Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Setelah dilakukan pengamatan di perpustakaan Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, terdapat beberapa skripsi yang menggunakan kajian struktural. Adapun Penelitian sebelumnya yang sejalan dengan skripsi ini adalah : 1. Elita, Nim.060704002 dengan judul Analisis Struktural Prosa Arab Modern Wardha Hanikarya Khalil Gibran. Dalam penelitian tersebut si peniliti hanya membahas unsur latar yaitu latar tempatnya adalah terletak di bagian Barat Daya Asia dan latar waktu adalah delapan belas dan empat puluh tahun dan pesan moral adalah pesan religius keagamaan dan pesan kritik sosial dengan menggunakan teori nurgiyantoro. 2. Gustina, Nim.050704035 dengan judul Analisis Struktural Kisah Ashabu Al- Kahfi ‘Para Penghuni Gua’ Dalam Al’Qur’an Surah Al-Kahfi. Dalam penelitian tersebut peneliti hanya membahas latar tempat, latar waktu dan setting sosial dan amanat dengan menggunakan teori nurgiyantoro. 3. Pega, Nim.040704006 dengan judul Analsis Struktural Dan Semiotik Dalam Novel ‘imra’atun ‘inda nuqṭati al-ṣafari ‘Perempuan Di Titik Nol’ karya Nawal Al-Sa’dawi. Dalam peneletian tersebut peneliti hanya membahas latar tempat, latar waktu dan setting sosial, tema, alur dan tokoh dengan menggunakan teori nurgiyantoro sedangkan dalam semiotik peneliti menggunakan teori Zoest dan Sobur. Perbedaan penulisan ini dengan kajian terdahulu antara lain, judul objek kajian yang berbeda dengan skripsi yang ditulis sebelumnya, objek Universitas Sumatera Utara 9 kajian peneliti adalah kisah ه أ Aranīllāh karya Taufik Al-Hakim membahas unsur instrinsik secara keseluruhan sesuai berkaitan unsur-unsur Kisah ه أ Aranīllāh tanpa menyampingkan salah satu unsur yang ada. Peneliti akan membahas unsur instrinsik dalam kajian struktural kisah karya Taufik Al-Hakim yang berjudul ه أ Aranīllāh menggunakan pendekatan struktural dengan teori Nurgiyantoro. Karya sastra merupakan struktur yang memiliki keindahan teks sastra yang bergantung pada penggunaan bahasa yang khas dan relasasi antara unsur yang mapan Smith dalam Aminuddin,1990:62. Menurut Nurgiyantoro langkah-langkah dari analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengindentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi hubungan dalam unsur yang bersangkutan, yaitu unsur isntrinsik dan ekstrinsik dengan menggunakan teori Burhan Nurgiyantoro. Secara Etimologi Sastra Sanskerta: shastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta „Sastra‟, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar „Sas‟ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan „Tra‟ yang berarti “alat” atau “sarana”. Kata sastra sering dikombinasikan dengan awalan su sehingga menjadi susastra, yang diartikan sebagai “ gambaran kehidupan yang baik dan indah ”. Soeratno,1994. Menurut Terminologi dalam bahasa Arab kata sastra disebut juga dengan أ al-adabu Yunus, 1989:37 yang memiliki arti umum dan khusus. Secara umum, adab adalah ungkapan yang indah, sedangkan secara khusus adab berarti kata-kata yang indah dan baik yang memberi pengaruh terhadap cerminan kehidupan manusia Sofyan,2004:8. Menurut Husen.Tt22 : أ أ ، ئا ا Universitas Sumatera Utara 10 wa al-qaulu ka ṣīru aiḍān ƒī taklīƒi al-ṣilati baina laƒaẓi al-ādabu wa baīna al- adibu bima‟nā al-dawatu ilā al-wala‟imu śumma al-qaulu kaṡīrin ƒimā dallat ‟alaihi hā ihi al-kalimatu min alma‟ānī al-latī ikhtalafat bi ikhtilāƒi al- ‟uṣūri Banyak pendapat yang berbeda tentang pengertian al-adibu dengan al- adabudengan arti mengajak kepada perbaikan. Dan banyak pendapat yang memberi arti hubungan kalimat pada makna yang berbeda sesuai dengan perkembangan zaman . Dari uraian diatas dapat di pahami bahwa kata sastra baik dari kontes bahasa Indonesia dan bahasa Arab mempunyai makna sama yakni, karya cipta merupakan bahasa yang indah estetis yang bermanfaat untuk mendidik jiwa manusia ke arah kebenaran. Beberapa referensi menyebutkan bahwa sastra Arab ada 2 dua klasifikasi sastra yaitu: al-syiru puisi dan al-na ṡru prosa Chalis Sofyan 2004 : 25-30. Definisi syair menurut Husein,1952 dalam Mazzuki, 2006:45 adalah ّ أ ا al- syi‟ru huwa al-kalāmu al-la ī yatamidu lafẓuhū ‟alā al-mūsīqī wa al- wazni fayatalafu min ajzāi yusabbihu ba‟ḍahā ba‟dān fī al- a ṭwali wa al-qaṣri wa al-ḥarakati syair adalah susunan beberapa kata yang pengucapannya terikat dengan irama dan wazan pola, karena syair itu tersusun dari beberapa bagian yang menyerupai bunyi satu dengan bunyi yang lainnya dan juga mempunyai kesamaan dalam panjang,pendeknya baris harakat Husein, 1952: dalam Mazzuki, 2006:45. Definisi syair menurut Muhammad ibnu Suudi dalam Muqti 1944:16 adalah: : ا al- syi‟ru huwa al-kalāmu al-la i lahu waznun wa qāfīyatun Syair adalah kalimat yang mempunyai wazanpola timbangan dan al-qafiyah kata terakhir dalam bait syair Universitas Sumatera Utara 11 Berdasarkan dua referensi diatas syair merupakan kalimat yang memiliki pola dan mempunyai bunyi dalam kata terakhir dalam bait syair. Definisi prosa : : ا , ا ا Al-na ṣru fahuwa mā laisa bisyi‟rin min al-kalāmi al-maṣqūli al-munammiqi, fahuwa lāyataqaiyadu biwaznin wa lā qāfīyatin Prosa adalah ungkapan atau tulisan yang tidak sama dengan Syir, ia tidak terkait dengan wazan atau qafiyah. http:jonatanaji.blogspot.com 13:04:2015 : ا ا , , , , , , al-na ṡru wa huwa al-kalāmu al-jamīlu al-la ī laisa lahu waznun wa lā qāfiyatun, wa minhu al-khuṭbatu, wa ar-risālatu, wa al- wa ṣiyatu, wa al-ḥikmatu, wa al-maṡalu, wa al-qiṣṣatu.‟Prosa adalah kata-kata indah yang tidak terdapat wazn timbangan atau pola dan al-qafiyah kata terakhir dalam bait syair dan yang termasuk di dalamnya adalah khutbah, surat, wasiyat, kata-kata perumpamaan dan kisah Su‟udi dalam Muqti, 2012:3. Maka dari beberapa referensi diatas dapat difahami bahwa puisi kalimat memiliki wazn dan qafiyah seperti halnya sya‟ir. Ada 2 dua macam bentuk prosa yaitu prosa fiksi dan prosa non fiksi. Prosa fiksi adalah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa nonfiksi adalah karangan narasi sugestifimajinatif. Prosa non fiksi adalah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual kenyataan atau berdasarkaan pengamatan. http:bahasablogkuindonesia.blogspot.com201404prosa-dan- jenis-jenis-prosa_17.html 15:04:2015. Adapun jenis-jenis Prosa Arab adalah Khitabat Khutbat , Qishash cerita, An-Natsru Al-Tajdidiy Prosa Pembaharuan , Hikam Kata Mutiara, Amtsal Pribahasa . Nur Chalis Sofyan, 2004 : 31-34. Universitas Sumatera Utara 12 Menurut Jamil 2008:5-10 prosa dapat dibagi kedalam 6 enam macam, yakni: : أ , , , , , anw‟u an-naṣri: al-amṡālu, al-ḥikamu, ar-risālatu, al-qiṣṣatu, al-khiṭabatu, al- wa ṣayā jenis-jenis al-natsru : al-amśal, al-hikam, ar-risalah, al-qisah, al- khutbah,al-wa ṣāyāJamil,2008:5-10. Al-khi ṭabatu Khiṭabah إ Al-khi ṭabatuwa hiya fannun mukhāṭabatin li iqnāihim wa imtā‟ihim khutbah adalah seni berbicara yang dapat memberikan kepuasan dan kenikmatan kepada orang yang mendengarkannyaJamil,2008:5. Al-wa ṣayā Wasiyat , إ أ ا أ أ ء ش أ al-wa ṣāyā huwa: jam‟u waṣiyyatin, wa hiyā an-naṣīhatu al-latī yuwajjihuhā al-insāna ilā akharin ’azīzin ’alaihi li akhīhi li itbā‟i amrun hasanin au ijtinābu amrun syiin. Al-wasaya kata jamak dari wasiyatun. Wasiyat adalah nasihat yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan memuliakan saudaranya untuk mengikuti perbuatan yang baik atau menjauhi perbuatan yang buruk Jamil,2008:7. أ Al- amsālu Amasal أ , ئش أ أ Al- amsālu jam‟u min miṡlu qawlu maujuzun warada fi ḥādisatin mā, wa yusta‟malu ‟inda tasyibihi halin aw syaiin bi al-lazī qīla fīhi aṣālunAl-amsalu kata jamak dari musalun, al-amsal adalah Universitas Sumatera Utara 13 perkataan yang ringkas yang muncul pada kejadian apa saja, al- amsal digunakan ketika mempersamakan atau sesuatu hal, keadaan atau seseorang dengan kata sebenarnya Khairul Jamil,2008:11 Al-hikamu Kata- kata Hikmah kata mutiara al- ḥikmatu qaulun mujuzun masyhurun yataḍammanu ma‟na yuhdafu ila al-khairiHikmah adalah perkataan ringkas yang terkenal mengandung makna kebaikan bagi orang lain Khairul Jamil, 2008:11 إ al- ḥikmatu liyukhālifu al-insānu huwā yahkumu bīilhaqqi wā ‟adli Hikmah merupakan suatu bentuk manusia tentang hak dan kebaikan‟ Ar- risālatuSurat إ , ه ا إ Ar- risālatu istahdaṡa ha ā al-launu min an-naṡri ma‟a zuhūri al- da‟wati al-islamiyyati, wa istakhdamahā ar-rasūlu ṣalallahu ‟alaihi wassalam fī mukātabati al-mulūki yad’ūhum ilā al- islamiSurat membicarakan warna baru dari prosa bersamaan dengan munculnya dakwah islam. Ketika itu Rasulullah Saw mengirimkan raja-raja, yang isi dari surat tersebut mengajak raja- raja tersebut untuk masuk islam Jamil 2008:15 Al-qi ṣṣatuKisah أ أ : , أ , أ أ Universitas Sumatera Utara 14 Al-qi ṣṣatu jamu qaṣasun al-aqaṣū ṣatu jam‟u aqāṣīṣu: al-ḥadīṡu, al-amru al- ḥādiṡi, as-ṡanu al-uḥdūṡatiKata qiṣaṣa atau aq-ṣiṣah cerita, jamaknya aqāṣīṣu yaitu menceritakan suatu kejadian jamaknya al-uhdust munjid, 1986. Prosa yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah karya Taufik Al- Hakim yang berjudul ه أ Aranīllāh termasuk pada prosa modern dalam bentuk kisah. Prosa Arab bentuk Qisah ini dalam perkembangannya ditulis dalam bentuk buku yang di sebut novel. Novel merupakan suatu karya fiksi yaitu karya yang bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan yang menggunakan bahasa sehari-hari Yelland dalam Furqonul 1983:2. Historiografi Prosa Arab Historiografi dapat dicermati masa ke masa sebagaimana puisi atau sya‟ir arab maka . Prosa Arab adalah suatu karya sastra bangsa arab yang sangat menarik berbentuk sebuah cerita. Dalam perkembangan sejarah sastra arab, para ahli sastra arab membaginya menjadi 6 enam yang dijelaskan oleh Nur Chalis Sofyan dalam buku Pengantar Sastra Arab. Periode Perkembangan Prosa Arab: Periode perkembangan dalam sastra arab dibagi kedalam enam periode : 1. Periode Jahiliyah : Sejak dua abad atau satu setengah abad sebelum islam hingga masa dimana islam muncul 2. Periode awal Islam : Sejak munculnya islam hingga berakhirnya kepemimpina n Khulafa‟urrasyidin tahun 40 H 3. Periode Daulah Umayyah : Sejak berdirinya Dinasti Umayyah tahun 40 H hingga masa keruntuhannya tahun 132 H 4. Periode Daulah Abbasiyah : Sejak berdirinya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H hingga masa keruntuhannya akibat serangan pasukan Tatar tahun 656 H 5. Periode Keruntuhan: Periode ini dibagi dua fase yaitu sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah tahun 656 H dan ketika Dinasti Utsmaniyyah menguasai Kairo pada tahun 923 H dan berakhir hingga runtuhnya Dinasti Utsmaniyyah pada awal abad ketiga belas hijriah 6. Era baru: Ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan kebangkitan islam dibeberapa negara arab pada awal abad ketiga belas hijriah hingga saat ini. Sofyan 2004:9-14 Universitas Sumatera Utara 15 ا إ أ أ أ ا ا : ا إ , أ , , , , wa qasamnā tārīkhuhā ba‟da al-islāmi ila asari au aṭwāri tunāsibu inqilābātihā al-siyāsiyati au al-ijtimā‟iyyati wa hiya: ‟aṣru ṣadru al-islāmi, al-‟aṣru al-amawī, al-‟aṣru al-‟abbāsī, al- ‟aṣru al-muqhulī, al-‟aṣru al-‟uṡmānī, al-‟aṣru al-ḥadīṡi Dan kami membagi sejarahnya perkembangan sastra arab setelah islam kepada beberapa masa atau perkembangan sesuai perubahan politik atau sosial yaitu: masa awal islam, masa Umawiyyah, masa Abbasiyah, masa Mongolia, masa Utsmaniah, masa modern Zaidan, 1996:23. Dari penjelasan diatas dapat difahami bahwa Sofyan memperhatikan perkembangan sejak zaman jahilliyah sedangkan Zaidan mengikuti perekembangannya sejak masa islam saja, Zaidan menyebutkan: 1. Masa Sadrul Islam itu adalah masa Rasul SAW dan Khulafah Rasyiddin 2. Masa Bani Umayyah 3. Masa Abbasiyyah 4. Masa Pemerintahan Mongolia 5. Masa Kerajaan Utsmania 6. Masa Modern Dari kutipan kedua pendapat diatas maka perkembangna sejarah Sastra Arab ada 7 masa yaitu : 1. Masa jahilliyah 2. Masa Islam 3. Masa Bani Umayyah 4. Masa Abbasiyah 5. Masa Pemerintahan Mongolia 6. Masa Kerajaan Utsmania 7. Masa Modern Universitas Sumatera Utara 16 Menurut catatan sejarah perkembangan Prosa Arab dan Kebangkitan prosa pada masa modern lebih cepat dari pada kebangkitan puisi karena permintaan prosa lebih besar dari pada puisi. Puisi atau syair banyak diciptakan pada masa arab kuno jahilliyah. Arus kebangkitan prosa sangat tajam dan terpendam pada masa Pemerintahan Turki, pada masa itu terjadi kemunduran di bidang prosa.Prosa seni banyak mengulas tentang masalah sosial. Peran surat kabar tak bisa lagi disampingkan, karena ia telah menghidupkan bahasa Arab yang penuh dengan pemikiran dan puitis dan sebagai pertanda revilitas sastra arab Sofyan, 2004 :198. Adapun judul skripsi yang akan diteliti analisis Kisah أ ه ’Aranīllāh’Perlihatkanlah Allah Padaku karya Taufik Al-hakim yang ditinjau dari kajian struktural. Peneliti mencoba meneliti salah satu karya Taufik Al-hakim ini yang dikhususkan pada kisah dengan judul ه أ ’Aranīllāh’ di cetak di Mesir oleh pencetakan Maktabah Misriyah t.t.p. Peneliti sangat tertarik pada kisah ه أ ‘Aranīllāh Perlihatkanlah Allah Kepadaku, untuk dijadikan sebuah objek penelitian, karena cerita ini ditulis dalam bahasa Arab dan memiliki terjemahan bahasa Indonesia, cerita ini berkisah tentang seorang anak yang cerdas, polos yang ingin berjumpa dengan Tuhan-Nya karena sang ayah selalu bercerita tentang Tuhan kepada anaknya tersebut, buku ه أ ’Aranīllāh’ ini di terjemahkan oleh Yessi HM Basyaruddin. Metode struktural merupakan metode Penelitian objektif. Penelitian sastra lebih menekankan kepada aspek instrinsik karya sastra, yang memiliki keindahan teks sastra yang bergantung pada penggunaan bahasa yang khas dan relasasi antara unsur yang mapan Smith dalam Aminuddin,1990:62. Unsur Instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri yang membentuk sebuah teks yang memiliki arti penuh yang menyebabkan ide dan gagasan itu hadir sebagai karya sastra, yang terdiri dari unsur dalam teks seperti tema, alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa yang membentuk makna yang utuh pada sebuat teks karya sastra Smith dalam Aminuddin, 1990:62. Peneliti menggunakan pendekatan struktural, yaitu unsur intrinsik dengan menggunakan teori Nurgiyantoro 1995. Peneliti memilih karya Taufik Al-Hakim di karenakan kisah tersebut merupakan novel filsafat yang banyak mengusung sosial budaya dalam karyanya yang terlihat di Universitas Sumatera Utara 17 kehidupannya di Mesir. Namun pada penelitian ini peneliti mencermati secara khusus pada unsur instrinsik yaitu tema, alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang dan gaya bahasa

2.2 Tema