103
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
5.1 Kesimpulan
Minuman bersoda rasa cola telah menjadi minuman dalam keseharian banyak orang. Ini mengindikasi bahwa pemasar sudah berhasil menjual
produknya. Coca Cola dan Pepsi Cola merupakan dua perusahan multinasional yang memproduksi dan menjual minuman berkarbonasi rasa cola. Keduanya
bersaing keras di pasar multinasional termasuk Indonesia dan Malaysia. Sebagai pihak pemasar, mereka tentu saja memperhatikan perilaku konsumen khususnya
aspek-aspek asosiasi merek. Selaras dengan hal ini, penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan dimensi-dimensi asosiasi merek yang di pandang signifikan
dalam lingkup Bisnis Internasional, Pemasaran dan berbagai tantangannya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk konsumen Indonesia merek Coca Cola, variabel citra merek
dan variabel persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan pada preferensi konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1
dan hipotesis 3 pada bagian ini diterima. Sedangkan variabel sikap merek
tidak memiliki pengaruh pada preferensi konsumen pada produk Carbonated Soft Drink
rasa cola merek Coca Cola. Dengan demikian hipotesis 2 pada bagian ini ditolak.
2. Untuk konsumen Indonesia merek Pepsi Cola, variabel citra merek dan variabel persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan pada
preferensi konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 dan hipotesis 3 pada bagian ini diterima. Sedangkan variabel sikap
merek tidak memiliki pengaruh pada preferensi konsumen pada produk
Carbonated Soft Drink rasa cola merek Pepsi Cola. Dengan demikian
hipotesis 3 pada bagian ini ditolak. Catatan penting pada bagian satu studi pada Coca Cola dan bagian dua studi pada Pepsi Cola
menunjukkan bahwa masing-masing hipotesis yakni H1 dan H3 sama- sama diterima sedangkan H2 ditolak.
3. Untuk konsumen Malaysia merek Coca Cola, variabel sikap merek dan variabel persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan pada
preferensi konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 dan hipotesis 3 pada bagian ini diterima. Sedangkan variabel citra
merek tidak memiliki pengaruh pada preferensi konsumen pada produk
Carbonated Soft Drink rasa cola merek Coca Cola. Dengan demikian
hipotesis 1 pada bagian ini ditolak. 4. Untuk konsumen Malaysia merek Pepsi Cola, variabel citra merek dan
variabel sikap merek tidak berpengaruh secara signifikan pada preferensi konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1
dan hipotesis 2 pada bagian ini ditolak. Sedangkan hanya variabel persepsi kualitas
yang memiliki pengaruh pada preferensi konsumen
pada produk Carbonated Soft Drink rasa cola merek Pepsi Cola. Dengan demikian hipotesis 3 pada bagian ini diterima.
5. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh informasi bahwa untuk minuman cola
merek Coca Cola, jika ditinjau dari faktor negara, yakni Indonesia dan Malaysia, maka berdasarkan variabel-variabel yang diuji
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan persepsi responden terhadap variabel citra merek dan sikap merek. Ini berarti untuk variabel citra
merek dan sikap merek menghasilkan H0 diterima. Sedangkan untuk
dua variabel persepsi kualitas dan variabel preferensi diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan persepsi responden ditinjau dari perbedaan
negara. Dengan demikian untuk variabel persepsi kualitas dan variabel preferensi
dapat diartikan bahwa H0 ditolak. 6. Untuk minuman cola merek Pepsi Cola, jika ditinjau dari faktor negara,
yakni Indonesia dan Malaysia maka berdasarkan variabel-variabel yang diuji menunjukan bahwa tidak ada perbedaan persepsi responden pada
variabel citra merek, sikap merek dan preferensi. Ini berarti untuk variabel citra merek, sikap merek dan preferensi menghasilkan H0
diterima. Sedangkan untuk dua variabel persepsi kualitas diperoleh hasil adanya perbedaan persepsi responden ditinjau dari perbedaan
negara. Dengan demikian untuk variabel persepsi kualitas, H0 ditolak.
5.2 Implikasi Manajerial