Uji Ketahanan Beberapa Galur Kenaf (Hibiscus caunnabinus L.) terhadap Kekeringan
carzrzabirtrrs L.)
UJI KETAHANAN
Oleh
Triono Budhi Hermawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
..
RINGKASAN
TRIONO BUDHI HERMAWAN (A27.1474). U j i Ketahanan Beberapa Galur
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap Kekeringan. (Di ,bawah bimbingan M. A.
CHOZIN dan SUDJINDRO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ketahanan kenaf
terhadap kekeringan
dan untuk mengetahui pengaruh
kekeringan
terhadap
pertumbuhan dan produksi biomassa kenaf. Penelitian ini dilakukan di mmah plastik
kebun percobaan Jurusan Budidaya Pertanian, kampus IPB Baranangsiang Bogor .
Waktu penelitian adalah antara bulan Oktober 1996 hingga Maret 1997.
Penelitian ini terdiri atas dua faktor, yaitu faktor galur dan faktor periode
kekeringan. Faktor galur terdiri atas lima belas galur kenaf yaitu : GI (85-9 -40-I),
G2 (85-9-66-l), G3 (85-9-66-2), G4 (85-9-72), G5 (85-9-73), G6 (85-9-75), G, (859-blk), G8 (85-10-blk), G9 (BLl049 H), GI, (NYl012 H), G I , (Hc 48), G12 (Hc 48
H), GI, (KK 60), GI, (Hc 62) dan GI, (Hc G4). Faktor periode kekeringan terdiri
atas empat taraf yaitu KO,K,, K, dan K3 secara bemmtan adalah perlakuan kontrol,
perlakuan periode kekeringan selama 4, 5 dan 6 minggu setelah tanaman berumur 30
hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan faktor
periode kekeringan sebagai petak utama dan lima belas galur kenaf sebagai anak
petak
Hasil pengujian ketahanan 15 galur kenaf terhadap kekeringan menunjukkan
bahwa makin panjang periode kekeringan berlangsung makin kecil jumlah tanaman
yang dapat hidup. Ketahanan terhadap kekeringan berbeda antar galur. Pada periode
kekeringan 4 minggu selumh galur yang diuji masih menunjukkan ketahanan, tetapi
jumlah tanaman yang hidup bervariasi antara 4 - 12 tanaman (33.3 - 100%). Pada
periode kekeringan 5 minggu selumh tanaman dari galur 85-9-72 dan 85-9-73
mengalami kematian sementara 1 - 12 tanaman (8.3 - 100%) dari galur lainnya lnasih
lnanlpu bertahan hidup.
Pada periode kekeringan terpanjang (6 minggu) masih
terdapat 4 galur yang mengalami kematian sedangkan galur lainnya bertahan hidup
dengan jumlah tanaman yang hidup berkisar antara 1 - 8 tanaman (8.3 - 66.7%).
Tanaman yang bertahan
terhadap kekeringan
mengalami
pemulihan
(recovery) yang ditunjukkan melalui pertumbuhan daunnya dan tumbuh setelah
dilakukan penyiraman kembali.
Kondisi pemulihan dari ke-15 galur kenaf yang
mengalami kekeringan selama 4 minggu relatif sama yaitu daun tanaman yang semula
layu menjadi segar kembali dan munculnya kuncup daun pada ruas batang. Pada
periode kekeringan 5 minggu dan 6 minggu, kondisi pemulihan berbeda antar galur.
Beberapa galur memperlihatkan gejala pemulihan yang cepat, sedangkan sebagian
besar galur laimya mengalami pemulihan yang relatif lambat dan sangat lambat.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa faktor kekeringan berpengamh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi sedangkan faktor genotip (galur)
dan interaksi antara kedua faktor tersebut tidak menunjukkan pengamh yang nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi. Periode kering selama 4 minggu tampaknya
telah cukup nyata menekan pertumbuhan batang dan akar kenaf sedangkan respon
pertumbuhan 15 galur kenaf terhadap periode kekeringan 4 minggu tidak
menunjukkan keragaman yang nyata.
Kekeringan selama 4 minggu juga telah menyebabkan terjadinya penurunan
komponen produksi biomassa kenaf, yaitu berat kering akar, batang dan daun secara
nyata sedangkan faktor genotipe (galur) tidak nyata mempengamhi produksi
biomassa tanaman kenaf. Rasio akar-tajuk yang sering digunakan sebagai penciri
ketahanan terhadap kekeringan tidak memperlihatkan perbedaan antar galur yang
nyata namun kekeringan selama 4 minggu telah mampu memperkecil rasio tajukakar secara nyata.
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan, galur-galur yang tahan terhadap
kekeringan adalah Hc 62, Hc 48 dan KK 60 sedangkan galur-galur yang peka adalah
85-9-72, 85-9-73, NYl012 H dan Hc G4.
Ketiga galur yang tahan kekeringan
tersebut memiliki prospek yang relatif baik untuk dikembangkan di daerah yang
rawan terhadap kekeringan selain dapat digunakan sebagai sumber genetik untuk
menghasilkan varietas-varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman kenaf masih dapat bertahan hidup
bila mengalami kekeringan selama 4 minggu setelah berumur 30 hari dan dapat pulih
kembali setelah penyiraman kembali.
Meskipun demikian, kekeringan selama
periode tersebut telah menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara sangat nyata. Hal ini berarti bahwa untuk mengusahakan galur-galur tersebut
di daerah yang mengalami periode kering selama 4 minggu, masih diperlukan
pengaturan waktu tanam yang tepat dan pengairan yang baik.
UJl KETAHANAN BEBERAPA GALUR KENAF (Hibiscus cclr~r~ubirzus
L.)
TERHADAP KEKERINGAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mernperoleli gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Triono Budhi Hennawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
carzrzabirtrrs L.)
UJI KETAHANAN
Oleh
Triono Budhi Hermawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
..
RINGKASAN
TRIONO BUDHI HERMAWAN (A27.1474). U j i Ketahanan Beberapa Galur
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap Kekeringan. (Di ,bawah bimbingan M. A.
CHOZIN dan SUDJINDRO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ketahanan kenaf
terhadap kekeringan
dan untuk mengetahui pengaruh
kekeringan
terhadap
pertumbuhan dan produksi biomassa kenaf. Penelitian ini dilakukan di mmah plastik
kebun percobaan Jurusan Budidaya Pertanian, kampus IPB Baranangsiang Bogor .
Waktu penelitian adalah antara bulan Oktober 1996 hingga Maret 1997.
Penelitian ini terdiri atas dua faktor, yaitu faktor galur dan faktor periode
kekeringan. Faktor galur terdiri atas lima belas galur kenaf yaitu : GI (85-9 -40-I),
G2 (85-9-66-l), G3 (85-9-66-2), G4 (85-9-72), G5 (85-9-73), G6 (85-9-75), G, (859-blk), G8 (85-10-blk), G9 (BLl049 H), GI, (NYl012 H), G I , (Hc 48), G12 (Hc 48
H), GI, (KK 60), GI, (Hc 62) dan GI, (Hc G4). Faktor periode kekeringan terdiri
atas empat taraf yaitu KO,K,, K, dan K3 secara bemmtan adalah perlakuan kontrol,
perlakuan periode kekeringan selama 4, 5 dan 6 minggu setelah tanaman berumur 30
hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan faktor
periode kekeringan sebagai petak utama dan lima belas galur kenaf sebagai anak
petak
Hasil pengujian ketahanan 15 galur kenaf terhadap kekeringan menunjukkan
bahwa makin panjang periode kekeringan berlangsung makin kecil jumlah tanaman
yang dapat hidup. Ketahanan terhadap kekeringan berbeda antar galur. Pada periode
kekeringan 4 minggu selumh galur yang diuji masih menunjukkan ketahanan, tetapi
jumlah tanaman yang hidup bervariasi antara 4 - 12 tanaman (33.3 - 100%). Pada
periode kekeringan 5 minggu selumh tanaman dari galur 85-9-72 dan 85-9-73
mengalami kematian sementara 1 - 12 tanaman (8.3 - 100%) dari galur lainnya lnasih
lnanlpu bertahan hidup.
Pada periode kekeringan terpanjang (6 minggu) masih
terdapat 4 galur yang mengalami kematian sedangkan galur lainnya bertahan hidup
dengan jumlah tanaman yang hidup berkisar antara 1 - 8 tanaman (8.3 - 66.7%).
Tanaman yang bertahan
terhadap kekeringan
mengalami
pemulihan
(recovery) yang ditunjukkan melalui pertumbuhan daunnya dan tumbuh setelah
dilakukan penyiraman kembali.
Kondisi pemulihan dari ke-15 galur kenaf yang
mengalami kekeringan selama 4 minggu relatif sama yaitu daun tanaman yang semula
layu menjadi segar kembali dan munculnya kuncup daun pada ruas batang. Pada
periode kekeringan 5 minggu dan 6 minggu, kondisi pemulihan berbeda antar galur.
Beberapa galur memperlihatkan gejala pemulihan yang cepat, sedangkan sebagian
besar galur laimya mengalami pemulihan yang relatif lambat dan sangat lambat.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa faktor kekeringan berpengamh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi sedangkan faktor genotip (galur)
dan interaksi antara kedua faktor tersebut tidak menunjukkan pengamh yang nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi. Periode kering selama 4 minggu tampaknya
telah cukup nyata menekan pertumbuhan batang dan akar kenaf sedangkan respon
pertumbuhan 15 galur kenaf terhadap periode kekeringan 4 minggu tidak
menunjukkan keragaman yang nyata.
Kekeringan selama 4 minggu juga telah menyebabkan terjadinya penurunan
komponen produksi biomassa kenaf, yaitu berat kering akar, batang dan daun secara
nyata sedangkan faktor genotipe (galur) tidak nyata mempengamhi produksi
biomassa tanaman kenaf. Rasio akar-tajuk yang sering digunakan sebagai penciri
ketahanan terhadap kekeringan tidak memperlihatkan perbedaan antar galur yang
nyata namun kekeringan selama 4 minggu telah mampu memperkecil rasio tajukakar secara nyata.
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan, galur-galur yang tahan terhadap
kekeringan adalah Hc 62, Hc 48 dan KK 60 sedangkan galur-galur yang peka adalah
85-9-72, 85-9-73, NYl012 H dan Hc G4.
Ketiga galur yang tahan kekeringan
tersebut memiliki prospek yang relatif baik untuk dikembangkan di daerah yang
rawan terhadap kekeringan selain dapat digunakan sebagai sumber genetik untuk
menghasilkan varietas-varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman kenaf masih dapat bertahan hidup
bila mengalami kekeringan selama 4 minggu setelah berumur 30 hari dan dapat pulih
kembali setelah penyiraman kembali.
Meskipun demikian, kekeringan selama
periode tersebut telah menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara sangat nyata. Hal ini berarti bahwa untuk mengusahakan galur-galur tersebut
di daerah yang mengalami periode kering selama 4 minggu, masih diperlukan
pengaturan waktu tanam yang tepat dan pengairan yang baik.
UJl KETAHANAN BEBERAPA GALUR KENAF (Hibiscus cclr~r~ubirzus
L.)
TERHADAP KEKERINGAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mernperoleli gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Triono Budhi Hennawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
UJI KETAHANAN
Oleh
Triono Budhi Hermawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
..
RINGKASAN
TRIONO BUDHI HERMAWAN (A27.1474). U j i Ketahanan Beberapa Galur
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap Kekeringan. (Di ,bawah bimbingan M. A.
CHOZIN dan SUDJINDRO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ketahanan kenaf
terhadap kekeringan
dan untuk mengetahui pengaruh
kekeringan
terhadap
pertumbuhan dan produksi biomassa kenaf. Penelitian ini dilakukan di mmah plastik
kebun percobaan Jurusan Budidaya Pertanian, kampus IPB Baranangsiang Bogor .
Waktu penelitian adalah antara bulan Oktober 1996 hingga Maret 1997.
Penelitian ini terdiri atas dua faktor, yaitu faktor galur dan faktor periode
kekeringan. Faktor galur terdiri atas lima belas galur kenaf yaitu : GI (85-9 -40-I),
G2 (85-9-66-l), G3 (85-9-66-2), G4 (85-9-72), G5 (85-9-73), G6 (85-9-75), G, (859-blk), G8 (85-10-blk), G9 (BLl049 H), GI, (NYl012 H), G I , (Hc 48), G12 (Hc 48
H), GI, (KK 60), GI, (Hc 62) dan GI, (Hc G4). Faktor periode kekeringan terdiri
atas empat taraf yaitu KO,K,, K, dan K3 secara bemmtan adalah perlakuan kontrol,
perlakuan periode kekeringan selama 4, 5 dan 6 minggu setelah tanaman berumur 30
hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan faktor
periode kekeringan sebagai petak utama dan lima belas galur kenaf sebagai anak
petak
Hasil pengujian ketahanan 15 galur kenaf terhadap kekeringan menunjukkan
bahwa makin panjang periode kekeringan berlangsung makin kecil jumlah tanaman
yang dapat hidup. Ketahanan terhadap kekeringan berbeda antar galur. Pada periode
kekeringan 4 minggu selumh galur yang diuji masih menunjukkan ketahanan, tetapi
jumlah tanaman yang hidup bervariasi antara 4 - 12 tanaman (33.3 - 100%). Pada
periode kekeringan 5 minggu selumh tanaman dari galur 85-9-72 dan 85-9-73
mengalami kematian sementara 1 - 12 tanaman (8.3 - 100%) dari galur lainnya lnasih
lnanlpu bertahan hidup.
Pada periode kekeringan terpanjang (6 minggu) masih
terdapat 4 galur yang mengalami kematian sedangkan galur lainnya bertahan hidup
dengan jumlah tanaman yang hidup berkisar antara 1 - 8 tanaman (8.3 - 66.7%).
Tanaman yang bertahan
terhadap kekeringan
mengalami
pemulihan
(recovery) yang ditunjukkan melalui pertumbuhan daunnya dan tumbuh setelah
dilakukan penyiraman kembali.
Kondisi pemulihan dari ke-15 galur kenaf yang
mengalami kekeringan selama 4 minggu relatif sama yaitu daun tanaman yang semula
layu menjadi segar kembali dan munculnya kuncup daun pada ruas batang. Pada
periode kekeringan 5 minggu dan 6 minggu, kondisi pemulihan berbeda antar galur.
Beberapa galur memperlihatkan gejala pemulihan yang cepat, sedangkan sebagian
besar galur laimya mengalami pemulihan yang relatif lambat dan sangat lambat.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa faktor kekeringan berpengamh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi sedangkan faktor genotip (galur)
dan interaksi antara kedua faktor tersebut tidak menunjukkan pengamh yang nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi. Periode kering selama 4 minggu tampaknya
telah cukup nyata menekan pertumbuhan batang dan akar kenaf sedangkan respon
pertumbuhan 15 galur kenaf terhadap periode kekeringan 4 minggu tidak
menunjukkan keragaman yang nyata.
Kekeringan selama 4 minggu juga telah menyebabkan terjadinya penurunan
komponen produksi biomassa kenaf, yaitu berat kering akar, batang dan daun secara
nyata sedangkan faktor genotipe (galur) tidak nyata mempengamhi produksi
biomassa tanaman kenaf. Rasio akar-tajuk yang sering digunakan sebagai penciri
ketahanan terhadap kekeringan tidak memperlihatkan perbedaan antar galur yang
nyata namun kekeringan selama 4 minggu telah mampu memperkecil rasio tajukakar secara nyata.
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan, galur-galur yang tahan terhadap
kekeringan adalah Hc 62, Hc 48 dan KK 60 sedangkan galur-galur yang peka adalah
85-9-72, 85-9-73, NYl012 H dan Hc G4.
Ketiga galur yang tahan kekeringan
tersebut memiliki prospek yang relatif baik untuk dikembangkan di daerah yang
rawan terhadap kekeringan selain dapat digunakan sebagai sumber genetik untuk
menghasilkan varietas-varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman kenaf masih dapat bertahan hidup
bila mengalami kekeringan selama 4 minggu setelah berumur 30 hari dan dapat pulih
kembali setelah penyiraman kembali.
Meskipun demikian, kekeringan selama
periode tersebut telah menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara sangat nyata. Hal ini berarti bahwa untuk mengusahakan galur-galur tersebut
di daerah yang mengalami periode kering selama 4 minggu, masih diperlukan
pengaturan waktu tanam yang tepat dan pengairan yang baik.
UJl KETAHANAN BEBERAPA GALUR KENAF (Hibiscus cclr~r~ubirzus
L.)
TERHADAP KEKERINGAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mernperoleli gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Triono Budhi Hennawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
carzrzabirtrrs L.)
UJI KETAHANAN
Oleh
Triono Budhi Hermawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
..
RINGKASAN
TRIONO BUDHI HERMAWAN (A27.1474). U j i Ketahanan Beberapa Galur
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap Kekeringan. (Di ,bawah bimbingan M. A.
CHOZIN dan SUDJINDRO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ketahanan kenaf
terhadap kekeringan
dan untuk mengetahui pengaruh
kekeringan
terhadap
pertumbuhan dan produksi biomassa kenaf. Penelitian ini dilakukan di mmah plastik
kebun percobaan Jurusan Budidaya Pertanian, kampus IPB Baranangsiang Bogor .
Waktu penelitian adalah antara bulan Oktober 1996 hingga Maret 1997.
Penelitian ini terdiri atas dua faktor, yaitu faktor galur dan faktor periode
kekeringan. Faktor galur terdiri atas lima belas galur kenaf yaitu : GI (85-9 -40-I),
G2 (85-9-66-l), G3 (85-9-66-2), G4 (85-9-72), G5 (85-9-73), G6 (85-9-75), G, (859-blk), G8 (85-10-blk), G9 (BLl049 H), GI, (NYl012 H), G I , (Hc 48), G12 (Hc 48
H), GI, (KK 60), GI, (Hc 62) dan GI, (Hc G4). Faktor periode kekeringan terdiri
atas empat taraf yaitu KO,K,, K, dan K3 secara bemmtan adalah perlakuan kontrol,
perlakuan periode kekeringan selama 4, 5 dan 6 minggu setelah tanaman berumur 30
hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan faktor
periode kekeringan sebagai petak utama dan lima belas galur kenaf sebagai anak
petak
Hasil pengujian ketahanan 15 galur kenaf terhadap kekeringan menunjukkan
bahwa makin panjang periode kekeringan berlangsung makin kecil jumlah tanaman
yang dapat hidup. Ketahanan terhadap kekeringan berbeda antar galur. Pada periode
kekeringan 4 minggu selumh galur yang diuji masih menunjukkan ketahanan, tetapi
jumlah tanaman yang hidup bervariasi antara 4 - 12 tanaman (33.3 - 100%). Pada
periode kekeringan 5 minggu selumh tanaman dari galur 85-9-72 dan 85-9-73
mengalami kematian sementara 1 - 12 tanaman (8.3 - 100%) dari galur lainnya lnasih
lnanlpu bertahan hidup.
Pada periode kekeringan terpanjang (6 minggu) masih
terdapat 4 galur yang mengalami kematian sedangkan galur lainnya bertahan hidup
dengan jumlah tanaman yang hidup berkisar antara 1 - 8 tanaman (8.3 - 66.7%).
Tanaman yang bertahan
terhadap kekeringan
mengalami
pemulihan
(recovery) yang ditunjukkan melalui pertumbuhan daunnya dan tumbuh setelah
dilakukan penyiraman kembali.
Kondisi pemulihan dari ke-15 galur kenaf yang
mengalami kekeringan selama 4 minggu relatif sama yaitu daun tanaman yang semula
layu menjadi segar kembali dan munculnya kuncup daun pada ruas batang. Pada
periode kekeringan 5 minggu dan 6 minggu, kondisi pemulihan berbeda antar galur.
Beberapa galur memperlihatkan gejala pemulihan yang cepat, sedangkan sebagian
besar galur laimya mengalami pemulihan yang relatif lambat dan sangat lambat.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa faktor kekeringan berpengamh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi sedangkan faktor genotip (galur)
dan interaksi antara kedua faktor tersebut tidak menunjukkan pengamh yang nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi. Periode kering selama 4 minggu tampaknya
telah cukup nyata menekan pertumbuhan batang dan akar kenaf sedangkan respon
pertumbuhan 15 galur kenaf terhadap periode kekeringan 4 minggu tidak
menunjukkan keragaman yang nyata.
Kekeringan selama 4 minggu juga telah menyebabkan terjadinya penurunan
komponen produksi biomassa kenaf, yaitu berat kering akar, batang dan daun secara
nyata sedangkan faktor genotipe (galur) tidak nyata mempengamhi produksi
biomassa tanaman kenaf. Rasio akar-tajuk yang sering digunakan sebagai penciri
ketahanan terhadap kekeringan tidak memperlihatkan perbedaan antar galur yang
nyata namun kekeringan selama 4 minggu telah mampu memperkecil rasio tajukakar secara nyata.
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan, galur-galur yang tahan terhadap
kekeringan adalah Hc 62, Hc 48 dan KK 60 sedangkan galur-galur yang peka adalah
85-9-72, 85-9-73, NYl012 H dan Hc G4.
Ketiga galur yang tahan kekeringan
tersebut memiliki prospek yang relatif baik untuk dikembangkan di daerah yang
rawan terhadap kekeringan selain dapat digunakan sebagai sumber genetik untuk
menghasilkan varietas-varietas yang lebih tahan terhadap kekeringan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman kenaf masih dapat bertahan hidup
bila mengalami kekeringan selama 4 minggu setelah berumur 30 hari dan dapat pulih
kembali setelah penyiraman kembali.
Meskipun demikian, kekeringan selama
periode tersebut telah menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara sangat nyata. Hal ini berarti bahwa untuk mengusahakan galur-galur tersebut
di daerah yang mengalami periode kering selama 4 minggu, masih diperlukan
pengaturan waktu tanam yang tepat dan pengairan yang baik.
UJl KETAHANAN BEBERAPA GALUR KENAF (Hibiscus cclr~r~ubirzus
L.)
TERHADAP KEKERINGAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mernperoleli gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Triono Budhi Hennawan
A 27.1474
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997