN
040304069
AGRIBISNIS
Diajukan Kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing Ketua
(Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS NIP. 130 365 300
)
Anggota
(Dr. Ir. Salmiah, MS) NIP. 19570217198603 2 001
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
(3)
RINGKASAN
Rambo J. S.Panjaitan (040304069) dengan judul skripsi NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN BUAH ASAM GLUGUR (Studi Kasus : Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang).
Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah. MS sebagai anggota komisi pembimbing.Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui proses pengolahan buah asam glugur sejak buah dipanen sampai dikeringkan dan dijual, untuk mengetahui besar biaya pengolahan buah asam glugur mulai dari buah diolah sampai siap dipasarkan dan untuk mengetahui besar nilai tambah dan margin yang terjadi pada pengolahan buah asam glugur. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan jumlah sampel pengolah buah asam glugur sebanyak 7 pengolah. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan rumus nilai tambah dan margin.Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut :
1. Proses pengolahan buah asam glugur mulai dari buah diolah sampai siap dipasarkan adalah masih sederhana
2. Besar rata-rata komposisi biaya pengolahan asam glugur sebesar Rp. 15.900.000,- pada bulan Juni, sebesar Rp. 15.000.000,- pada bulan Juli, dan sebesar Rp. 12.450.000,- pada bulan Agustus.
3. Besar rata-rata nilai tambah sebesar Rp. 8.824.816,- pada bulan Juni, sebesar Rp. 8.841.245,- pada bulan Juli dan sebesar Rp. 8.046.959,- pada bulan Agustus.Besar rata-rata margin sebesar Rp. 4.281.959,-
(4)
pada bulan Juni, sebesar Rp. 4.555.531,- pada bulan Juli, sebesar Rp. 4.849.816,- pada bulan Agustus.
(5)
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Medan, pada tanggal 13 September 1986. Anak dari Bapak Sotar Hutur Panjaitan,SE dan Ibu Meiliana Sinaga,SE. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD St. Anthonius Medan dan tamat pada tahun 1998.
2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP St.Thomas 1 Medan dan tamat pada tahun 2001.
3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU St. Thomas 1 Medan dan tamat pada tahun 2004.
4. Tahun 2004 diterima di Universitas Sumatera Utara di Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis.
5. Bulan Juli dan Agustus 2008 melakukan Praktek Kerja Lapangan di Desa Naga Saribu Kecamatan Silima Huta Kabupaten Simalungun. 6. Pada bulan Oktober 2010 melakukan penelitian di Kelurahan Deli Tua
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepda Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala anugerahNya penulis dapat menyesaikan skripsi ini.Adapun judul skripsi ini adalah NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN BUAH ASAM GLUGUR (Studi Kasus : Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan,MS sebagai Ketua Komisi Pembimbing.
2. Ibu Dr. Ir. Salmiah,MS sebagai Anggota Komis Pembimbing.
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai Ketua Departemen Agibisnis. 4. Ibu Dr. Ir. Salmiah,MS sebagai Sekretaris Departemen Agribisnis. 5. Seluruh dosen, staff dan pegawai di Departemen Agribisnis.
6. Bapak Camat dan staff Kecamatan Deli Tua dan Bapak Lurah dan staff Kelurahan Deli Tua Timur yang telah memebantu penulis selama penelitian.
7. Seluruh masyarakat Kelurahan Deli Tua Timur yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis selama penelitian.
8. Kepada teman-teman seperjuangan yang tetap memberikan motivasi kepada penulis (Raden Ira Yuana Tamara, SP , Saputra Elfian, SP , Jhon Riaman Purba, SP, Freddy Siburian, Horja Sihombing, Riduan Rumapea, Julfri Perangin-angin, Febrianri Sihombing, Liza Meuthia, dan Herry Yanto Siburian).
(7)
Dan secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Kedua orang tua saya Sotar Hutur Panjaitan dan Meiliana Sinaga atas dukungan dan pengorbanannya yang tak terhingga dan saudara saya Yoshi Montana Panjaitan yang mendukung untuk tetap semangat dan terus berjuang untuk boleh menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapakan untuk dapat meningkatkan kualitas skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
Medan, Desember 2010
(8)
DAFTAR ISI
RINGKASAN ... i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
3.1. Latar Belakang ... 1
3.2. Identifikasi Masalah ... 4
3.3. Tujuan Penelitian ... 4
3.4. Kegunaan Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 6
3.1. Tinjauan Pustaka ... 6
3.2. Landasan Teori ... 8
3.3. Kerangka Pemikiran... 12
3.4. Hipotesis Penelitian ... 15
III. METODE PENELITIAN ... 16
3.1. Metode Penentuan Daerah Sampel ... 16
3.2. Metode Penentuan Sampel ... 16
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 16
3.4. Metode Analisis Data ... 17
3.5. Definisi Dan Batasan Operasional ... 18
3.5.1. Definisi ... 18
3.5.2. Batasan Operasional... 19
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL ... 20
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 20
5.1. Luas, Kondisi Geografis, dan Penduduk ... 20
5.2. Fasilitas Kelurahan ... 22
(9)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
5.1. Proses Pengolahan Asam Gelugur ... 25
5.1.1. Peralatan Pengolahan ... 26
5.1.2. Volume Buah yang Diolah ... 27
5.2. Biaya Dan Pendapatan Pengolahan ... 32
5.3. Nilai Tambah Dan Marjin ... 34
KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
Kesimpulan ... 37
Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA
(10)
DAFTAR TABEL
No. JUDUL Hal
1. Mata Pencaharian Penduduk ... 20
2. Persentase Agama Penduduk ... 21
3. Persentase Suku Penduduk ... 21
4. Persentase Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur ... 21
5. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk ... 22
6. Fasilitas di Kelurahan Deli Tua Timur ... 22
7. Karakteristik Sampel Pengolah Buah Asam Gelugur ... 23
8. Jumlah TKDK dan TKLK Pengolah Buah Asam Gelugur ... 24
9. Jumlah, Harga, Daya Tahan Alat-alat Pengolahan Buah Asam Gelugur ... 26
10.Jumlah Buah Asam Gelugur yang diolah Per Bulan ... 27
11.Sumber Pembelian Buah Asam Gelugur yang diolah Per Bulan ... 29
12.Harga Buah Asam Gelugur dari Pedagang Per Bulan ... 30
13.Perbedaan Olahan Asam Gelugur untuk Ekspor dan Lokal ... 31
14.Hasil Olahan dan Persentase Asam Gelugur ... 32
15.Komposisi Biaya Produksi Pengolahan Asam Gelugur ... 32
16.Rata-rata Harga Jual Hasil Olahan dan Penerimaan ... 33
17.Rata-rata Nilai Tambah dan Persentase Perbulan ... 34
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. JUDUL Hal
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No. JUDUL
1. Umur, Pendidikan, Pengalaman, Pekerjaan, Jumlah Anak dan Famili Responden
2. Tenaga Kerja, Jumlah dan Daya Tahan Pisau, Jumlah Tikar, Harga dan Daya Tahan Alat Jemur
3. Jumlah, Harga, Daya Tahan Goni dan Tenda Sampel
4. Jumlah Buah Asam Gelugur Diolah, Kualitas dan Jumlah dibeli Bulan Juni sampai Agustus
5. Persentase Jumlah Buah dari Pedagang dan Diantar Petani Sampel dari Bulan Juni sampai Agustus
6. Kodisi Buah Asam Gelugur yang diolah Sampel dari Bulan Juni sampai Agustus
7. Asal Buah Asam Gelugur dari Bulan Juni sampai Agustus
8. Harga Buah dari Petani dan Pedagang Asam Gelugur dari Bulan Juni sampai Agustus
9. Jumlah dan Biaya Pemakaian Garam untuk Asam Gelugur dari Bulan Juni sampai Agustus
10.Jumlah dan Persentase Asam Gelugur Kering dari Bulan Juni sampai Agustus
11.Harga Jual dan Penerimaan Asam Gelugur dari Bulan Juni sampai Agustus
12.Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Juni
13.Penerimaan, Total Biaya, Nilai Tambah, dan Margin Bulan Juni 14.Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Juli
15.Penerimaan, Total Biaya, Nilai Tambah, dan Margin Bulan Juli 16.Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Agustus
(13)
(14)
RINGKASAN
Rambo J. S.Panjaitan (040304069) dengan judul skripsi NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN BUAH ASAM GLUGUR (Studi Kasus : Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang).
Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah. MS sebagai anggota komisi pembimbing.Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui proses pengolahan buah asam glugur sejak buah dipanen sampai dikeringkan dan dijual, untuk mengetahui besar biaya pengolahan buah asam glugur mulai dari buah diolah sampai siap dipasarkan dan untuk mengetahui besar nilai tambah dan margin yang terjadi pada pengolahan buah asam glugur. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan jumlah sampel pengolah buah asam glugur sebanyak 7 pengolah. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan rumus nilai tambah dan margin.Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut :
1. Proses pengolahan buah asam glugur mulai dari buah diolah sampai siap dipasarkan adalah masih sederhana
2. Besar rata-rata komposisi biaya pengolahan asam glugur sebesar Rp. 15.900.000,- pada bulan Juni, sebesar Rp. 15.000.000,- pada bulan Juli, dan sebesar Rp. 12.450.000,- pada bulan Agustus.
3. Besar rata-rata nilai tambah sebesar Rp. 8.824.816,- pada bulan Juni, sebesar Rp. 8.841.245,- pada bulan Juli dan sebesar Rp. 8.046.959,- pada bulan Agustus.Besar rata-rata margin sebesar Rp. 4.281.959,-
(15)
pada bulan Juni, sebesar Rp. 4.555.531,- pada bulan Juli, sebesar Rp. 4.849.816,- pada bulan Agustus.
(16)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Dalam perkembangan ekonomi suatu negara, sering sektor pertanian diusahakan menjadi sektor tangguh yang mampu mendukung sektor industri. Dukungan pertanian pada sektor industri antara lain berupa penyediaan bahan baku dari hasil-hasil pertanian. Pembangunan industri hasil-hasil pertanian (agroindustri) akan meningkatkan nilai tambah dari hasil-hasil pertanian dan menciptakan kesempatan kerja. Melalui proses pengolahan, produk-produk pertanian akan menjadi lebih beragam kegunaannya (Utje Usman Slamet, 2005).
Produk-produk pertanian yang biasa diolah lebih lanjut seperti buah asam gelugur. Asam gelugur sebagai bahan baku dapat diolah menjadi bahan baku untuk berbagai macam produk di luar negeri. Dengan demikian pengolahan hasil-hasil pertanian tentulah mempunyai nilai tambah yang berarti bagi pendapatan nasional. Akan tetapi nilai tambah yang berasal dari buah asam gelugur ini pada saat sekarang ini masih belum begitu dikenal luas oleh masyarakat (Suyrana, A. 1990).
Tanaman asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal di daerah Sumatera Utara. Tanaman ini sebagian besar sebagai tanaman hutan, masih sedikit dibudidayakan oleh petani. Tanaman asam gelugur tumbuh di daerah dengan ketinggian 5-800 meter di atas muka laut. Di daerah tertentu seperti di Jawa dan Kalimantan tidak terdapat asam gelugur di daerah hutannya. Buah asam gelugur gelugur ini masih baru dibudidayakan dan diolah petani karena baru sejak tahun 2000 harga buah asam gelugur berarti bagi petani. Pada tahun sebelumnya buah asam gelugur ini hanya sedikit dimanfaatkan
(17)
orang, hanya sebagai bahan pembuat manisan dan sayuran. Oleh karena itu banyak buah asam gelugur di hutan berjatuhan dan menjadi busuk. Kalau di bawah pohon duku, rambutan, karet ada berjatuhan buahnya maka akan tumbuh anakan, namun di bawah pohon asam gelugur walaupun berjatuhan buahnya sangat langka, bahkan sering tidak ada tumbuhan anakannya. Hal ini disebabkan biji asam gelugur harus dikupas terlebih dahulu baru dapat tumbuh menjadi anakan (Kelin Tarigan, 2006).
Manfaat asam gelugur cukup banyak, namun baru sebagian yang telah diketahui. Makin maju teknologi pengolahan nampaknya makin banyak jenis manfaat asam gelugur sehingga jumlah permintaan makin meningkat. Secara terperinci manfaat asam gelugur antara lain adalah sebagai berikut:
1. Buahnya sebagai bahan manisan, minuman, sayuran, selai, dan bumbu masak termasuk daunnya.
2. Buahnya sebagai bahan pengawet ikan dan sebagai sumber asam untuk pengolahan latek.
3. Buah yang sudah diolah/dikeringkan sebagai bahan baku untuk industri lem, untuk mencuci laras senjata (meriam), bahan untuk minuman dalam kaleng.
4. Akarnya sebagai bahan pembuatan obat KB. (Kelin Tarigan, 2006)
Tanaman asam gelugur dapat tumbuh menjadi besar dan tinggi, berkayu keras, namun buahnya yang sudah masak di pohon bersifat lembek dan lunak. Dalam waktu seminggu buah yang sudah masak itu menjadi busuk. Untuk mencegah buah yang mudah busuk ini maka dilakukan pengolahan buah. Pengolahan buah asam gelugur sangat sederhana yaitu dipotong atau dibelah
(18)
tipis-tipis kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering (Alfrianto, E dan Liviawaty, E, 1991).
Pengolahan buah (hasil pertanian) pada saat ini sangat terkenal dengan agro- industri dalam sistem agribisnis. Pengolahan hasil (processing) adalah perlakuan atau treatment terhadap hasil panen sejak dipanen sampai dikonsumsi agar hasil sesuai kebutuhan konsumen. Pengolahan dapat dibagi atas:
1. Perlakuan pasca panen agar barang tahan lama, tidak lekas busuk/rusak. Contoh pendinginan (sayur, ikan), pembersihan, pengapuran, pengasinan. 2. Pengolahan primer agar barang tahan lama dan pembuatan barang yang
diingikan. Contoh pengolahan buah asam dalam tahap sekarang ini di Indonesia masih tergolong pengolahan primer. Buah asam gelugur yang sudah dipanen, dibawa ketempta pengolahan, dipotong tipis-tipis, kemudian dijemur.
3. Pengolahan sekunder, pengolahan lanjutan dari pengolahan primer, membuat jenis barang yang diinginkan. Contoh pengolahan CPO menjadi minyak goreng, margarine, pembuatan RSS atau crumb rubber menjadi ban mobil, sepatu karet, benang karet, pembuatan bubuk kopi, pembuatan tepung jagung dan tepung beras.
4. Pengolahan tersier, yang disebut juga kegiatan industri hilir, pembuatan lanjutan dari hasil pengolahan sekunder seperti pembuatan kertas dari pulp, pembuatan makanan seperti roti, kue dari tepung beras/gandum/jagung.
Khusus pada buah asam gelugur belum ada penelitian tentang pengolahan yang berkaitan dengan nilai tambahnya dan proses pengolahannya. Demikian
(19)
juga belum diketahui berapa besar biaya dalam pengolahan buah asam gelugur. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian dengan kasus pengolahan di daerah Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Identifikasi Masalah
Seperti yang telah disinggung dalam latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pengolahan buah asam gelugur sejak buah dipanen ? 2. Berapa besar biaya pengolahan buah asam gelugur mulai dari buah diolah
sampai siap dipasarkan ?
3. Berapa besar nilai tambah dan margin yang terjadi pada pengolahan buah asam gelugur ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pengolahan buah asam gelugur sejak buah dipanen, sampai dikeringkan dan dijual.
2. Untuk mengetahui besar biaya pengolahan buah asam gelugur mulai dari buah diolah sampai siap dipasarkan.
3. Untuk mengetahui besar nilai tambah dan margin yang terjadi pada pengolahan buah asam gelugur.
(20)
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani dan pengolah buah asam gelugur dalam pengembangan usahanya.
2. Sebagai informasi bagi pengambil keputusan dan kebijaksanaan yang terkait dalam pengembangan potensi asam gelugur.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar dan India (Verheij dan Coronel, 1997). Tahun masuknya asam gelugur ini ke Indonesia/Sumatera Utara tidak diketahui dengan jelas, dan tanaman ini buat pertama ditemukan pada areal hutas. Sistematika tumbuhan ini adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Guttiferales Family : Guttiferae Genus : Garcinia
Species : Garcinia atroviridis Griff. (Rheini, 2000)
Pohon asam gelugur ini banyak ditemukan di dataran rendah atau dibawah 600 meter dari mukalaut. Tanaman ini hanya terdapat di areal hutan, namun sekarang ini sudah mulai dibudidayakan (Rheini, 2000). Tinggi pohonnya dapat mencapai 20 meter, diameter batang mencapai 0,5 meter. Pohonnya bercabang-cabang, pada cabang tumbuh anak cabang dan selanjutnya ranting. Kulit kayunya licin, berwarna kelabu pucat, mempunyai getah berwarna bening. Daunnya berbentuk lonjong sempit, berukuran 20- 30 cm x 6-8 cm, berwarna hijau tua, daun pucuk ada berwarna merah dan hijau muda, mendaging, berkilap, tulang tengahnya menonjol ke sebelah bawah lembaran daun, peruratan bergelombang, berwarna agak gelap. Tangkai daun mencapai 2,5 cm. (Verheij dan Coronel,
(22)
1997). Pohon gelugur terbagi dua menurut bunganya, yang berbunga jantan dan pohon yang berbunga betina. Pohon berbunga jantan tidak menghasilkan buah, yang berbunga betina menghasilkan buah. Bunga jantan terdiri dari beberapa kuntum yang bersatu di ujung ranting, sedangkan bunga betinanya menyendiri dan ini nantinya menjadi buah. Buahnya berbentuk bulat, berdiameter 7-10 cm, beralur 10-12, arahnya dari atas ke bawah. Buah ini ada yang berbiji dan ada buah yang tidak berbiji. Biji hanya 2-4 biji per buah, bentuk memipih, panjang 1,5 cm, dibungkus oleh placenta (lapisan biji) yang keras dan kuat (Kelin Tarigan, 2006).
Dalam pengolahan buah asam gelugur yaitu dalam pemotongan buah harus digunakan garam murni. Garam murni yang dimaksud adalah garam yang sedikit sekali mengandung elemen yang dapat menimbulkan kerusakan seperti yang sering ditemui pada garam rakyat. Asam potong yang diolah dengan garam murni memiliki hasil potongan berwarna ke kuning-kuningan yang lunak
(Alfrianto, E dan Liviawaty, E, 1991).
Selain dengan menggunakan dengan garam murni, agar diperoleh hasil yang baik juga harus diperhatikan perawatan terutama kebersihan, perbaikan unit pengolahan. Semua peralatan serta perlengkapan membantu yang dipergunakan dalam operasi pengolahan selalu bersih. Dengan demikian, unit pengolahan beserta peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dapat terhindar dari kontaminasi bakteri yang dapat merusak mutu produk yang diolah
(Santoso, 1998).
Jika usaha pengolahan telah menghasilkan nilai tambah yang baik dan telah berhasil menarik perhatian pembeli, maka mutu produk perlu diperhatikan dengan lebih seksama. Mutu dapat diartikan sebagai tingkat kepuasan konsumen
(23)
terhadap suatu produk yang dihasilkan produsen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi harga yang dapat ditawarkan produsen, semakin rendah tingkat kepuasan maka semakin rendah harga yang ditawarkan konsumen (Suparno, 1992).
2.2. Landasan Teori
Suatu usaha merupakan suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang di dalamnya menggunakan masukan (input) untuk mendapatkan hasil atau return (output) pada masa selanjutnya. Sebelum melaksanakan suatu usaha, tentunya perlu dilakukan suatu analisis. Analisis ini adalah suatu penilaian untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian suatu usaha (Khotimah, dkk., 2002).
Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan nilai tambah,
Nilai tambah merupakan nilai produk barang sesudah diolah dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam pengolahan. Petani dengan segala keterbatasan yang dimiliki kurang memperhatikan aspek pengolahan hasil. Kebanyakan petani yang langsung menjual hasil pertaniannya karena ingin mendapat uang kontan yang cepat. Karena itu penanganan pasca panen tidak diperhatikan sehingga tidak ada diperoleh nilai tambah oleh petani, bahkan nilai hasil pertanian itu sendiri menjadi rendah.
(24)
b. Kualitas hasil,
Salah satu tujuan pengolahan hasil pertanian adalah untuk meningkatkan kualitas. Kualitas atau mutu yang baik meningkatkan nilai barang pertanian menjadi lebih tinggi. Kualitas barang rendah sudah pasti menyebabkan nilai hasil pertanian yang rendah.
c. Meningkatkan ketrampilan.
Ketrampilan dalam mengolah hasil pertanian akan meningkatkan keterampilan petani secara kumulatif sehingga pada akhirnya akan memperoleh penerimaan usahatani makin besar pula.
d. Meningkatkan pendapatan,
Konsekuensi logis dari olahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan maka sebaiknya prtani mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk memperoleh kualitas hasil yang lebih baik. Dengan demikian harga yang lebih tinggi sehingga pendapatan makin yang diterima makin tinggi. Dengan kata lain nilai tambah merupakan nilai jasa terhadap faktor produksi tetap, tenaga kerja, dan keterampilan manajemen pengolahan (Suryana, A. 1990).
Pengertian nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu produk atau komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin
(25)
ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan dan balas jasa pengusaha pengolahn (Hayami et al, 1987).
Berdasarkan pengertian sebelumnya, perubahan nilai bahan baku yang telah mengalami perlakuan pengolahan besar nilainya dapat diperkirakan. Dengan demikian, atas dasar nilai tambah yang diperoleh, marjin dapat dihitung dan selanjutnya imbalan bagi faktor produksi dapat diketahui. Data nilai produk didasarkan atas harga jual, merupakan hasil penjualan dibagi dengan total voluma penjualan. Harga bahan baku diperoleh dari total biaya bahan baku. Nilai tambah dan balas jasa faktor produksi dibagi dengan total bahan baku yang digunakan. Upah tenaga kerja didapat dari upah yang berlaku per tahun. Faktor produksi lainnya berupa input-input lain: penyusutan, bahan baku, bahan penunjang dan lain-lain dihitung atas dasar besar pemakaiannya. Dari hasil pengolahan kripik singkong diperoleh nilai tambah sebesar 66% dan margin sebesar 14% (Utje Usman Slamet, 2005).
Antara proses nilai tambah dengan agroindustri ada persamaan dan perbedaan, persamaannya adalah sama-sama pengolahan. Perbedaannya adalah pengolahan pada analisis nilai tambah adalah hanya untuk pengolahan hasil, sedang pada agroindustri adalah pengolahan hasil dan pengolahan input pertanian. Dalam agribisnis kegiatan yang bertambah salah satu adalah agroindustri yaitu sebagian pengadaan input produksi dan kegiatan pengolahan hasil pertanian. Tujuan pengolahan hasil (agroindustri) antara lain adalah:
1. Mengawetkan (preserving) bagi hasil pertanian yang mudah busuk (perishable) termasuk buah asam gelugur.
(26)
2. Merobah bentuk, seperti buah asam gelugur menjadi kepingan-kepingan kering.
3. Membersihkan, mengurangi kadar air dalam buah asam gelugur. Keuntungan pengolahan (processing) hasil-hasil pertanian antara lain:
1. Barang tahan lama.
2. Supplai barang menjadi lebih elastis, kontinue, dapat disesuaikan dengan permintaan pasar.
3. Dapat memperluas pasar, di seluruh dunia dapat menjadi pasarnya.
4. Dapat diciptakan barang-barang turunan (Mangunwidjaya,D. dan Sailah,I. 2009). misalnya asam gelugur dapat menjadi lem pada industri, menjadi bahan pencuci alat-alat berat, dapat menjadi minuman kaleng seperti krateingdieng
Pembangunan industri pengolahan tidak mudah karena banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Pengadaan bahan baku, sentra produksi terpencar-pencar sehingga biaya pengumpulan bahan baku menjadi mahal.
2. Mutu bahan baku tidak seragam, buah asam gelugur yang akan diolah ada yang masih mentah, ada yang tua, ada yang sudah masak, ada yang pecah.
3. Bahan baku tidak mencukupi untuk mengoperasikan pabrik sepanjang tahun, buah asam gelugur tidak kontinue sepanjang musim, hal ini menyebabkan pengolah menganggur beberapa saat dan ini mengurangi efisiensi ekonomi dan daya saing.
(27)
4. Teknologi belum dikuasai/belum cukup banyak, pada pengolahan buah asam gelugur masih sederhana masih dilakukan secara manual.
5. Mutu dan biaya pengolahan belum mampu bersaing, ini berkaitan dengan hasil pengolahan gelugur masih bermutu rendah.
6. Modal investasi untuk pengolahan masih rendah.
Prospek pengembangan pengolahan (agroindustri) ditentukan oleh berbagai faktor terutama jumlah bahan baku yang tersedia dalam jumlah yang besar, mutu bahan baku cukup baik dan harga yang cukup bersaing. Selain itu harus ada potensi pasar besar di dunia, hal ini diukur dari berbagai variabel terutama kebutuhan dunia, keadaan barang substitusi dan prospek harga. Khusus pada produksi asam gelugur yang sudah diolah (dikeringkan) masih mempunyai prospek pengembangan pengolahan. Kebutuhan dunia akan produk asam gelugur (yang sudah diolah) makin lama makin banyak karena teknologi makin berkembang (Soewono, L.2005).
2.3. Kerangka Pemikiran
Buah asam gelugur yang diproduksi petani dijual ke pengolah asam gelugur. Di pengolahan, buah di potong atau dibelah, kemudian dijemur beberapa hari, setelah kering maka dikumpul atau digonikan untuk dijual. Dalam pengolahan ini diberikan garam untuk menekan pertumbuhan jamur pada asam potong. Untuk menghitung nilai tambah maka nilai out put asam potong dikurangi dengan biaya produksi, tidak termasuk tenaga kerja dalam pengolahan. Selanjutnya untuk menghitung margin maka biaya tenaga kerja diperhitungkan,
(28)
baik tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) maupun tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Biaya produksi itu terdiri dari pembelian bahan baku, bahan penunjang, penyusutan alat dan pemeliharaan alat-alat.
Data nilai bahan baku didasarkan atas harga pembelian buah asam gelugur, nilai tenaga kerja menurut tingkat upah tenaga kerja yang berlaku di pengolahan. Data nilai produk pengolahan atau penerimaan didasarkan atas harga jual, merupakan jumlah hasil asam potong yang sudah kering dikalikan harga jual yang berlaku.
Secara singkat kerangka pikiran tersebut dapat digambarkan seperti yang tercantum pada Gambar 1 berikut.
(29)
Gambar 1. Skema Kerangka Pikiran Petani asam gelugur
Pengolah buah asam gelugur
Biaya Tenaga Kerja Pemotongan
buah gelugur
Pengeringan
Penerimaan
Penjualan
NILAI TAMBAH
Biaya Produksi
MARGIN
Keterangan Menyatakan hubungan KEUNTUNGAN
(30)
2.4. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian, tujuan penelitian yang telah dirumuskan dan tinjauan pustaka maka dapat dirumuskan hipotesi penelitian sebagai berikut:
1. Proses pengolahan buah asam gelugur yang dilakukan di daerah penelitian adalah masih sederhana.
2. Biaya produksi pengolahan yang terbesar dalam pengolahan adalah pembelian bahan baku atau buah asam gelugur.
3. Nilai tambah dalam pengolahan asam gelugur ini adalah > 50% dari nilai biaya produksi, sedangkan besarnya margin adalah >20 % nilai biaya produksi.
(31)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di daerah Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini sebagai satu-satunya tempat pengolahan buah asam gelugur di Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Metode Penetuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang mengolah buah asam gelugur. Jumlah pengolah buah asam gelugur ini adalah 7 orang, dengan menggunakan metode sensus.. Setiap pengusaha ini menerima atau membeli buah asam gelugur dari luar Kecamatan Deli Tua, karena Deli Tua adalah merupakan ibukota kecamatan dan di daerah itu tidak ada ditanam asam gelugur.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sampel (pengolah asam gelugur) dengan cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Juga data primer ini diperoleh dengan observasi langsung kepada pengolah asam gelugur.
Data sekunder diperoleh dari instansi seperti Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Kantor Kecamatan Deli Tua dan Kantor Kelurahan. Karena
(32)
tanaman asam gelugur termasuk pengolahannya masih berum tersebar dan belum populer maka memperoleh data sekunder ini termasuk sulit.
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis data dan pengujian hipotesis secara umum adalah dengan diskriptif dan perhitungan biasa.
Untuk hipotesis 1 digunakan analisisis deskriftif yaitu menjelaskan dari awal pengolahan buah asam glugur sampai menjadi asam potong.
Untuk hipotesis 2 digunakan analisis deskriftif yaitu mengetahui komposisi biaya produksi pengolahan yang dikeluarkan oleh pengolah mulai dari diolah sampai di pasarkan.
Untuk hipotesis 3 dalam ini ada dua hal yang diuji yaitu nilai tambah dan margin. Mula-mula dicari Nilai Tambah dengan rumus:
NT = NP – (NBB + NBP) Keterangan :
NT = nilai Tambah
NP = nilai produksi hasil olahan (Rp/kg) NBB = nilai bahan baku (Rp/kg)
NBP = nilai bahan pembantu (Rp/kg)
Bila
NBP NBB
NT
+ > 50% maka terima H1 tolak H0.
Bila
NBP NBB
NT
(33)
Mencari margin (MG):
MG = NT – Biaya Tenaga kerja (BTK)
Bila BTK NBP NBB MG +
+ ≤ 20% maka terima H0 tolak H1.
Bila BTK NBP NBB MG +
+ > 20% maka terima H1 tolak H0.
Keterangan : MG = margin NT = nlai tambah
BTK = biaya tenaga kerja. (Utje Usman Slamet, 2005)
3.5. Definisi dan Batasan Opersional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelititian ini maka peneliti membuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1. Definisi
1. Pengolah asam gelugur adalah orang yang mengusahakan pemotongan dan pengeringan atau penjemuran asam gelugur.
2. Nilai tambah (value added) adalah nilai tambah yang disebabkan proses pengolahan dengan tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja, dihitung dalam satuan rupiah per kg asam potong kering.
3. Margin adalah nilai tambah dalam pengolahan dikurangi dengan biaya tenaga kerja, dihitung dalam satuan rupiah per kg asam kering .
(34)
4. Biaya pengolahan adalah biaya yang dikorbankan dalam proses pengolahan buah asam gelugur, dihitung dalam satuan rupiah per kg asam potong kering.
5. Biaya pengolahan adalah biaya untuk dikeluarkan untuk pengadaan bahan baku dan bahan pembantu dan biaya-biaya lainnya, dihitung dalam rupiah per unit.
6. Bahan baku dalam pengolahan adalah buah asam gelugur, dihitung dalam kg.
7. Bahan pembantu adalah bahan/materi yang dibutuhkan dalam pengolahan. 8. Biaya-biaya lain adalah biaya transportasi, biaya penyusutan, biaya
perawatan alat-alat dalam pengolahan asam gelugur, dihitung dalam rupiah per kg asam potong kering.
9. Penerimaan adalah jumlah kg hasil olahan asam potong kering dikalikan dengan harga jual asam poton kering.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Kelurahan Deli Tua Timur, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah pengolah asam gelugur. 3. Penelitian dilaksanakan pada September 2010.
(35)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1. Luas, Kondisi Geografis dan Penduduk
Daerah penelitian adalah Kecamatan Deli Tua di Kelurahan Deli Tua Timur. Kecamatan Deli Tua terdiri dari 3 Kelurahan: yaitu Deli Tua Barat, Kelurahan Deli Tua Timur, Kelurahan Deli Tua, Desa Mekar Sari, dan 3 Desa yakni: Desa Mekar Durian dan Desa Suka Makmur.
Batas-batas Kelurahan Deli Tua Timur adalah: - Sebelah Utara dengan desa Kedai Durian
- Sebelah Selatan dengan Kecamatan Medan Johor - Sebelah Timur dengan Kecamatan Medan Johor - Sebelah Barat dengan Kelurahan Deli Tua Barat.
Luas Kelurahan Deli Tua Timur adalah 1,775 km2 dengan jumlah penduduknya pada tahun 2008 adalah 7.727 jiwa atau 1.634 KK, jumlah penduduk laki-laki adalah 3.860 jiwa dan penduduk wanita adalah 3.867 jiwa. Tabel 1. Mata Pencarian Penduduk
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Bertani 123 2
2 Berdagang 853 18
3 PNS, Militer, Polisi 495 11
4 Buruh/ Karyawan 2610 57
5 Lain-lain 540 12
Jumlah 4621 100
(36)
Jumlah mata pencaharian yang paling banyak adalah buruh/karyawan sebanyak 2610 orang atau 57 %. Dan paling rendah adalah yang bermata pencaharian bertani sebanyak 123 orang atau 2 %.
Tabel 2. Persentase Agama Penduduk
No Agama Persentase (%)
1 Islam 52,3
2 Kristen 42,2
3 Buddha/Hindu 5,5
Jumlah 100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Dari Tabel 2 Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam yakni 52,3% . Tabel 3. Persentase Suku Penduduk
No Suku Persentase (%)
1 Jawa 55
2 Melayu 7
3 Batak Karo 9
4 Simalungun 2
5 Batak Toba 13
6 Suku lainnya 14
Jumlah 100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Paling banyak penduduk menurut suku adalah suku Jawa yakni 55% dari seluruh penduduk.
Tabel 4. Persentase Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur No Umur (tahun) Persentase (%)
1 0-9 17
2 10-19 20
3 20-29 20
4 30-39 16
5 40-49 12
6 50- >60 15
Jumlah 100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Jumlah penduduk yang paling besar terdapat pada kelompok umur 10-29 tahun yang berjumlah 40%.
(37)
Tabel 5. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk No Tingkat Pendidikan Persentase (%)
1 Tidak tamat SD 2
2 Tamat SD 31
3 Tamat SMP 34
4 Tamat SMA 23
5 Akademis/Sederajat 10
Jumlah 100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Paling banyak penduduk menurut tingkat pendidikan adalah tamat SLTP yakni sebanyak 34%.
4.1.2.Fasilitas Kelurahan
Tabel 6. Fasilitas Di Keluruhan Deli Tua Timur
No Fasilitas Jumlah (buah/ orang)
1 Rumah Sakit 4
2 BPU 3
3 Posyandu 4
Dokter 3
Bidan 3
Mantri 3
4 Tempat Ibadah a. Mesjid b. Mushola c. Gereja
2 2 5
5 Industri kecil 15
6 Kerajinan 15
7 Pedagang besar 44
8 Pedagang kecil 194
9 Rumah makan/ minum 87
Jumlah 384
(38)
4.2. Karakteristik Sampel
Sampel pengolah buah asam gelugur dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dan karakteristik setiap sampel tercantum pada Lampiran 1. Rata-rata umur, pengalaman kerja, jumlah anak umur < 10 tahun dan umur > 10 tahun adalah seperti Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Sampel Pengolah Buah Asam Gelugur
No Uraian Rata-rata Rentang
1 Umur, tahun 44 39-49
2 Pendidikan SMP=2,
SMA=3, S-1=2
--
3 Pengalaman, tahun 4 2-6
4 Pekerjaan lain dagang =6,
tani=1
-- 5 Anak berumur di bawah 10Tahun,
orang
1 0-3
6 Anak Berumur di atas 10 Tahun, orang 2 0-4
7 Family Menumpang, Orang 1 0-2
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 1.
Rata-rata umur sampel adalah 44 tahun, paling muda berumur 39 tahun dan paling tua berumur 49 tahun. Pengalaman sampel dalam pengolahan buah asam gerlugur adalah 4 tahun, paling lama adalah 6 tahun dan paling rendah adalah 2 tahun. Rata-rata jumlah anak yang berumur di bawah 10 tahun adalah 1 orang dengan rentang 0-3 orang. Rata-rata jumlah anak yang berumur di atas 10 tahun adalah 2 orang dengan rentang 0-4 orang per keluarga. Selain anak kandung maka ada family menumpang pada 3 keluarga sampel. Tenaga kerja family ini sebagian menjadi sumber tenaga kerja dalam keluarga pada pengolahan buah asam gelugur.
Pendidikan formal sampel adalah tamat S-1 sebanyak 2 orang, tamat SMA sebanyak 3 orang dan tamat SMP sebanyak 1 orang. Selain mengolah buah asam
(39)
gelugur maka sampel mempunyai pekerjaan lain yaitu berdagang sebanyak 6 orang dan berladang sebanyak 1 orang.
Setiap pengolah buah asam gelugur menggunakan tenaga kerja (buruh), yang berasal dari tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) atau sewa. Jumlah TKDK lebih sedikit digunakan daripada TKLK, malah ada seorang pengolah yang tidak menggunakan TKDK. Penggunaan TKDK itu adalah 0-3 orang, sedangkan penggunaan TKLK adalah 2-8 orang, atau rata-rata 5 orang per pengolah asam gelugur. Semua tenaga kerja ini berasal dari Deli Tua, tidak ada yang berasal dari luar kota Deli Tua.
Adapun rata-rata dan rentang jumlah TKDK dan TKLK pada pengolah buah asam gelugur secara singkat dapat digambarkan seperti Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah TKDK dan TKLK Pengolah Buah Asam Gelugur, orang
Uraian TKDK TKLK
Rata-rata Rentang
1,4 0-3
5 2-8
(40)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Proses Pengolahan Buah Asam Glugur
Adapun proses pengolahan asam gelugur adalah :
1. Buah asam gelugur dipotong-potong tipis-tipis secara vertikal.
2. Buah yang sudah dipotong tipis dimasukkan ke kantong plastik yang besar untuk buah yang kualitas lokal.
3. Lalu dilakukan pemberian garam untuk kualitas lokal dan tidak dilakukan pemberian garam untuk kualitas ekspor.
4. Lalu buah asam gelugur disusun rapi pada alas untuk dilakukan proses pengeringan atau penjemuran yang dilakukan dibawah sinar matahari selama kurang lebih 2-3 hari.Bila cuaca mendung atau hujan maka wakyu penjemuran lebih lama atau lebih banyak hari yang diperlukan untuk proses penjemuran.
Tingkat kekerungan asam potong ini sekitar 17 % kadar air dalam asam potong buah asam gelugur.Proses pengolahan asam gelugur masih sederhana .Jadi ukuran sederhana itu terletak pada cara pemotongan buah asam gelugur dan cara penjemuran/pengeringan potongan buah. Pemotongan buah secara manual dengan memakai pisau, dan penjemuran/pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari.
Pengolah asam gelugur menjemur asam potongnya di tanah lapang Deli Tua, dan pengolah asam yang menjemur di tanah lapang itu tidak dikenakan sewa
(41)
atau bayaran. Kecuali satu orang pengolah (olahannya dieksport) tidak memanfaatkan tanah lapang tersebut, dia menjemur asam di depan rumahnya.
Dari uraian di atas maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa proses pengolahan buah asam gelugur yang dilakukan di daerah penelitian adalah masih sederhana dapat diterima. Menggunakan mesin alat potong belum ada pemikiran pengolah ke arah itu sampai saat penelitian ini dilakukan
5.1.1. Peralatan Pengolahan
Peralatan pengolahan buah asam gelugur ini terdiri dari: pisau pemotong buah, tikar/alat penjemur asam potong, goni tempat asam potong yang sudah kering, tenda tempat berteduh di lapangan penjemuran. Adapun jumlah masing-masing alat, harga dan daya tahannya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah, Harga, Daya Tahan Alat-alat Pengolahan Asam Gelugur. No Uraian Satuan Rata-rata Rentang
1 Jumlah pisau buah 7 5-10
2 Jumlah tikar buah 5 3-6
3 Jumlah goni buah 43 40-50
4 Jumlah tenda buah 1 0-1
5 Harga pisau Rp/buah 6857 6000-8000
6 Harga tikar Rp/buah 17429 15000-30000
7 Harga goni Rp/buah 743 600-800
8 Harga tenda Rp/buah 24286 0-30000
9 Daya tahan pisau tahun 4 3-4
10 Daya tahan tikar tahun 3 2-5
11 Daya tahan goni bulan 3 3-4
12 Daya tahan tenda tahun 2 0-3
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 2 dan 3
Alat pemotong buah asam gelugur atau pisau terbuat dari steanless, yakni besi yang tak dapat berkarat. Jumlah pisau yang dimiliki bervariasi, rata-rata 7 buah pisau dengan rentang 5-10 buah. Makin banyak voluma buah asam gelugur yang akan diolah maka makin banyak pula jumlah pisau diperlukan. Begitu pula
(42)
alat jemur atau tikar, maka makin banyak voluma buah yang akan dijemur maka makin banyak jumlah tikar yang diperlukan. Rata-rata jumlah tikar adalah 5 buah dengan rentang 3-8 buah. Sewaktu menjemur potongan asam gelugur di lapangan maka diperlukan tenda tempat berteduh. Pemilikan tenda rata-rata 1 buah, ada dua orang pengolah yang tidak mempunyai tenda.
Setiap jenis alat yang disebutkan di atas mempunyai batas tahan. Pisau makin cepat habis (daya tahannya rendah) bergantung pada mutu pisau yang dibeli, makin baik mutunya maka makin lama daya tahannya, bergantung pula kerajinan mengasah pekerja, makin sering di asah maka makin cepat pisau diganti. Rata-rata daya tahan pisau pemotong buah asam gelugur ini adalah 4 tahun. Daya tahan tikar atau alat jemur rata-rata adalah 3 tahun, alat jemur yang dibeli bervariasi mutunya sehingga bervariasi juga daya tahannya. Setelah asam potong kering maka dimasukkan ke dalam goni, daya tahan goni rata-rata 3 bulan. Voluma per goni ini juga bervariasi yakni antara 30-50 kg per goni. Daya tahan tenda rata-rata 2 tahun yang bervariasi antara 2-3 tahun.
5.1.2 Voluma Buah yang Diolah
Dalam penelitian ini ditanyakan kepada pengolah dalam aktivitasnya selama 3 bulan yakni bulan Juni, Juli dan Agustus tahun 2010. Jumlah buah asam gelugur yang diolah setiap pengolah setiap bulannya terdapat pada Lampiran 4. Rata-rata jumlah buah yang diolah per bulannya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Buah Asam Gelugur yang Diolah per Bulan.
Bulan Satuan Rata-rata Rentang
Juni kg 15143 4000-40000
Juli kg 14266 3000-40000
Agustus kg 11857 3000-30000
(43)
Jumlah buah asam gelugur yang diolah rata-rata setiap bulannya adalah di atas 10 ton dengan rentang jumlah yang cukup besar. Pada bulan Juni, Juli dan Agustus rata-rata buah asam gelugur yang diolah berturut-turut adalah: 15.143 kg, 14.266 kg dan 11.857 kg. Nampak bahwa sejak bulan Juni sampai dengan bulan Agustus jumlah buah asam gelugur yang diolah makin menurun. Hal ini disebabkan jumlah buah asam gelugur di lapangan adalah menurun. Buah asam gelugur di Kabupaten Deli Serdang puncaknya pada bulan Januari, mulai dari situ menurun terus sampai bulan Nopember, kemudian meningkat lagi.
Pemilik kebun/tanaman asam gelugur kebanyakan memiliki tanaman durian, dan buah durian banyak dipanen pada bulan Juli-Agustus. Sewaktu panen buah durian maka buah asam gelugur jarang dipanen, pada saat itu pemiliknya/petani malas panen. Sifat tanaman asam gelugur kalau dibiarkan matang buahnya di pohon maka jumlah buah pada bulan berikutnya sangat berkurang.
Sumber pembelian buah asam gelugur ini terdiri dari: pengolah membeli langsung ke petani, dari pedagang dan dari petani yang langsung mengantar buah ke pengolah. Sebagian besar buah asam gelugur dibeli dari pedagang baik pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Sumber pembelian ini dari pengolah dapat digambarkan seperti Tabel berikut ini.
(44)
Tabel 11. Sumber Pembelian Buah Asam Gelugur yang Diolah per Bulan. Bulan Beli Langsung Diantar Petani Pedagang Juni,
Jumlah Pengolah 1 orang 2 orang 6 orang
Jumlah dibeli 10% 5%-20% 80%-100%
Juli,
Jumlah Pengolah 2 orang 2 orang 7 orang
Jumlah dibeli 10% 5%-20% 80%-100%
Agustus,
Jumlah Pengolah 2 orang 2 orang 7 orang
Jumlah dibeli 10% 10% 90%-100%
Sumber ; Hasil Olahan Lampiran 4 dan 5
Pada Tabel 11, bulan Juni hanya 1 orang pengolah yang membeli langsung sebanyak 10%, pada bulan Juli ada 2 orang pengolah membeli langsung, masing-masing sebesar 10% dari jumlah pembeliannya dan pada bulan Agustus ada 2 orang pengolah membeli langsung, masing-masing 10% dari jmlah pembeliannya.
Desa sebagai sumber pembelian buah asam gelugur ini adalah desa Penen Kecamatan Sibiru-biru. Dari desa inilah sebagian besar sumber buah asam gelugur yang diolah. Selain itu ada pula berasal dari desa Tiga Juhar Kecamatan Tiga Juhar, desa Sembahe Kecamatan Sibolangit dan desa Lau Rakit Kecamatan Sibiru-biru.
Harga pembelian buah dari bulan Juni sampai Agustus ada kenaikan sedikit karena jumlah buah di pohon makin berkurang. Harga buah yang dibeli langsung adalah Rp.1000/kg (belum termasuk sewa angkat buah dari lokasi ke pengolahan). Harga buah pada bulan Juni-Juli pada petani adalah Rp.1000-Rp.1200 per kg. Perbedaan harga beli karena faktor langganan pengolah (lebih murah) dan faktor ketersedian buah di pohon (bila buah banyak maka sedikit lebih murah). Harga buah dari pedagang dapat dilihat pada Tabel 12:
(45)
Tabel 12. Harga Buah Asam Gelugur dari Pedagang per Bulan. Bulan Rata-rata Rentang Juni, Rp/Kg
Juli, Rp/Kg Agustus, Rp/Kg
1100 1164 1207
1000-1200 1100-1200 1200-1250
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 8
Garam adalah bahan pembantu dalam pengolahan asam gelugur kalau dijual lokal, namun kalau dijual ekspor maka pengolahan tanpa memakai garam. Kegunaan garam ini sebenarnya untuk mencegah hasil olahan tidak busuk (tidak berjamur), namun begitu ada juga hasil olahan yang berjamur. Sebenarnya bukan garam secara total sebagai anti jamur, tetapi tingkat kekeringan yang memegang peran utama. Sewaktu olahan mau ditutupi (karena sudah malam atau karena hujan mau datang) maka harus rapat tertutup sehingga tidak ada udara masuk. Kondisi olahan panas dan tertutup rapat oleh tikar plastik, sehingga olahan tetap panas dalam bungkusan tikar itu dan jamur tidak dapat bertumbuh. Kalau bungkusan masuk udara atau ada celah, maka walaupun diberikan garam jamur akan mampu berkembang setelah beberapa minggu dalam karung hasil olahan.
Pada umumnya untuk setiap ton buah asam gelugur yang sudah siap dipotongi diberikan garam sebanyak 7,5 kg – 10 kg. Dengan demikian makin banyak jumlah asam gelugur yang akan diolah maka harus makin banyak jumlah garam yang dibeli Jumlah pemakaian garam setiap pengolah tercantum pada Lampiran 9, kecuali sampel nomor 7 tidak ada memakai garam karena kualitasnya adalah untuk ekspor. Perbedaan olahan untuk ekspor dan lokal adalah sebagai berikut:
(46)
Tabel 13. Perbedaan Olahan Asam Gelugur Untuk Ekspor Dan Lokal No Uraian Untuk ekspor Jual Lokal 1 Bahan penunjang Tanpa garam Pakai garam 2 Waktu membelah Buang biji Biji tdak dibuang 3 Lama dapat disimpan 5 bulan, warna tetap 2 bulan, warna berubah 4 Sesudah kering Dipegang sakit Dipegang tidak sakit 5 Warna olahan Cerah kekuningan Coklat kegelapan 6 Hasil olahan Dapat dijadikan tepung Tidak dapat
Sumber: Data diolah dari lapangan
Di Malaysia semua hasil olahan asam gelugur dijadikan tepung. Tepung ini akan terasa pahit kalau biji asam gelugur tidak dibuang waktu pengolahan. Tepung ini dijadikan bahan minuman seperti krating daeng, dijadikan selanjutnya untuk bahan pencuci alat- alat berat seperti meriam, dijadikan bermacam-macam obat. Sedangkan yang dijual lokal hanya sebagai bahan campuran dalam pembuatan kue/makanan dan sayuran.
Produksi hasil pengolahan adalah asam potong kering, jumlah produksi setiap sampel per bulannya tercantum pada Lampiran 10. Oleh karena bahan baku atau buah asam gelugur menurun dari bulan Juni sampai Agustus maka jumlah hasil olahan juga adalah menurun. Dari semua sampel diperoleh total hasil pengolahan adalah:
1. Bulan Juni = 14.810 kg 2. Bulan Juli = 13.930 kg 3. Bulan Agustus = 11.710 kg
Dengan demikian rata-rata sebulan menurun produksi olahan sebesar 10,5%.
Rata-rata produksi hasil olahan asam gelugur dan persentase hasil olahannya setiap bulan dapat digambarkan seperti Tabel berikut.
(47)
Tabel 14. Hasil Olahan dan Persentase Asam Gelugur.
Bulan Rentang Rata-rata
Hasil Olahan(kg) Persentase Olahan(%) Hasil Olahan(kg) Persentase Olahan(%)
Juni 550-5400 13,5-14,7 2116 14,1
Juli 420-5520 13,0-14,6 1990 13,9
Agustus 440-4200 14,0-14,5 1673 14,2
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 10
Dapat dilihat dari Tabel 14 bahwa hasil olahan kering yang tertinggi dalam kurun waktu 3 bulan adalah 14,7% yang terjadi pada bulan Juli, dan hasil olahan kering yang terendah adalah 13,0% yang terjadi pada bulan Juli. Faktor-faktor mempengaruhi tinggi rendahnya hasil olahan kering ini antara lain musim panen, kualitas buah, kemasakan buah, dan pemotongan buah.
5.2. Biaya dan Pendapatan Pengolahan
Telah disebutkan bahwa komponen biaya dalam pengolahan buah asam gelugur terdiri dari bahan baku (buah asam gelugur), garam (bagi non eksport), penyusutan dan tenaga kerja. Masing-masing komponen biaya pengolahan ini tercantum pada Lampiran 12, 14, dan 16. Dari komponen biaya tersebut dapat dihitung persentase beli buah terhadap biaya total sepert pada Tabel 15.
Tabel 15. Komposisi Biaya Produksi Pengolahan Gelugur Nomor
Sampel
JUNI JULI AGUSTUS
Beli Buah
(Rp) %
Beli Buah
(Rp) %
Beli Buah
(Rp) %
1 15750000 76.6% 12600000 76.5% 10500000 76.5%
2 8400000 75.9% 7350000 76.1% 6300000 75.8%
3 4200000 75.2% 3150000 74.6% 3150000 74.6%
4 10500000 75.7% 9450000 75.8% 8400000 75.9%
5 9450000 75.2% 9450000 76.1% 8400000 76.3%
6 21000000 76.6% 21000000 76.5% 18900000 76.5%
7 42000000 77.8% 42000000 77.8% 31500000 77.8%
Rerata 15900000 76.2% 15000000 76.2% 12450000 76.2%
(48)
Rata-rata dari semua sampel telah mengorbankan biaya untuk beli buah asam gelugur sebesar Rp.15.900.000,- di bulan Juli, sebanyak Rp.15.000.000,- di bulan Juli dan sebesar Rp.12.450.000,- di bulan Agustus. Persentase biaya beli buah asam gelugur pada bulan Juni, Juli dan Agustus rata-rata adalah 76,2 %. Setiap sampel persentase ini sedikit bervariasi, tetapi semuanya besarnya adalah lebih dari 70 %. Dengan demikian hipotesis ke dua dalam penelitian ini yang berbunyi Biaya produksi pengolahan yang terbesar dalam pengolahan adalah pembelian bahan baku atau buah asam gelugur diterima. Bila biaya produksi untuk pembelian bahan atau buah asam gelugur > 50% dari biaya total biaya, maka terima H1 dan ditolak H0.
Revenue (penerimaan) dari asam potong adalah jumlah hasil olahan dikali harga jual. Harga jual hasil olahan dan revenue setiap bulan untuk setiap pengolah tercantum pada Lampiran 11. rata hasil olahan seperti pada Tabel 16. Rata-rata harga jual dan penerimaan per bulan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rata-rata harga Jual Hasil Olahan dan Penerimaan Bulan Harga Jual (Rp./kg) Penerimaan (Rp.) Juni
Juli Agustus
11.643 11.857 12.286
25.005.000 24.084.286 21.074.286
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 11
Dapat dilihat bahwa rata-rata harga jual naik dari bulan Juni ke bulan Agustus, akan tetapi rata-rata penerimaan adalah menurun, hal ini disebabkan jumlah hasil olahan menurun dalam kurun waktu tersebut.
(49)
5.3. Nilai Tambah dan Margin
Nilai tambah (value added) adalah jumlah penerimaan dikurangi biaya pengolahan (tidak masuk biaya tenaga kerja). Persentase nilai tambah adalah nilai tambah dibagi dengan biaya pengolahan dan dikalikan 100%. Margin adalah nilai tambah dikurangi biaya tenaga kerja, persentase margin margin dibagi dengan biaya pengolahan ditambah biaya tenaga kerja dan dikalikan 100%. Besarnya nilai tambah dan persentase nilai tambah serta besarnya margin dan persentase margin setiap sampel dan setiap bulan terdapat pada Lampiran 13, Lampiran 15 dan Lampiran 17. Rata-rata nilai tambah dan persentasenya pada bulan Juni sampai Agustus adalah seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Nilai Tambah dan Persentase per Bulan
Bulan Rata-rata Nilai Tambah Rata-rata Persentase Nilai Tambah (%) Rentang Nilai Tambah (Rp .000) Rentang Persentase Nilai Tambah (%) Juni Juli Agustus 8.825.000 8.841.000 8.407.000 51,6 53,0 60,9
2.216 – 25.485 1.716 – 29.745 1.956 – 25.185
39,4 - 64,4 41,6 - 70,8 47,4 - 79,9
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 13, 14 dan 15
Rata-rata nilai tambah sedikit lebih tinggi pada bulan Juli yakni Rp.8.841.000,- dibanding bulan Juni yaitu Rp.8.825.000,- dan pada bulan Agustus menurun menjadi Rp.8.407.000,- per sampel per bulan. Walaupun rata-rata nilai tambah paling rendah di bulan Agustus namun persentase nilai tambah paling tinggi yakni 60,9 %, dan paling rendah terdapat di bulan Juni yakni 51,6 %. Bila dilihat rentang bawah nilai tambah, maka nilai yang paling kecil terdapat di bulan Juli yakni Rp.1.716.000,- tertinggi pada bulan Juni yakni Rp.2.216.000,-. Nilai rentang atas yang paling kecil pada bulan Agustus yakni Rp.2.518.000,- dan paling besar di bulan Juli sebesar Rp.29.745.000,-. Rentang persentase nilai
(50)
tambah juga sangat bervariasi, mulai dari yang paling rendah yakni 39,4% sampai yang paling besar yakni mencapai 79,9 %. Dengan demikian hipotesis ke 3 yang
menyatakan bila
NBP NBB
NT
+ > 50% maka terima H1 tolak H0.
Selanjutnya dilakukan pengujian marjin dan persentase margin. Biaya tenaga kerja baik TKDK dan TKLK ikut dihitung dalam perhitungan margin ini. Margin dan persentase margin dalam pengolahan asam gelugur ini dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Margin dan Persentase Margin Pengolahan Asam Gelugur Nomor Sampel Margin Juni (Rp) Margin Juni (%) Margin Juli (Rp) Margin Juli (%) Margin Agustus (Rp) Margin Agustus (%)
1 5.839.190 36.4% 3.939.190 30.6% 3.769.190 35.1%
2 1.587.650 18.3% 1.137.650 15.0% 1.287.650 19.8%
3 1.016.045 23.2% 8.16.045 24.6% 1.056.045 31.8%
4 2.812.710 25.9% 3.137.710 32.1% 2.737.710 31.6%
5 1.186.770 12.0% 1.336.770 13.8% 2.426.770 28.2%
6 4.045.800 18.9% 3.775.800 17.6% 6.485.800 33.6%
7 13.485.550 32.1% 17.745.550 42.2% 16.185.550 51.4%
Rerata 4.281.959 23.80% 4.555.531 25.1% 4.849.816 33.1%
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 13, 15 dan 17
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa pada bulan Juni rata-rata margin adalah Rp.4.281.959,- margin terkecil adalah Rp.1.016.045,- dan margin terbesar adalah Rp.13.485.550. Pada bulan Juli rata-rata margin adalah Rp.4.555.531,- margin terkecil adalah Rp.1.137.650,- dan margin terbesar adalah Rp.17.745.550,-. Pada bulan Agustus rata-rata margim adalah Rp.4.849.816,- margin terkecil adalah Rp.1.056.045,- dan margin terbesar adalah Rp.16.185.550,-. Dapat dilihat bahwa rata-rata margin makin naik dari bulan Juni ke bulan Agustus.
(51)
Nilai persentase margin rata-rata adalah di atas 20% setiap bulannya. Dengan demikian besarnya margin adalah >20 % dari nilai biaya produksi dapat diterima dalam penelitian ini.
Bila
BTK NBP NBB
MG
+
+ > 20% maka terima H1 tolak H0.
Hipotesis 3 yang menyatakan Nilai tambah dalam pengolahan asam gelugur ini adalah > 50% dari nilai biaya produksi, sedangkan besarnya margin adalah >20 % dari nilai biaya produksi dapat diterima dalam penelitian ini.
(52)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Nilai Tambah Dalam Pengolahan Buah Asam Gelugur di Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang dapat diambil beberapa kesimpulan yakni:
1. Pengolahan buah asam gelugur masih sangat sederhana. Belum ada pemotongan buah dengan mesin potong, belum ada penjemuran dengan oven.
2. Biaya pembelian bahan baku adalah bagian yang terbesar, yaitu rata-rata 76 % dari total biaya pengolahan.
3. Nilai tambah pengolahan rata-rata sebesar 51,6 % - 60,9 % dibandingkan biaya pengolahan (tidak termasuk biaya tenaga kerja).
4. Nilai margin pengolahan rata-rata sebesar 23,8 % - 33,1 % dibandingkan biaya pengolahan (termasuk biaya tenaga kerja).
6.2. Saran
Beberapa saran dapat diberikan untuk pengembangan usaha pengolahan buah asam gelugur yakni:
1. Sebaiknya pemerintah mendorong dan memfasilitasi pengembangan tanaman asam gelugur agar buah asam gelugur tersedia lebih banyak.
2. Pemerintah perlu memberikan sosialisasi dalam pemakaian mesin potong asam gelugur dan pemakaian over.
3. Diperlukan penelitian lanjutan sampai ke Malaysia tentang pembuatan tepung buah asam gelugur agar nilai tambah diperoleh lebih besar.
(53)
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. Dan Liviawaty, E., 1991. Pengawetan dan Pengolahan Asam Gelugur, Kanisius, Yogyakarta.
Hayami Y., Thosinori, M., and Masdjidin S. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java: A prospectif from A Sunda Village, Bogor. Kelin Tarrigan, 2006. Menggagas Hutan Kerakyatan dengan Tanaman Asam,
Gelugur, Heifer International, Jakarta.
Khotimah, K., Sutawi, A., Susanto, Maleha dan Hani, E.S., 2002. Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha. LPFE-UI. Jakarta.
Mangunwidjaja, D. dan Sailah. I. 2009. Pengantar Teknologi Pertanian, Penebar Swadaya, Bogor.
Rheini, 2000. Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Triterpenoida/ Steroida dari Ekstrak n-Heksana Daun Asam Gelugur (garcinia atroviridis Griff). Skripsi. Jurusan Farmasi FMIPA USU, Medan
Santoso, B. 1998. Teknologi Tepay Guna Asam Gelugur. Kanisius. Jakarta.
Soewono, L. 2005. Pemanfaatan Teknologi Pascapanen dalam Pengembangan Agroindustri. http:// id.wikipedia.org/wiki/Agroindustri.
Suparno, 1992. Prosiding Forum II Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Suryana, A., 1990. Diversifikasi Pertanian Dalam Proses Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Utje Usman Slamet, 2005. Nilai Tambah dan Balas Jasa Faktor Produksi Pengolahan Hasil-Hasil Pertanian, Bulletin Pendidikan No.08 Tahun
2005. Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel. 1997. Buah-buahan Yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Jakarta.
(54)
Lampiran 1. Umur, Pendidikan, Pengalaman, Pekerjaan, Jumlah Anak dan Famili Responden.
Nomor Nama Umur Pendidikan Pengalaman Pekerjaan
Jh Anak Umur
Jh Anak
Umur Family
Sampel Sampel Sampel Sampel mengolah Lain < 10 tahun > 10 tahun Numpang
Tahun Tahun Orang Orang Orang
1 Yohana 49 SMA 4 dagang 1 1 0
2 Rinda 42 SMA 3 berladang 1 1 0
Sinaga
3 Yamsah 49 SMP 6 dagang 0 2 0
Ginting
4 Mak Dedi 39 SMA 3 dagang 3 2
5 Lucia 46 SMP 3 dagang 0 4 2
Sinaga
6 Emilia 44 S-1 2 Jualan 2 0 2
Sembiring kelontong
7 Armed 45 S-1 6 Jualan 1 1 0
Ginting kelontong
(55)
Lampiran 2. Tenaga Kerja, Jumlah dan Daya Tahan Pisau, Jumlah Tikar, Harga dan Daya Tahan Alat Jemur
Nomor Tenaga Tenaga Jh.pisau Harga Daya Jh.tikar/ Alat Harga Alat Daya
Sampel Kerja Kerja Pemotong Pisau Tahan Jemur Gelugur Jemur Gelugur Tahan
Keluarga Sewa Gelugur Pemotong Pisau Potong Potong
Alat Jemur
Orang Orang Buah Rp/unit Tahun unit Rp/unit Tahun
1 1 5 5 7000 4 5 15000 3
2 1 6 7 7000 4 5 15000 3
3 1 2 5 8000 4 3 15000 2
4 1 3 5 6000 4 5 17000 3
5 3 5 7 7000 4 4 15000 3
6 3 6 8 6000 3 6 15000 3
7 0 8 10 7000 4 6 30000 5
(56)
Lampiran 3. Jumlah, Harga, Daya Tahan Goni dan Tenda Sampel
Nomor Jh.goni/ Harga Daya Jh.tenda Harga Daya
Sampel karung goni Tahan dilapangan Tenda Tahan
as.potong as.potong goni unit Rp/unit tenda
unit Rp/unit Bulan Tahun
1 40 800 4 0 0 0
2 40 800 3 1 30000 2
3 50 600 3 1 30000 2
4 40 800 4 1 40000 3
5 40 700 3 1 30000 2
6 40 700 3 1 40000 3
7 50 800 4 0 0 0
(57)
Lampiran 4. Jumlah Buah Asam Gelugur diolah, Kwalitas dan Jumlah dibeli Bulan Juni, Juli - Agustus
Nomor Jh buah Jh buah Jh buah Kualitas Jh buah Jh buah Jh buah
Sampel diolah diolah diolah Hasil dibeli dibeli Dibeli
Juni Juli Agustus Olahan Langsung Langsung Langsung
Kg/bln Kg/bln Kg/bln (Jual ke) Juni Juli Agustus
% % %
1 15000 12000 10000 Lokal 0 0 10
2 8000 7000 6000 Lokal 0 0 0
3 4000 3000 3000 Lokal 0 0 0
4 10000 9000 8000 Lokal 10 10 0
5 9000 9000 8000 Lokal 0 0 0
6 20000 20000 18000 Lokal 0 10 10
7 40000 40000 30000 Ekspor 0 0 0
(58)
Lampiran 5. Persentase Jumlah Buah dari Pedagang dan diantar Petani sampel bulan Juni - Agustus.
Nomor Jh buah Jh buah Jh buah Jh buah Jh buah Jh buah
Sampel dari dari dari diantar diantar diantar
pedagang pedagang pedagang petani petani petani
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
% % % % % %
1 100 100 90 0 0 0
2 80 80 100 20 20 0
3 95 90 100 5 5 10
4 100 100 100 0 0 0
5 95 95 95 10 10 5
6 0 90 90 0 0 0
7 100 100 100 0 0 0
(59)
Lampiran 6. Kondisi Buah Asam Gelugur yang diolah sampel bulan Juni-Agustus.
Nomor Jh. Buah Jh. Buah Jh. Buah Jh. Buah Jh. Buah Jh. Buah
Sampel mentah mentah mentah masak masak Masak
diolah diolah diolah diolah diolah Diolah
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
% % % % % %
1 80 90 100 20 10 0
2 75 75 100 25 25 0
3 80 80 100 20 20 0
4 70 80 100 30 20 0
5 80 90 90 20 10 10
6 95 90 100 5 10 0
7 90 90 100 10 10 0
(60)
Lampiran 7. Asam buah dan Harga Asam Gelugur yang dibeli bulan Juni-Agustus
Nomor Asal buah Asal buah Asal buah Harga Harga Harga
Sampel dibeli dari dibeli dari dibeli dari buah beli buah beli buah beli
desa desa desa langsung langsung langsung
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
Rp/kg Rp/kg Rp/kg
1 Penen Penen Penen 0 0 1100
2 Penen Penen Penen 0 0 0
Tiga
Juhar Lau Rakit Lau Rakit
3 Penen Penen Penen 0 0 0
Tiga
Juhar Lau Rakit
Tiga Juhar
4 Penen Penen Penen 1000 1000 0
Tiga Juhar
5 Penen Penen Penen 0 0 0
Lau Rakit Sembahe Sembahe
6 Penen Penen Penen 1000 1000 0
Tiga
Juhar Sembahe
Tiga Juhar
7 Penen Penen Penen 0 0 0
Tiga Juhar Tiga Juhar Tiga Juhar
(61)
Lampiran 8. Harga buah dari Petani dan Pedagang Asam Gelugur bulan Juni-Agustus
Nomor Harga Harga Harga Harga Harga Harga
Sampel
buah dari
buah dari
buah
dari buah dari buah dari buah dari
petani petani petani pedagang pedagang Pedagang
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg
1 0 0 0 1000 1100 1200
2 1150 1100 0 1150 1200 1200
3 1000 1100 1200 1000 1150 1200
4 0 0 0 1100 1200 1200
5 0 0 0 1100 1100 1200
6 1200 1200 0 1200 1200 1250
7 0 0 0 1150 1200 1200
(62)
Lampiran 9. Jumlah dan Biaya Pemakaian Garam Untuk Asam Gelugur Bulan Juni-Agustus
Nomor Jh garam Jh garam Jh garam Biaya Biaya Biaya
Sampel dibeli dibeli dibeli Beli Beli Beli
bulan bulan bulan garam garam garam
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
Kg Kg Kg Rp/bln Rp/bln Rp/bln
1 60 50 40 300000 250000 220000
2 45 45 40 250000 200000 200000
3 30 30 30 170000 160000 160000
4 60 60 50 350000 300000 250000
5 70 50 40 400000 250000 200000
6 75 90 80 400000 450000 400000
7 0 0 0 0 0 0
(63)
Lampiran 10. Jumlah dan Persentase Asam Gelugur kering bulan Juni-Agustus
Nomor Asam Asam Asam Asam Asam Asam
Sampel potong potong potong potong potong potong
kering kering kering kering kering kering
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
Kg Kg Kg % % %
1 2200 1700 1400 14.7 14.2 14.0
2 1100 900 800 14.0 13.0 14.0
3 550 420 440 13.8 14.0 14.5
4 1450 1300 1150 14.5 14.5 14.4
5 1250 1250 1120 13.9 13.9 14.0
6 2860 2840 2600 14.3 14.2 14.4
7 5400 5520 4200 13.5 13.8 14.0
Rata-rata 2116 1990 1673 14.1 13.9 14.2
(64)
Lampiran 11. Harga Jual dan Penerimaan Asam Gelugur bulan Juni-Agustus
Nomor Harga Harga Harga Revenue Revenue Revenue
Sampel
Jual asam
Jual asam
Jual
asam asam asam asam
potong potong potong potong potong potong
Juni Juli Agustus Juni Juli Agustus
Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp Rp Rp
1 12000 12000 12500 26400000 20400000 17500000
2 11500 12000 12000 12650000 10800000 9600000
3 12000 12000 12000 6600000 5040000 5280000
4 11500 12000 12000 16675000 15600000 13800000
5 11000 11000 12000 13750000 13750000 13440000
6 11000 11000 12000 31460000 31240000 31200000
7 12500 13000 13500 67500000 71760000 56700000
(65)
Lampiran 12. Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Juni
Nomor Beli Beli Susut Susut Susut Susut Total Biaya
Sampel Buah Garam Goni Tenda Pisau Tikar Biaya
Tenaga Kerja
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 15750000 300000 8000 0 730 2080 16060810 4500000
2 8400000 250000 8000 1250 1020 2080 8662350 2400000
3 4200000 170000 10000 1250 830 1875 4383955 1200000
4 10500000 350000 8000 1100 830 2360 10862290 3000000
5 9450000 400000 9300 1250 1020 1660 9863230 2700000
6 21000000 400000 9300 1100 1300 2500 21414200 6000000
7 42000000 0 10000 0 1450 3000 42014450 12000000
Rata-rata 15900000 267143 8943 850 1026 2222 16180184 4542857
(66)
Lampiran 13 Nilai Tambah dan Margin Bulan Juni
Nomor Revenue Total Nilai Nilai Biaya Margin Margin
Sampel asam Biaya Tambah Tambah T.Kerja Juni Juni
Rp Rp Rp % Rp Rp %
1 26400000 16060810 10339190 64.4% 4500000 5839190 36.4%
2 12650000 8662350 3987650 46.0% 2400000 1587650 18.3%
3 6600000 4383955 2216045 50.5% 1200000 1016045 23.2%
4 16675000 10862290 5812710 53.5% 3000000 2812710 25.9%
5 13750000 9863230 3886770 39.4% 2700000 1186770 12.0%
6 31460000 21414200 10045800 46.9% 6000000 4045800 18.9%
7 67500000 42014450 25485550 60.7% 12000000 13485550 32.1%
(67)
Lampiran 14. Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Juli
Nomor Beli Beli Susut Susut Susut Susut Total Biaya
Sampel Buah Garam Goni Tenda Pisau Tikar Biaya
Tenaga Kerja
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 12600000 250000 8000 0 730 2080 12860810 3600000
2 7350000 200000 8000 1250 1020 2080 7562350 2100000
3 3150000 160000 10000 1250 830 1875 3323955 900000
4 9450000 300000 8000 1100 830 2360 9762290 2700000
5 9450000 250000 9300 1250 1020 1660 9713230 2700000
6 21000000 450000 9300 1100 1300 2500 21464200 6000000
7 42000000 0 10000 0 1450 3000 42014450 12000000
Rata-rata 15000000 230000 8943 850 1026 2222 15243041 4285714
(68)
Lampiran 15. Penerimaan, Total Biaya dan Nilai Tambah dan Margin Bulan Juli
Nomor Revenue Total Nilai Nilai Biaya Margin Margin
Sampel asam Biaya Tambah Tambah T.Kerja Juli Juli
Rp Rp Rp % Rp Rp %
1 20400000 12860810 7539190 58.6% 3600000 3939190 30.6% 3939190 30.6%
2 10800000 7562350 3237650 42.8% 2100000 1137650 15.0% 1137650 15.0%
3 5040000 3323955 1716045 51.6% 900000 816045 24.6% 816045 24.6%
4 15600000 9762290 5837710 59.8% 2700000 3137710 32.1% 3137710 32.1%
5 13750000 9713230 4036770 41.6% 2700000 1336770 13.8% 1336770 13.8%
6 31240000 21464200 9775800 45.5% 6000000 3775800 17.6% 3775800 17.6%
7 71760000 42014450 29745550 70.8% 12000000 17745550 42.2% 17745550 42.2%
(69)
Lampiran 16. Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Agustus
Nomor Beli Beli Susut Susut Susut Susut Total Biaya
Sampel Buah Garam Goni Tenda Pisau Tikar Biaya
Tenaga Kerja
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 10500000 220000 8000 0 730 2080 10730810 3000000
2 6300000 200000 8000 1250 1020 2080 6512350 1800000
3 3150000 160000 10000 1250 830 1875 3323955 900000
4 8400000 250000 8000 1100 830 2360 8662290 2400000
5 8400000 200000 9300 1250 1020 1660 8613230 2400000
6 18900000 400000 9300 1100 1300 2500 19314200 5400000
7 31500000 0 10000 0 1450 3000 31514450 9000000
(70)
Lampiran 17. Penerimaan, Total Biaya, Nilai Tambah dan Margin bulan Agustus
Nomor Revenue Total Nilai Nilai Biaya Margin Margin
Sampel asam Biaya Tambah Tambah T.Kerja Agustus Agustus
Rp Rp Rp % Rp Rp %
1 17500000 10730810 6769190 63.1% 3000000 3769190 35.1% 3769190 35.1%
2 9600000 6512350 3087650 47.4% 1800000 1287650 19.8% 1287650 19.8%
3 5280000 3323955 1956045 58.8% 900000 1056045 31.8% 1056045 31.8%
4 13800000 8662290 5137710 59.3% 2400000 2737710 31.6% 2737710 31.6%
5 13440000 8613230 4826770 56.0% 2400000 2426770 28.2% 2426770 28.2%
6 31200000 19314200 11885800 61.5% 5400000 6485800 33.6% 6485800 33.6%
7 56700000 31514450 25185550 79.9% 9000000 16185550 51.4% 16185550 51.4%
(71)
Lampiran 18. Persentase Biaya Beli Buah Terhadap Biaya Total Pengolahan
JUNI JULI AGUSTUS
Nomor Beli Beli Beli
Sampel Buah Buah Buah
Rp % Rp % Rp %
1 15750000 76.6% 12600000 76.5% 10500000 76.5%
2 8400000 75.9% 7350000 76.1% 6300000 75.8%
3 4200000 75.2% 3150000 74.6% 3150000 74.6%
4 10500000 75.7% 9450000 75.8% 8400000 75.9%
5 9450000 75.2% 9450000 76.1% 8400000 76.3%
6 21000000 76.6% 21000000 76.5% 18900000 76.5%
7 42000000 77.8% 42000000 77.8% 31500000 77.8%
(1)
Lampiran 13 Nilai Tambah dan Margin Bulan Juni
Nomor Revenue Total Nilai Nilai Biaya Margin Margin Sampel asam Biaya Tambah Tambah T.Kerja Juni Juni
Rp Rp Rp % Rp Rp %
1 26400000 16060810 10339190 64.4% 4500000 5839190 36.4% 2 12650000 8662350 3987650 46.0% 2400000 1587650 18.3% 3 6600000 4383955 2216045 50.5% 1200000 1016045 23.2% 4 16675000 10862290 5812710 53.5% 3000000 2812710 25.9% 5 13750000 9863230 3886770 39.4% 2700000 1186770 12.0% 6 31460000 21414200 10045800 46.9% 6000000 4045800 18.9% 7 67500000 42014450 25485550 60.7% 12000000 13485550 32.1%
Rata-rata 25005000 16180184 8824816 51.6% 4542857 4281959 23.80%
(2)
Lampiran 14. Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Juli
Nomor Beli Beli Susut Susut Susut Susut Total Biaya
Sampel Buah Garam Goni Tenda Pisau Tikar Biaya
Tenaga Kerja
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 12600000 250000 8000 0 730 2080 12860810 3600000
2 7350000 200000 8000 1250 1020 2080 7562350 2100000
3 3150000 160000 10000 1250 830 1875 3323955 900000
4 9450000 300000 8000 1100 830 2360 9762290 2700000
5 9450000 250000 9300 1250 1020 1660 9713230 2700000
6 21000000 450000 9300 1100 1300 2500 21464200 6000000
7 42000000 0 10000 0 1450 3000 42014450 12000000
Rata-rata 15000000 230000 8943 850 1026 2222 15243041 4285714 Jumlah 105000000 1610000 62600 5950 7180 15555 106701285 30000000
(3)
Lampiran 15. Penerimaan, Total Biaya dan Nilai Tambah dan Margin Bulan Juli
Nomor Revenue Total Nilai Nilai Biaya Margin Margin Sampel asam Biaya Tambah Tambah T.Kerja Juli Juli
Rp Rp Rp % Rp Rp %
1 20400000 12860810 7539190 58.6% 3600000 3939190 30.6% 3939190 30.6% 2 10800000 7562350 3237650 42.8% 2100000 1137650 15.0% 1137650 15.0% 3 5040000 3323955 1716045 51.6% 900000 816045 24.6% 816045 24.6% 4 15600000 9762290 5837710 59.8% 2700000 3137710 32.1% 3137710 32.1% 5 13750000 9713230 4036770 41.6% 2700000 1336770 13.8% 1336770 13.8% 6 31240000 21464200 9775800 45.5% 6000000 3775800 17.6% 3775800 17.6% 7 71760000 42014450 29745550 70.8% 12000000 17745550 42.2% 17745550 42.2%
Rata-rata 24084286 15243041 8841245 53.0% 4285714 4555531 25.1% 4555531 25.1%
(4)
Lampiran 16. Biaya Pengolahan dan Tenaga Kerja Bulan Agustus
Nomor Beli Beli Susut Susut Susut Susut Total Biaya
Sampel Buah Garam Goni Tenda Pisau Tikar Biaya
Tenaga Kerja
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 10500000 220000 8000 0 730 2080 10730810 3000000
2 6300000 200000 8000 1250 1020 2080 6512350 1800000
3 3150000 160000 10000 1250 830 1875 3323955 900000
4 8400000 250000 8000 1100 830 2360 8662290 2400000
5 8400000 200000 9300 1250 1020 1660 8613230 2400000
6 18900000 400000 9300 1100 1300 2500 19314200 5400000
7 31500000 0 10000 0 1450 3000 31514450 9000000
(5)
Lampiran 17. Penerimaan, Total Biaya, Nilai Tambah dan Margin bulan Agustus
Nomor Revenue Total Nilai Nilai Biaya Margin Margin Sampel asam Biaya Tambah Tambah T.Kerja Agustus Agustus
Rp Rp Rp % Rp Rp %
1 17500000 10730810 6769190 63.1% 3000000 3769190 35.1% 3769190 35.1% 2 9600000 6512350 3087650 47.4% 1800000 1287650 19.8% 1287650 19.8% 3 5280000 3323955 1956045 58.8% 900000 1056045 31.8% 1056045 31.8% 4 13800000 8662290 5137710 59.3% 2400000 2737710 31.6% 2737710 31.6% 5 13440000 8613230 4826770 56.0% 2400000 2426770 28.2% 2426770 28.2% 6 31200000 19314200 11885800 61.5% 5400000 6485800 33.6% 6485800 33.6% 7 56700000 31514450 25185550 79.9% 9000000 16185550 51.4% 16185550 51.4% Rerata 21074286 12667326 8406959 60.9% 3557143 4849816 33.1% 4849816 33.1%
(6)
Lampiran 18. Persentase Biaya Beli Buah Terhadap Biaya Total Pengolahan
JUNI JULI AGUSTUS
Nomor Beli Beli Beli
Sampel Buah Buah Buah
Rp % Rp % Rp %
1 15750000 76.6% 12600000 76.5% 10500000 76.5% 2 8400000 75.9% 7350000 76.1% 6300000 75.8% 3 4200000 75.2% 3150000 74.6% 3150000 74.6% 4 10500000 75.7% 9450000 75.8% 8400000 75.9% 5 9450000 75.2% 9450000 76.1% 8400000 76.3% 6 21000000 76.6% 21000000 76.5% 18900000 76.5% 7 42000000 77.8% 42000000 77.8% 31500000 77.8% Rerata 15900000 76.2% 15000000 76.2% 12450000 76.2%