Pengaruh Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar

(1)

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP DINAMIKA

ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

(Kuasi Eksperimen di SMA Adzkia Islamic School)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Citra Wahyudin Ramdani NIM. 109016300032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

ABSTRAK

CITRA WAHYUDIN R 109016300032, “Pengaruh Multimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar”. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar. Penelitian ini dilakukan di SMA Adzkia Islamic School pada bulan April sampai dengan Mei 2016. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes berupa pilihan ganda dan non tes berupa lembar angket dan observasi. Analisis data tes, menunjukkan terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar. dengan sampel yang pertama yaitu siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol, masing-masing diberi pretest dan posttest. Uji hipotesis pretest didapat thitung<ttabel

(1,537<2,019), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Uji hipotesis posttest thitung>ttabel

(2,509>2,019), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar.

Kata kunci: Multimedia interaktif, hasil belajar siswa SMA, konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.


(6)

v

ABSTRACT

CITRA WAHYUDIN R 109016300032, “Effect of the Interactive Multimedia Learning Outcomes in Rotation Dynamics and Equilibrium Rigid Objects Concepts”. Thesis Physical Education Studies Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

This study aims to determine whether there is influence of interactive multimedia on learning outcomes of high school students on the concept of Rotation Dynamics and Equilibrium Rigid Objects. This research was done in Adzkia Islamic School high school in April to May 2016. This research used a quasi-experimental design Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design and sampling techniques purpossive sampling. The instrument used is a multiple-choice test and non-test questionnaire and observation sheet form. Analysis of the test data shows the existence of interactive multimedia influence on student learning outcomes in the concept Rotation Dynamics and Equilibrium Rigid Objects. With the first sample are students of class XI IPA 1 as an experimental class and class XI IPA 2 as the control class, each given pretest and posttest. Hypothesis testing pretest be obtained thitung<ttabel (1,537<2,019), then Ho is accepted and Ha rejected. Hypothesis testing posttest thitung>ttabel (2,509>2,019), then Ho is rejected and Ha accepted. There is the influence of interactive multimedia on learning outcomes of high school students on the concept of Rotation Dynamics and Equilibrium Rigid Objects.

Keywords: Multimedia interactive, high school student learning outcomes, the concept of rotational dynamics and rigid body equilibrium.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan berbagai kenikmatan hidup dan selaku hamba-Nya senantiasa mengharapkan keikhlasan, pengampunan, rahmat serta cinta-Nya. Shalawat teriring salam kepada Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Multimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar”” dapat diselesaikan oleh

penulis.

Penulis sampaikan terimakasih sedalam-dalamnya khususnya kepada orang tua tercinta dan juga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Dwi Nanto, Ph.D selaku ketua Prodi Jurusan Fisika

4. Fathiah Alatas, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.

5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.


(8)

vii

7. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literature yang dibutuhkan.

8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

9. Teman-teman prodi fisika angkatan 2009-2014.

10. Muhammad Rifqi dan Raden Tetty Muldyanti Purnama Putri Kusumah yang sudah sangat berperan dalam penyelesaian skripsi ini

Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang lebih banyak atas bantuan dari pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna. Oleh karenanya, tegur sapa, kritik, dan saran dari para pembaca dan rekan-rekan sangat diharapkan untuk memperbaiki kualitas skripsi ini.

Jakarta, Juni 2016


(9)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Batasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 4

E.Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 5

A.Kajian Teori ... 5

1. Multimedia ... 5

a. Pengertian Multimedia ... 5

b. Jenis Multimedia... 6

c. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia Interaktif ... 6

d. Karakteristik Media di dalam Multimedia Interaktif ... 7


(10)

ix

a. Pengertian Hasil Belajar ... 10

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

3. Kesetimbangan dan Dinamika Rotasi ... 14

a. Standar Kompetensi ... 14

b. Peta Konsep ... 15

c. Uraian Materi ... 15

B.Penelitian Relevan ... 23

C.Kerangka Berpikir ... 26

D.Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A.Waktu dan Tempat Penelitian... 27

B.Metode Penelitian ... 27

C.Variabel Penelitian ... 28

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

E.Teknik Pengambilan Sampel ... 28

F. Teknik Pengambilan Data ... 29

G.Instrumen Penelitian ... 29

H.Teknik Analisis Data ... 38

1. Uji Prasyarat Analisis ... 38

a. Uji Normalitas ... 38

b. Uji Homogenitas ... 39

2. Uji Hipotesis ... 39

3. Analisis Data Nontes ... 40

I. Hipotesis Statistik ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A.Hasil Penelitian ... 42

1. Deskripsi Data ... 42

a. Deskripsi Data Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 42


(11)

x

2. Hasil Uji Normalitas ... 47

3. Hasil Uji Homogenitas ... 47

4. Hasil Uji Hipotesis ... 48

5. Hasil Angket ... 49

6. Hasil Lembar Observasi ... 51

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A.Kesimpulan ... 55

B.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda

Tegar ... 16

Gambar 2.2 Skema Torsi ... 17

Gambar 2.3 Torsi Positif ... 17

Gambar 2.4 Torsi Negatif ... 17

Gambar 2.5 Momen Inersia Sistem Partikel ... 18

Gambar 2.6 a) Ketika Tangan Direntangkan b) Ketika Tangan Dilipat ... 22

Gambar 2.7 Kesetimbangan Stabil ... 23

Gambar 2.8 Kesetimbangan Labil ... 23

Gambar 2.9 Kesetimbangan Netral ... 23

Gambar 4.1 Histogram Pretest Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 44

Gambar 4.2 Histogram Posttest Hasil belajar Siswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 46


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Momen Inersia Beberapa Benda Tegar ... 19

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 31

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 32

Tabel 3.5 Interpretasi Validitas ... 34

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 34

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 35

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 36

Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 36

Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda ... 37

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ... 38

Tabel 3.12 Pemberian Skor Angket Respon Siswa ... 42

Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 45

Tabel 4.2 Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 45

Tabel 4.3 Hasil Posttes Kelas Kontrol ... 47

Tabel 4.4 Hasil Posttes Kelas Eksperimen ... 47

Tabel 4.5 Deskripsi Data Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok Eksprimen dan Kontrol ... 48

Tabel 4.6 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest... 49

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksprimen dan Kontrol ... 50

Tabel 4.8 Hasil Uji t Hasil belajar Siswa Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 50

Tabel 4.9 Hasil Angket Kelompok Eksperimen ... 51


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Perangkat Pembelajaran ... 58

Lampiran 1. RPP Kelompok Kontrol ... 58

Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen ... 71

Lampiran B: Instrumen Penelitian ... 84

Lampiran 1. Instrumen Tes ... 84

Lampiran 2. Soal Pretest-Posttest ... 100

Lampiran 3. Lembar Observasi ... 104

Lampiran 4. Angket ... 106

Lampiran 5. Lembar Uji Referensi ... 108

Lampiran C: Analisis Data Hasil Pengambilan Sampel ... 113

Lampiran 1. Validasi Instrumen Tes ... 113

Lampiran 2. Rekap Analisis ... 121

Lampiran D: Analisis Data Hasil Penelitian ... 122

Lampiran 1. Skor Pretest Kelas Kontrol ... 122

Lampiran 2. Skor Pretest Kelas Eksperimen ... 123

Lampiran 3. Skor Posttest Kelas Kontrol ... 124

Lampiran 4. Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 125

Lampiran 3. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 126

Lampiran 4. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 127

Lampiran 5. Perhitungan Uji Homogenitas Pretest-Posttest ... 128

Lampiran 6. Perhitungan Uji Hipotesis Pretest-Posttest ... 129

Lampiran E: Surat-surat Penelitian ... 130

Lampiran 1. Permohonan Izin Penelitian ... 130

Lampiran 2. Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 131


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang satu dengan yang lain saling berhubungan secara hierarki. Belajar fisika berarti berupaya mengenal proses kehidupan nyata. Namun banyak orang menganggap bahwa pelajaran fisika ini sangat menjenuhkan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Konsep fisika banyak yang bersifat matematis, abstrak, dan sulit dipahami. Anggapan ini berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Ada juga konsep fisika yang bersifat matematis dan kontekstual namum masih sulit dipahami oleh siswa. Hanya siswa yang benar-benar berminat mendalami fisika saja yang menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan. Konsep fisika yang terkesan terlalu matematis inilah yang menyebabkan kebanyakan siswa cepat merasa jenuh dan menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit. Sehingga hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa merupakan masalah utama dalam pembelajaran pendidikan formal (sekolah). Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar siswa yang senantiasa masih memprihatinkan. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penggunaan media pembelajaran yang belum optimal.

Media pembelajaran merupakan media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.1 Menurut Hamalik media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan, motivasi dan minat belajar dalam proses pembelajaran.2 Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan media dalam

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta; PT Raja Grafindo, 2011), h. 4

2


(16)

2

pembelajaran memiliki manfaat yang sangat positif, diantaranya meningkatkan keefektifan proses pembelajaran, motivasi belajar, dan minat belajar siswa. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Seorang guru perlu mempertimbangkan berbagai landasan dalam memilih media pembelajaran yang tepat agar media yang dipilih benar-benar sesuai dengan tingkat pemahaman, kemampuan berfikir, psikologis, dan kondisi sosial siswa.3 Meninjau pemanfaatan teknologi multimedia dalam dunia pendidikan, fakta mengungkapkan bahwa, multimedia mampu menjadi media komunikasi yang positif dan efektif karena melalui media tersebut teks, audio, video serta animasi dengan berbagai warna dan corak dapat ditampilkan pada sebuah screen disaat yang bersamaan. Disamping itu, penggunaan media interaktif mampu menarik perhatian serta lebih mudah dipahami dibandingkan dengan bahan-bahan statik atau tanpa suara.4

Menurut Vaughan multimedia diartikan sebagai sebuah kombinasi dari text, Gambar, suara, animasi, dan video yang ditampilkan dalam komputer atau peralatan elektronik lainnya. Jika pemakai dapat mengontrol isi dan waktu elemen yang disajikan maka hal tersebut dikatakan Multimedia Interaktif. Menurut Hofstetter multimedia adalah penggunaan komputer untuk menampilkan informasi yang merupakan gabungan dari text, grafik, audio dan video sehingga membuat user dapat bernavigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi dengan komputer. Dari bermacam pengertian multimedia diatas, dapat dilihat bahwa multimedia dibentuk dari penggabungan beberapa elemen, berupa gambar yang bergerak (animasi/video), suara (audio), gambar (grafik), dan text yang digabungkan kedalam sebuah komputer dan dijalankan secara interaktif.5 Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Muhammad ali, bahwa penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan.

3

Trans Kasiono dkk, Pengaruh Penggunaan Multimedia, Sumber Belajar, dan Nilai Karakter Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan, 2013, h. 2

4

Irsan Taufiq, Analisis Hubungan Implementasi Multimedia Pada Learning Management System Terhadap Kemampuan Mahasiswa dalam Penguasaan Materi Pembelajaran, Jurnal Sains dan Teknologi, vol:10, No.1, 2011, h. 1.

5


(17)

3

Penggunaan media pembelajaran dapat membuat waktu KBM menjadi lebih efektif dan efisien, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengurangi kesalah pahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru.6

Kelebihan aplikasi multimedia terutama dalam menjelaskan suatu konsep yang dapat menuntut siswa untuk bereksplorasi dan menganalisis, mencoba dan menggali konsep dan prinsip yang termuat dalam suatu konsep yang dihadapinya, sehingga relatif lebih cepat membangun struktur pemahaman siswa. Terintregasinya elemen-elemen seperti suara, teks, animasi, gambar atau grafik, dan video dapat berfungsi mengoptimalkan peran indera dalam menerima informasi ke dalam sistem memori.

Salah satu bab dalam fisika yang memiliki karakteristik matamatis yang cukup sulit adalah bab dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Sehingga akan lebih baik jika dalam proses pembelajaran diperbanyak latihan soal. Agar siswa lebih tertarik dalam mengerjakan soal maka digunakanlah multimedia dalam proses drill. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Multimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebangai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar masih rendah.

2. Rendahnya minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran fisika. 3. Kurangnya pemanfaatan multimedia dalam kegiatan belajar mengajar.

6

Muhammad Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik, Jurnal Edukasi, vol: 5, No. 1, 2009, h. 12


(18)

4

C. Batasan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada penelitian ini. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif pada tingkatan C1 sampai C4. 2. Pembatasan masalah materi pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan

benda tegar.

3. Multimedia yang dibuat multimedia interaktif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka perumusan dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah, “Apakah penggunaan multimedia interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar?”

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan rencana penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah

1. Dengan menggunakan multimedia interaktif diharapkan siswa dapat memahami konsep fisika dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Menjadi bahan rujukan bagi guru-guru mata pelajaran fisika dalam mengunakan bahan ajar dan meningkatkan kualitas pendidikan fisika, khususnya pada konsep kesetimbangan dan dinamika rotasi.

3. Dapat memberikan wawasan baru bagi peneliti dalam bidang penelitian pendidikan serta memotivasi peneliti untuk mengaplikasikannya di sekolah kelak setelah menyelesaikan studinya.


(19)

5

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Multimedia

a. Pengertian Multimedia

Multimedia adalah presentasi materi dengan menggunakan kata-kata (materi disajikan dalam bentuk verbal seperti teks dan suara) sekaligus gambar-gambar (materi disajikan dalam bentuk gambar-gambar seperti grafis statis dan grafis dinamis).7 Multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung.8 Rob Philips menjelaskan makna interaktif sebagai suatu proses pemberdayaan siswa untuk mengendalikan lingkungan belajar. Dalam konteks ini lingkungan belajar yang diaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer.9

Menurut Vaughan multimedia diartikan sebagai sebuah kombinasi dari text, Gambar, suara, animasi, dan video yang ditampilkan dalam komputer atau peralatan elektronik lainnya. Jika pemakai dapat mengontrol isi dan waktu elemen yang disajikan maka hal tersebut dikatakan Multimedia Interaktif. Menurut Hofstetter multimedia adalah penggunaan komputer untuk menampilkan informasi yang merupakan gabungan dari text, grafik, audio dan video sehingga membuat user dapat bernavigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi dengan komputer. Dari bermacam pengertian multimedia diatas, dapat dilihat bahwa multimedia dibentuk dari penggabungan beberapa elemen, berupa gambar yang bergerak (animasi/video), suara (audio), gambar (grafik), dan text yang digabungkan kedalam sebuah komputer dan dijalankan secara interaktif.10

7

Richard E. Mayer, Multimedia Learning, (Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2009), cet. ke-1, h. 3.

8

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), cet. ke-3, h. 148.

9

Muhammad Ali,. Op.cit,. h. 14.

10


(20)

6

b. Jenis Multimedia

Jenis Multimedia, menurut Sigit multimedia terbagi menjadi dua jenis, yaitu:11

1) Multimedia Linier, merupakan suatu multimedia yang tidak dilengkapi oleh alat-alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia linier ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: televisi dan film.

2) Multimedia Interaktif yang dilengkapi oleh alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contohnya: video game, pembelajaran interaktif, dan lain-lain.

c. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia Interaktif

Sebagai media pembelajaran, multimedia interaktif memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:12

1) Interaktif

Sesuai dengan namanya, program multimedia ini diprogram atau dirancang untuk dipakai oleh siswa secara individual (belajar mandiri). Saat siswa mengaplikasikan program ini, ia diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik, sehingga dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti.

2) Memberikan iklim afeksi secara individual

Karena dirancang khusus untuk pembelajaran mandiri, kebutuhan siswa secara individual terasa terakomodasi, termasuk bagi mereka yang lamban dalam menerima pelajaran. Karena multimedia interaktif mampu memberi iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi.

11

Risal M. Merentek, Pembelajaran Berbasis Komputer Sarana Multimedia dalam Pengembangan Pendidikan, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 5, 2012, h.169.

12


(21)

7

3) Meningkatkan motivasi belajar

Dengan terakomodasinya kebutuhan siswa, siswa pun akan termotivasi untuk terus belajar.

4) Memberikan umpan balik

Multimedia interaktif dapat menyediakan umpan balik (respon) yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

5) Kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya.

Selain memiliki banyak keunggulan, multi media interaktif juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1) Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional. 2) Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.

d. Karakteristik Media di dalam Multimedia Interaktif

Mutlimedia interaktif memuat beberapa komponen yaitu, teks, audio, animasi, grafis, simulasi, video. Komponen-komponen yang terdapat dalam multimedia interaktif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan text di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Text dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang padat (condensed). 2) Text dapat digunakan untuk materi yang rumit dan komplek seperti

rumus-rumus matematika atau penjelasan suatu proses yang panjang.

3) Teknologi untuk menampilkan text pada layar komputer relatif lebih sederhana dibandingkan teknologi untuk menampilkan media lain. Konsekuensinya media ini juga lebih murah bila dibandingkan media-media lain.


(22)

8

Kelemahan media text di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Kurang kuat bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi. 2) Mata cepat lelah ketika harus menyerap materi melalui text yang panjang dan

padat pada layar komputer.

Kelebihan audio di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi. 2) Untuk materi-materi tertentu suara sangat cocok karena mendekati keadaan

asli dari materi (misal pelajaran mengenai mengenal suara-suara binatang). 3) Membantu pembelajar fokus pada materi yang dipelajari karena pembelajar

cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi.

Kelemahan audio di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Memerlukan tempat penyimpanan yang besar di dalam komputer.

2) Memerlukan software dan hardware yang spesifik (dan mungkin mahal) agar suara dapat disampaikan melalui komputer.

Kelebihan media gambar di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Lebih mudah dalam mengidentifikasi obyek-obyek. 2) Lebih mudah dalam mengklasifikasikan obyek.

3) Mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek. 4) Membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.


(23)

9

Kelebihan animasi di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Menunjukkan obyek dengan idea (misal efek gravitasi pada suatu obyek) 2) Menjelaskan konsep yang sulit (misal penyerapan makanan kedalam aliran

darah atau bagaimana elektron bergerak untuk menghasilkan arus listrik). 3) Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit (misal menjelaskan

tegangan arus bolak balik dengan bantuan animasi garfik sinus yang bergerak).

4) Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural (misal cara melukis suatu segitiga sama sisi dengan bantuan jangka).

Kelebihan video di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Memaparkan keadaan riel dari suatu proses, fenomena atau kejadian.

2) Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti teks atau gambar, video dapat memperkaya pemaparan.

3) Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus. Hal ini sulit diwujudkan bila video disampaikan melalui media seperti televisi.

4) Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor.

5) Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan media text.

6) Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural (misal cara melukis suatu segitiga sama sisi dengan bantuan jangka).


(24)

10

Kelemahan video di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran:

1) Video mungkin saja kehilangan detil dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu mengingat detil dari scene ke scene.

2) Umumnya pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui text sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi.13

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1996:51).14 Selain itu, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.15

Menurut Mustamin bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi, yaitu mengukur dan menilai dalam hal ini adalah menilai hasil kinerja siswa. Dengan mengukur hasil belajar, maka guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang diajarkan dan dapat menjadi acuan bagi guru untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum16.

Hasil belajar dapat diijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menuju kepada suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input proses hasil belajar dapat dengan jelas bahwa hasil merupakan akibat perubahan oleh proses. Begitu juga

13

Nur Hadi Waryanto, Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran, FMIPA UNY, 2008, h.6.

14

Purwanto, evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 45.

15

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3.

16

Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal. Palu, 2013. h.32.


(25)

11

dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.17

Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan intru ksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu18:

1)Ranah Kognitif

Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

a) Mengetahui (C1), mencakup ingatan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, akan digali pada saat dibutuhkan dengan cara mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

b) Memahami (C2), mencakup kemampuan untuk mengkonstruk makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Kemampuan ini ditampilkan dalam bentuk menguraikan isi pokok bacaan, mengubah rumus fisika dalam bentuk yang lain.

c) Mengaplikasikan (C3), mencakup penggunaan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Kemampuan ini ditampilkan dalam bentuk mengaplikasikan suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi.

d) Menganalisis (C4), mencakup kemampuan untuk menguraikan suatu permasalahan atau objek keunsur-unsurnya dan menentukan bagaimana keterkaitan antara unsur-unsur tersebut.

e) Mengevaluasi (C5), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu hal, disertai pertanggung jawaban pendapat itu, berdasarkan kriteria tertentu.

f) Membuat (C6), mencakup kemampuan untuk menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.

17

Nana Sudjana, Peningkatan Hasil dan Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008). cet. ke-14, h.2

18


(26)

12

2)Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3)Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ranah psikologis siswa yang terpenting ialah ranah kognitif. Ranah yang berkedudukan di otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif ialah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah lainnya, yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). Bruner menyebut pandangan tentang belajar atau pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip, yaitu pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan pada model-model tentang kenyataan yang dibangunnya, dan kedua model-model pembelajaran semacam itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang bersangkutan19.

Persepsi seseorang tentang suatu peristiwa merupakan suatu proses konstruktif. Dalam proses ini orang itu menyusun suatu hipotesis dengan mengubungkan data inderanya pada model yang telah disusunnya tentang alam, lalu menguji hipotesisnya terhadap sifat-sifat tambahan dari peristiwa itu20

19

Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 101.

20


(27)

13

b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu21:

1)Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

a) Jasmani

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengarruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas.

b) Rohani (Psikologis)

Banyak faktor yang mempengaruhi aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran, diantarantanya tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motifasi siswa.

2)Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdapat 2 macam faktor ekternal.

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosisl sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selain itu yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Dan lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

21

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke-3, h. 129.


(28)

14

b) Lingkungan non sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3)Faktor pendekatan belajar.

Menurut Gagne belajar dapat didiefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman, Gagne membagi tiga perilaku yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu22:

a) Perubahan Perilaku

Untuk mengukur belajar, kita dapat membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 1 dengan waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.

b)Perilaku Terbuka c) Belajar dan Pengalaman

3. Kesetimbangan dan Dinamika Rotasi a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar adalah menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah. Adapun kompetensi dasar dalahm konsep ini adalah menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar.

22


(29)

15

b. Peta Konsep

Peta konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Peta Konsep Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar

c. Uraian Materi

Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak rotasi dengan memperhatikan penyebabnya. Dalam dinamika rotasi terdapat konsep torsi, momen inersia, hukum kekekalan energi mekanik, momentum sudut dan kesetimbangan benda tegar. Torsi / momen gaya (τ) adalah suatu besaran vektor yang diperoleh dari perkalian vektor antara vektor lengan momen r dan vektor gaya F. Secara matematis dirumuskan menjadi.23

τ = Torsi (Nm)

F = Gaya (N)

r = Jarak dari poros ke titik tangkap gaya (m)

23


(30)

16

Perhatikan Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2 Skema Torsi

Torsi merupakan besaran vektor, artinya selain memiliki nilai torsi juga memiliki arah. Tanda untuk menunjukkan arah torsi ditentukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

a. Torsi akan bernilai positif (+) jika gaya menyebabkan benda berputar searah jarum jam.

Gambar 2.3 Torsi Positif

b. Torsi akan bernilai negatif (-) jika gaya menyebabkan benda berputar berlawanan arah jarum jam.


(31)

17

Momen inersia menyatakan ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Momen inersia suatu bendan bergantung pada poros rotasinya, dimana semakin tersebar massa benda terhadap poros rotasinya semakin besar juga momen inersianya. Momen inersia partikel (I) merupakan hasil kali antara massa partikel (m) dan kuadrat jarak partikel diukur dari sumbu putar (r2). Secara matematis dirumuskan menjadi.

I = Momen inersia (kgm2)

m = Massa benda (kg)

r = Jarak partikel ke poros (m)

Momen inersia untuk sistem partikel adalah. ∑

Perhatikan Gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Momen Inersia Sistem Partikel

Besarnya momen inersia tergantung pada bentuk benda, jarak sumbu putar ke pusat massa, dan posisi benda relatif terhadap sumbu putar. Tabel 2.1 berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda tegar.


(32)

18

Tabel 2.1 Momen Inersia Beberapa Benda Tegar

No. Gambar Nama Bangun Sumbu Momen

inersia

1. Batang homogen dengan

panjang L

Melalui

ujung

2. Batang homogen dengan

panjang L

Melalui

pusat

3. Silinder tipis berongga

dengan jari-jari R

Melalui pusat

4. Silinder pejal dengan

jari-jari R

Melalui

pusat

5. Bola berongga dengan

jari-jari R

Melalui

pusat

6. Bola pejal dengan jari-jari

R

Melalui


(33)

19

Berdasarkan hukum II newton torsi dan momen inersia saling berhubungan. Hal ini dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.

τ = Torsi (Nm)

I = Momen inersia (kgm2) α = Percepatan sudut (rad/s2)

Setiap benda bergerak memiliki energi kinetik. Pada saat bertranslasi, benda memiliki energi kinetik yang disebut dengan energi kinetik translasi yang besarnya:

m = Massa (kg) v = Kecepatan (m/s)

Pada saat berotasi, benda memiliki energi kinetik yang disebut dengan energi kinetik rotasi yang besarnya:

I = Momen inersia (kgm2) ω = Kecepatan sudut (rad/s)

Untuk benda menggelinding di atas bidang, benda mengalami dua gerakan yaitu gerak translasi dan gerak rotasi. Sehingga benda memiliki energi kinetik total yang besarnya:

Ekr = Energi kinetik rotasi (Joule)

Ekt = Energi kinetik translasi (Joule)


(34)

20

Hukum kekekalan energi mekanik dalam gerak rotasi dapat dirumuskan dengan:

Em1 = Energi mekanik awal (Joule)

Em2 = Energi mekanik akhir(Joule)

Ep1 = Energi potensial awal (Joule)

Ep2 = Energi potensial akhir(Joule)

Ek1 = Energi kinetik total awal (Joule)

Ek2 = Energi kinetik total akhir (Joule)

Ek.trans1 = Energi kinetik translasi awal (Joule)

Ek.trans2 = Energi kinetik translasi akhir (Joule)

Ek.rot1 = Energi kinetik rotasi awal (Joule)

Ek.rot2 = Energi kinetik rotasi akhir (Joule)

m = Massa (kg)

g = Percepatan gravitasi (m/s2) h1 = Ketinggian awal (m)

h2 = Ketinggian akhir (m)

v1 = Kecepatan awal (m/s)

v2 = Kecepatan akhir (m/s)

ω1 = Kecepatan sudut awal (rad/s)


(35)

21

Untuk benda yang berotasi di sekitar sumbu yang tetap, momentum sudut dapat dinyatakan dengan:

L = Momentum sudut (kgm2/s)

I = Momen inersia (kgm2) ω = Kecepatan sudut (rad/s)

Hukum kekekalan momentum sudut berbunyi “jika tidak ada momen gaya yang bekerja (Στ = 0), maka momentum sudut benda yang berotasi adalah tetap”.

L1 = Momentum sudut awal (kgm2/s)

L2 = Momentum sudut akhir (kgm2/s)

I1 = Momen inersia awal (kgm2)

I2 = Momen inersia akhir (kgm2)

ω1 = Kecepatan sudut awal (rad/s)

ω2 = Kecepatan sudut akhir (rad/s)

Salah satu aplikasi dari momentum adalah gerakan penali balet yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.6 a) Ketika Tangan Direntangkan; b) Ketika Tangan Dilipat


(36)

22

Suatu benda tegar berada dalam kesetimbangan statik apabila memenuhi syarat-syarat kesetimbangan benda tegar. Syarat pertama adalah ΣF = 0 atau ΣFx =

0, dan ΣFy= 0. Syarat kedua adalah Στ = 0. Kesetimbangan statik dapat dibedakan

menjadi 3, yaitu kesetimbangan stabil, kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen (netral).

Gambar 2.7 Kesetimbangan Stabil

Gambar 2.8 Kesetimbangan Labil


(37)

23

Koordinat titik berat (xo, yo) sistem partikel yang terdiri atas

partikel-partikel dengan massa m1, m2, … dengan pusat massa (x1, y1), (x2, y2), … dapat

dirumuskan sebagai berikut.24 ∑

Dan ∑

xo = Koordinat titik berat pada sumbu x

yo = Koordinat titik berat pada sumbu y

xi = Koordinat titik berat benda ke-i pada sumbu x

yi = Koordinat titik berat benda ke-i pada sumbu y

mi = Massa benda ke-i

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Muhamad Ali (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran mata kuliah Medan Elektromagnetik untuk memfasilitasi belajar mandiri sudah dapat diimplementasikan sebagai salah satu media pembelajaran dan memberikan nilai tambah yang cukup signifikan pada mahasiswa sebagai bahan untuk belajar mandiri.25

24Purwoko dan Fendi, “

Fisika 2 SMA Kelas XI”. (Jakarta: Yudistira, 2010). cet. ke-2, h. 96.

25


(38)

24

2. Irsan Taufik Ali (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Hubungan Implementasi Multimedia pada Learning Management System Terhadap Kemampuan Mahasiswa Dalam Penguasaan Materi Pembelajaran”. Hasil penelitian menunjukkan Pemberian metode pembelajaran menggunakan Learning Management System berbasis multimedia tidak secara langsung mampu meningkatkan penguasaan materi pembelajaran bagi mahasiswa ada beberapa aspek-aspek lain yang juga mempengaruhi mahasiswa dalam penguasaan sebuah materi pembelajaran.26

3. Herni Kusantati, Marlina, dan Winwin Wiana (2014) dalam Jurnal Invotec yang berjudul “Evaluasi Multimedia Interaktif Berbasis Animasi pada Pembelajaran Teknologi Desain Busana”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif yang dirancang secara menarik akan dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa, membantu siswa meningkatkan pemahaman materi pembelajaran serta menumbuhkan kreativitas belajar sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.27

4. Dwi Enggal (2011) dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Multimedia Interaktif (MMI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya yang Bernuansa Nilai” menyimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif (MMI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep gaya.28

26

Irsan,. Op.cit.h 7.

27

Herni Kusantati dkk, Evaluasi Multimedia Interaktif Berbasis Animasi Pada Pembelajaran Teknologi Desain Busana, INVOTEC, 2014, Volume X, No.1, h. 46.

28Dwi Enggal, “Pengaruh Pengaruh Multimedia Interaktif (MMI) Terhadap Hasil Belajar


(39)

25

5. Alan Kirana Oki (2014) dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif Terhadap Hasil Belajar Sains Materi Cahaya dan Sifat - Sifatnya Pada Siswa Kelas V di SDN 110/I Tenam” Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar sains materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 110/I Tenam.29

6. Latifa Arina Rizqi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Kejuruan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Depok”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar antara siswa yang menggunakan media macromedia flash lebih besar dari hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung kelas X di SMK N 2 Depok.30

29Alan Kirana Oki, “Pengaruh

Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Kesetimbangan Benda Tegar”, UIN Jakarta, 2015, h. 9

30

Latifa Arina Rizqi, Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Kejuruan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Depok, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014, h. 74


(40)

26

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir ini disederhanakan kembali dalam bentuk bagan di bawah ini:

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah

“terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar”

FISIKA

Dihasilkan:

1. Siswa merasa Fisika itu sulit, salah satunya pada konsep kesetimbangan dan dinamika rotasi

2. Hasil belajar siswa masih rendah 3. Siswa cenderung hanya menghafal

tanpa memahami terutama dalam pengaplikasian kehidupam sehari-hari/tidak mampu menyelesaikan masalah (persoalan fisika)

Penggunaan multimedia interaktif

Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir Disebabkan oleh: Fakta di lapangan:

Diatasi dengan:

Kurangnya motivasi siswa untuk belajar fisika

Hasil belajar siswa meningkat


(41)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Adzkia Islamic School. Peneltian ini dilaksanakan pada bulan februari semester genap tahun ajaran 2015/2016.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Metode ini merupakan pengembangan dari metode true experiment. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mungkin berpengaruh terhadap penelitian.31

Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. “Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.32

Desain pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

A 1

B 2

Keterangan:

A = Kelas eksperimen B = Kelas kontrol

X1 = Perlakuan berupa penggunaan multimedia interaktif

X2 = Perlakuan berupa konvensional

Y1 = soal test

31 Sugiyono, “

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”,(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 114.

32


(42)

28

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.33 Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif. 2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Adzkia Islamic School. Populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Adzkia Islamic School. Sedangkan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari seluruh kelas XI di SMA Adzkia Islamic School tahun ajaran 2015-2016. Satu kelas akan dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas lagi akan menjadi kelas kontrol.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.34

33

Ibid., h. 60.

34


(43)

29

F. Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan data yang digunakan adalah dengan instrumen tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa soal pilihan ganda. Sedangkan non tes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap multimedia interaktif yang digunakan dalam proses pembelajaran. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal (pretest) dan di akhir (posttest). Sedangkan non tes diberikan di akhir pembelajaran. Kelas kontrol menerima pretest dan posttest. Sedangkan kelas eksperimen menerima pretest, posttest, dan angket (non tes).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian, gunanya untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.35 Dalam penelitian ini, teknik pengambilan data yang digunakan adalah dengan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa pretest dan posttest. Instrumen non tesnya berupa hasil angket dan lembar observasi. Di bawah ini adalah Tabel 3.2 kisi-kisi angket dan Tabel 3.3 kisi-kisi lembar observasi.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket

No Indikator angket Multimedia Jumlah

soal Positif Negatif

1 Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran

1 2 2

2 Penyajian konsep materi 3 4 2

3 Penyajian gambar dan animasi 5,7 6,8 4

4 Kesesuaian warna dan background multimedia

9 10 2

5 Penjelasan rumus dalam multimedia 11 12 2

Jumlah soal 6 6 12

35


(44)

30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi

No Indikator Skor

maksimal

1

Siswa memahami cara penggunaan multimedia interaktif

4

2 Siswa menunjukkan minat pada multimedia interaktif

4 3 Situasi pembelajaran kondusif 4

Jumlah 12

Instrumen tes berupa pilihan ganda sebanyak 40 soal. Soal-soal ini dibuat berdasarkan taksonomi bloom. Di bawah ini adalah Tabel 3.3 kisi-kisi instrumen tes.


(45)

31

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes

No Indikator Pembelajaran Tingkatan Ranah Kognitip Jumlah

Soal

C1 C2 C3 C4

1 Menjelaskan pengertian dan

satuan torsi. 1*, 2 1

2 Menjelaskan besaran-besaran

yang berkaitan dengan torsi. 3* 1

3

Menganalisis pengaruh torsi pada benda tegar secara kuantitatif.

4* 5*, 6 2

4 Menjelaskan pengertian dan

satuan momen inersia. 7*, 8 1

5

Menjelaskan besaran-besaran yang berkaitan dengan momen inersia.

9* 1

6

Mengaplikasikan konsep momen inersia untuk partikel dan berbagai bentuk benda tegar.

10, 11*

12*,

13 2

7

Menganalisis hubungan antara momen inersia dan torsi dalam kehidupan sehari-hari. 14* 15*, 16*, 17* 4

8 Menganalisis energi kinetik

pada gerak rotasi. 18*

19*, 20*

21,

22* 5

9

Menjelaskan besaran dan satuan momentum sudut pada gerak rotasi.

23,

24* 1

10 Menganalisis momentum sudut benda secara kuantitatif.

25*,

26, 27 1

11 Menjelaskan hukum kekekalan

momentum sudut. 28* 1

12

Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut dalam kehidupan sehari-hari.

29,

30* 1

13 Menjelaskan pengertian titik

berat benda tegar. 31* 1

14 Menganalisis letak titik berat bangun datar homogen.

32, 33*

34*,

35 2

15 Menjelaskan macam-macam kesetimbangan.

36,

37* 1

16 Menganalisis konsep

kesetimbangan benda tegar. 38*

39,

40* 1


(46)

32

Keterangan: * Soal yang valid

Soal dan jawaban dapat dilihat pada lampiran 1C.

Instrumen yang baik harus memiliki validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Untuk memenuhi keempat kriteria tersebut, maka instrumen yang akan digunakan harus diuji terlebih dahulu.

Instrumen yang digunakan ini sebelumnya divalidasi oleh Siswa SMA Adzkia Islamic School yang sebelumnya telah mempelajari materi ini. Artinya, instrumen akan diujikan kepada kelas XII untuk kemudian hasilnya diuji secara statistika mengenai validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya. Pengujian yang berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian ini adalah:

1. Uji Validitas

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”36

Untuk menguji validitas empiris dapat digunakan jensi statistika korelasi product-moment.37 Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan:

= korelasi antara variabel X dan Y = skor butir soal yang menjawab benar = skor total siswa yang menjawab benar = jumlah siswa38

36

Ibid., h. 173.

37

Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 252.

38


(47)

33

Berikut ini Tabel 3.5 mengenai interpretasi validitas butir soal:39

Tabel 3.5 Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy 0,80 Tinggi

0,40 < rxy 0,60 Cukup

0,20 < rxy 0,40 Rendah

0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah

Data validitas butir soal hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Keterangan

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 39

Nomor Soal Valid 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 28, 30, 31, 33, 34, 37, 38, 40

Jumlah Soal Valid 26

Persentase 65 %

Setelah instrumen tes yang berjumlah 40 butir soal di ujicobakan kepada 39 siswa didapat 26 butir soal yang valid. Yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 28, 30, 31, 33, 34, 37, 38, 40. Hasil perhitungan uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1D.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.”40

39

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 89.

40


(48)

34

Salah satu rumus yang digunakan untuk menguji reabilitas instrumen tes adalah rumus Kude-Richardson (KR-20), sebagai berikut:41

Keterangan :

r11 = Releabilitas yang dicari

n = Jumlah butir soal

i2 = varian skor tiap-tiap item t2 = varian total

Adapun interpretasi kriteria reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel di bawah ini:

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen yang diujikan termasuk dalam kategori tinggi. Dapat dilihat pada lampiran 1E.

3. Taraf Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa derajat kesukuran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang, (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.42 Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung taraf kesukaran adalah:

41

Suharsimi Arikunto,. Op.cit.h. 109.

42

Ibid., h. 266.

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00  r11 0,20 Kecil

0,20  r11 0,40 Rendah

0,40  r11 0,70 Sedang

0,70  r11 0,90 Tinggi


(49)

35

Penentuan kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat dari Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Data tingkat kesukaran hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Nomor Soal Persentase

Sangat Sukar 8 7, 8, 11, 18, 27,

28, 35, 38 20%

Sukar 17

4, 5, 9, 12, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 30, 31, 33, 34, 36, 37

42,5%

Sedang 12

1, 3, 6, 10, 14, 16, 17, 19, 29, 32, 39, 40

30%

Mudah 1 2 2,5%

Sangat Mudah 2 13, 15 5%

Jumlah 40 40 100%

Berdasarkan Tabel 3.9 terlihat bahwa dari 40 butir soal terbagi menjadi: a. Soal sangat mudah 2 butir, yaitu nomor 13, dan 15

b. Soal mudah 1 butir, yaitu nomor 2


(50)

36

d. Soal sukar 17 butir, yaitu nomor 4, 5, 9, 12, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 30, 31, 33, 34, 36, dan 37

e. Soal sangat sukar 8 butir, yaitu nomor 7, 8, 11, 18, 27, 28, 35, dan 38 Hasil perhitungan taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran 1F.

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum menguasai kompetensi berdasarkan kompetensi tertentu.43 Untuk mengitung daya pembeda dapat digunakan persamaan di bawah ini:

Berikut ini Tabel 3.10 interpretasi daya pembeda:

Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda

43

Ibid., h. 273.

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)


(51)

37

Data daya pembeda hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini.

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Nomor Soal Persentase Sangat buruk, harus dibuang

8 2, 8, 13, 21, 26,

29, 35, 39 20%

Jelek (poor)

7 10, 23, 27, 28,

32, 34, 36 17,5% Cukup (satisfactory)

11

5, 6, 7, 11, 18, 20, 25, 31, 33,

37, 38

27,5%

Baik (good)

13

1, 3, 4, 9, 12, 14, 15, 17, 19,

22, 24, 30, 40

32,5%

Baik sekali (excellent) 1 16 2,5%

Jumlah 40 40 100%

Berdasarkan Tabel 3.11 di atas, dapat diketahui bahwa:

a. Soal dengan kriteria sangat buruk berjumlah 8 butir, yaitu nomor 2, 8, 13, 21, 26, 29, 35, dan 39

b. Soal dengan kriteria jelek berjumlah 7 butir, yaitu nomor 10, 23, 27, 28, 32, 34, dan 36

c. Soal dengan kriteria cukup berjumlah 11 butir, yaitu nomor 5, 6, 7, 11, 18, 20, 25, 31, 33, 37, dan 38

d. Soal dengan kriteria baik berjumlah 13 butir, yaitu nomor 1, 3, 4, 9, 12, 14, 15, 17, 19, 22, 24, 30, dan 40

e. Soal dengan kriteria baik sekali berjumlah 1 butir, yaitu nomor 16 Hasil perhitungan daya beda dapat dilihat pada lampiran 1G.


(52)

38

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data.44 Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Chi Kuadrat , dengan rumus sebagai berikut45:

Keterangan:

= nilai tes Chi Kuadrat

= frekuensi yang diperoleh berdasarkan observasi = frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut:

a) Jika harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel ( ) maka distribusi data dinyatakan normal.

b) Jika harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari harga Chi Kuadrat tabel ( ) maka distribusi data dinyatakan tidak normal.46

44Suharsimi Arikounto, “

Manajemen Penelitian”, (JakartaRineka Cipta, 2005), Edisi Revisi, Cet. Ke- 7, hal. 129.

45

Ibid., h. 140.

46


(53)

39

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, yaitu:

dan

∑ Keterangan:

SD1 = standar deviasi data kelompok eksperimen

SD2 = standar deviasi data kelompok kontrol

Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut: 1) Jika , maka data dinyatakan homogen. 2) Jika , maka data dinyatakan tidak homogen.47

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji- , prinsip uji- ini yaitu membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok (kelompok kontrol dan eksperimen). Sebelum melakukan uji hipotesis, diharuskan melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

Jika data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik parametik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

̅ ̅

√ Dengan

47 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, “

Pengantar Statistika”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 133.


(54)

40

Keterangan :

̅ = rata-rata data kelompok 1 ̅ = rata-rata data kelompok 2

= varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1

= varians kelompok 2

= jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2

Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

̅ ̅ √ Keterangan :

̅ = rata-rata data kelompok 1 ̅ = rata-rata data kelompok 2

= varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1

= varians kelompok 2

= jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2.48

Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika , maka diterima dan ditolak. 2) Jika , maka diterima dan ditolak. 49

3. Analisis Data Nontes

Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa. Angket diberikan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembalajaran berlangsung. Pemberian skor angket respon siswa menggunakan skala Likert dengan penyataan positif dan negatif.

48

Sugiyono, Op. Cit., hal. 197

49


(55)

41

Adapun kriteria penskoran untuk penyataan positif dan negatif dapat dilihat pada Tabel 3.12 sebagai berikut.

Tabel 3.12 Pemberian Skor Angket Respon Siswa

Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis alternatif (Ha): Terdapat pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.

2. Hipotesis nol (Ho): Tidak terdapat pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.


(56)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Adzkia Islamic School dengan mengambil sampel sebanyak 44 siswa, 22 siswa dari kelas XI IPA 1 (kelompok eksperimen) dan 22 dari kelas XI IPA 2 (kelompok kontrol). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh setelah kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Selain menggunakan instrumen tes pada kelompok eksperimen juga diberikan angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap mutimedia yang diberikan.

Kelompok eksperimen menggunakan multimedia interaktif dan metode konvensional, pada kelompok kontrol diberikan metode konvensional tanpa menggunakan multimedia interaktif. Data diambil dengan cara memberikan instrumen tes individu yang sama pada kedua kelompok berupa tes pilihan ganda, waktu yang tersedia adalah 2 jam pelajaran (2x45 menit).

a. Data Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok kontrol dan eksperimen didapat data pretest dan posttest.

1) Data Pretest

Data hasil pretest yang diambil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran tentang konsep yang akan diteliti dituangkan dalam bentuk histogram yaitu pada Gambar 4.1 sebagai berikut:


(57)

43

Gambar 4.1 Histogram Pretest Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai pretest hasil belajar siswa mengalami perbedaan yang cukup signifikan, jumlah siswa pada rentang nilai 16-23 kelompok eksperimen terdapat 6 siswa sedangkan kelompok kontrol tidak ada. Jumlah siswa pada rentang nilai 24-31 terdapat perbedaan yang cukup signifikan, kelompok kontrol 9 siswa sedang kelompok eksperimen 5 siswa. Jumlah siswa pada rentang nilai 32-39 kelompok kontrol lebih unggul dari kelompok eksperimen, dengan selisih 1 siswa.

Jumlah siswa pada rentang nilai 40-47 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, dan hanya ada 1 siswa pada rentang nilai 48-55 yaitu dari kelompok kontrol. Demikian dapat terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan data pretest dapat dilihat pada lampiran 2B.

2) Data Posttest

Data hasil posttest yang diambil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan pembelajaran tentang konsep yang akan diteliti. Berdasarkan hasil penelitian posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan data dan dituangkan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.2 sebagai berikut:


(58)

44

Gambar 4.2 Histogram Posttest Hasil belajar Siswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Gambar 4.2 di atas menunjukkan perbedaan yang sangat terlihat antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, pada interval nilai minimum 28-37 ada 7 siswa dari kelompok kontrol dan 2 siswa kelompok eksperimen yang berada pada interval tersebut. Pada rentang nilai 38-47, 4 siswa dari kelompok kontrol dan 5 siswa dari kelompok eksperimen, pada rentang nilai 48-57 terdapat 8 siswa dari kelompok kontrol dan 9 siswa dari kelompok eksperimen. Rentang nilai 58-67 jumlah siswa kelompok kontrol ada 3 siswa dan jumlah siswa dari kelompok eksperimen ada 2 siswa, kemudian pada interval 68-77 yang merupakan rentang nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) jumlah siswa kelompok eksperimen adalah 4 siswa sedangkan kelompok kontrol tidak ada. Dapat dilihat pada lampiran 3A.

3) Data Ranah Kognitif

Dilihat dari ranah kognitifnya diperoleh data yang disajikan pada Tabel 4.1 berikut:


(59)

45

Tabel 4.1 Pretest-Postes pada Ranah Kognitif

Ranah Kognitif

Eksperimen Kontrol

Pretes Postes Pretes Postes

Butir Soal

Persentase (%)

Butir Soal

Persentase (%)

Butir Soal

Persentase (%)

Butir Soal

Persentase (%)

C1 10 37,27 10 46,82 10 36,82 10 40,45

C2 4 47,73 4 53,41 4 34,09 4 46,59

C3 6 30,30 6 48,48 6 18,94 6 40,91

C4 5 14,55 5 40,00 5 22,73 5 32,73

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa saat pretes hanya 37,27% soal C1 yang dapat di jawab oleh siswa pada kelas eksperimen. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 47,73% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif selanjutnya, yaitu C3 sebanyak 30,30% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif C4 sebanyak 14,55% soal yang dapat dijawab dengan benar. Dapat dilihat pada lampiran 2C.

Setelah diberi perlakuan pada kelas tersebut terjadi peningkatan pada semua ranah kognitif yang diukur. Hal ini ditunjukkan dari hasil postes kelas eksperimen. Sebanyak 46,82% soal C1 yang dapat di jawab oleh siswa pada kelas eksperimen. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 53,41% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif selanjutnya, yaitu C3 sebanyak 48,48% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif C4 sebanyak 40,00% soal yang dapat dijawab dengan benar. Dapat dilihat pada lampiran 3B.

Tabel 4.1 di atas juga menunjukkan bahwa saat pretes hanya 36,82% soal C1 yang dapat di jawab oleh siswa pada kelas kontrol. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 34,09% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif selanjutnya, yaitu C3 sebanyak 18,94% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif C4 sebanyak 22,73% soal yang dapat dijawab dengan benar. Dapat dilihat pada lampiran 2C

Setelah diberi perlakuan pada kelas tersebut terjadi peningkatan pada semua ranah kognitif yang diukur. Hal ini ditunjukkan dari hasil postes kelas


(60)

46

eksperimen. Sebanyak 40,45% soal C1 yang dapat di jawab oleh siswa pada kelas kontrol. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 46,59% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif selanjutnya, yaitu C3 sebanyak 40,91% soal yang dapat dijawab dengan benar. Pada ranah kognitif C4 sebanyak 32,73% soal yang dapat dijawab dengan benar.

b. Rekapitulasi Data Tes

Dari data keseluruhan data pretest dan posttest dari tiap-tiap kelompok sampel yang berjumlah masing-masing 22 siswa didapat nilai rata-rata dan standar deviasi yang ditunjukkan oleh Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.7 Deskripsi Data Rata-rata Pretest dan Posttest

Kelompok Eksprimen dan Kontrol

No Data Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 N 22 22 22 22

2 Mean 31,9 53 35,5 45,7

3 Median 30 50 32 46

4 Modus 20 48 28 48

5 SD 9,8 12,1 7,8 10,9

6 Varian 98,35 142,68 64,59 123,43

Berdasarkan hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pengolahan data penelitian mengenai hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar untuk kelompok eksperimen (n=22) didapatkan perolehan nilai rata-rata pretest dan posttest siswa adalah 31,7 dan 53 dengan standar deviasi 9,8 dan 12,1. Sedangkan untuk kelompok kontrol (n=22) diperoleh nilai rata-rata 35,5 dan 45,7 dengan standar deviasi 7,8 dan 10,9. Dalam tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) ini didapatkan kesimpulan bahwa perolehan nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan kelompok kontrol. Dapat dilihat pada lampiran 3C

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk melihat adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan, maka diperlukan pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan analisis parametrik.


(61)

47

2. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan pada data pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji normalitas dari keempat data digunakan rumus Chi-Kuadrat.

Hasil uji normalitas yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.8 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest

Statistik

Pretest Posttest

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

X2hitung 7,75 5,78 4,48 4,90

X2Tabel 9,49

Keputusan

Data terdistribusi

normal

Data terdistribusi

normal

Data terdistribusi

normal

Data terdistribusi

normal

Nilai X2Tabel didapat dari tabel nilai Chi-Kuadrat pada taraf signifikansi

5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu jika X2hitung < X2Tabel maka data terdistribusi normal. Pada Tabel 4.5 di atas terlihat

bahwa nilai X2hitung semua data lebih kecil daripada X2Tabel. Jadi dapat disimpulkan

bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen serta kelas kontrol terdistribusi normal. Dapat dilihat pada lampiran 3D

3. Hasil Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian digunakan sebagai berikut.

Jika Fhitung<Ftabel, maka kedua data tersebut homogen.

Jika Fhitung>Ftabel, maka kedua data tersebut tidak homogen

Berdasarkan Tabel 4.3 di bawah ini didapatkan Fhitung pretest sebesar 1,52


(62)

48

Fhitung posttest sebesar 1,16. Kedua kelompok memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel

maka kedua kelompok tersebut bersifat homogen.

Tabel 4.3 berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksprimen dan Kontrol

Data Statistik

Pretest Posttest

S12 eksperimen 98,35 S12 eksperimen 142,68

S12 kontrol 64,59 S12 kontrol 123,43

Fhitung 1,52 Fhitung 1,16

Ftabel 2,08 Ftabel 2,08

Kesimpulannya Homogen Fhitung < Ftabel

Kesimpulannya Homogen Fhitung < Ftabel

Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 3E.

4. Hasil Uji Hipotesis

Setelah data berdistribusi normal dan bersifat homogen selanjutnya adalah penggunaan uji-t, yaitu pengujian hipotesis untuk menguji hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar pada konsep dinamika rotasi dalam menggunakan multimedia. Kriteria hasil uji-t adalah:

Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak

Jika thitung > ttabel maka Ha diterima

Tabel 4.10 Hasil Uji t Hasil belajar Siswa Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variabel

Jumlah Sampel thitung ttabel Kesimpulan

Data Hasil belajar

siswa

Pretest NE=22

Nk=22 1,537 2,019 Ho ditolak

Posttest NE=22

Nk=22 2,509 2,019 Ha diterima

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh uji t pretest thitung = 1,537 dan posttest


(63)

49

22 -2 = 42), maka diperoleh ttabel sebesar 2,019. Uji t pretest thitung < ttabel (1,537 <

2,019) adalah menerima Ho dan menolak Ha dan uji posttest thitung > ttabel (2,509 >

2,019) adalah menerima Ha dan menolak Ho. Kesimpulan dari data yang diperoleh menyatakan bahwa multimedia yang diterapkan pada konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan menda tegar mempengaruhi hasil belajar siswa. Dapat dilihat pada lampiran 3F.

5. Hasil Angket

Pada Tabel 4.5 adalah perolehan hasil kuesioner kelompok eksperimen yang disajikan dalam bentuk persentase (%) dengan nomor 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 adalah pernyataan negatif dan nomor 1, 3, 5, 7, 9, dan 11 adalah penyataan positif:

Tabel 4.11 Hasil Angket Kelompok Eksperimen

No Pernyataan Dalam

bentuk %

1 Software multimedia menjadikan pembelajaran lebih aktif karena menggunakan komputer secara mandiri

68

2 Software multimedia sulit digunakan 71 3 Teks dalam multimedia dapat dibaca dengan jelas 75 4 Uraian materi dalam multimedia sulit dipahami 42 5 Penyajian gambar dalam multimedia menambah pemahaman

dalam mempelajari konsep keseimbangan benda tegar

89

6 Penyajian gambar dalam multimedia kurang jelas 74

7

Animasi-animasi dalam multimedia menambah minat dan motivasi untuk mempelajari konsep keseimbangan benda tegar

72

8 Animasi-animasi dalam multimedia hanya dapat dipahami dengan tingkat kecerdasan yang tinggi

78

9 Suara atau audio dalam multimedia terdengar jelas 58 10 Komposisi warna yang disajikan dalam multimedia kurang

menarik

57

11

Rumus keseimbangan benda tegar lebih mudah dipahami dengan menggunakan multimedia dibandingkan pembelajaran biasa di kelas


(64)

50

12 Pemahaman terhadap rumus keseimbangan benda tegar dalam multimedia memerlukan tingkat kecerdasan yang tinggi

42

Berikut ini adalah penjelasan dari hasil kuesioner pada Tabel 4.5 di atas: a. Pernyataan nomor 1 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa

pembelajaran menggunakan multimedia menjadikan pembelajaran lebih aktif karena menggunakan komputer secara mandiri. 68 % siswa setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Pernyataan nomor 2 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran sulit untuk digunakan. 71 % siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Pernyataan nomor 3 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa teks dalam multimedia dapat dibaca dengan jelas. 75 % siswa setuju dengan pernyataan tersebut.

d. Pernyataan nomor 4 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa uraian materi dalam multimedia yang digunakan sulit dipahami. 42 % siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Pernyataan nomor 5 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa penyajian gambar dalam multimedia menambah pemahaman dalam mempelajari konsep kesetimbangan benda tegar. 89 % siswa setuju dengan pernyataan tersebut.

f. Pernyataan nomor 6 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa penyajian gambar dalam multimedia kurang jelas. 74 % siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

g. Pernyataan nomor 7 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa animasi-animasi dalam multimedia menambah minat dan motivasi untuk mempelajari konsep keseimbangan benda tegar. 72 % siswa setuju dengan pernyataan tersebut.

h. Pernyataan nomor 8 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa animasi-animasi dalam multimedia hanya dapat dipahami dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. 78 % siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.


(65)

51

i. Pernyataan nomor 9 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa suara atau audio dalam multimedia terdengar jelas. 58 % siswa setuju dengan pernyataan tersebut.

j. Pernyataan nomor 10 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa komposisi warna yang disajikan dalam multimedia kurang menarik. 57 % siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

k. Pernyataan nomor 11 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa rumus keseimbangan benda tegar lebih mudah dipahami dengan menggunakan multimedia dibandingkan pembelajaran biasa di kelas. 68 % siswa setuju dengan pernyataan tersebut.

l. Pernyataan nomor 12 adalah pernyataan yang menyatakan bahwa pemahaman terhadap rumus keseimbangan benda tegar dalam multimedia memerlukan tingkat kecerdasan yang tinggi. 42 % siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Hasil perhitungan angket dapat dilihat pada lampiran 3F.

6. Hasil Lembar Observasi

Pada Tabel 4.6 adalah perolehan hasil observasi kelompok eksperimen yang disajikan dalam bentuk persentase (%).

Tabel 4.12 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen

No Indikator Dalam Bentuk (%)

1 Siswa memahami cara penggunaan multimedia interaktif

50

2 Siswa menunjukkan minat pada multimedia interaktif

75

3 Situasi pembelajaran kondusif 75

Jumlah 200

Rata-rata 66,7

Berikut adalah penjelasan dari hasil observasi pada Tabel 4.6 di atas:

a. Pernyataan nomor 1 menyatakan bahwa hanya 50% siswa yang memahami cara menggunakan multimedia interaktif. Artinya bagi sebagian siswa


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)