6
C. Pendugaan Nilai Most Probable Producing Ability MPPA
Perhitungan MPPA dapat dilakukan berdasarkan pendekatan Warwick 1983 dengan rumus:
Keterangan: P
: rataan produksi susu populasi P
x
: rataan produksi susu individu n
: jumlah catatan produksi r
: ripitabilitas
3. Analisis Data Hubungan MPPA dengan Performa Reproduksi
Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA General Linier Model, regresi dan korelasi, kemudian data yang berbeda nyata diuji lanjut dengan uji Tukey Steel
dan Torrie 1997. Analisis data menggunakan Minitab 14.
HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Genetik Produksi Susu
Parameter genetik yang diamati adalah heritabilitas h
2
dan ripitabilitas r. Heritabilitas didasarkan pada metode korelasi saudara tiri sebapak
paternal halfsib correlation, sedangkan ripitabilitas dihitung berdasarkan analisis sidik ragam
klasifikasi satu arah. Kedua parameter genetik ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai MPPA dan
Probable Breeding Value PBV dari masing-masing ternak. Nilai heritabilitas yang didapat yaitu 0.4 dan dan ripitabilitasnya 0.84
.
Ripitabilitas Nilai ripitabilitas produksi susu di BBPTU Baturraden tergolong tinggi yaitu
0.84. Nilai tersebut sesuai dengan pernyataan Pallawaruka 1999 yaitu ripitabilitas tergolong ke dalam kategori tinggi jika nilainya lebih besar dari 0.4. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa adanya hubungan genetik yang tinggi antara produksi susu pertama dengan produksi susu berikutnya, pada setiap individu.
Heritabilitas
Nilai heritabilitas dari penelitian ini adalah 0.4. Menurut Noor 2010 nilai heritabilitas kisaran 0.2-0.4 tergolong sedang. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
pewarisan sifat produksi susu pada keturunannya tergolong sedang. Pendugaan Nilai MPPA
Most Probable Producing Ability MPPA merupakan suatu taksiran yang mendekati kemampuan produksi secara riil dari seekor ternak betina yang dinyatakan
sebagai simpangan terhadap rata-rata kelompok. Daya produksi susu yang diketahui dari
perhitungan MPPA merupakan pendugaan produksi susu pada laktasi berikutnya. MPPA = P
+ nr P
x
-P 1 + n-1r
7 Ternak yang memiliki daya produksi yang tinggi akan mempunyai peringkat MPPA
yang tinggi dibandingkan dengan rataan populasi. Besarnya nilai MPPA produksi susu diduga karena tingginya rata-rata produksi
susu populasi dan nilai ripitabilitas. Semakin tinggi produksi susu individu dan populasi serta nilai ripitabilitas maka semakin tinggi nilai MPPA yang diperoleh. Individu
dengan nilai MPPA produksi susu yang tinggi diprediksi akan menghasilkan keturunan dengan produksi susu yang tinggi pula Warwick
et al. 1990. Hasil penghitungan
MPPA dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rataan MPPA Produksi Susu Sapi Berdasarkan
Grade No
Grade MPP
a
Rataan MPPA kg
b
Jumlah Sapiekor Persentase
1 2
3
4 A
B C
D 6 611.2+428.6
a
5 533.1+306.1
b
4 650.4+251.5
c
3 529.5+291.3
d
51 92
59 11
23.94 43.19
27.70
5.16
a
A: 6000 kglaktasi; B: 5000-6000 kglaktasi; C: 4000 – 5000 kglaktasi dan D : 4000 kglaktasi,
MPPA: Most Probable Producing Ability.
b
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan berbeda nyata P0.05.
Pada Tabel 2, sapi dengan grade A, B, C dan D memiliki produksi susu
perlaktasi masing-masing 6 611.2 + 428.6 kg 23.94, 5 533.1 + 306.1 kg 43.19, 4 650.4 + 251.5 kg 27.70 dan 3 529.5 + 291.3 kg 5.16. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ada sekitar 32.86 sapi memiliki produksi susu di bawah standar. Pada tabel 2 juga menunjukkan antar
grade memiliki perbedaan yang nyata P0.05. Sapi dengan
grade A merupakan sapi yang dapat dijadikan indukan yang baik untuk dipertahankan, supaya bisa melahirkan keturunan yang memiliki produksi susu dengan
grade A juga. Pendugaan Nilai
Probable Breeding Value PBV
Dugaan nilai pemuliaan atau Probable Breeding Value PBV merupakan salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu genetik ternak dalam menghasilkan susu. Nilai PBV dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rataan PBV Produksi Susu Sapi Berdasarkan Grade
No Grade
MPPA
a
Rataan PBV kg
b
Persentase PBV di atas
rata-rata PBV di bawah
rata-rata 1
2 3
4 A
B C
D 6 016.3+203.3
a
5 504.9+145.2
b
5 086.2+119.3
c
4 554.5+138.2
d
23.94 43.19
27.70
5.16 Grade A dan
B 48
Grade C dan D 52
a
A: 6611.2kglaktasi, B: 5533.1 kglaktasi, C: 4650.4 kglaktasi dan D: 3529.5 kglaktasi, MPPA: Most
Probable Producing Ability.
b
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan berbeda nyata P0.05, PBV:
Probable Breeding Value.
Sapi FH dengan nilai pemuliaan grade A diharapkan dapat mewariskan gen
kepada keturunannya, sehingga keturunannya memiliki kemampuan produksi yang baik pula. Nilai pendugaan PBV dapat digunakan untuk melakukan seleksi terhadap induk
yang akan menghasilkan bibit untuk replacement stock. Umumnya ternak yang
digunakan sebagai bibit adalah 10 terbaik dari seluruh betina yang diseleksi.