1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1890 sistem tenaga ac menjadi lebih banyak digunakan dibandingkan sistem tenaga DC. Walaupun begitu, Motor DC tetap
digunakan secara signifikan pada bagian mesin yang dikomersialkan setiap tahun sejak tahun 1960. Ada beberapa alasan mengapa Motor DC tetap
popular digunakan walaupun sistem tenaga DC sangat jarang digunakan. Pertama, sistem tenaga DC sering digunakan di mobil, truk, dan pesawat
terbang. Ketika sebuah kendaraan mempunyai sistem tenaga DC , maka akan lebih masuk akal untuk menggunakan Motor DC. Aplikasi Motor DC
yang lainnya ialah situasi yang membutuhkan variasi kecepatan yang luas. Ketika penggunaan rectifier-inverters belum dipakai secara luas, Motor DC
menjadi tak terkalahakan dalam hal aplikasi pengaturan kecepatan. Bahkan ketika tidak ada sumber tenaga DC , rangkaian penyerah dan chopper
digunakan untuk membuat tenaga DC yang diinginkan, dan Motor DC digunakan untuk mneyediakan pengaturan kecepatan yang diinginkan.
Pada penggunaannya Motor DC akan mengalami arus start yang sangat besar pada rangkaian armaturnya. Hal ini disebabkan karena saat
start motor belum berputar dan tidak ada ggl balik yang dihasilkan E
b
=0, sehingga tahanan internal pada Motor DC sangat rendah. Tahanan yang
sangat rendah ini dapat menimbulkan arus yang sangat besar pada Motor DC bisa mencapai 20 kali dari arus nominal. Arus start yang besar ini,
walaupun hanya bertahan sesaat, dapat meleburkan fuse, bahkan dapat
2 merusak komutator, sikat motor, dll. Untuk mengurangi arus yang sangat
besar ini maka diberikan tahanan tambahan pada Motor DC yang terhubung seri dengan armatur. Tahanan tambahan ini tidak boleh diberikan secara
permanan karena dapat menjadi rugi-rugi tambahan dan mengurangi karakteristik torka-speed Motor DC. Maka tahanan tambahan ini harus
berkurang seiring dengan kenaikan kecepatan motor dan penambahan ggl balik. Karena itu dibutuhkan metode starting agar motor dapat mengurangi
arus start yang sangat besar tersebut. Penulis memakai metode start Motor DC Shunt dan Motor DC Seri
dengan thyristor controller dalam tugas akhir ini. Thyristor controller akan mengurangi tahanan tambahan ini seiring dengan batasan arus terendah dan
arus tertinggi yang diinginkan. Thyristor controller juga akan bekerja secara otomatis untuk mengurangi tahanan tambahan start seusai dengan respon
arus start.
1.2 Perumusan Masalah