Sejarah Lahirnya Pancasila BAB I SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri.

D. Sejarah Lahirnya Pancasila

BPUPKI yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat mulai melakukan perumusan Dasar Negara Indonesia pada sidang pertamanya yaitu pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 pada proses perumusan dasar negara inilah sejarah atau asal-usul Pancasila bermula. Dalam persidangan itu 3 tokoh besar negara yaitu Muhammad Yamin, Prof. Soepomo dan Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara yang akan digunakan Indonesia pasca kemerdekaan. Muhammad Yamin yang mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia yang secara singkat terdiri dari 5 azas dasar negara kebangsaan Indonesia yang antara lain : 1 Perikebangsaan 2 Perikemanusiaan 3 Periketuhanan 9 4 Perikerakyatan 5 Kesejahteraan Rakyat Ke-5 azas dasar negara kebangsaan Indonesia tersebut disampaikan M. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945. Setelah M. Yamin, pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Soepomo pun menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia dimana gagasan tersebut terdiri dari 5 point pula, yaitu : 1 Persatuan 2 Kekeluargaan 3 Keseimbangan lahir dan batin 4 Masyarakat 5 Keadilan rakyat Pada hari terakhir persidangan yaitu tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan dasar negaranya yang disebutnya dengan istilah Pancasila.gagasan Ir. Soekarno ini langsung diterima oleh sebagian besar anggota persidangan BPUPKI kala itu, sehingga pada tanggal tersebut kita sering memperingati hari lahirnya Pancasila. Gagasan Ir. Soekarno tentang Pancasila-nya ini terdiri 5 azas yaitu : 1 Kebangsaan Indonesia 2 Internasionalisme 3 Mufakat atau demokrasi 4 Kesejahteraan sosial 10 5 Ketuhanan Yang Maha Esa Pancasila ala Soekarno masih memiliki gaya bahasa yang terlalu kasar sehingga perlu diperhalus agar lebih baik lagi. Oleh karena itu, dibentuklah panitia berjumlah 9 orang yang bertugas merangkum semua gagasan dasar negara Indonesia dengan dijiwai oleh gagasan Soekarno. Hasil kerja panitia tersebut dikenal dengan nama Piagam Jakarta Jakarta Charter . Piagam ini disampaikan pada 22 Juni 1945 dan berbunyi persis sama dengan sila-sila Pancasila yang kita kenal sekarang. Hanya saja ada beberapa bagian yang sengaja diganti untuk lebih menyempurnakannya. Bagian yang diganti adalah sila pertama yang awalnya berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Namun, Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno saat itu, cukup berbeda dengan Pancasila yang kita kenal saat ini. Perbedaan itu, terutama dalam hal susunan redaksi, sistematika, atau urutan sila-silanya. Naskah resmi Pancasila yang kita kenal pada saat ini, yaitu : 1 Ketuhanan Yang Maha Esa 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab 3 Persatuan Indonesia 4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Naskah resmi Pancasila ini baru disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah Indonesia merdeka melalui rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan 11 Indonesia PPKI, bersamaan dengan disahkannya UUD 1945 sebagai undang- undang dasar negara. BAB II SEJARAH PENITIA SEMBILAN DAN PERUMUSAN PIAGAM JAKARTA A. Sejarah Panitia Sembilan Dan Hasil Perumusan Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni adalah hari yang bersejarah. Piagam Jakarta ditandatangani. Inti dari Piagam Jakarta adalah pelaksanaan syariah Islam bagi kaum Muslimin sebagai ganti republik ini belum menjadikan Islam sebagai Dasar Negara. Tetapi, setelah itu kenyataan berbicara lain. Tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan hari gembira bagi bangsa Indonesia karena diproklamirkannya kemerdekaan, namun sehari setelah proklamasi, 18 agustus 1945, adalah hari kelam bagi Umat Islam Indonesia. Pada hari itu kesepakatan antara umat Islam dengan kelompok nasionalis dan Non-Muslim dikhianati. 12 Tujuh kata yang menjamin penegakan syariat Islam di Indonesia dihapus. “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya” berganti menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Dengan penghapusan ini, pembukaan konstitusi yang tadinya disebut sebagai Piagam Jakarta pun berubah drastis. Sebelumnya, para wakil kelompok Islam yang menjadi anggota Dokuritsu Zyumbi Tyioosaki atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI berusaha keras menjadikan Islam sebagai Dasar Negara. Perdebatan alot terjadi sehingga lahirlah kompromi berupa Piagam Jakarta. Islam tidak menjadi dasar Negara, namun kewajiban bagi para pemeluknya diatur dalam kontitusi. BPUPKI kemudiaan menetapkan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Naskah tersebut di tetapkan sebagai Mukaddimah UUD. Pada tanggal 7 Agustus BPUPKI berubah menjadi PPKI Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang di ketuai oleh Soekarno. Piagam Jakarta bertahan sebagai Mukaddimah UUD hingga 17 Agustus 1945, karena selang sehari kemudian dipersoalkan oleh golongan Kristen, yang selanjutnya dibantu para pengkhianat. Padahal A.A Maramis yang menjadi wakil Kristen di PPKI sudah setuju dengan piagam tersebut dan ikut menandatangani.

B. Rekayasa Politik