PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN POLOWIJEN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

(1)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN

POLOWIJEN WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PANDANWANGI MALANG

SKRIPSI

Oleh :

DESSY RIADIANY NIM. 07060092

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya saya dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap

Tingkat Depresi Pada Lansia di Kelurahan Polowijen Wilayah Kerja Puskesmas

Pandanwangi Malang”. Tugas akhir skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan terselesaikannya penulisan tugas akhir skripsi ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep, Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Ririn Harini, S.Kep, Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan wali kelas PSIK angkatan 2007, terima kasih atas masukan, bantuan, dukungan, serta ilmu yang telah diberikan kepada saya.

3. Prof. DR. Sujono, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta semangat yang sangat membantu saya dalam penyelesaian tugas akhir skripsi saya ini.

4. Bapak Sunardi., S.Kep,Ns selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

5. Kedua orang tua saya, yang tidak henti-hentinya memberi dukungan, semangat, cinta, dan doa dalam setiap langkah kaki saya, sehingga saya bisa sampai di titik ini dengan sukses.

6. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam membantu penyelesaian tugas akhir skripsi saya.

7. Seluruh dosen PSIK UMM yang telah memberikan jutaan ilmu, mendidik, dan membimbing saya selama saya belajar di sini.


(3)

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tugasakhir skripsi ini karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan keluarga dan keperawatan gerontik.

Malang, Juli 2011


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Kata Pengantar ... v

Abstrak ... vii

Abstract ...viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Bagan ... xiii

Daftar Lampiran ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Bagi Klien Lanjut usia ... 6

2. Bagi Keluarga dan masyarakat ... 6

3. Bagi Peneliti ... 6

4. Bagi Ilmu Keperawatan ... 6

5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga ... 8

1. Definisi Keluarga ... 8

2. Bentuk Keluarga ... 9

3. Fungsi Keluarga ... 10

4. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga ... 11

5. Tugas Keluarga ... 14

6. Peran Keluarga dalam memberikan dukungan ... 14

7. Perawatan Kesehatan Keluarga ... 17

8. Tugas Keluarga Dalam Kesehatan ... 18


(5)

1. Definisi Lansia ... 19

2. Batasan Lansia ... 19

3. Klasifikasi Lansia ... 19

4. Karakteristik Lansia ... 20

5. Tipe Lansia ... 20

6. Streotipe Psikologik Orang Usia Lanjut ... 22

7. Perubahan-perubahan pada Lanjut Usia ... 23

8. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia ... 26

9. Tugas Perkembangan Lansia ... 27

10. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia ... 28

C. Konsep Depresi ... 28

1. Definisi Depresi ... 28

2. Gejala-gejala Depresi ... 29

3. Jenis-Jenis Depresi ... 32

4. Penyebab Depresi ... 40

5. Faktor-Faktor Terjadinya Depresi ... 46

7. Pengelolan Depresi Pada Usia Lanjut ... 49

8. Penatalaksanaan Depresi Pada usia Lanjut ... 53

9. Dukungan Keluarga dalam Kaitannya dengan Depresi Pada Lansia ... 55

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 57

B. Hipotesis ... 58

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 59

B. Populasi, Sample dan Sampling ... 60

1. Populasi ... 60

2. Sample ... 60

3. Sampling ... 61

C. Variable Penelitian ... 62

1. Variabel Independen ... 62

2. Variabel Dependen ... 62

D. Kerangka Kerja ... 63

E. Definisi Operasional ... 64

F. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 65

G. Instrumen Penelitian ... 65

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 65


(6)

J. Uji Instrumen Penelitian... 67

1. Uji Validitas ... 67

2. Reliabilitas ... 68

L. Etika Penelitian ... 68

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA A. Data Umum ... 70

1. Keluarga ... 70

2. Lansia ... 74

B. Data Khusus... 79

1. Dukungan Keluarga ... 79

2. Tingkat depresi ... 79

C. Analisa Data ... 80

BAB VI PEMBAHASAN A. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 82

1. Identifikasi Tingkat Dukungan Keluarga ... 82

2. Identifikasi Tingkat Depresi Lansia ... 84

3. Analisis Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia ... 88

B. Keterbatasan Penelitian ... 89

C. Implikasi Keperawatan ... 90

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 92

2. Saran ... 92

Daftar Pustaka` ... 94

Lampiran ... 96


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian ... 61

Tabel 4.2 Tabel Kontingensi ... 64

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keluarga . 68 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Keluarga ... 68

Tabel 5.4 Karakteristik Usia, Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan pada Dukungan Keluarga di Kelurahan Polowijen ... 69

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Lansia ... 71

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Lansia ... 72

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Lansia ... 72

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Lansia Sebelumnya . 73 Tabel 5.9 Karakteristik Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan Lansia pada Tingkat Depresi Lansia di Kelurahan Polowijen ... 74

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ... 76

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi Pada Lansia ... 76

Tabel 5.12 Crosstab Antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Kelurahan Polowijen Wilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang... 77


(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 57 Bagan 4.1 Kerangka Kerja ... 63


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 96

Lampiran 2 Getriatric Depression Scale (GDS) ... 102

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 104

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik ... 107

Lampiran 5 Data Responden ... 109

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ... 110


(10)

ABSTRAK

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Polowijen Wilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang

Dessy Riadiany¹, Prof. DR. Sujono, M.Kes², Sunardi., S.Kep.,Ns³

Latar Belakang: Keberhasilan pembangunan telah meningkatkan kesejahteraan sosial dan derajat kesehatan masyarakat, yang dampak positifnya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan angka kematian dan meningkatkan usia harapan hidup, sehingga kemungkinan mencapai usia lebih tua makin banyak. Namun, pembangunan secara tidak langsung berdampak negatif melalui perubahan nilai-nilai dalam keluarga yang berpengaruh kurang baik terhadap kesejahteraan lansia seperti hilangnya pertalian keluarga, berkurangnya peran dan status lansia dalam keluarga serta mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia yang akan menimbulkan problem mental pada lansia salah satunya adalah depresi.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan populasinya adalah semua keluarga extended dengan lansia di kelurahan Polowijen wilayah kerja Puskesmas Blimbing Malang. Sample diambil dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Data diolah dengan menggunakan uji statistik Chi Square.

Hasil: Hasil dukungan keluarga sebanyak 47,62% memberikan dukungan cukup dan hasil GDS sebanyak 52,38% lansia mengalami depresi ringan. Hasil analisis menggunakan uji statistik chi square didapatkan bahwa nilai p-value atau asymp sign = 0,016 yang menunjukan bahwa H1 diterima.

Kesimpulan: Hasil analisis disimpulkan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia. Dengan demikian dukungan keluarga mempunyai peranan penting bagi kesejahteraan serta masalah kesehatan bagi lansia (khususnya depresi pada lansia ).

Kata Kunci : Dukungan Keluarga , Lansia, Tingkat Depresi

1. S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2. S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3. S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

ABSTRAK

Effect Of Family Support To Levels Of Depression In Elderly In Kelurahan Polowijen, Pandanwangi Malang Health Center Work Area

Dessy Riadiany¹, Prof. DR. Sujono, M.Kes², Sunardi., S.Kep.,Ns³

Background : The success of development has enhanced sosial welfare and community health status, the positive impact is to improve living standart, reduce mortality and increase life expectancy, so the chances of reaching older age more and more. However, on the other hand the development also indirectly impacted negatively by changes in family values are too good for the welfare of the elderly such as loss of family ties that had been expected the elderly, a reduce role and status of elderly in the family and starts to look the loss of other forms of support families to senior citizens.

Methods : Design studies that used a cross sectional desain and the population is all extended families with elderly in Kelurahan Polowijenm Pandanwangi Malang Health Center Work Area. Samples are taken using the purposive sampling technique. Tabulation of data processed and then confirmed with Chi Square Test.

Result : The result showed that p-value or asymp sign = 0,016. Where the value or asymp sign < α (alpha) with an error level of 5%.

Conclution : Can be concluded that there is influence of family support on depression in the elderly. So, family support has an important role for the welfare and health problems for the elderlt (particularly, depression in the elderly)

Keywords : Family support, Elderly, Levels Of Depression

4. S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 5. S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(12)

DAFTAR PUSTAKA

An. (2007). Lansia Rentan Alami Depresi. Diakses dari

http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehatan/0707/23/102746.htm pada tanggal 7 April 2011.

Akhmadi. (2008). Permasalahan pada Lanjut Usia. Diakses dari

http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia- lansia.htmlpada tanggal 7 April 2011

Brockopp, D.Y. (1999). Dasar-Dasar Riset Keperawatan Edisi 2. Alih Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Departemen Sosial Republik Indonesia. (2007). Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Diakses dari

http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=522

pada tanggal 10 Juli 2011

Dempsey, Patricia Ann. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta: EGC.

Friedman M,M. (1998). Keperawatan Keluarga Edisi 3. Alih Bahasa Ina Debora. Jakarta: EGC.

FKUI. (2000). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: UI Press.

Gallo, J,J. (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Alih Bahasa James Veldman. Jakarta: EGC.

Hawari, Dadang. (2001) . Pendekatan Holistic Pada Gangguan Jiwa Schizophrenia. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Jhonson, L. (2010). Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Nuha Medika. Junaidi. (2007). Dukungan Sosial Pada lansia. E-Psikologi. Diakses dari

http://www.e-psikologi.com/usia/160802.htmpada tanggal 10 Juli 2011. Keliat. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika.

Lianawati, Ester. (2008). Lansia, Depresi atau Tidak ?. Diakses dari http://esterlianawati.wordpress.com/2008/04/02/lansia-depresi-atau-tidak/ pada tanggal 7 April 2011.


(13)

Lubis, Namora. (2009). DEPRESI: Tinjauan Psikologis.Jakarta: Kencana.

Marchira dkk. (2007). Aspek Sosio-Psikologis Lansia. Diakses dari

http://www.subhankadir.files.wordpress.com/2007/01/psikologis-lansia.pdf pada tanggal 10 Juli 2011

Marilynn E. Doenges. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.

Maryam, R. (2008). Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Morgan. (1991). Segi Praktis Psikiatri Edisi 2. Alih Bahasa Rudy Hartanto. Jakarta: Binarupa Aksara.

Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Nugroho, W. (2006). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Setiabudhi, T. (1999). Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Stuart, Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Alih Bahasa Achiryani S. Jakarta: EGC.

Townsend M,C. (1998). Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Edisi 3. Alih Bahasa Novy Helena. Jakarta: EGC.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan telah meningkatkan kesejahteraan sosial dan derajat kesehatan masyarakat, yang dampak positifnya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan angka kematian dan meningkatkan usia harapan hidup, sehingga kemungkinan mencapai usia lebih tua makin banyak. Disisi lain pembangunan secara tidak langsung juga berdampak negatif melalui perubahan nilai-nilai dalam keluarga yang berpengaruh kurang baik terhadap kesejahteraan lansia. Lansia sering kehilangan pertalian keluarga yang selama ini diharapkan. Perubahan yang terjadi juga menyebabkan berkurangnya peran dan status lansia dalam keluarga. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia ( Junaidi, 2007).

Jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Secara demografi pada tahun 2000 jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9.99% dari seluruh penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun dan pada tahun 2020 akan meningkat 11,09% (29.120.000 jiwa) dengan umur harapan hidup 70-75 tahun (Nugroho, 2000). Peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Departemen Sosial RI, 2007).

Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental, khususnya


(15)

kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut dan harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Kondisi ini menyebabkan orang-orang usia lanjut menjadi lebih rentan untuk mengalami problem mental, salah satunya adalah depresi (FKUI,2000).

Depresi merupakan suatu gangguan afektif yang ditandai dengan hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas-aktivitas yang biasa dan pada waktu yang lampau. Pada lansia, prevalensi depresi diperkirakan 15% dari populasi usia lanjut dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit geriatri menderita depresi. Pada tahun 2020 depresi akan menduduki urutan teratas di negara berkembang, termasuk Indonesia . Menurut "The National Old People's Welfare Council" di Inggris yang dikutip oleh Nugroho menyatakan bahwa depresi merupakan salah satu penyakit atau gangguan umum pada lansia yang menduduki ranking teratas (Towmsend, 1998; Depkes RI, 2007; Nugroho, 2000).

Saat ini gangguan depresi pada usia lanjut kurang dipahami sehingga banyak kasus depresi pada usia lanjut tidak dikenali dan tidak diobati karena gambaran klinisnya tidak khas. Terjadinya depresi pada usia lanjut dapat berasal dari 3 aspek yaitu sosial, psikologik dan biologik. Faktor sosial adalah berkurangnya interaksi sosial, kesepian, berkabung dan kemiskinan dapat mencetuskan depresi. Sedangkan faktor psikologik yang berperan dalam timbulnya depresi adalah rasa rendah diri, kurang percaya diri, kurangnya rasa keakraban, dan ketidak berdayaan karena menderita penyakit kronis. Dari aspek biologik usia lanjut mengalami kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel saraf maupun zat neurotransmiter, resiko genetik maupun adanya penyakit tertentu seperti kanker, Diabetes Mellitus, stroke memudahkan terjadinya gangguan depresi. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar. Pada


(16)

umumnya masalah kesehatan mental lansia khususnya depresi adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya ( fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan ) yang mengalami kemunduran. Serta berbagai persoalan hidup yang menimpa lansia sepanjang hidupnya, seperti kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stres berkepanjangan, konflik dengan keluarga atau anak, ataupun kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya atau sebagainya. Kondisi-kondisi seperti ini juga bisa memicu terjadinya depresi. Tidak adanya media bagi lansia untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan kondisi depresinya, karena dia akan menekan segala bentuk perasaan negatifnya kealam bawah sadarnya (Philip, 1994 dalam Setiabudi, 1999).

Menurut Erikson tahap lansia sebagai tahap integrity versus dispair (integritas dalam diri )

yakni individu yang sukses melampaui tahap ini akan dapat beradaptasi dengan baik, menerima berbagai perubahan dengan tulus, mampu berdamai dengan keterbatasannya, bertambah bijak menyikapi kehidupan. Sebaliknya mereka yang gagal akan melewati tahap ini dengan penuh pemberontakan, putus asa dan ingkar terhadap kenyataan yang dihadapinya (FKUI, 2000). Sukses tidaknya seseorang melewati tahap ini dipengaruhi oleh maturitas kepribadian pada fase sebelumnya, tekanan hidup yang dihadapinya, dan dukungan dari lingkungan terdekatnya termasuk keluarga.

Dukungan keluarga adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan terhadap anggota keluarga, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Adanya problem keluarga akan berpengaruh pada perkembangan lansia. Disamping itu proses penuaan yang terjadi pada lansia juga dapat mempengaruhi dinamika keluarga. Menurut friedman (1998), ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika lansia menghadapi masalah, karena


(17)

keluarga adalah orang yang paling dekat hubunganya dengan lansia. Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan tercipta bila hubungan interpersonal diantara mereka baik. Melalui dukungan keluarga, lansia akan merasa masih ada yang memperhatikan, ikut merasakan mau membantu mengatasi beban hidupnya. Dengan adanya dukungan keluarga yang mempunyai ikatan emosional setidaknya akan memberikan kekuatan pada lansia untuk menjalani hari tua yang lebih baik.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Maret 2011 dan saat praktek lapangan Keperawatan Komunitas pada tahun 2010, diperoleh data bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang berpotensi mengalami depresi. Hal ini dilihat dari proses wawancara yang dilakukan kepada komunitas lansia di daerah tersebut yang sebagian besar lansia lebih banyak mengeluh tentang kehidupan mereka seperti kondisi sosialnya maupun masalah fisiknya yang menunjukkan gejala-gejala depresi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas , maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum


(18)

Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia. 2. Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi dukungan keluarga yang diterima oleh lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

b) Mengidentifikasi tingkat depresi lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

c) Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Klien Lanjut Usia

Menjadi bahan masukan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Bagi Keluarga

Keluarga dapat mengerti dan memahami tentang depresi, dan mengetahui dukungan-dukungan yang dapat diberikan kepada anggota keluarga untuk mencegah atau mengatasi terjadinya depresi pada anggota keluarga khususnya pada lansia.

3. Bagi Peneliti

Dengan mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia maka akan menambah pengetahuan peneliti di bidang keperawatan, khususnya keperawatan


(19)

keluarga dan keperawatan gerontik dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut.

4. Bagi Ilmu Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kepada pengelola program kesehatan lanjut usia khususnya dalam perawatan lanjut usia di rumah, dalam upaya peningkatan perawatan lanjut usia dengan melibatkan peran aktif keluarga.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang akan membahas topik yang sama, dan dapat digunakan sebagai pedoman (referensi) yang

bermanfaat.

E. Keaslian Penelitian

1. Didit Damayanti, 2006. Meneliti tentang Hubungan antara Support System keluarga dengan mekanisme koping pada lansia di Desa Oro oro ombo Kartoharjo Madiun. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan studi penelitian korelasional. Populasi adalah seluruh lansia yang ada di kelurahan Oro Oro Ombo Kartoharjo Madiun. Sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Responden berjumlah 85 lansia. Tehnik pengumpulan data dengan menyebar kuesioner penelitian. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dan mekanisme koping dengan p value sebesar 0,024 lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05. Perbedaan dengan penelitian ini antara lain pada variable terikatnya, penelitian tersebut variabel terikatnya adalah mekanisme koping sedang pada peneliti adalah tingkat depresi.


(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan telah meningkatkan kesejahteraan sosial dan derajat kesehatan masyarakat, yang dampak positifnya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan angka kematian dan meningkatkan usia harapan hidup, sehingga kemungkinan mencapai usia lebih tua makin banyak. Disisi lain pembangunan secara tidak langsung juga berdampak negatif melalui perubahan nilai-nilai dalam keluarga yang berpengaruh kurang baik terhadap kesejahteraan lansia. Lansia sering kehilangan pertalian keluarga yang selama ini diharapkan. Perubahan yang terjadi juga menyebabkan berkurangnya peran dan status lansia dalam keluarga. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia ( Junaidi, 2007).

Jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Secara demografi pada tahun 2000 jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9.99% dari seluruh penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun dan pada tahun 2020 akan meningkat 11,09% (29.120.000 jiwa) dengan umur harapan hidup 70-75 tahun (Nugroho, 2000). Peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Departemen Sosial RI, 2007).

Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental, khususnya


(2)

kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut dan harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Kondisi ini menyebabkan orang-orang usia lanjut menjadi lebih rentan untuk mengalami problem mental, salah satunya adalah depresi (FKUI,2000).

Depresi merupakan suatu gangguan afektif yang ditandai dengan hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas-aktivitas yang biasa dan pada waktu yang lampau. Pada lansia, prevalensi depresi diperkirakan 15% dari populasi usia lanjut dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit geriatri menderita depresi. Pada tahun 2020 depresi akan menduduki urutan teratas di negara berkembang, termasuk Indonesia . Menurut "The National Old People's Welfare Council" di Inggris yang dikutip oleh Nugroho menyatakan bahwa depresi merupakan salah satu penyakit atau gangguan umum pada lansia yang menduduki ranking teratas (Towmsend, 1998; Depkes RI, 2007; Nugroho, 2000).

Saat ini gangguan depresi pada usia lanjut kurang dipahami sehingga banyak kasus depresi pada usia lanjut tidak dikenali dan tidak diobati karena gambaran klinisnya tidak khas. Terjadinya depresi pada usia lanjut dapat berasal dari 3 aspek yaitu sosial, psikologik dan biologik. Faktor sosial adalah berkurangnya interaksi sosial, kesepian, berkabung dan kemiskinan dapat mencetuskan depresi. Sedangkan faktor psikologik yang berperan dalam timbulnya depresi adalah rasa rendah diri, kurang percaya diri, kurangnya rasa keakraban, dan ketidak berdayaan karena menderita penyakit kronis. Dari aspek biologik usia lanjut mengalami kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel saraf maupun zat neurotransmiter, resiko genetik maupun adanya penyakit tertentu seperti kanker, Diabetes Mellitus, stroke memudahkan terjadinya gangguan depresi. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar. Pada


(3)

umumnya masalah kesehatan mental lansia khususnya depresi adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya ( fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan ) yang mengalami kemunduran. Serta berbagai persoalan hidup yang menimpa lansia sepanjang hidupnya, seperti kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stres berkepanjangan, konflik dengan keluarga atau anak, ataupun kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya atau sebagainya. Kondisi-kondisi seperti ini juga bisa memicu terjadinya depresi. Tidak adanya media bagi lansia untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan kondisi depresinya, karena dia akan menekan segala bentuk perasaan negatifnya kealam bawah sadarnya (Philip, 1994 dalam Setiabudi, 1999).

Menurut Erikson tahap lansia sebagai tahap integrity versus dispair (integritas dalam diri ) yakni individu yang sukses melampaui tahap ini akan dapat beradaptasi dengan baik, menerima berbagai perubahan dengan tulus, mampu berdamai dengan keterbatasannya, bertambah bijak menyikapi kehidupan. Sebaliknya mereka yang gagal akan melewati tahap ini dengan penuh pemberontakan, putus asa dan ingkar terhadap kenyataan yang dihadapinya (FKUI, 2000). Sukses tidaknya seseorang melewati tahap ini dipengaruhi oleh maturitas kepribadian pada fase sebelumnya, tekanan hidup yang dihadapinya, dan dukungan dari lingkungan terdekatnya termasuk keluarga.

Dukungan keluarga adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan terhadap anggota keluarga, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Adanya problem keluarga akan berpengaruh pada perkembangan lansia. Disamping itu proses penuaan yang terjadi pada lansia juga dapat mempengaruhi dinamika keluarga. Menurut friedman (1998), ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika lansia menghadapi masalah, karena


(4)

keluarga adalah orang yang paling dekat hubunganya dengan lansia. Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan tercipta bila hubungan interpersonal diantara mereka baik. Melalui dukungan keluarga, lansia akan merasa masih ada yang memperhatikan, ikut merasakan mau membantu mengatasi beban hidupnya. Dengan adanya dukungan keluarga yang mempunyai ikatan emosional setidaknya akan memberikan kekuatan pada lansia untuk menjalani hari tua yang lebih baik.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Maret 2011 dan saat praktek lapangan Keperawatan Komunitas pada tahun 2010, diperoleh data bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang berpotensi mengalami depresi. Hal ini dilihat dari proses wawancara yang dilakukan kepada komunitas lansia di daerah tersebut yang sebagian besar lansia lebih banyak mengeluh tentang kehidupan mereka seperti kondisi sosialnya maupun masalah fisiknya yang menunjukkan gejala-gejala depresi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas , maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum


(5)

Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia. 2. Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi dukungan keluarga yang diterima oleh lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

b) Mengidentifikasi tingkat depresi lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

c) Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Klien Lanjut Usia

Menjadi bahan masukan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Bagi Keluarga

Keluarga dapat mengerti dan memahami tentang depresi, dan mengetahui dukungan-dukungan yang dapat diberikan kepada anggota keluarga untuk mencegah atau mengatasi terjadinya depresi pada anggota keluarga khususnya pada lansia.

3. Bagi Peneliti

Dengan mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia maka akan menambah pengetahuan peneliti di bidang keperawatan, khususnya keperawatan


(6)

keluarga dan keperawatan gerontik dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut.

4. Bagi Ilmu Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kepada pengelola program kesehatan lanjut usia khususnya dalam perawatan lanjut usia di rumah, dalam upaya peningkatan perawatan lanjut usia dengan melibatkan peran aktif keluarga.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang akan membahas topik yang sama, dan dapat digunakan sebagai pedoman (referensi) yang bermanfaat.

E. Keaslian Penelitian

1. Didit Damayanti, 2006. Meneliti tentang Hubungan antara Support System keluarga dengan mekanisme koping pada lansia di Desa Oro oro ombo Kartoharjo Madiun. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan studi penelitian korelasional. Populasi adalah seluruh lansia yang ada di kelurahan Oro Oro Ombo Kartoharjo Madiun. Sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Responden berjumlah 85 lansia. Tehnik pengumpulan data dengan menyebar kuesioner penelitian. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dan mekanisme koping dengan p value sebesar 0,024 lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05. Perbedaan dengan penelitian ini antara lain pada variable terikatnya, penelitian tersebut variabel terikatnya adalah mekanisme koping sedang pada peneliti adalah tingkat depresi.