Gambar 4. Pengujian furrower yang ditarik oleh walking type cultivator
Pengujian Kinerja Alat Percobaan dilakukan dengan memasangkan furrower pada Walking type
cultivator Yanmar 5 HP Pada penelitian ini terdapat 3 perlakuan yaitu: 1.
Penyiangan dengan furrower tanpa pisau 2.
Penyiangan dengan furrower dengan pisau 3.
Kontrol Petak yang tidak disiangi dengan furrower Pengujian kinerja dan pengaruh furrower pada tanaman padi meliputi
a. Efisiensi penyiangan gulma
Perhitungan efisiensi penyiangan diawali dengan menghitung jumlah gulma awal yang tumbuh menggunakan kuadran gulma sebelum dilakukan
penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan, jumlah gulma akhir yang masih tersisa di lahan dihitung kembali. Petakan yang dijadikan sampel berjumlah 15 buah
untuk masing-masing perlakuan. Efisiensi penyiangan dihitung dengan persamaan
Keterangan: Ef
pny
: efisiensi penyiangan n
awal
: penutupan gulma awal n
akhir
: penutupan gulma akhir
b. Efisiensi pemutusan akar tanaman padi
Petakan yang digunakan sebagai sampel pada perhitungan ini adalah petakan yang digunakan pada perhitungan penyiangan gulma. Perhitungan dilakukan
dengan membandingkan jumlah akar yang terputus dengan jumlah akar keseluruhan dari setiap rumpun padi dengan jumlah sampel sebanyak 15 rumpun.
Nilai efisiensinya dinyatakan dalam . Berikut adalah rumus yang bisa dipakai untuk menentukan efisiensi pemutusan akar padi.
Keterangan Ef
pmt
= efisiensi pemutusan akar padi n
putus
= jumlah akar yang terputus n
tidak putus
= jumlah akar yang tidak terputus
c. Bulk density dan porositas tanah
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus
akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah
mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gcm
3
, sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1-0,9 gcm
3
Hardjowigeno 2003. Pengukuran bulk density dilakukan di laboratorium tanah Teknik Mesin
Biosistem IPB dengan jumlah sampel tanah 5 buah dari masing-masing perlakuan. Perlakuan yang dilakukan adalah penyiangan dengan furrower tanpa pisau dan
penyiangan dengan furrower berpisau. Pengambilan sampel tanah diambil menggunakan ring sampel bervolume 98.13 cm
3
. Sedangkan porositas tanah dapat dihitung dengan persamaan berikut
n = 1-BDGs x 100 n
= porositas BD = bulk density gcm
3
Gs = particle density gcm
3
Menurut Madjid 2010 kebanyakan tanamh mineral particle density-nya rata- rata sekitar 2,1 gcm
3
d. Tahanan penetrasi tanah