Lokasi Penelitian Subyek Penelitian Teknik Sampling Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional Murti, 2007.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah data rekam medis pasien nekrosis pulpa dengan riwayat diabetes mellitus yang berkunjung di poliklinik gigi dan mulut RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2009.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan populasi Sugiyono, 2005. Dalam penelitian ini sampel diambil dari pasien nekrosis pulpa dengan riwayat diabetes mellitus.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti meliputi data pasien dengan diagnosis nekrosis pulpa yang memiliki riwayat diabetes mellitus pada tahun 2009.

F. Definisi Operasional

1. Nekrosis Pulpa

Nekrosis pulpa didefinisikan sebagai perubahan morfologis yang menunjukkan kematian sel dan disebabkan oleh kerja degradatif enzim progresif Dorland, 1998. Pada pemeriksaan klinis didapatkan karies profunda dengan pulpa yang terbuka dan dengan tes vitalitas pulpa yang menggunakan chlor etil, gigi tidak merespon. 2. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah Gustaviani,2006. Diagnosis klinis DM pada umumnya yaitu bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mgdl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mgdl juga digunakan untuk patokan diagnosis DM. Untuk kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali pemeriksaan saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan sekali lagi angka pemeriksaan yang abnormal baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mgdl, kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mgdl pada hari yang lain,atau dari hasil tes toleransi glukosa oral TTGO didapatkan kadar glukosa darah paska pembebanan ≥ 200 mgdl.

G. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Diabetes mellitus Yang Dirawat Inap Di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008.

1 40 117

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 7 16

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INSULIN INJEKSI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Evaluasi Cara Penggunaan Insulin Injeksi Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

PENDAHULUAN Evaluasi Cara Penggunaan Insulin Injeksi Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA pH URIN DAN NEFROLITHIASIS PADA PASIEN DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS DI RSUD Hubungan Antara pH Urin Dan Nefrolithiasis Pada Pasien Dengan Riwayat Diabetes Melitus Di RSUD Dr. Moewardi.

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA pH URIN DAN NEFROLITHIASIS PADA PASIEN DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS DI RSUD Dr.MOEWARDI Hubungan Antara pH Urin Dan Nefrolithiasis Pada Pasien Dengan Riwayat Diabetes Melitus Di RSUD Dr. Moewardi.

0 0 13

PERBANDINGAN VOLUME PROSTAT ANTARA PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA DENGAN DIABETES MELLITUS DAN TANPA DIABETES MELLITUS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 11

PERBEDAAN SENSITIVITAS METRONIDAZOL DAN MEROPENEM TERHADAP BAKTERI ANAEROB PREVOTELLA MELANINOGENICA PADA PASIEN NEKROSIS PULPA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2015.

0 0 11

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NEKROSIS PULPA DENGAN ABSES APIKALIS KRONIS ANTARA PASIEN HIPERTENSI DAN NORMOTENSI DI RSUD DR. MOEWARDI.

0 2 11

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NEKROSIS PULPA DENGAN ABSES APIKALIS KRONIS ANTARA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DAN NON DIABETES MELLITUS DI RSUD DR. MOEWARDI.

0 2 11