Kerangka Pemikiran Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Pelaksanaan Asas Koordinasi Horizontal

39

2. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Perkara Tindak Pidana Percobaan Pembunuhan Berencana Pasal 53 ayat 1 jo. Pasal 340 KUHP Hambatan Penyelesaian Perkara Pelaksanaan Asas Koordinasi Horizontal Kejaksaan Negeri Solusi Kepolisian Republik Indonesia Sebagai Penyidik Sebagai Penuntut Umum 40 Dalam menangani perkara percobaan pembunuhan berencana yang termasuk dalam lingkup tindak pidana umum, proses penanganan perkara KUHAP dalam hal penyidikan memberikan kewenangan pada Kepolisian. Sedangkan Kejaksaan berwenang dalam hal penuntutan. Antara Kepolisian dan Kejaksaan dalam menangani perkara percobaan pembunuhan berencana tersebut harus berdasarkan pada asas koordinasi horizontal, mulai Penyidik Kepolisian dalam membuat Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan SPDP untuk Penuntut Umum yang dipegang oleh Kejaksaan sebagai pengawas yang mengikuti perkembangan penyidikan, sampai pada tahap penyerahan berkas tindak pidana percobaan pembunuhan berencana tersebut diserahkan kepada Penuntut Umum. Pada tahap pembuatan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan SPDP untuk Penuntut Umum sampai pada tahap penyerahan berkas perkara percobaan pembunuhan berencana tersebut kepada Penuntut Umum, dimungkinkan adanya hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang terjadi. Hambatan-hambatan tersebut di antaranya berkas perkara dari Penyidik Kepolisian yang diserahkan kepada Penuntut Umum belum lengkap atau dalam bahasa Kejaksaan dikenal dengan istilah P-18. Sehingga membuat proses penyelesaian perkara percobaan pembunuhan berencana tersebut menjadi lama. Untuk memberikan solusi terhadap berkas perkara dari Penyidik Kepolisian yang belum lengkap tersebut, maka Penuntut Umum memberikan petunjuk kepada Penyidik Kepolisian untuk melengkapi berkas perkara yang belum lengkap tersebut. Dalam bahasa Kejaksaan Dikenal dengan istilah P-19. 41

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Asas Koordinasi Horizontal Antara Kepolisian Resort Boyolali Dengan Kejaksaan Negeri Boyolali Dalam Menangani Tindak Pidana Percobaan Pembunuhan Berencana Studi Kasus No. Reg. Perkara: PDM - 100 BYL Ep.1 09 2005 1. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka dapat dikemukakan hasil penelitian sebagai berikut:

a. Kasus Posisi

Pada hari Selasa, 16 Agustus 2005 sekitar pukul 20.00 WIB, bertempat di Perumahan Bumi Singkil Indah, Boyolali, terdakwa ADI IRAWAN, umur 17 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta atau buruh, jenis kelamin laki-laki, kewarganegaraan Indonesia, alamat Dk. Tulusari RT 11RW II Kelurahan Karangweru, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, yaitu korban yang bernama SUBANDI BOWO RAHARJO, S.H., niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan dan tidak selesainya pelaksanaan itu bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1 Pada awalnya antara terdakwa dengan korban SUBANDI BOWO RAHARJO, S.H., sudah saling kenal yaitu berawal ketika terdakwa menunggu kendaraan umum di tepi jalan depan terminal Bangak, hendak bepergian ke Kartosuro secara kebetulan bertemu Korban SUBANDI BOWO RAHARJO, S.H., yang akan pergi ke Solo yang saat itu mengendarai mobil Kijang lalu menawarkan tumpangan kepada terdakwa dan memberi nomor HP kepada terdakwa serta Korban SUBANDI BOWO RAHARJO, S.H., mengatakan kepada terdakwa kapan-kapan akan memberi pekerjaan kepada terdakwa, sehingga terdakwa sering menelepon korban SUBANDI BOWO RAHARJO,S.H.

Dokumen yang terkait

DISKRESI KEPOLISIAN DALAM MENANGANI ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA DISKRESI KEPOLISIAN DALAM MENANGANI ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA.

1 3 11

KOORDINASI KEJAKSAAN DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI KOORDINASI KEJAKSAAN DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI.

0 6 11

SKRIPSI Peran Kejaksaan Dalam Tahap Penuntutan Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Boyolali dan Kejaksaan Negeri Surakarta).

0 2 13

PENDAHULUAN Peran Kejaksaan Dalam Tahap Penuntutan Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Boyolali dan Kejaksaan Negeri Surakarta).

0 5 11

PERAN KEJAKSAAN DALAM TAHAP PENUNTUTAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA Peran Kejaksaan Dalam Tahap Penuntutan Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Boyolali dan Kejaksaan Negeri Surakarta).

0 2 19

UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Di Wilayah Hukum Polres Boyolali.

1 1 11

UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Di Wilayah Hukum Polres Boyolali.

0 0 28

KOORDINASI ANTARA KEJAKSAAN RI DAN KEPOLISIAN RI DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI PADANG).

0 2 10

ANALISIS PERBANDINGAN PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BOYOLALI DENGAN PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI SEMARANG DALAM MENANGANI KASUS KORUPSI DANA PURNA BAKTI DPRD BOYOLALI PERIODE 1999-2004.

0 0 7

UPAYA KEPOLISIAN RESORT KEBUMEN DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN TANPA IZIN (KAJIAN DARI ASPEK ETIOLOGI KRIMINAL)

0 0 11