UJI KETAHANAN PADA FASE KECAMBAH GALUR KENAF (Hibiscus cannabinus L.) TERHADAP KERACUNAN BESI ( Fe )

(1)

UJI KETAHANAN PADA FASE KECAMBAH GALUR KENAF

(Hibiscus cannabinus

L.) TERHADAP KERACUNAN BESI ( Fe )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Strata Satu (S-1)

Program Studi Agroteknologi

Diajukan Oleh:

HASIM IBNU LATIF

(201110200311068)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG

2016


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : HASIM IBNU LATIF

NIM : 201110200311068

JURUSAN/PROG. STUDI : AGRONOMI/AGROTEKNOLOGI

JUDUL PENELITIAN : UJI KETAHANAN PADA FASE KECAMBAH GALUR KENAF (Hibiscus cannabinus L.) TERHADAP KERACUNAN BESI (Fe)

Skripsi Ini Telah Diterima Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang

Mengesahkan,

SKRIPSI

UJI KETAHANAN PADA FASE KECAMBAH GALUR KENAF (Hibiscus cannabinusL. ) TERHADAP KERACUNAN BESI (Fe)

Dipersiapkan dan disusun oleh : Hasim Ibnu Latif

(NIM. 201110200311068)


(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : HASIM IBNU LATIF

NIM : 201110200311068


(4)

FAKULTAS : FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “UJI KETAHANAN FASE KECAMBAH GALUR KENAF (Hibiscus cannabinus L.) TERHADAP KERACUNAN BESI (Fe) adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah disebut sumbernya. Ide dan biaya penelitian di bawah tanggung jawab Dr. Marjani, MP (Ketua Peneliti) selaku pembimbing pendamping di Balai Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar maka saya berhak mendapatkan sanksi akademik.

Malang, 2 Mei 2016

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Ketahanan Pada Fase kecambah Galur Kenaf (Hibiscus CannabinusL.) Terhadap Keracunan Fe (Besi).

Tersusunnya laporan penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1) Dr. Ir. Saidatul Idiyah, MP selaku pembimbing utama. 2) Dr. Harun Rasyid, MP selaku pembimbing kedua.


(5)

v 3) Dr. Marjani, MP selaku pembimbing lapang. 4) Dr. Ir. Erny Ishartati, MP selaku dewan penguji II 5) Dr. Ir. Syarif Husen, MP selaku dewan penguji III

6) Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini masih kurang sempurna dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya masukan, baik saran maupun kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini bisa bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi pembaca. Sekian terima kasih.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 2 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Isi Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

ii iii iv v vi vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x


(6)

RINGKASAN... xii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan... 2

1.4 Hipotesa... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kenaf………... 3

2.2 Tanah Gambut... 5

2.3 Lahan Masam... 2.4 Fe (Besi)... 8 9 2.5 Mekanisme Toleransi Tanaman Terhadap Fe... 2.6 Konsentrasi Fe Pada Tanaman... 2.7 Hidroponik... 2.8 Galur... 2.9 Larutan Yoshida... 12 13 16 20 21 III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu... 21

3.2 Alat dan Bahan... 21

3.3 Metode Kerja... 21 3.4 Persiapan Benih...

3.5 Perkecambahan Benih... 3.6 Pembuatan Larutan Yoshida...

22 23 23 3.7 Pemuatan Media Tanam Hidroponik...

3.8 Penanaman... 3.9 Varibel pengamatan... 3.9 Analisa Data...

24 24 25 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


(7)

vii

4.1 Hasil... 27 4.1.1 Indeks Cekaman Berat Kering Akar, Berat Kering Hipokotil,

Panjang Akar, Panjang Hipokotil Kecambah Kenaf……...

27 4.1.2 Berat Kering Akar dan Berat Kering Hipokotil Kecambah

Kenaf...

28 4.1.3 Panjang Akar dan Hipokotil Kecambah Kenaf Karena Perlakuan

Konsentrasi Fe……..……... 4.2. Pembahasan... V. KESIMPULAN DAN SARAN... DAFTAR PUSTAKA…………... LAMPIRAN…………...

30 32 34

36 40

DAFTAR TABEL


(8)

1. Larutan Yoshida………... 27 2. Indeks Cekaman PanjangAkar, Panjang Hipokotil,Berat Kering

Akardan Berat Kering Hipokotil, Kecambah Kenaf Karena

Perlakuan Fe... 27 3. Rerata Berat Kering Akar dan Berat Kering Hipokotil Kecambah

Kenaf Karena Pengaruh Pemberian Konsentrasi

Fe…... 29 4. Rerata Panjang Akar dan Hipokotil Kecambah Kenaf Karena

Perlakuan Konsentrasi Fe...


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1 Dokumentasi Penelitian...………... 38 2 Denah penelitian…………... 42


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Analisis Kovarian Berat Kering Akar... 36

2. Analisis Kovarian Berat Kering Hipokotil... 36

3. AnalisisKovarian Panjang Akar ……... ... 37

4. Analisis Kovarian Panjang Hipokotil ... 37 6.

7.

Perhitungan pemberian konsentrasi Fe... Perhitungan Pembuatan Larutan Yoshida...

40 41


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Adelia, 2013. Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro (Fe Dan Cu) Dalam Media Paitan Cair Dan Kotoran Sapi Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) Dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Universitas Brawijaya. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1. No. 3. Hal 51-56.

Agus, F, dan I G.M. Subiksa. 2008. Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Asch, F., M. Becker, D.S. Kpongor. 2005. A quick and efficient screen for tolerance to iron toxicity in lowland rice. J. Plant Nutr. Soil Sci. 168:764-773.

Aidi, N. dan Khairuddin. 2013. Keracunan Besi Pada Padi: Aspek Ekologi dan Fisiologi-Agronomi. Balai Pangkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Hal: 309-310. Diana, S. 2007. Respon Tanaman Kedelai Pada Tanah Masam. Skripsi.

Universitas Sumatera Utara.

Gorendva, R. 2014. Pengaruh Konsentrasi Nitrogen Dan Plant Catalyst TerhadapPertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.)Secara Hidroponik. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.Bandar Lampung. Vol. 15. Hal:100-106.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Indriani, I. dan Dian, W.Eksplorasi Struktur Serat Tanaman Kenaf Pada Teknik Tenun ATBM Sebagai Bahan Baku Tekstil. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Dan Desain. Vol 1 No.1: 2-6.

Idris, N. B. (2008).Penghasilan Kertas Daripada Pulpa Kenaf : Kesan Pemukulan dan Pengadunan Gentian. Tesis Ijazah Sarjana.

Kasiran. 2008. Konservasi Lahan Melalui Penerapan Teknologi Budidaya Lorong ( Alley Cropping) Didaerah Transmigrasi Kuro Tidur Bengkulu. Jurnal teknologi lingkungan. Jakarta.Vol.9. No.2. Hal 205-210.


(12)

Lubis, I., N. Aidi, Munif, Khairil, Desta. 2010. Studi Pengendalian Keracunan Besi ( >150 ppm) Pada Padi Di Lahan Pasang Surut Melalui Keragaman Genotip Padi ( >5,0 T/HA) dan Ameliorasi Oleh Azolla Sp. Peneliti Badan Litbang Pertanian. Bogor. J. Agron. Indonesia 40. Vol. 2. Hal: 91–98.

Marjani., Sudjindro., Purwati, R. D. 2009. Daya Hasil Galur-Galur Kenaf Di Lahan Podsolik Merah Kuning.Jurnal Littri 15(2), Juni 2009. Hlm. 53.

Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants, Second edition. Acad, Press.

dalam Sunadi ., Ismed Wahidi. dan M. Zulman Harja Utama. 2010. Penapisan Varietas Padi Toleran Cekaman Fe2+ pada Sawah Bukaan Baru dari Aspek Agronomi dan Fisiologi.Akta Agrosia .Vol. 13 No.1 hlm 16–23.

Madjid, A.R. 2009. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. http:/dasar-dasar ilmu tanah. blogspot. com. diakses tanggal 12 Maret2012.

Najiyati, S., Lili.M., Dan., I.N.Suryadiputra., 2005. PanduanPengelolaan Lahan Gambut Untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forests And Peatlands In Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme Dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia.

Noprianto, 2010. Penampilan Duavarietas Padi ( Oryza Sativa L.) DenganPemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami pada lahan Sawahtercekam Ion Fero. Jurnal. Fakultas Pertanian Taman Siswa. Padang. Hal. 5-6.

Nasir, G. 2013.Tanaman Semusim Akar Wangi, Jarak Kepyar, Nilam, Tanaman Penghasil Serat, Seeh Wangi. Statistik Perkebunan Indonesia 2012-2014. Kementrian pertanian. Direktorat jendral perkebunan. Jakarta . Nyakpa, M.Y.,A.M. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, G.B. Hong, N.

Hakim. 1988. Kesuburan tanah. Universitas Lampung. Palembang: hal. 218-220

Prasetyono dan Tasliah.2003. Strategi Pendekatan Bioteknologi Untuk Pemuliaan Tanaman Toleran Keracunan Fe. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol 10 No.1: 64-67.

Purwati, R. D dan Marjani. 2009.Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Kenaf terhadap Cekaman Fe pada pH Masam.Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 1(1). Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan


(13)

xiii

Rejeki, A.S. 2008. Toleransi Plasma NutfahKacang Tunggak (Vigna Unguiculata (L.)Walp.)Terhadap Cekaman Aluminium. Skripsi. Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian. Malang. Sudjindro. 2003.Laporan mengikuti Simposium International Kenaf di Beijing

19 – 21 Agustus 2003. Laporan Bulan Oktober. Balittas. Malang.

Sukarman. 2012.Karakteristik Tanah Gambut DanHubungannya Dengan Emisi Gas Rumah KacaPada Perkebunan Kelapa Sawit Di Riau DanJambi. Prosiding Seminar Nasional. Badan Peneliti Dan Pengembangan

Pertanian. Bogor. No.8. Hal 95-109.

Sabiham, S. 2006. Pengelolaan Lahan Gambut Indonesia Berbasis Keunikan Ekosistem. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Pengelolaan Tanah. Fakultas Pertanian IPB Bogor, 16 September 2009.107 hlm.

Sormin, S.A., Irfan, Reni. 2010. Pembentukan Umbi G0 Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Pada Beberapa Larutan Hara Hidroponik. Padang.Jerami. Volume. 3. No. 1. Hal 50-56.

Sudarsono. 1996.Pengelolaan Tanah dan Air dalam Pengembangan Sumberdaya Usahatani Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Integrated Swamps Development Project (ISDP), Palembang Tahun 1996.

Supriyadi dan Tirtosuprobo. 2009.Pengembangan

Kenaf.http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/Monograf/pengemba ngan%20kenaf.pdf, diakses tanggal 23 November 2014.

Suastika, I. W., W. Hartatik., dan I. G. Made Subiksa. 2005. Karakteristik dan Teknologi Pengelolaan Lahan Sulfat Masam Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan. Balai Penelitian Tanah.

Soesono, S. 2003.Bercocok Tanam Secara Hidroponik.Gramedia. Jakarta.

Suntoro, W.A. 2003. Peran Bahan Organic Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Pengukuhan Guru Besar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Santoso, B. 2006. Pemberdayaan Lahan Podsolik Merah Kuning dengan Tanaman Rosela(Hibiscus sabdariffa L.) di Kalimantan Selatan.


(14)

Perspektif. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Volume 5 Nomor 1, Hal. 2–3.

Tejoyuwono, N. 2006. Ultisol, Fakta dan Implikasi Pertaniannya. Bulletin Pusat Peneliti Marihat. No.6. Hal. 1-4.Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada.Sebelas Maret University Press. Surakarta

Turrohmah, W. 2008. Respon Plasma Nutfah Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Terhadap Keracunan Fe. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

Yoshida, S., Douglas, James, Kwanchai. 1976. Laboratory Manual for Physiological Studies of Rice. International Rice Research Institute. Laguna. Philippines.

Yenni, P. 2012.Ameliorasi Tanah Sulfat Masam Potensial Untuk Budidaya Tanaman Bawang Merah(Allium ascalonicumL.).Jurnal Lahan Suboptimal.Vol. 1, No.1: 40-49.

Yardha dan A.Yusuf. 1993. Toleransi tiga varietas padi sawah terhadap keracunan besi. Buletin Pertanian, volume 12. No.3: hal 23-25


(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.) telah lama dikenal sebagai tanaman penghasil serat untuk bahan baku karung goni. Namun akhir-akhir ini penggunaan serat kenaf tidak hanya untuk karung goni saja, tetapi sudah digunakan sebagai bahan baku industri lain yang lebih prospektif dan bernilai ekonomi tinggi. Di beberapa negara seperti Malaysia, China, Amerika Serikat dan Jepang, penggunaan komoditas kenaf sudah sedemikian maju untuk berbagai industri dengan menggunakan teknologi dan mesin modern, antara lain untuk pakan ternak, fiber board, particle board,pulp, kertas,wall paper, tekstil, dan lain-lain (Sudjindro, 2003).

Menurut Nasir(2013), produksi tanaman kenaf meningkat dari tahun 2013-2014 sebesar 3 % dari jumlah total luas area sebesar 1.315 ha.Dan sebagian besar ditanam didaerah jawa. Pengembangan tanaman kenaf kedepannya lebih diarahkan ke daerah luar Jawa yang kebanyakan lahan masam yang mencakup lahan gambut,karena lahan-lahan subur di Jawa lebih diutamakan untuk tanaman pangan. Masalah yang dihadapi budidaya di lahan gambut adalah tingginya kandungan Fe dan juga sering terjadi keracunan Fe (Marjani, 2009).

Untuk meningkatkan produktifitas tanaman kenaf di lahan gambut diperlukan tanaman yang tahan terhadap keracunan Fe, oleh sebab itu perlu


(16)

2

dilakukan penelitian tentang galur kenaf yang tahan dengan keracunan Fe, sehingga produktifitas tanaman kenaf di lahan gambut dapat ditingkatkan.

1.2.Rumusan masalah

1. Galur manakah yang tahan terhadap Fe.

2. Berapakah konsentrasi Fe yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pada kecambah galur-galur kenaf.

3. Apakah terdapat interaksi antara kecambah galurkenaf dengan konsentrasi Fe.

1.3. Tujuan

1. Untuk mengkaji galur kenaf yang tahan terhadap Fe.

2. Untuk Mengkaji batas konsentrasi Fe yang dapat mengganggu pertumbuhan kecambah galur-galur kenaf.

3. Untuk mengkaji interaksi antara kecambah galur kenaf dengan konsentrasi Fe.

1.4. Hipotesis

1. Diduga terdapat beberapa galur kenaf yang tahan terhadap keracunan Fe.

2. Diduga pada konsentrasi Fe >100 ppm dapat menyebabkan keracunan pada kecambah kenaf .

3. Diduga terdapat interaksi antara konsentrasi Fe dengan galur kenaf yang diuji .


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adelia, 2013. Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro (Fe Dan Cu) Dalam Media Paitan Cair Dan Kotoran Sapi Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) Dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Universitas Brawijaya. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1. No. 3. Hal 51-56.

Agus, F, dan I G.M. Subiksa. 2008. Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Asch, F., M. Becker, D.S. Kpongor. 2005. A quick and efficient screen for tolerance to iron toxicity in lowland rice. J. Plant Nutr. Soil Sci. 168:764-773.

Aidi, N. dan Khairuddin. 2013. Keracunan Besi Pada Padi: Aspek Ekologi dan Fisiologi-Agronomi. Balai Pangkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Hal: 309-310. Diana, S. 2007. Respon Tanaman Kedelai Pada Tanah Masam. Skripsi.

Universitas Sumatera Utara.

Gorendva, R. 2014. Pengaruh Konsentrasi Nitrogen Dan Plant Catalyst TerhadapPertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.)Secara Hidroponik. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.Bandar Lampung. Vol. 15. Hal:100-106.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Indriani, I. dan Dian, W.Eksplorasi Struktur Serat Tanaman Kenaf Pada Teknik Tenun ATBM Sebagai Bahan Baku Tekstil. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Dan Desain. Vol 1 No.1: 2-6.

Idris, N. B. (2008).Penghasilan Kertas Daripada Pulpa Kenaf : Kesan Pemukulan dan Pengadunan Gentian. Tesis Ijazah Sarjana.

Kasiran. 2008. Konservasi Lahan Melalui Penerapan Teknologi Budidaya Lorong ( Alley Cropping) Didaerah Transmigrasi Kuro Tidur Bengkulu. Jurnal teknologi lingkungan. Jakarta.Vol.9. No.2. Hal 205-210.


(2)

xii

Lubis, I., N. Aidi, Munif, Khairil, Desta. 2010. Studi Pengendalian Keracunan Besi ( >150 ppm) Pada Padi Di Lahan Pasang Surut Melalui Keragaman Genotip Padi ( >5,0 T/HA) dan Ameliorasi Oleh Azolla Sp. Peneliti Badan Litbang Pertanian. Bogor. J. Agron. Indonesia 40. Vol. 2. Hal: 91–98.

Marjani., Sudjindro., Purwati, R. D. 2009. Daya Hasil Galur-Galur Kenaf Di Lahan Podsolik Merah Kuning.Jurnal Littri 15(2), Juni 2009. Hlm. 53. Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants, Second edition. Acad, Press.

dalam Sunadi ., Ismed Wahidi. dan M. Zulman Harja Utama. 2010. Penapisan Varietas Padi Toleran Cekaman Fe2+ pada Sawah Bukaan Baru dari Aspek Agronomi dan Fisiologi.Akta Agrosia .Vol. 13 No.1 hlm 16–23.

Madjid, A.R. 2009. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. http:/dasar-dasar ilmu tanah. blogspot. com. diakses tanggal 12 Maret2012.

Najiyati, S., Lili.M., Dan., I.N.Suryadiputra., 2005. PanduanPengelolaan Lahan Gambut Untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forests And Peatlands In Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme Dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia.

Noprianto, 2010. Penampilan Duavarietas Padi ( Oryza Sativa L.) DenganPemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami pada lahan Sawahtercekam Ion Fero. Jurnal. Fakultas Pertanian Taman Siswa. Padang. Hal. 5-6.

Nasir, G. 2013.Tanaman Semusim Akar Wangi, Jarak Kepyar, Nilam, Tanaman Penghasil Serat, Seeh Wangi. Statistik Perkebunan Indonesia 2012-2014. Kementrian pertanian. Direktorat jendral perkebunan. Jakarta . Nyakpa, M.Y.,A.M. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, G.B. Hong, N.

Hakim. 1988. Kesuburan tanah. Universitas Lampung. Palembang: hal. 218-220

Prasetyono dan Tasliah.2003. Strategi Pendekatan Bioteknologi Untuk Pemuliaan Tanaman Toleran Keracunan Fe. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol 10 No.1: 64-67.

Purwati, R. D dan Marjani. 2009.Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Kenaf terhadap Cekaman Fe pada pH Masam.Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 1(1). Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat. Malang. Hal. 30-33.


(3)

Rejeki, A.S. 2008. Toleransi Plasma NutfahKacang Tunggak (Vigna Unguiculata (L.)Walp.)Terhadap Cekaman Aluminium. Skripsi. Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian. Malang. Sudjindro. 2003.Laporan mengikuti Simposium International Kenaf di Beijing

19 – 21 Agustus 2003. Laporan Bulan Oktober. Balittas. Malang.

Sukarman. 2012.Karakteristik Tanah Gambut DanHubungannya Dengan Emisi Gas Rumah KacaPada Perkebunan Kelapa Sawit Di Riau DanJambi. Prosiding Seminar Nasional. Badan Peneliti Dan Pengembangan

Pertanian. Bogor. No.8. Hal 95-109.

Sabiham, S. 2006. Pengelolaan Lahan Gambut Indonesia Berbasis Keunikan Ekosistem. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Pengelolaan Tanah. Fakultas Pertanian IPB Bogor, 16 September 2009.107 hlm.

Sormin, S.A., Irfan, Reni. 2010. Pembentukan Umbi G0 Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Pada Beberapa Larutan Hara Hidroponik. Padang.Jerami. Volume. 3. No. 1. Hal 50-56.

Sudarsono. 1996.Pengelolaan Tanah dan Air dalam Pengembangan Sumberdaya Usahatani Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Integrated Swamps Development Project (ISDP), Palembang Tahun 1996.

Supriyadi dan Tirtosuprobo. 2009.Pengembangan

Kenaf.http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/images/Monograf/pengemba ngan%20kenaf.pdf, diakses tanggal 23 November 2014.

Suastika, I. W., W. Hartatik., dan I. G. Made Subiksa. 2005. Karakteristik dan Teknologi Pengelolaan Lahan Sulfat Masam Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan. Balai Penelitian Tanah.

Soesono, S. 2003.Bercocok Tanam Secara Hidroponik.Gramedia. Jakarta.

Suntoro, W.A. 2003. Peran Bahan Organic Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Pengukuhan Guru Besar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Santoso, B. 2006. Pemberdayaan Lahan Podsolik Merah Kuning dengan Tanaman Rosela(Hibiscus sabdariffa L.) di Kalimantan Selatan.


(4)

xiv

Perspektif. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Volume 5 Nomor 1, Hal. 2–3.

Tejoyuwono, N. 2006. Ultisol, Fakta dan Implikasi Pertaniannya. Bulletin Pusat Peneliti Marihat. No.6. Hal. 1-4.Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada.Sebelas Maret University Press. Surakarta

Turrohmah, W. 2008. Respon Plasma Nutfah Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Terhadap Keracunan Fe. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

Yoshida, S., Douglas, James, Kwanchai. 1976. Laboratory Manual for Physiological Studies of Rice. International Rice Research Institute. Laguna. Philippines.

Yenni, P. 2012.Ameliorasi Tanah Sulfat Masam Potensial Untuk Budidaya Tanaman Bawang Merah(Allium ascalonicumL.).Jurnal Lahan Suboptimal.Vol. 1, No.1: 40-49.

Yardha dan A.Yusuf. 1993. Toleransi tiga varietas padi sawah terhadap keracunan besi. Buletin Pertanian, volume 12. No.3: hal 23-25


(5)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.) telah lama dikenal sebagai tanaman penghasil serat untuk bahan baku karung goni. Namun akhir-akhir ini penggunaan serat kenaf tidak hanya untuk karung goni saja, tetapi sudah digunakan sebagai bahan baku industri lain yang lebih prospektif dan bernilai ekonomi tinggi. Di beberapa negara seperti Malaysia, China, Amerika Serikat dan Jepang, penggunaan komoditas kenaf sudah sedemikian maju untuk berbagai industri dengan menggunakan teknologi dan mesin modern, antara lain untuk pakan ternak, fiber board, particle board,pulp, kertas,wall paper, tekstil, dan lain-lain (Sudjindro, 2003).

Menurut Nasir(2013), produksi tanaman kenaf meningkat dari tahun 2013-2014 sebesar 3 % dari jumlah total luas area sebesar 1.315 ha.Dan sebagian besar ditanam didaerah jawa. Pengembangan tanaman kenaf kedepannya lebih diarahkan ke daerah luar Jawa yang kebanyakan lahan masam yang mencakup lahan gambut,karena lahan-lahan subur di Jawa lebih diutamakan untuk tanaman pangan. Masalah yang dihadapi budidaya di lahan gambut adalah tingginya kandungan Fe dan juga sering terjadi keracunan Fe (Marjani, 2009).

Untuk meningkatkan produktifitas tanaman kenaf di lahan gambut diperlukan tanaman yang tahan terhadap keracunan Fe, oleh sebab itu perlu


(6)

2

dilakukan penelitian tentang galur kenaf yang tahan dengan keracunan Fe, sehingga produktifitas tanaman kenaf di lahan gambut dapat ditingkatkan.

1.2.Rumusan masalah

1. Galur manakah yang tahan terhadap Fe.

2. Berapakah konsentrasi Fe yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pada kecambah galur-galur kenaf.

3. Apakah terdapat interaksi antara kecambah galurkenaf dengan konsentrasi Fe.

1.3. Tujuan

1. Untuk mengkaji galur kenaf yang tahan terhadap Fe.

2. Untuk Mengkaji batas konsentrasi Fe yang dapat mengganggu pertumbuhan kecambah galur-galur kenaf.

3. Untuk mengkaji interaksi antara kecambah galur kenaf dengan konsentrasi Fe.

1.4. Hipotesis

1. Diduga terdapat beberapa galur kenaf yang tahan terhadap keracunan Fe.

2. Diduga pada konsentrasi Fe >100 ppm dapat menyebabkan keracunan pada kecambah kenaf .

3. Diduga terdapat interaksi antara konsentrasi Fe dengan galur kenaf yang diuji .