Tingkat Likuiditas Bank Ditinjau dari ... Sudarto Hs
63
keputusan ekonomi yang bersifat finansial. “Tujuannya adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”
Faried Haryanto, 1998: 179.
Ada dua analisis laporan keuangan yaitu “Time series techniques dalam aplikasinya
direalisasi dalam bentuk analisis hubungan trend analisis persentase dan analisis rasio”
Harnanto, 1991: 155. “ Time series techniques
berguna untuk melihat dan mengamati sejauh mana perkembangan perusahaan dari tahun
ke tahun sehingga dapat mengetahui trend atas
perkembangan. Analisis ini sebaiknya dilakukan dengan data 5 tahun terakhir”
Suad Husnan, 1982:58. “Perbandingan semacam itu memberikan pemahaman atas
prestasi dan kondisi finansial perusahaan. Analisis ini sulit dilakukan karena standar rata
rata industri di Indonesia sulit diperoleh” Suad Husnan, 1982: 45.
Karena dalam penelitian ini digunakan analisis rasio yang didasarkan laporan
keuangan dengan pendekatan Camel maka dapat dikatakan analisis ini termasuk
croos section techniques.
Analisis rasio adalah rasio yang meng- gambarkan suatu hubungan atau pe-
rimbangan mathematical relationship
antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran
kepada analis tentang perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio standar S. Munawir, 1993:55.
“Tujuan analisis rasio keuangan pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat
rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan” Munawir,
1993: 69. Untuk analisis rasio perbankan akan didasarkan pada rasio -rasio yang
disesuaikan pada tujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan.
Sesuai dengan SK Direktur BI No. 3011 DIR tertanggal 30 April 1998 tentang
penilaian kesehatan bank, dilakukan melalui pendekatan CAMEL. Salah satu ukuran dari
CAMEL adalah likuiditas bank. Cara menilai likuiditas bank tetap mengacu pada analisis
rasio yaitu:
a. Rasio Alat Likuid terhadap hutang lancar Y1; dihitung dengan cara:
jumlah alat likuid Kas + GiroAA + Tab. AA - Tab. AP terhadap Hutang Lancar
Kewajiban segera + Tabungan + Deposito Berjangka
Contoh: jumlah alat likuid = Rp. 626,000
jumlah hutang lancar = Rp. 4,203,000
Perhitungan: rasio = 626,0004,203,000 x 100= 14,89
b. rasio Kredit terhadap Dana yang diterima Y2,
artinya: rasio jumlah Kredit yang diberikan Kredit - Sindikasi Kredit bank lain + Kredit
pada Bank lain 3bulan + Kredit Sindikasi terhadap Dana yang diterima Tabungan +
Deposito + Pinjaman pihak III 3 bulan + Dep. Pinjaman AB 3 bulan + Modal
Inti + Modal Pinjaman
Contoh: jumlah kredit yang diberikan = Rp. 2000,000
jumlah dana yang diterima = Rp. 4,500,000
Perhitungan rasio= 2,000,000 4,500,000 x 100= 44,44
Sumber Dana Bank.
Struktur modal adalah perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.
Penetapan suatu sumber dana merupakan masalah yang penting bagi perusahaan
terutama dalam pengambilan keputusan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 1, Juni 2012: 61-71
64
mengenai kebijaksanaa pembelanjaan perusahaan karena secara langsung berkaitan
dengan biaya modal, keputusan tentang anggaran modal dan harga pasar. Seorang
manajer keuangan harus secara hati-hati memantau akibat sumber dana terhadap laba
perusahaan, artinya dengan posisi struktur modal tertentu harus dapat memaksimumkan
laba perusahaan.
Dengan kata lain, penghasilan akibat penggunaan sumber dana harus lebih besar
dari pada biayanya. Pemilihan berbagai sumber dana harus dikembangkan sedemikian rupa
dengan memperhatikan faktor resiko yang akan dihadapi, oleh karena itu ada dua hal
yang perlu diperhatikan: a. penggunaan sumber dana tertentu harus
mempertimbangkan tinggi rendahnya tingkat resiko bisnis;
b. penggunaan sumber dana akan menghasil- kan resiko finansiil tertentu artinya dengan
sumber dana tertentu akan mempengaruhi secara langsung resiko finasiil sebagai
akibat penggunaan rasio leverage.
Kemungkinan timbulnya resiko-resiko tersebut di atas sebagai akibat dari perusahaan
tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan dana perusahaan yang bersumber dari
pinjaman yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena:
a. kebutuhan dana yang tidak selalu dapat
dipenuhi dari pertumbuhan laba yang ditahan sehingga mampu membentuk
cadangan yang diperlukan; b. biaya tetap yang ditanggung dalam bentuk
tingkat bunga atas pinjaman yang belum tentu menguntungkan kepentingan modal
sendiri; c. penjualan saham yang tidak selamanya
menguntungkan permodalan sebagai akibat persepsi masyarakat atau investasi
terhadap saham perusahaan kurang menarik.
Bagi sektor swasta yang ingin memperluas
usahanya, kendala yang dihadapi adalah kekurangan dana, karena sumber dana intern
masih belum cukup untuk mengatasi masalah ini, demikian pula sumber dana ekstern masih
sangat terbatas. Di negara berkembang seperti Indonesia sebagian besar dana ektern
diperoleh dari pinjaman baik kredit jangka pendek, menengah maupun panjang. Sumber
dana yang berasal dari pinjaman adalah sumber dana yang mengandung beban tetap
berupa bunga disamping mempunyai dampak terhadap tingkat likuiditas maupun
solvabilitas perusahaan.
Dana BPR yang digunakan sebagai modal operasional dapat dibagi menjadi:
1. Modal pinjaman dari fihak luar variabel X1 yaitu dana yang berasal dari:
a pinjaman dari bank-bank lain, yang lebih dikenal dengan
call money; b pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lainnya yang biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah
atau jangka panjang; c pinjaman dari Bank Sentral yang
berbentuk kredit likuiditas. d deposito, artinya simpanan pihak
ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang
bersangkutan;
e tabungan artinya simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
2. Modal sendiri variabel X2, yaitu dana yang berasal dari unsur sebagai berikut:
a modal yang disetor, yaitu jumlah uang yang disetor secara effektif oleh
pemegang saham pada waktu bank berdiri;
b cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam
bentuk cadangan untuk menutup timbulnya resiko di kemudian hari;
Tingkat Likuiditas Bank Ditinjau dari ... Sudarto Hs
65
c macam-macam Laba: Laba yang ditahan, LabaRugi tahuin lalu, Laba
Rugi tahun berjalan, dan Penyesuaian Penyusutan Aktiva tetap.
Hubungan Antara Sumber Dana Dengan Tingkat Likuiditas Bank.
Dalam keputusan pembelanjaan akan dituntut adanya perimbangan yang optimal
dari berbagai sumber dana yang akan digunakan dengan tekanan pada penentuan
komposisi modal jangka panjang yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Proporsi dari berbagai sumber
dana yang akan digunakan tersebut perlu dipertimbangkan mengingat masing-masing
dana yang akan digunakan mengandung biaya modal.
Apabila pasar sempurna, maka berbagai alternatif sumber dana dalam struktur modal
tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori
Modigliani dan Miller yang mengatakan “ bahwa apabila pasar tersebut adalah sempurna
maka variasi dalam struktur modal tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap perusa-
haan” Modigliani dan Miller dalam Suad Husnan, 1982: 326. Hal ini dapat berlaku
apabila asumsi-asumsi lain terpenuhi: a. informasi selalu tersedia bagi semua
investor dan diperoleh tanpa biaya. b. tidak ada biaya transaksi.
c. investor dapat melakukan diversifikasi investasi surat berharga secara senpurna.
d. semua investor bersikap dan bertindak rasional. Modigliani dan Miller dalam
Agus Sartono, 1990: 249 Hibungan antara sumber dana dengan
rasio likuiditas a. Hubungan sumber danaX1,X2 dengan
Rasio Alat Likuid : Hutang Lancar Y1. Hubungan sumber dana dengan likuiditas
sangat erat sekali karena berapapun perubahannya secara langsung akan
berakibat pada rasio likuiditas. Jika perubahan sumber dana berupa kenaikkan
dan banyak digunakan untuk menambah aktiva lancar maka rasio likuiditas akan
mengalami kenaikan. Tetapi jika peru- bahan sumber dana tersebut akibat
berkurangnya hutang lancar maka rasio likuiditas juga akan naik. Demikian pula
sebaliknya.
b. Hubungan sumber dana X1,X2 dengan rasio kredit atas dana yang diterima Y2.
Jika rasio sumber dana berubah naik dan dana tersebut digunakan untuk menam-
bah volume kredit, maka akan berakibat naiknya rasio LDR. Tetapi jika digunakan
untuk menambah aktiva tetap atau menambah dana aktiva lancar maka rasio
LDR akan menurun, dengan kata lain menaikkan likuiditas.
Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu telah menemukan hasil diantaranya dengan pendekatan rasio
keuangan dapat diketahui tingkat kesehatan suatu bank, kemudian beberapa penelitian
menghasilkan kontribusi komponen rasio CAMEL terhadap tingkat kesehatan bank
ternyata berbeda-beda.
Himiyatul Amanah Jiwa Juwita 1997 dalam penelitiannya tentang “Analisis Kinerja
Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Sektor Perbankan di Indonesia” dengan meng-
gunakan rasio likuiditas Loan to Deposits Ratio
LDR, rasio solvabilitas Equity Multiplier Ratio
EM, rasio rentabilitas Rate on Equity ROE dan
Rate on Activa ROA, diuji dengan analisis diskriminan, hasilnya me-nunjukkan
variabel pembeda yang signifikan adalah ROA dengan tingkat rentabilitas dengan kondisi
menurun dan BOPO me-nunjukkan tingkat efisiensi dengan kondisi menurun. Sedangkan
yang tidak signifikan adalah rasio LDR, EM, ROE.
Purbawangsa 1998 meneliti tentang kinerja keuangan BPR di Badung Bali dengan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 1, Juni 2012: 61-71
66
menggunakan pendekatan Camel dengan analisis
Multivariate Discriminant Analysis MDA diperoleh hasil bahwa 7 rasio ke-
uangan dapat digunakan membedakan kinerja keuangan BPR. Rasio APKAP dan rasio
EBITTA yang paling signifikan dapat mem- bedakan kinerja keuangan BPR yang baik dan
yang tidak. Kedua rasio tersebut merupakan indikator penting.
Dari penelitian di atas ternyata masing- masing rasio dalam tingkat kesehatan bank
dalam beberapa penelitian dengan pendekat- an yang sama hasilnya berbeda-beda. Pe-
nelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu khususnya penelitian yang di- lakukan pada obyek yang sama yaitu pada
Bank Perkreditan Rakyat, dengan tetap memfokuskan pada tingkat likuiditas bank,
tetapi ditinjau dari sektor sumber-sumber dana artinya antara modal asing dana dari
masyarakat dengan modal sendiri. Dalam penelitian ini hipotesis yang dikemukakan
adalah: a. terdapat pengaruh yang signifikan struktur
modal terhadap tingkat likuiditas bank pada BPR di Kabupaten Karanganyar.
b. faktor modal sendiri yang paling dominan mempengaruhi tingkat likuiditas pada
BPR di Kabupaten Karanganyar.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPR yang ada di Kabupaten
Karanganyar sebanyak 17 BPR yang me- nyebar di Kabupaten, sedang sampel dalam
penelitian ini adalah 30 dari 17 BPR sehingga jumlah sample sebanyak 6 BPR.
Dalam menentukan sampel digunakan teknik
purposive sampling. Data yang digunakan adalah data
sekunder baik internal maupun eksternal dengan sumber dari Bank Indonesia, Biro
Pusat Statistik, dan BPR sampel. Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi didukung dengan metode interviu terpimpin.
3. Analisis Data a. Model Analisis
Model regresi linier berganda dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ e Djarwanto, dan Pangestu, 1996: 310
b. Uji Asumsi Klasik: uji multicolinearity, uji