komplek diacetyl dihydrolutinin. Senyawa ini akan menghasilkan warna hijau-kekuningan yang mempunyai pembacaan gelombang absorbsi maksimum 412 nm Christian,1986.
a.
Metode Desikator 2 Jam
i. Pengkondisian contoh uji
Setelah dilakukan pemotongan, contoh uji dilapisi dengan parafin minimal dua kali pelapisan dengan jarak dari tepi papan ±5 mm pada setiap sisi lebar dan sisi panjangnya.
Pelapisan dilakukan 1 jam setelah pemotongan. Kemudian, contoh uji tersebut disimpan dalam ruang dengan suhu 24±3
C, dengan kelembapan 50±10 selama 7 hari±4 jam. Setelah contoh uji dikondisikan, desikator diletakan dalam ruangan pengujian kemudian
ruangan tersebut dikondisikan pada suhu 24±1 C dengan kelembapan 50±10.
Setelah itu, contoh uji disusun dalam desikator mengelilingi gelas piala terbalik yang di atasnya telah diletakkan cawan petri berisi air suling sebanyak 25 ml Gambar 8.
Selanjutnya, desikator dikondisikan pada suhu 25±1
o
C, selama 2 jam.
ii. Pembuatan deret standar
Sebelum dilakukan analisa konsentrasi larutan contoh, terlebih dahulu dibuat deret standar dengan cara memasukkan larutan induk B yang telah diketahui konsentrasinya ke
dalam tabung reaksi berisi air suling seperti tertera pada Tabel 13. Pada tabung pertama tidak ada larutan induk B yang dipipet, selanjutnya disebut sebagai larutan blanko.
Tabel 13. Deret larutan standar metode Desikator 2 jam
Tabung Reaksi no. ml H
2
O ml Larutan Standar B
1 4,00
0,00 2
3,90 0,10
3 3,70
0,30 4
3,50 0,50
5 3,30
0,70 6
3,00 1,00
7 2,00
2,00
Contoh uji Cawan Petri
Gelas piala
Gambar 8. Peletakan contoh uji metode Desikator 2 jam
Gelas piala Contoh uji
Masing-masing tabung ditambahkan asam sulfat pekat 97-98 sebanyak 6 ml dan larutan asam kromotropik 0,1 sebanyak 0,1 ml. Selanjutnya, tutup tabung reaksi
menggunakan sumbat gabus, lalu kocok perlahan menggunakan vortex. Deret standar tersebut dipanaskan dalam penangas air dengan air mendidih selama 15±2 menit.
Selanjutnya, deret standar diangkat dari penangas air dan didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Lepaskan penutup tabung. Kemudian, dilakukan pengukuran absorbansi
terhadap deret standar menggunakan spektrofotometer pada pembacaan gelombang 580 nm. Dari absorban yang didapat, selanjutnya dicari persamaan regresi untuk digunakan
dalam perhitungan konsentrasi formaldehida larutan contoh.
iii. Penetapan jumlah emisi formaldehida
Setelah contoh uji dikondisikan, selanjutnya contoh uji dikeluarkan dari ruang pengkondisian. Penetapan emisi formaldehida dilakukan dengan memipet 4 ml air suling
dari dalam cawan petri ke dalam tabung reaksi lalu ditambah dengan asam sulfat pekat 97-98 sebanyak 6 ml dan larutan asam kromotropik 0,1 sebanyak 0,1 ml.
Selanjutnya, tutup tabung reaksi menggunakan sumbat gabus, lalu kocok perlahan menggunakan vortex. Perlakuan dilakukan secara duplo. Larutan contoh tersebut
dipanaskan dalam penangas air dengan air mendidih selama 15±2 menit. Selanjutnya, larutan contoh diangkat dari penangas air dan didinginkan hingga mencapai suhu ruang.
Kemudian, dilakukan pengukuran absorbansi larutan contoh menggunakan spektrofotometer pada pembacaan gelombang 580 nm. Dengan absorban yang didapat
dari pembacaan spektrofotometer, selanjutnya dilakukan perhitungan konsentrasi formaldehida menggunakan regresi seperti terlampir pada Lampiran 11.
b. Metode Desikator 24 Jam