RESIKO LIKUIDITAS pada BANK PERKREDITAN

RESIKO LIKUIDITAS pada BANK
PERKREDITAN RAKYAT

Putri, Elisa Sofyanno
Universitas Trilogi
1.Latar Belakang
Pergeseran kebijakan ekonomi nasional yang mengikuti perkembangan ekonomi
global telah membuat pemerintah untuk membenahi kegiatan−kegiatan ekonominya.
Salah satu kegiatan ekonomi yang dibenahi tersebut adalah kegiatan perbankan
karena perbankan merupakan kegiatan yang penting dalam menunjang kegiatan
pembangunan nasional. Intrumen hukum yang dibenahi adalah dikeluarkannya
Undang undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Undang unndang ini
mulai diakomodasi perbankan islam dengan nama perbankan bagi hasil, yang
kemudian direspon oleh Umat Islam yang diwakili oleh Majelis Ulama Indonesia dan
Organisasi kemasyarakatan dengan membentuk Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia masih terdapat masyarakat yang
enggan berhubungan dengan bank sebagai akibat dari diterapkannya sistem bunga
yang diyakini sebagai riba yang diharamkan. Kondisi ini sangat berbeda dengan perbankan yang
beroperasi sesuai dengan prinsip
Syari’ah, hal ini disebabkan karena bank syari`ah tidak dibebani membayar bunga
simpanan nasabah. Bank syari`ah hanya membayar bagi hasil yang jumlahnya sesuai

dengan tingkat keuntungan perbankan syari`ah. Dengan sistem bagi hasil tersebut,
maka jelas bank-bank syari`ah selamat dari negative spread. Bank syariah bukannya
ikut ambruk sebagaimana halnya perbankan konvensional pada umumnya, malahan
krisis ekonomi dan moneter justru telah membawa dampak yang positif bagi

2.Tujuan Penulisan
Bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko likuiditas pada BPR terhadap stabilitas bank serta
menganalisis adanya hubungan co-movement antara risiko likuiditas dan kredit pada bank
perkreditan rakyat di Indonesia. Dengan menggunakan data kuartal dan teknik estimasi fixed
effect model Generalized Moments Method (GMM), penelitian ini menemukan bahwa risiko
likuiditas memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat stabilitas bank.

3. Pembahasan
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau
utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang disamakan dengan itu
Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu dari:
1. Perusahaan Daerah (PD)

2. Koperasi
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah
Keberadaan BPR di Indonesia terasa semakin penting sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
pelayanan akan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat pedesaan. Keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 38 tahun 1988 yang dituangkan lebih lanjut dengan keputusan menteri
Keuangan Republik Indonesia nomor 1064/MK.00/1989 tanggal 14 November 1989 menetapkan
perubahan-perubahan mendasar tentang BPR. Perubahan-perubahan dimaksud terutama
mencakup status, kegiatan usaha, dan tata cara pendirian BPR
Usaha BPR dalam pasal 13 undang-undang nomor 7 tahun 1992 meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka,tabungan,dan bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu
b. Memberikan kredit
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang di tetapkan dalam peraturan pemerintah

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain
BPR dilarang:
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran

b. Melaukakn kegiatan usaha dalam valuta asing
c. Melakukan penyertaan modal
d. Melakukan usaha perasuransian
e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
diatas.
terhadap total kredit atau pemberian pinjaman kepada nasabah. Kemudian kami juga
memberikan control terhadap makroekonomi dalam mempengaruhi stabilitas perbankan dengan
menambahkan Gross Domestic Product dan inflasi. Landasan teori dari pemberian variabel
accounting-based control tersebut adalah berdasarkan Cole and Gunther (1995),
Tabel 3. Pengaruh dari Risiko Likuditas dan Kredit terhadap
Tingkat Stabilitas Bank

Cole dan White (2012), Beltratti dan Stulz (2012), He dan Xiong (2012b), dan Berger dan
Bouwman (in press). Adapun untuk penambahan variabel makroekonomi sebagai variabel
control yaitu berdasarkan
penelitian dari Aubuchon and Wheelock (2010) dan Thomson (1992). Kami mengolah data
dengan menggunakan satu risiko tunggal (likuiditas dan kredit) pada model 1 dan 2, adapun
model 3 adalah untuk melihat interaksi antara risiko likuiditas dan kredit, sedangkan model 4
sampai dengan model 8 adalah untuk melihat kombinasi dari seluruh variabel bebas dan variable
kontrol yang ada. Berdasarkan Tabel 3., nilai pada risiko likuiditas menunjukkan nilai yang

negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi risiko likuiditas (LR) menunjukkan nilai
z-score yang semakin rendah sehingga mengindikasikan bahwa semakin tidak stabilnya bank
tersebut. Sebaliknya semakin rendah nilai risiko likuiditas maka akan semakin tinggi nilai zscore yang diberikan. Hal ini mengindikasikan z-score yang tinggi cenderung lebih stabil bagi
perbankan. Oleh karena itu terdapat hubungan terbalik antara risiko likuiditas dan stabilitas bank.
Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa adanya hubungan
positif antara risiko likuiditas bank dan tingkat stabilitas bank Imbierowicz & Rauch (2014).
4.2.2 Hubungan antara Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit
Hubungan antara risiko likuditas dan kredit dapat diketahui baik dari “interaksi” maupun
“pengaruh” di antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dari Tabel 3., interaksi
diantara kedua risiko tersebut terlihat tidak memiliki hubungan. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengkonfimasi kembali pengaruh endogenitas yang diekspektasikan masih terdapat pada kedua
variabel tersebut melalui model Generalized Moments Method (GMM). Adapun persamaan yang
dapat diestimasikan yaitu sebagai berikut;
Tabel 4. Hubungan antara risiko likuiditas dan kredit

Tabel 4. menunjukkan hubungan antara
risiko likuiditas dan kredit. Berdasarkan tabel tersebut, pengaruh yang signifikan terjadi pada
pool maupun random effect untuk model GMM ini terlihat dari pengaruh risiko kredit terhadap
risiko likuiditas baik itu untuk tingkat alpha sebesar 1%, 5%, dan 10%. Kemudian untuk
pengaruh risiko likuiditas terhadap kredit hanya dapat terlihat pada sisi pool effect GMM hanya

untuk lag ke-3. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara umum
dari risiko kredit terhadap risiko likuiditas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Imbierowicz &
Rauch (2014) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan reciprocal antara kedua risiko
tersebut atau dengan kata lain tidak ada hubungan comovement diantara kedua risiko tersebut

5.kesimpulan
Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang baik terhadap manajemen likuiditas pada bank
khususnya pada bank perkreditan rakyat Berdasarkan hasil yang diperoleh, risiko likuiditas
secara signifikan mempengaruhi tingkat kestabilan suatu bank pada seluruh model yang
dikombinasikan. Hal ini berimplikasi bahwa hasil yang didapatkan dapat dipertanggungjawabkan
karena memiliki konsistensi
yang tinggi. Hasil penelitian kami juga mengindikasikan bahwa nilai rata-rata risiko likuiditas
memiliki nilai yang tidak begitu baik jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Oleh
karena itu, hal ini perlu
diperhatikan oleh para pemangku kepentingan karena nantinya akan mempengaruhi tingkat
stabilitas bank yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembiayaan kepada masyarakat
berpendapatan rendah.
Kemudian, untuk hubungan antara risiko likuiditas dan kredit menunjukkan hasil yang tidak
signifikan dalam hubungan reciprocal diantara keduanya karena risiko kredit berpengaruh
signifikan terhadap risiko

likuiditas pada tingkat signifikansi tertentu akan tetapi tidak sebaliknya pada risiko likuiditas
untuk mempengaruhi risiko kredit.

6.Daftar Pustaka
T Suyatno - 1988 - books.google.com
Adams, D.W. and Vogel, R.C. (1986), Rural financial markets in low-income countries: recent
contoversies and lessons, World Development, Vol. 14 No. 4, pp. 477-87.
Ali, S.S. 2013. State of Liquidity Management in Islamic Financial Institutions.
Islamic Economic Studies Vol. 21, No. 1, June 2013 (63-98)
Ayyagari, M., Beck, T., Demirguc-Kunt, A., 2007. Small and medium enterprises across the
globe. Small Bus. Econ. 29 (4), 415–434)

Berger, A.N., Bouwman, C.H.S., 2009. Bank liquidity creation. Review of Financial Studies 22,
3779–3837.
Bhattacharya, S., dan A. V. Thakor. 1993. Contemporary Banking Theory. Journal of Financial
Intermediation, vol. 3, hal. 2–50.
Bryant, J. 1980. A Model of Reserves, Bank Runs, and Deposit Insurance.Journal of Banking
and Finance, vol. 4, hal. 335–344.
Collins, Daryl, Morduch, Jonathan, Rutherford, Stuart, Ruthven, Orlanda, 2009.Portfolios of the
Poor: How the World’s


Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PROFITABILITAS BERDASARKAN KINERJA KOMITMEN DAN KONTIJENSI PADA BANK CAMPURAN DAN BANK ASING DI INDONESIA

17 269 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

DISKRIMINATOR KELAYAKAN KREDIT MODAL KERJA BAGI UKM PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANG LUMAJANG

5 61 16

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12