Kajian tentang emisi formaldehida telah banyak menjadi perhatian dan akan terus berkembang, akan tetapi untuk di Indonesia khususnya, belum begitu banyak penelitian mengenai
hal tersebut. Walau demikian dalam SNI 01-6050 1999 tentang “Emisi Formaldehida pada Panel Kayu” telah terdapat ambang emisi formaldehida bagi produk panel kayu Indonesia.
Keinginan untuk hidup bersih dan sehat semakin didambakan oleh jutaan manusia. Usaha untuk mencegah timbulnya penyakit dengan konsep ”Green Environment” termasuk di dalamnya
penanggulangan pencemaran lingkungan semakin diusahakan oleh banyak pihak. Hal tersebut berdampak terhadap persaingan industri yang makin tinggi untuk menciptakan produk yang ramah
lingkungan. Perusahaan industri biokomposit khususnya dituntut untuk mampu bersaing dalam menciptakan produk biokomposit yang ramah lingkungan dimana salah satunya adalah dengan
nilai emisi formaldehida yang diperkenankan.
Tujuan
Atas dasar uraian yang telah dikemukakan, perlu dilakukan penelitian tentang pengukuran emisi formaldehida yang dikaitkan dengan jumlah lapisan pada kayu lapis, dengan tujuan :
1. Mengetahui pengaruh dan hubungan jumlah lapisan kayu lapis produksi industri tertentu terhadap besarnya emisi formaldehida.
2. Mengetahui pengaruh kadar air kayu lapis produksi industri tertentu terhadap emisi formaldehida.
3. Mengetahui nilai emisi formaldehida kayu lapis produksi menggunakan metode Desikator 24 jam, Desikator 2 jam, dan WKI modifikasi.
Manfaat
Hasil penelitian dapat digunakan oleh perusahaan sebagai masukan dalam evaluasi terhadap mutu kayu lapis yang diproduksi.
Hipotesa Penelitian
Hipotesa yang diajukan dan dibuktikan pada penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh dan hubungan antara jumlah lapisan A dengan besarnya emisi
formaldehida yang dikeluarkan kayu lapis.
a. H
1
= Sekurang-kurangnya terdapat satu nilai untuk A • 0 b. H
= Terdapat nilai untuk A = 0 2. Terdapat pengaruh antara kadar air B dengan besarnya emisi formaldehida yang dikeluarkan
kayu lapis.
a. H
1
= Sekurang-kurangnya terdapat satu nilai untuk B • 0 b. H
= Terdapat nilai untuk B = 0
TINJAUAN PUSTAKA
Formaldehida Pengenalan dan Pengertian
Formaldehida adalah suatu bahan kimia dari gugus fungsi aldehida serta termasuk dalam golongan senyawa aliphatic aldehyde dan telah diproduksi sejak 100 tahun silam untuk berbagai
tujuan. Nama lain dari formaldehida adalah formalin yang berfungsi sebagai bahan pengawet mayat dan preparat lain, bahan kosmetik serta shampo, dan sebagai komponen perekat dalam
produksi panel kayu seperti kayu lapis, papan partikel, papan serat, Oriented Strands Board OSB, dan lain-lain Roffael, 1993.
Formaldehida dengan rumus kimia HCOH dapat berbentuk gas atau cairan berwarna putih. Larutan formaldehida dapat berwarna bening tanpa warna dan berbau pedas. Bobot molekul
30,03, titik didih dan titik lebur sebesar -19,5 C dan -92
C dengan berat jenis 1,067, berbentuk gas pada suhu kamar dan sangat reaktif. Dalam kondisi lembab membentuk fluida yang stabil
www.gtz.deuvppublikaEnglish.
Pembuatan Perekat Urea Formaldehida
Pembuatan formaldehida menurut Roffael, 1993 terdiri atas tiga metode yaitu : 1. Oksidasi dan dehidrogenasi dari alkohol primer CH
3
OH dengan katalis Pt, Cu, Ag dalam panas.
2. Oksidasi dari metanol dalam kehadiran metalik oksida dengan air berlebih dalam kondisi alkali pada kisaran pH 7-8. Oksidasi metanol dengan katalis metal oksida dan
molybdenum, dapat menghasilkan rendemen produk kurang lebih 90-95. 3. Sebagai bagian dalam oksidasi katalis dari hidrokarbon.
Urea didapat dari reaksi CO
2
dan amonia pada suhu tinggi 135 – 200 C, serta tekanan
tinggi 70-230 atm Pizzi, 1983. Dalam perekatan, formaldehida digunakan dengan urea, phenol, dan bahan perekat lain
Ruhendi, 1989. Formaldehida ditambahkan ke urea dalam bentuk grup hidroksimetil yang akan membentuk metilol dan dimetilol urea. Kondensasi yang terjadi antara metilol dan dimetilol urea
akan membentuk semacam jembatan metilen dan dimetilen eter yang menghubungkan antara dua molekul sehingga antara urea dan formaldehida dapat membentuk tautsilang dan saling bereaksi.
Reaksi ini akan meningkat dengan peningkatan suhu dalam suasana asam Nagy, 1996.
Penggunaan Formaldehida dalam Perekatan
Perekat menurut Ruhendi 1989 adalah suatu zat yang mampu menggabungkan bahan melalui ikatan permukaannya. Sedangkan perekatan adalah proses pelekatan dari suatu
adherensirekatbahan yang digabung dengan bahan lain menggunakan perekat. Kekuatan dari kohesi dalam suatu perekatan berasal dari daya tarik kimia yang disebabkan oleh gaya
elektrostatis dari ion-ion Panshin et al.,1952. Keunggulan perekat dibanding bahan lain yaitu memungkinkan penggabungan bahan kecil, tipis, mudah rusak, serta mampu menggabungkan
bentuk yang rumit dan komplek. Keuntungan lain dari perekat yaitu penampilan lebih rapi, penggunaan yang lebih cepat dan relatif mudah pada beberapa keadaan, penambahan berat relatif
kecil, dan dapat merata ke seluruh bagian Ruhendi dan Sudohadi, 1997. Sutigno 1991 dalam Rinawati 2002, mengemukakan perekat kayu lapis sebelum digunakan
umumnya dicampur bahan lain berupa zat tambahan, bahan pengisi dan pengeras yang dicampurkan dengan tujuan agar perekat memiliki sifat yang lebih baik dan dapat menurunkan
biaya perekatan. Salah satu perekat yang umum digunakan dalam produksi kayu lapis adalah urea formaldehida UF. Resin UF terdiri atas dua komponen yaitu urea dan formaldehida. Pizzi 1983
mengatakan bahwa aspek penting dari formula resin yang berformaldehida adalah rasio molar. Rasio molar dari UF bervariasi mulai dari 1:1,2-2,0; MF 1:2-3; dan PF 1:1-3. Resin UF dengan
rasio molar yang rendah yaitu 1,2:1–1,6:1 mempunyai waktu gelatinasi yang rendah, pot life masa dimana perekat tersebut masih bisa dipakai lebih lama, kandungan formaldehida bebas rendah,
viskositasnya lebih tinggi, ketahanan terhadap air yang rendah, rendah kekuatan dan kekakuan, waktu pematangan curing lebih lama dibandingkan resin yang memiliki rasio molar lebih tinggi
1:1,8–1:2,0. Perkembangan UF sebagai perekat sangat pesat, dan dimulai awal tahun 1930-an. Urea
formaldehida termasuk dalam golongan Moisture and Moderattely Weather Resistant MWR Pizzi, 1983. Perekat ini tahan terhadap keadaan tanpa terlindungi, tahan air panas tetapi tidak air
mendidih. UF umumnya diproduksi dalam bentuk cair dan bentuk tepungserbuk. Sedangkan untuk resin UF dalam bentuk larutan umumnya mempunyai kandungan padatanSolid Content 40-60.
Aplikasi perekat berbentuk cair dapat digunakan dengan pelaburan langsung pada permukaan venir Ruhendi, 1989.
Penggunaan UF sebagai binder dalam perekatan kayu lapis, memerlukan pengempaan panas dengan suhu 115
C–126 C, assembly time 10–20 menit, waktu pengerasan 3-5 menit untuk
kayu lapis dengan tebal 316 inci 4,8 mm dan 8–10 menit untuk ketebalan ¼ inci 6,4 mm.
Emisi Formaldehida Pengertian
Emisi formaldehida merupakan salah satu dari komponen Volatile Organic Compound VOC yang dianggap berbahaya Wang et al., 2002. Komponen VOC lain yang didapat saat pembuatan
papan partikel yaitu metanol, fenol, dan metilen diisosianat. Emisi formaldehida menurut Sunarti 2000, adalah pengeluaran sebagian zat formaldehida bebas dari perekat berformaldehida
dikarenakan sebagian dari zat formaldehida tersebut terikat dengan selulosa. Formaldehida bebas adalah formaldehida berlebih yang tidak ikut bereaksi dalam polimerisasi perekat.
Pengaruh Parameter Produksi Panel Kayu terhadap Emisi Formaldehida
Emisi formaldehida dari suatu produk panel kayu dapat terjadi selama proses produksi dan dalam aplikasi produk panel kayu tersebut. Saat produksi, emisi dapat terjadi karena faktor panas.
Faktor tersebut menyebabkan terjadinya polimerasi yang menghasilkan suatu gas buangan dikarenakan senyawa-senyawa tersebut tidak berpolimerisasi dengan baik sehingga senyawa yang
berlebih diemisikan Rinawati, 2002. Lebih lanjut, komponen dari kayu seperti selulosa juga ikut berperan dalam peristiwa emisi tersebut. Akan tetapi, reaksi terikatnya formaldehida dengan
selulosa tidak berlangsung lama, karena formaldehida tersebut akan lepas kembali dengan adanya proses hidrolisis MAL, 2003a.
Pengaruh parameter produksi panel kayu terhadap emisi formaldehida digolongkan menjadi faktor produksi faktor internal dan faktor setelah proses produksi dalam aplikasi produk panel
tersebut faktor eksternal. Beberapa faktor tersebut antara lain:
a. Faktor internal