Pengaruh Metode Eksperimen Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Rotasi Benda Tegar

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERORIENTASI
PENILAIAN KINERJA TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS PADA KONSEP ROTASI BENDA TEGAR

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
MAZRO’ATUL ULUM
1111016300009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

ABSTRAK


MAZRO’ATUL ULUM, NIM. (1111016300009). Pengaruh Metode
Eksperimen Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses
Sains Siswa Pada Konsep Rotasi Benda Tegar. Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2016.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh metode eksperimen
berorientasi penilaian kinerja terhadap keterampilan proses sains siswa pada
konsep rotasi benda tegar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di
SMA Negeri 1 Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi eksperiment dengan desain pretest-posttest group design. Subjek penelitian
adalah kelas XI MIA 5 yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan
instrumen nontes berupa rubrik penilaian kinerja. Data hasil instrumen tes
dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis
secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase yang kemudian
dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
uji Mann-Whitney terhadap data posttest, nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000,
sedangkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 atau Sig.(2-tailed) < 0,05. Artinya,
metode eksperimen berorientasi penilaian kinerja terbukti berpengaruh terhadap

keterampilan proses sains siswa. Rata-rata keterampilan proses sains setelah
penggunaan metode eksperimen berorientasi penilaian kinerja (posttest) lebih
tinggi dari rata-rata keterampilan proses sains sebelum penggunaan metode
eksperimen berorientasi penilaian kinerja (pretest). Hasil observasi keterampilan
proses sains menggunakan rubrik penilaian kinerja menunjukkan persentase ratarata sebesar 77,65 % yang termasuk dalam kategori baik.
Kata Kunci : Eksperimen, Penilaian Kinerja, Keterampilan Proses Sains, Rotasi
Benda Tegar.

ABSTRACT

MAZRO’ATUL ULUM, NIM. (1111016300009). The Effect of Experiment
Methode Oriented in Performance Assessment Toward Science Skill Process
Students on the Rigid Body Rotation Concept. Skripsi of Physics Education
Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching,
State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
This research aims to prove the effect of experiment methode oriented in
performance assessment toward science skill process students on the rigid body
rotation concept. The research was conducted in February 2016 at SMA Negeri 1
Tangerang Selatan. The research method was done by using an quasi experiment
with pretest-posttest group design. Sample for this research are 32 students of XI

MIA 5. The instrument in this research is test instrument like objectives test in
multiple choice form and nontest instrument using performance assessment
rubric. The result of the test instruments data were analyzed in qualitative, while
the result of nontest instruments data were analyzed in quantitative, produce data
in the percentage form. According to hypothesis test’s result using Mann Whitney
test on posttest data, the value of Sig.(2-tailed) amount is 0.000, while the level of
significance is 0.05 or sig.(2-tailed) < 0.05. Which means that this experiment
method oriented in performance assessment has significant effect towards science
skill process is more high after the experiment than before an experiment.
Observation’s result of science skill process using performance assessment rubric
shows an average percentasee of 77,65% which is included in high category.
Keywords : Experiment, Performance Assessment, Science Skill Process, Rigid
Body Rotation.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta nikmat yang tidak pernah putus untuk
hamba-hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya yang

senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen
Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Pada Konsep Rotasi Benda Tegar”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan waktu, arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan waktu, arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
6. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku dosen penguji I yang telah memberikan

waktu, arahan dan bimbingan kepada penulis selama perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Harian Pohan, M.Si., selaku dosen penguji II yang telah memberikan
waktu, arahan dan bimbingan kepada penulis selama perbaikan skripsi ini.
8. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang
vi

telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
9. Bapak Drs. H. Sujana M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
10. Bapak Muhammad Haris, S.Pd. selaku guru mata pelajaran fisika kelas XI
MIA 5 yang telah membimbing penulis selama penelitian berlangsung.
11. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Tangerang
Selatan yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.
12. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Abdul Qodir (Alm)
meskipun raga Ayah sudah tidak ada namun kasih dan sayang yang selalu
ayah berikan masih penulis rasakan sampai saat ini, terima kasih karena
selama ini telah menjadi sosok inspirasi yang selalu mengajarkan penulis
untuk terus berusaha dan berusaha lagi untuk meraih cita-cita. Dan teruntuk

ibunda tercinta Sawit, terima kasih karena telah menjadi seorang ibu yang
berhati mulia dan senantiasa mendoakan penulis sehingga Allah memudahkan
dan memberikan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini. Tak lupa teruntuk kakak tercinta Ainun Najib dan adik tercinta Choirul
Umam yang selalu mengingatkan dikala lengah dan menemani dikala letih.
13. Para sahabat tercinta (Fahra, Shinta, Mila, Dimas dan Desi), teman kosan dan
kak laeli zulfiatin yang telah memberikan saran, dukungan dan doa serta selalu
setia mendengar curhatan hati penulis.
14. Teman-teman keluarga fisika 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
semoga kita tetap menjadi keluarga sampai kapan pun.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, secara terbuka penulis menerima kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,
semoga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

vii


Jakarta, Juni 2016

Penulis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN ..............................................................................


1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................

5

C. Pembatasan Masalah ......................................................................

5

D. Rumusan Masalah ..........................................................................

5

E. Tujuan Penelitian ...........................................................................


6

F. Manfaat Penelitian .........................................................................

6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ....................................................................................

7

A. Kajian Teoritis ...............................................................................

7

1. Keterampilan Proses Sains .......................................................

7


a. Definisi Keterampilan Proses Sains ...................................

7

b. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains ...........

8

c. Indikator Keterampilan Proses Sains..................................

8

d. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains .......... 11
e. Peranan Keterampilan Proses Sains ................................... 13
2. Metode Eksperimen ................................................................. 14
a. Pengertian Metode Eksperimen ........................................ 14
b. Karakteristik Metode Eksperimen .................................... 14
c. Jenis-Jenis Metode Eksperimen ......................................... 14
d. Tujuan Metode Eksperimen ............................................... 16
ix


e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen .............. 17
3. Penilaian Kinerja ..................................................................... 18
a. Definisi Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ..... 18
b. Instrumen Penilaian Kinerja .............................................. 21
c. Tugas-Tugas Penilaian Kinerja ......................................... 25
d. Kekuatan dan Keterbatasan Penilaian Kinerja .................. 26
4. Kajian Materi Konsep Rotasi Benda Tegar ............................ 26
a. Peta Konsep Rotasi Benda Tegar ....................................... 26
b. Materi Konsep Rotasi Benda Tegar .................................. 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 37
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 44
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 44
B. Metode Penelitian........................................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45
E. Instumen Penelitian ........................................................................ 48
1. Instrumen Tes .......................................................................... 46
2. Instrumen Nontes .................................................................... 47
F. Kalibrasi Instrumen ........................................................................ 48
1.

Kalibrasi Instrumen Tes ......................................................... 48
a. Uji Validitas ...................................................................... 48
b. Uji Reliabilitas .................................................................. 49
c. Uji Taraf Kesukaran .......................................................... 50
d. Uji Daya Pembeda ............................................................. 51

2.

Kalibrasi Instrumen Nontes .................................................... 53

G. Teknik Analisi Data ....................................................................... 54
1.

Analisis Tes Keterampilan Proses Sains ................................ 54
a.

Analisis Tes Keterampilan Proses Sains ......................... 54
1) Uji Normalitas ......................................................... 54

x

2) Uji Homogenitas ...................................................... 55
b.
2.

Pengujian Hipotesis ........................................................ 55

Analisis Observasi KPS Menggunakan Penilaian Kinerja ..... 56

H. Hipotesis Statistik .......................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 58
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 58
1. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest .......................... 58
a. Data Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains
............................................................................................ 58
b. Keterampilan Proses Sains (KPS) ...................................... 59
2. Hasil Uji Prasarat Analisis ....................................................... 61
3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 61
B. Pembahasan ................................................................................... 62

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 68
A. Kesimpulan .................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Perangkat Pemberian Nilai bagi Penilaian Kinerja ...................... 23

Gambar 2.2

Peta Konsep Rotasi Benda Tegar ................................................. 27

Gambar 2.3

Gambar Momen Gaya ................................................................. 27

Gambar 2.4

Kesetimbangan Statis Partikel ..................................................... 30

Gambar 2.5

Berat Benda w ............................................................................. 31

Gambar 2.6

Titik Berat Z Pada Segitiga ABC ................................................ 32

Gambar 2.7

Pemotongan Benda Pada Garis AA’ ........................................... 33

Gambar 2.8

Penggabungan Segitiga ............................................................... 34

Gambar 2.9

Penggabungan Segitigadi Milimeter Block ................................ 34

Gambar 2.10 Bangun Datar Dua Benda Berbentuk Huruf L ............................ 35
Gambar 2.11 Bangun Datar Dua Benda Berbentuk Persegi Panjang ................ 35
Gambar 2.12 Bangun Datar Dua Benda Silinder Taung dan Kerucut ............... 36
Gambar 2.13 Macam-Macam Kesetimbangan Benda ...................................... 37
Gambar 2.14 Kerangka Berpikir ........................................................................ 43
Gambar 4.1

Diagram Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Pada Saat
Pretest dan Posttest...................................................................... 60

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya................................. 10

Tabel 2.2

Karakteristik Khusus Pokok Uji Keterampilan Proses Sains......... 12

Tabel 2.3

Contoh Penilaian Kinerja dalam Bentuk Daftar Cek ..................... 21

Tabel 2.4

Contoh Skala Penilaian .................................................................. 22

Tabel 2.5

Contoh Kriteria Penilaian dalam Rubrik Holistik .......................... 24

Tabel 2.6

Contoh Kriteria Penilaian dan Rubrik Analitik ............................. 24

Tabel 2.7

Kesetimbangan Sistem Partikel ..................................................... 30

Tabel 2.8

Titik Berat Segitiga ....................................................................... 34

Tabel 3.1

Desain Penelitian............................................................................ 44

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..................... 46

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Aspek Keterampilan Proses Sains .................................. 47

Tabel 3.4

Klasifikasi Validitas Butir Soal...................................................... 49

Tabel 3.5

Uji Validitas Instrumen Tes ........................................................... 49

Tabel 3.6

Kategori Reliabilitas ...................................................................... 50

Tabel 3.7

Indeks Kesukaran ........................................................................... 51

Tabel 3.8

Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .................................... 51

Tabel 3.9

Interpretasi Daya Pembeda ........................................................... 52

Tabel 3.10

Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ....................................... 52

Tabel 3.11

Lembar Judgement Ahli ................................................................ 53

Tabel 3.12

Tafsiran Harga Persentase Penilaian Kinerja ................................. 56

Tabel 4.1

Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Pada Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen .......................................................................... 58

Tabel 4.2

Persentase Observasi KPS Siswa Tiap Aspek ............................... 60

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 61

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ..................................................... 62

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran ........................................................... 73
1. Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 74
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................ 117

Lampiran B Instrumen Penelitian .................................................................. 138
3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kinerja ....................................... 139
4. Rubrik Penilaian Kinerja Untuk Mengukur Keterampilan Proses
Sains ........................................................................................... 140
5. Kisi-kisi Instrumen Tes KPS Konsep Rotasi Benda Tegar ......... 146
6. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................................. 148
7. Instrumen Tes Setelah Uji Coba ................................................. 182
8. Lembar Validasi Instrumen Penilaian Kinerja ............................ 205

Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .................................................... 228
9.

Hasil Observasi Menggunakan Penilaian Kinerja..................... 229

10. Hasil Pretest Kelas XI MIA 5 ................................................... 237
11. Hasil Posttest XI MIA 5 ............................................................ 238
12. Analisi Hasil Uji Coba Instrumen Tes KPS .............................. 239
13. Hasil Validasi Instrumen Penilaian Kinerja .............................. 241

Lampiran D Surat-surat Penelitian............................................................... 242
14. Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 243
15. Lembar Uji Referensi ................................................................ 244

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu sains yang pengetahuannya
disusun berdasarkan fakta, fenomena-fenomena alam, hasil pemikiran dan hasil
eksperimen yang dilakukan para ahli.1 Tujuan fisika pada dasarnya adalah untuk
mempelajari dan menganalisis gejala atau proses alam. Hal ini sejalan dengan
hakikat fisika sebagai bagian dari sains, yaitu produk dan proses.2 Hakikat fisika
sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil proses yang berupa pengetahuan
yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah, sedangkan hakikat fisika
sebagai proses merupakan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan
pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru.3 Produk
dan proses ini memiliki tingkat essensial yang setara, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaiannya.
Pembelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 adalah
pembelajaran berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran.
Proses pembelajaran fisika lebih menekankan pada keaktifan siswa dan pemberian
pengalaman secara langsung. Keaktifan siswa berkaitan dengan keterampilan
dasar yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran fisika. Keterampilan dasar
yang dimaksud yaitu keterampilan proses sains.
Keterampilan proses sains merupakan langkah-langkah yang sistematis
yang dilakukan pada proses pembelajaran untuk memecahkan permasalahan agar
menghasilkan produk sains.4 Keterampilan proses sains ini terdiri atas sejumlah
aspek yang satu sama lain saling berhubungan. Aspek yang dimaksud adalah
1

Erica Dian Risanti, Penerapan Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 1 Krian Pada
Materi Perpindahan Kalor, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 04, 2015, h. 18.
2
Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2005), h. 103.
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 137.
4
Attri Fersanti, Pengembangan Performance Assessment untuk mengukur keterampilan
Proses dalam Menggunakan Alat Ukur Panjang pada Siswa X-MIA Di SMA Negeri 5 Purworejo
Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Radiasi, Vol. 5, 2014, h. 7.

1

2

mengamati,

mengelompokkan,

menafsirkan,

meramalkan,

mengajukan

pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan/eksperimentasi, menggunakan
alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan

melaksanakan

percobaan. Pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu tentang sains secara nyata
bukan hanya sekedar membicarakannya.
Namun fakta di lapangan, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
di SMA Negeri 1 Tangerang Selatan didapatkan bahwa pembelajaran fisika di
sekolah didominasi dengan penggunaan metode ceramah. Metode ceramah ini
cenderung bersifat teacher centered daripada student centered, sehingga
pembelajaran hanya berupa proses pemindahan pengetahuan dari guru ke siswa.
Dalam proses pembelajaran tidak didasarkan pada pengalaman siswa untuk
mengkonstruki

pengetahuan yang dimiliki sehingga menyebabkan rendahnya

keterampilan proses sains (KPS) siswa. Hal ini sejalan dengan ungkapan Zulaeha
dalam penelitiannya bahwa pengembangan keterampilan proses sains tidak dapat
diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. 5 Selain itu, dalam melakukan
pembelajaran guru jarang atau bahkan tidak pernah melakukan kegiatan
eksperimen selama satu semester. Dari hal ini, terlihat bahwa pembelajaran fisika
masih belum mengintegrasikan salah satu hakikat fisika itu sendiri, yaitu fisika
sebagai proses melalui keterampilan proses sains.
Keterampilan proses sains (KPS) siswa dalam fisika dapat dikembangkan
melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika
kegiatannya sedang berlangsung.

6

Hal ini dikarenakan dengan pengalaman

langsung, siswa dapat melakukan sendiri dan lebih menghayati proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh ingatan jangka panjang dan juga
dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Hal ini sangat selaras dengan sebuah
pepatah cina kuno yang mengungkapkan “I hear and I forget, I see and I

5

Zulaeha, Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri Balaesang, Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako, Vol. 2, 2014, h. 1-2.
6
Rustaman, h. 103.

3

remember, I do and I understand”7atau artinya saya mendengar dan saya lupa,
saya melihat dan saya ingat, saya melakukan dan saya mengerti.
Salah satu metode yang dianggap cocok untuk mengembangkan
keterampilan proses sains yaitu metode pembelajaran aktif. Metode belajar aktif
yang dimaksud adalah melalui kegiatan eksperimen. Hal ini didukung oleh
ungkapan Widayanto dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa semakin
tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan eksperimen maka semakin tinggi
pencapaian pemahaman dan keterampilan proses sains siswa.8
Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa baik secara perorangan maupun kelompok, untuk
melakukan suatu proses atau eksperiman dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajarinya. 9 Dengan melakukan eksperimen, siswa akan
menjadi lebih yakin atas kebenaran atau kesimpulan dari percobaan yang
dilakukannya daripada hanya menerima dari guru atau buku, memperkaya
pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah dan hasil yang bertahan lebih lama
dalam ingatan siswa. Selain itu, metode eksperimen memberikan pengalaman
langsung kepada siswa sehingga siswa dapat melatih keterampilan proses yang
dimilikinya. Keterampilan proses sains selama kegiatan eksperimen juga perlu
diniai agar sesuai dengan hakikat sains yang mengungkapkan bahwa proses
pembelajaran maupun penilaian memiliki tingkat esensial yang sama.
Salah satu jenis penilaian yang sesuai digunakan selama eksperimen
adalah penilaian kinerja (performance assessment ). Hal ini sejalan dengan
ungkapan Lesmono dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa metode
eksperimen sesuai dengan performance assessment dan keduanya diperlukan
dalam proses pembelajaran.

10

Penilaian kinerja (performance assessment)

merupakan suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan
dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai
7

Ibid., h. 89.
Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa kelas X
Melalui Kit Optik, Jurnal Guruan Fisika Indonesia, 5, 2009, h.7.
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 220.
10
Albertus D Lesmono, Pengembangan Instrumen Performance Assessment Praktikum
Pada Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1 No. 1, 2012, h. 88.
8

4

kriteria yang diinginkan. 11 Melalui penilaian kinerja siswa diberi kesempatan
untuk mendemonstrasikan pengetahuan, kemampuan maupun keterampilan yang
dimiliknya, seperti merancang eksperimen dan mengaplikasikan informasi yang
diterima siswa. Selain itu, guru juga dapat menilai secara langsung kinerja siswa
pada saat melakukan kegiatan pembelajaran. Pemaparan di atas menjelaskan
kecocokan penilaian kinerja untuk mengukur keterampilan proses sains
dikarenakan keterampilan-keterampilan tersebut sering muncul dalam kegiatan
eksperimen.
Metode eksperimen berorientasi penilaian kinerja ini tepat diterapkan pada
konsep konsep rotasi benda tegar. Konsep ini dipilih karena banyaknya materi
yang dapat divisualisasikan dalam kegiatan eksperimen sehingga siswa dapat
menunjukkan keterampilan proses yang mereka miliki. Eksperimen ini seperti
mengamati sebuah kelereng berbeda ukuran yang dijatuhkan dari bidang miring,
membuat hipotesis mengenai dinamika rotasi, merencanakan percobaan titik
berat, melaksanakan percobaan kesetimbangan benda, mengkomunikasikan grafik
hubungan antara panjang poros dengan kecepatan sudut, menggunakan konsep
titik berat untuk menghitung titik berat benda dua dimensi dan menyimpulkan
hasil percobaan titik berat. Selama kegiatan eksperimen yang didalamnya terdapat
aspek KPS seperti mengamati, berhipotesis, merencanakan percobaann,
melaksanakan percobaan/eksperimentasi, berkomunikasi, menerapkan konsep dan
menafsirkan data/interpretasi tersebut dapat dilakukan penilaian dengan
menggunakan rubrik penilaian kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul gagasan dari peneliti untuk
melakukan

penelitian

yang

berjudul

“Pengaruh

Metode

Eksperimen

Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Pada Konsep Rotasi Benda Tegar.”

11

Abdul Mujid, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya), h. 200.

5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1.

Pembelajaran

fisika

masih

didominasi

metode

ceramah,

sehingga

pembelajaran lebih bersifat teacher centered daripada student centered.
2.

Pembelajaran bersifat menerima pengetahuan bukan mengkonstruksi
pengetahuan.

3.

Pembelajaran di sekolah relatif jarang melakukan kegiatan eksperimen,
sehingga tidak dapat mengembangkan keterampilan proses sains (KPS)
siswa.

4.

Penilaian dalam pembelaran fisika masih menekankan pada hasil daripada
proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada keterampilan proses sains (KPS). Keterampilan proses sains yang
diteliti dibatasi pada konsep rotasi benda tegar. Aspek keterampilan proses sains
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut Nuryani Rustaman hanya
terdiri dari tujuh aspek yang meliputi keterampilan mengamati, berhipotesis,
merencanakan

percobaan,

melaksanakan

percobaan/eksperimentasi,

berkomunikasi, menerapkan konsep dan menafsirkan data/interpretasi. Untuk
mengetahui keterampilan proses sains (KPS) siswa digunakan penilaian kinerja.
Jenis penilaian kinerja dalam penelitian ini yaitu berupa rubrik holistik.
Sedangkan tugas penilaian kinerja dapat diwujudkan dalam bentuk observasi.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini secara umum dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah metode eksperimen berorientasi
penilaian kinerja terbukti berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa
pada konsep rotasi benda tegar?”.

6

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian secara umum
adalah untuk membuktikan pengaruh metode eksperimen berorientasi penilaian
kinerja terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep rotasi benda tegar.

F. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.

Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa melalui
pengalaman langsung.

2.

Memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pembelajaran fisika.

3.

Memberikan pengalaman baru kepada penulis mengenai penelitian di bidang
pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teoritis
1.

Keterampilan Proses Sains

a.

Definisi Keterampilan Proses Sains
Pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan yang

berorientasi kepada proses IPA.1 Menurut Harley, “Process skills are described in
various ways, all of which suffer from the problem of trying to draw boundaries
round things which are not separable from each other.” 2 Dengan kata lain,
keterampilan proses sains berarti suatu pendekatan yang diterapkan dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan.
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yakni
keterampilan

manual, intelektual, dan sosial. 3 Keterampilan manual terlibat

dalam keterampilan proses karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan intelektual terlibat
karena dengan melakukan keterampilan proses siswa mengunakan pikirannya.
Dengan keterampilan sosial, siswa dapat berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil
pengamata,

konsep,

prinsip

saja

namun

menekankan

pada

penemuan.

Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan
pembelajaran yang berorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru
dapat mengambangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.
Terlatihnya

siswa

dalam

menggunakan

keterampilan

proses

ini

akan

mempermudahnya dalm menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari
(pemecahan masalah).
1

Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2005), h. 95.
2
Wynne Harlen, The Teaching of Science, (London: David Fulton Publishers, 1992), p.
28.
3
Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h. 52.

7

8

b. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
Beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan
keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, antara lain:
1) Perkembangan ilmu pengetahuann berlangsung semakin cepat sehingga tidak
mungkin para guru dapat mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
2) Siswa mudah memahami konsep-konsep rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh-contoh konkret dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi.
3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak seratus persen,
penemuannya bersifat relatif.
4) Pengembangan konsep dalam proses belakar mengajar yang tidak lepas dari
pengembangan sikap dan nilai dari anak didik.4
Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya keterampilan proses sains
dalam pendidikan dasar dan menengah, yaitu:
1) Bermanfaat bagi siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
2) Membantu siswa untuk menemukan pengetahuan, konsep, dan fakta sendiri,
serta cara bagaimana mempelajari sesuatu.
3) Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.
4) Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir
konkret.
5) Mengembangkan kreativitas siswa.5

c.

Indikator Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses ini terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama

lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam
masing-masing keterampilan proses tersebut.

4

Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia,
1990), h. 14-15.
5
Zulfiani, op.cit., h. 51-52.

9

1) Melakukan pengamatan (observasi)
Melakukan pengamatan merupakan suatu keterampilan yang dilakukan
melalui kegiatan dengan menggunakan seluruh alat indera, seperti indera
penglihat, pembau, pendengar, pengecap, atau peraba pada waktu mengamati .
Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga
termasuk keterampilan proses mengamati.6
2) Menafsirkan pengamatan (interpretasi)
Menafsirkan pengamatan mencakup keterampilan mencatat setiap hasil
pengamatan. Dalam kegiatan pengamatan tersebut siswa dapat menghubunghubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola atau keteraturan dari satu seri
pengamat an. Selain itu, siswa dapat menentukan kesimpulan sementara terhadap
hasil observasi atau pengamatan.
3) Mengelompokkan (klasifikasi)
Keterampilan mengelompokkan mencakup beberapa kegiatan seperti
mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan,
dan mencari dasar penggolongan.
4) Meramalkan (prediksi)
Keterampilan

meramalkan

atau

prediksi

mencakup

keterampilan

mengajukan perkiraan tenang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu
kecenderungan atau pola yang sudah ada.
5) Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi mencakup kemampuan dalam membaca
grafik, tabel atau diagram dari hasil percobaan; menggambarkan data empiris
dengan grafik, tabel, atau diagram; menjelaskan hasil percobaan secara lisan dan
menyusun/menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
6) Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan
perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Melalui hipotesis diungkapkan cara
melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya
terkandung cara untuk mengujinya.
6

Rustaman, op.cit., h. 96.

10

7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan
proses merencanakan penyelidikan. Keterampilan merencanakan percobaan atau
penyelidikan meliputi beberapa keterampilan diantaranya: menentukan alat dan
bahan untuk penyelidikan; menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam
suatu percobaan; menentukan variabel kontrol dua variabel bebas; menentukan
apa yang diamati, diukur atau ditulis; menentukkan cara dan langkah kerja, serta
menentukan cara mengolah data.
8) Menerapkan konsep atau prinsip
Keterampilan menerapkan konsep meliputi keterampilan menjelaskan
peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang dmiliki dan keterampilan
menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
9) Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa,
mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan
tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya sudah memiliki gagasan
atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya.
Berikut ini disajikan jenis-jenis keterampilan proses sains dan masingmasing dengan indikatornya.
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya7

Meramalkan/
prediksi















Mengajukan
pertanyaan




Mengamati/
observasi
Mengelompokkan/
klasifikasi

Menafsirkan/
interpretasi

7

Ibid., h. 104.

Menggunakan sebanyak mungkin indra
Menggunakan fakta relevan
Mencatat setiap pengamatan
Mencari perbedaan/persamaan
Mengontraskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari dasar pengelompokkan
Menghubungkan hasil pengamatan
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
Menyimpulkan
Menggunakan pola/hasil pengamatan
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamati
Bertanya apa, bagaimana, mengapa
Bertanya untuk meminta penjelasan

11

Berhipotesis

Merencanakan
percobaan/
penelitian
Menggunakan
alat/bahan
Menerapkan
konsep
Berkomunikasi

Eksperimentasi

 Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinsn
penjelasan dari satu kejadian.
 Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya
dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara
pemecahan masalah.
 Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
 Menentukan variabel/faktor penentu
 Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
 Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
 Memakai alat/bahan
 Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
 Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
 Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada situasi baru
 Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
 Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan ggrafik atau tabel atau diagram
 Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
 Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
 Membaca grafik atau tabel atau diagram
 Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu
peristiwa
(Menggunakan kemampuan yang merupakan rekapitulasi dari
seluruh keterampilan proses, keterampilan melakukan penelitian
dan keterampilan menggunakan alat dan bahan)

d. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Secara umum pembahasan pokok uji keterampilan proses ditujukan untuk
membedakannya dengan uji biasa yang mengukur penguasaan konsep. Secara
khusus, karakteristik pokok uji keterampilan proses sains dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Karakteristik Umum
Secara umum butir soal keterampilan preoses sains dapat dibedakan dari
uji penguasaan konsep. Pertama, pokok uji keterampilan proses sains tidak boleh
dibebani konsep (non-concept burdan). Kedua, pokok uji keterampilan proses
mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa.
Ketiga, aspek yang akan diukur oleh pokok uji keteramilan proses harus jelas dan
hanya mengandung satu aspek saja, misalnya interpretasi. Keempat, sebaiknya
ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.8

8

Ibid., h. 194

12

2) Karakteristik Khusus
Karakteristik khusus butir soal keterampilan proses dirangkum dalam tabel
berikut.
Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Pokok Uji Keterampilan Proses Sains9

Meramalkan/
prediksi















Mengajukan
pertanyaan
Berhipotesis





Mengamati/
observasi
Mengelompokkan/
klasifikasi

Menafsirkan/
interpretasi



Merencanakan
percobaan/
penelitian






Menggunakan
alat/bahan






Menerapkan
konsep


Berkomunikasi






9

Ibid., h. 194-195.

Menggunakan sebanyak mungkin indra
Menggunakan fakta relevan
Mencatat setiap pengamatan
Mencari perbedaan/persamaan
Mengontraskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari dasar pengelompokkan
Menghubungkan hasil pengamatan
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
Menyimpulkan
Menggunakan pola/hasil pengamatan
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
Bertanya apa, bagaimana, mengapa
Bertanya untuk meminta penjelasan
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinsn
penjelasan dari satu kejadian.
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak
atau melakukan cara pemecahan masalah.
Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
Menentukan variabel/faktor penentu
Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja
Memakai alat/bahan
Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada situasi
baru
Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
Memberikan/menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan ggrafik atau tabel
atau diagram
Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
Membaca grafik atau tabel atau diagram

13

Eksperimentasi

e.

 Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu
peristiwa
(Menggunakan kemampuan yang merupakan rekapitulasi
dari seluruh keterampilan proses, keterampilan melakukan
penelitian dan keterampilan menggunakan alat dan bahan)

Peranan Keterampilan Proses Sains
Menggunakan

keterampilan

proses

akan

terjadi

interaksi

antara

konsep/prinsip/teori yang telah ditemjukan atau dikembangakan dengan
pengembangan keteramplan proses itu sendiri. Adapun peranan keterampilan
proses dalam pembelajaran IPA sebagai berikut:10
1) Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
3) Meningkatkan daya ingat.
4) Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu.
5) Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.

2.

Metode Eksperimen

a.

Pengertian Metode Eksperimen
Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau

instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran. Setiap guru
harus punya keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat digunakan
ketika menyampaikan bahan ajar. Ketepatan suatu metode mengajar bergantung
pada materi pelajaran yang akan disampaikan, situasi dan kondisi siswa, dan
sarana prasarana belajar yang ada.11
Zulfiani, dkk, mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode
mengajar dengan cara mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikan
suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode yang
paling tepat dalam mengajarkan konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal
yang bersifat fakta.12 Dalam proses belajar dengan metode eksperimen/ percobaan

10

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 148.
Zulfiani, op.cit., h. 97.
12
Zulfiani, op.cit., h. 104.
11

14

ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.13
Metode ini, diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan
konsep-konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal yang bersifat fakta.

b. Karakteristik Metode Eksperimen
Menurut Udin S. Winataputra yang dikutip oleh Komang Widarmika,
karakteristik metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar
siswa antara lain:
1) Ada alat bantu yang digunakan
2) Siswa aktif melakukan percobaan
3)

Guru membimbing

4)

Tempat dikondisikan

5) Ada pedoman untuk siswa
6) Ada topik yang dieksperimenkan
7) Ada temuan-temuan.14
Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari penggunaan metode
eksperimen antara lain :
1) Mengamati sesuatu hal
2) Menguji hipotesis
3) Menemukan hasip percobaan
4) Membuat kesimpulan
5) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
6) Menerapkan konsep informasi dari ekperimen

c.

Jenis-Jenis Metode Eksperimen
Ada beberapa jenis metode eksperimen, yaitu: eksperimen sederhana,

eksperimen terkontrol, dan eksperimen berujung-terbuka.15
13

Djamarah, op.cit., h. 95.
Komang
Widarmika,
Metode
Eksperimen,
(http://komangwidarmika.blogspot.com/2012/12/metode-eksperimen.html).
14

2012,

15

1) Eksperimen Sederhana
Banyak permasalahan IPA yang dapat dipecahkan dengan eksperimen
sederhana, sehingga tidak memerlukan tahapan-tahapan kerja yang terpisah untuk
menyelesaikannya. Langkah dari eksperimen sederhana ini adalah pengajuan
masalah, pelaksanaan percobaan untuk pengamatan, dan pengambilan kesimpulan.
Dalam eksperimen sederhana tidak perlu dilakukan pengontrolan terhadap
variabel-variabel bebas yang tidak dipelajar, karena pengaruhnya terhadap
variabel terikat dapat diabaikan atau tidak ada variabel lain yang berpengaruh
kecuali variabel yang sedang dipelajari.
2) Eksperimen Terkontrol
Banyak fenomena-fenomena alam yang terjadi tidak dapat langsung
diamati, dikarenakan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
yang diamati. Sehingga diperlukan adanya tindakan atau perlakuan untuk
membandingkan hasilnya. Misalnya, bola berukuran besar yang dijatuhkan dari
bidang miring lebih cepat sampai ke dasar bidang dibandingkan bola berukuran
kecil. Tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan bola
sampai di dasar bidang mirig lebih cepat adalah ukuran bola, karena mungkin ada
faktor lain yang mempengaruhi kecepatan bola sampai didasar bidang miring.
Maka dalam pelaksanaan eksperimen terkontrol, ada langkah-langkah
yang perludilaksanakan meliputi:
a)

Pengajuan masalah.

b) Pengajuan hipotesis
c)

Pengontrolanvariabel: membuat perlakuan variabel bebas dan mengendalikan
variabel kontrol.

d) Pelaksanaan eksperimen.
e)

Pengolahan data.

f)

Pengambilan kesimpulan; kesimpulan ini merupakan jawban yang pasti
(bersifat tertutup), maka tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, atau tidak
mengundang munculnya masalah baru.
15

Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2002), h. 68-69.

16

3) Eksperimen Berujung-Terbuka
Metode eksperimen berujung-terbuka memiliki langkah-langkah yang
sama dengan eksperimen terkontrol. Yang membedakan antara keduanya adalah
pada eksperiomen berujung-terbuka kesimpulan dari jawaban masalah masih
terbuka. Artinya kesimpulan dari suatu masalah dapat menimbulkan masalah yang
baru atau hipotesis baru (lebih kompleks). Disamping itu, pada eksperimen
sederhana dan terkontrol, hipotesis dan rancangan kegiatan eksperimen disiapkan
oleh guru, sedangkan pada eksperimen berujung-terbuka pserta didik dapat
diminta menemukan masalah, menyusun hipotesis, dan membuat eksperimen
sendiri.

d. Tujuan Metode Eksperimen
Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu dan
menemukan sendirim berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan
melakukan percobaan sendiri. Selain itu siswa terlatih dalam berpikir ilmiah
(scientific thinking), dengan melakukan eksperimen siswa menemukan bukti
kebenaran dari suatu teori yang dipelajari.
Penggunaan metode eksperimen dalam proses belajar mempunyai tujuan,
sebagai berikut:
1) Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data
yang diperoleh.
2)

Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaan

3) Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.16

16

Reni
Ernasari,
Metode
Eksperimen,
http://renny12395.blogspot.co.id/2013/02/metode-eksperimen.html

2013,

17

e.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

1) Kelebihan metode eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
a) Siswa dirangsang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, terbuka,
dan objektif.
b) Siswa dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains, seperti
mengamati,

menginterpretasi,

mengelompokkan,

mengajukan

pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan,
mengkomunikasikan, dan melakukan eksperimen.
c) Siswa belajar secara konsruktif tidak bersifat hafala