Gaya Bahasa Unsur Instrinsik dalam Kisah

49 Seperti yang terdapat pada dialog dalam kisah ه أ Aranīllah karya Taufik Al-Hakim ini terlihat pada halaman 13 tiga belas baris 10 sepuluh: ؟ أ .. .. .. wa kaifa arāhu i an? i ā takasyifa huwa lirūḥika.. wa matā yatakasyafa lirūḥī? i ān ẓafarat bimaḥabbatihi.. Lantas bagaimana agar aku dapat melihatnya? Jika dia bisa hadir di dalam jiwamu.. Kapan dia hadir di dalam jiwaku? Jika kamu memperoleh cinta-Nya Pada dialog yang terdapat dari awal sampai akhir dari cerita ini maka dapat dipahami cerita ini sudut pandang persona pertama: Aku Ayah

3.1.6 Gaya Bahasa

أا لسأ يب uslub al-adabī Gaya bahasa merupakan cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Seperti yang terdapat pada dialog dalam kisah ه أ Aranīllah karya Taufik Al-Hakim. Pada dialog halaman 11 sebelas pada baris ke 1 satu أ kāna fī sālafi al-‟uṣuriwa al-awānu rajulun ṭaibun al-sarīratin ṣāfā ad-ḍamīri Universitas Sumatera Utara 50 Di zaman dahulu ada seorang lelaki jujur dan tulus, dia dikaruniai seorang anak lelaki yang lembut Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan tasbih mursal Pada dialog halaman 11 sebelas pada baris ke 2 dua ا ه razaqatu allahi ṭiflan akiyyan alfu‟ādi iliqual lisāni. Dia di anugerahi seorang anak laki-laki yang ceria, berfikir bijak dalam berbicara. Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan tasbih mursal Pada dialog halaman 11 sebelas baris 2 dua : أ أ fākānat amta‟a laḥẓātihi sā‟atan yajlisu ilā ṭaflihi yataḥādaśāni kaanahumā ṣadīqāniDi waktu senggang lelaki itu duduk bersama dengan anaknya dan keduanya pun berbicara. Mereka berbincang-bincang seperti dua sahabat karib, sama-sama paham dengan apa yang dibicarakan Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan tasbih mursal majmal tasbih yang lengkap. Pada dialog halaman 11 sebelas baris 4 empat : أ fayul ḥiẓu ka‟āna fāriqu as-sinni wa fāṣala azzamani min irtifa’i min bainihimā kistārati wa hamiyatin min ḥarīri fāiẕān humā mutafaqāni Universitas Sumatera Utara 51 mutafāhamāniPerbedaan usia antara keduanya bagai tirai sutera yang fatamorgana mereka berdua pintar saling memahami Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan tasbih baligh Pada dialog halaman 11 sebelas baris 12 dua belas : ، laf ẓuhū rijalun fākhri al-fammi, zāhilun al-fikriini permintaan aneh dan dia pun tidak tahu bagaimana memenuhinya. Di diam dan berfikir cukup lama Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan Kinayah Pada dialog halaman 14 empat belas baris 6 enam : miśqāla zarratin min muhabatihikalau begitu separuh biji atom dari cinta- Nya. Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan Isti‟arah Pada dialog halaman 15 lima belas baris 8 delapan : ه kāna fī qalbihi miqdārun niṣfun zarratin min muhabbatihi allahbagaimna mungkin orang yang dihatinya terdapat cinta Tuhan seberat separuh biji atom bias mendengar ucapan manusia Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan Isti‟arah Pada dialog halaman 15 lima belas baris 13 tiga belas : ه inna ni ṣfun zarratin min nūri allahseparuh biji atom dari Nur Tuhan Pada dialog yang terdapat diatas maka diketahui gaya bahasa merupakan Isti‟arah Universitas Sumatera Utara 52

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Novel ه أ Aran Īllah ‟ Perlihatkanlah Allah Kepadaku ‟ , karya Taufik Al-Hakim terdiri dari 212 halaman dan delapan belas bab. Terjemah an dari novel ini yaitu „‟ Perlihatkanlah Allah Kepadaku „‟ karya Yessi HM Basyaruddin, Lc, terdiri dari 201 halaman dan delapan belas bab. Novel ini di terbitkan oleh Maktabah Usrah. 2. Unsur Instrinsik yang terdapat dalam novel ه أ Aran Īllah yaitu, tema, alur, tokoh dan karakter, latar, sudut pandang dan gaya bahasa 3. Tema ketuhanan أ ‟uluhiyyah‟‟ketuhanan‟, sedangkan dilihat dari ilmu tasawuf adalah tahapan pengenalan cinta Allah Mahabbah. 4. Alur maju karena menceritakan tentang kondisi anak dan ayahnya. 5. Tokoh Utama : a. Seorang laki-laki Ayahnya b. Seorang Anak Laki-Laki Anak Tokoh Tambahan : a. Pemuka agama b. Sang Zuhud Kakek Tua c. Keluarga Tokoh Protagonis : a. Seorang laki-laki Ayahnya b. Sang Zuhud Kakek Tua Tokoh Antagonis : a. Seorang Anak Laki-Laki Anak 6. Latar Tempat : Kota Mesir, Jalan-Jalan kota Mesir, Pinggiran Kota Mesir, Sebuah Gunung, Padang pasir. Universitas Sumatera Utara