5. Penggeledahan di Luar Daerah Hukum
Apabila ditinjau dari segi efektivitas dan efisiensi kerja, maupun dari segi kesulitan pembiayaan dan lain-lain. Dari segi
efektivitas dan efisiensi penyidik yang bersangkutan kurang memahami seluk beluk daerah lain tempat di mana penggeledahan
dilakukan. Dan juga mengenai efisiensi, untuk apa harus buang tenaga, biaya, dan waktu jika penggeledahan dapat “dilimpahkan”
atau “didelegasikan” kepada penyidik yang ada di daerah tersebut. Tapi bila kasus dianggap serius dan memperkirakan lebih
besar manfaatnya, maka dia sendiri yang langsung melakukan penggeledahan.
Oleh karena itu, ditinjau secara “kasuistis” atas dasar pertimbangan cara mana yang paling berfaedah menghadapi
peristiwa ini, penyidik dapat memilih alternative yang dirumuskan Pasal 36 KUHAP :
a. Penyidik Dapat Melakukan Sendiri Penggeledahan
Sekalipun tindakan
di luar
wilayah hukum
kekuasaannya, penggeledahan harus tetap mengikuti ketentuan yang digariskan dalam Pasal 33 KUHAP. Tata cara dan
prosedur penggeledahan di luar daerah hukum, dimana penyidik melakukan penggeledahan di atur dalam Pasal 36
KUHAP yang menggariskan bahwa : 1
Surat izin penggeledahan harus dimintakan dari Ketua Pengadilan Negeri di tempat wilayah hukum kekuasaan
penyidik yang bersangkutan. 2
Dengan surat izin penggeledahan itu, penyidik melapor kepada Ketua Pengadilan Negeri di daerah tempat di mana
penggeledahan akan dilaksanakan.
3 Dalam pelaksanaan penggeledahan didampingi oleh
penyidik dari daerah hukum di mana penggeledahan itu dilakukan.
Tetapi apabila penggeledahan dilakukan dalam keadaan yang sangat mendesak, penyidik tidak diwajibkan
melapor dan memberitahu Ketua Pengadilkan Negeri di daerah hukum di mana penggeledahan dilakukan serta tidak perlu
didampingi oleh penyidik dari daerah hukum dimana penggeledahan
dilakukan. Sedangkan
pelaporan serta
pemberitahuan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan baru disampaikan setelah penggeledahan selesai.
b. Penggeledahan Didelegasikan
Penyidik tidak
langsung datang
melakukan penggeledahan di luar daerahnya sendiri, tapi minta bantuan
penyidik di daerah mana penggeledahan dilakukan. Maka penyidik yang bersangkutan mengirimkan surat permintaan
bantuan sekaligus “surat izin” penggeledahan Ketua Pengadilan Negeri setempat. Berdasarkan surat izin itu
penyidik diminta bantuan memberitahukan penggeledahan kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat di mana
penggeledahan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Penyidik yang dimintai bantuan harus mengeluarkan
perintah tertulis penggeledahan, maupun pengadaan saksi- saksi yang menghadiri penggeledahan. Dan juga pembuatan
berita acara, diselesaikan penyidik yang dimintai bantuan selambat-lambatnya “2 hari” serta menyampaikan turunan
berita acara tersebut pada penghuni rumah yang digeledah.
Setelah semua selesai dilakukan oleh penyidik yang dimintai bantuan, segera mungkin hasil dan berita acara
disampaikan kepada penyidik yang mendelegasikan. Bila dalam penggeledahan tersangka ditangkap sesuai dengan
maksud dan izin penggeledahan yang dikeluarkan pengadilan, tersangka
segera diantar
ke tempat
penyidik yang
bersangkutan atau memberitahukan agar tersangka yang ditangkap segera diambil untuk dibawa ke tempat penyidik
yang minta bantuan yang mendelegasikan. M. Yahya Harahap, 2002 : 260
B. Tinjauan Tentang Narkotika
1. Pengertian Narkotika
Secara umum yang dimaksud dengan narkotika adalah sejenis zat yang bila digunakan dimasukkan dalam tubuh akan
membawa pengaruh terhadap tubuh sipemakai. Pengaruh tersebut berupa mempengaruhi kesadaran, memberi dorongan yang dapat
berpengaruh terhadap perilaku manusia yang dapat berupa penenang, perangsang dan menimbulkan halusinasi.Djoko
Prakoso dkk, 1987: 479,480 Menurut Sudarto didalam bukunya ”Kapita Selekta Hukum
Pidana” mengatakan bahwa: Perkataan narkotika berasal dariperkataan Yunani ”narke”
yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Maka narkotika dapat disamakan artinya dengan obat bius.
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan