STUDI KEARIFAN LOKAL TERHADAP BIODIVERSITAS TUMBUHAN PAKU PADA MASYARAKAT DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO CANGAR KOTA BATU (Dikembangkan sebagai Buku Pembelajaran Tumbuhan Paku)

(1)

i

STUDI KEARIFAN LOKAL TERHADAP BIODIVERSITAS TUMBUHAN PAKU PADA MASYARAKAT DI KAWASAN TAMAN

HUTAN RAYA RADEN SOERJO CANGAR KOTA BATU (Dikembangkan sebagai Buku Pembelajaran Tumbuhan Paku)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : TIARA ERMINA SARI

201010070311002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

STUDI KEARIFAN LOKAL TERHADAP BIODIVERSITAS TUMBUHAN PAKU PADA MASYARAKAT DI KAWASAN TAMAN

HUTAN RAYA RADEN SOERJO CANGAR KOTA BATU (Dikembangkan Sebagai BukuPembelajaranTumbuhanPaku)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH : TIARA ERMINA SARI

201010070311002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

vi MOTTO

Pertama, Man Jadda Wajada, Man Shabara Zhafira, Man shara Ala Darbi Washala merupakan kunci kehidupan yang ditanamkan kedalam jiwa dan akal. Kedua, saya mengilhami surah al-kahfi ayat 60-82 yang substansi mengajarkan kita

akan kesabaran meraih ujian ilmu dan iman dari seorang guru. Ketiga, Diantaranya adalah ilmu merupakan karunia Allah SWT, tidak ada seorangpun

yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu dibanding lainnya.

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan kepada ayah dan ibu sebagai rasa kasih sayang tulus yang membesarkan dan mendidikku hingga kini...

Berkat ikhtiar, doa dan restumu ibu setiap harinya membangkitkan semangatku dalam menyelesaikan akademikku...

Kebahagiaan terbesarku selama hidupkku ialah ketika aku selalu bisa membuat kalian tersenyum bahagia walau dalam tangis dan bukan menjadi


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Studi Kearifan Lokal Terhadap Biodiversitas Tumbuhan Paku Pada Masyarakat Di Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu (Dikembangkan Sebagai Buku Pembelajaran Tumbuhan Paku)”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:

Penulis skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, informasi, bimbingn dan juga doa’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada :

1. Dekan Dr.Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, yang juga selaku pembimbing saya terima kasih banyak bapak atas segala dukungan untuk mempercepat penyelesaian tugas akhir saya, atas masukan yang sangat berharga hingga penyelesaian tugas akhir saya terselesaikan yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Univrsitas Muhammadiyah Malang.


(8)

viii

3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha ,M.Pd selaku pembimbing, terimakasih banyak bapak yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam menyusun skripsi ini, disela kesibukan dan kesabaran beliau menghadapi saya dan dengan kelembutan serta kerendahan hati mampu untuk membimbingku hingga penyelesaian tugas akhir skripsiku ini.

4. Ibu Dra. SitiZaenab, M.Kes, selaku dosen wali yang selalu memberi semangat dan bimbingan selama empat tahun berlalu.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan. 6. Ayahanda Suharyanto, Ibunda Katini, Kakak saya TegarSeptianto yang selalu

mendoakan dan menghibur saya, ketika patah kobaran semangat saya.

7. Didi Febriyandi. Terimakasih kau yang telah mendampingiku selama aku menyelesaikan proses bimbingan skripsiku, kau yang setia memberikan aku waktu luang di tengah kesibukanmu yang padat yang juga berjuang menyelesaikan tesismu, suportmu yang selalu melatih mentalku.

8. Ibu Yat, terima kasih ibu sudah menjaga saya selama saya di malang, selalu menemani dan mengurus saya ketika penyakit saya kambuh, karna doamu juga saya mampu menyelesaikan skripsi saya.

9. Pak Budi dan Pak Baskoro, yang selaku petugas UPT Tahura yang selalu mendukung dan selalu memberikan informasi kepada saya setiap saya mengalami kesusahan dalam mengolah dan mencari data tentang refrensi skripsi saya sehingga menjadi akurat.

10.Keluarga besar HMI Malang yang selalu menjadi rumah kedua saya di malang, tempat saya mendapatkan banyak pembelajaran hingga membuat saya menjadi lebih dewasa khususnya pada sahabat saya yang juga ikut membantu dalam mensuport saya dalam penelitian Dayat, Bang Akis, Erhan, Fifi, Tantri, Iwan, dan Fadilo yang selalu mensuport saya, menjadi sahabat saya, keluarga saya, dan teman susah senang sama-sama.


(9)

ix

11.Sahabat-sahabat baik saya Biologi A serta seluruh angkatan biologi 2010 terima kasih banyak atas persahabatan kalian. Khususnya sahabat saya Iszulaisah dan Flo, terima kasih sudah menjadi teman yang selalu mensuport saya, yang selalu mendukung dan menjadi temen cerita saya dalam susah senang.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah kalian berikan kepada saya, Amin. Penulis menyadari bahawa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 06 Februari 2016 Penulis,


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

LEMBAR GAMBAR ... ix

LEMBAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batas Penelitian ... 8

1.6 Batas Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTA 2.1Kearifan Lokal ... 11

2.2Biodervisitas ... 14

2.3Definisi Tumbuhan Paku ... 18

2.3.1 Ciri-ciri Tumbuhan Paku ... 18

2.3.2 Struktur Tumbuhan Paku ... 19

2.3.3 Habitat Tumbuhan Paku ... 24

2.3.4 Klasifikasi Tumbuhan Paku ... 25

1. Psilopsida ... 26

2. Lcyophyta (Paku Kawat) ... 27

3. Spheno (Paku Ekor Kuda)... 29

4. Pterophyta (Paku Sejati) ... 30

2.3.5 Daur Hidup Tumbuhan Paku... 36

2.3.6 Manfaat Tumbuhan Paku ... 42

2.4 Kawasan Taman Hutan Raya Ronggo Seoryo Cangar ... 43


(11)

xi

Halaman

2. Hutan Hujan Pegunungan ... 45

3. Padang Rumput ... 45

2.5 Tinjauan Tentang Sumber Belajar Biologi ... 45

2.5.1 Pengertian Sumber Belajar ... 45

2.5.2 Manfaat Sumber Belajar ... 46

2.5.3 Jenis-Jenis Sumber Belajar ... 47

2.5.4 Pemilihan Sumber Belajar ... 49

2.5.5 Kreteria Sumber Belajar ... 49

2.6 Kerangka Konsep ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian…. ... 52

3.2 Waktu dan Tempat penelitian ... 53

3.2.1 Waktu ... 53

3.2.2 Tempat ... 53

3.3 Populasi dan Sampel ... 53

3.3.1 Populasi ... 53

3.3.2 Sampel ... 54

3.4 Variabel Penelitian ... 54

3.5 Prosedur Peniltian ... 54

3.5.1 Tahap Persiapan... 54

3.5.2 Tahap Pengumpulan Data ... 55

1. Pengambilan Tumbuhan Paku ... 56

2. Pengambilan Foto ... 56

3. Pembuatan Herberium ... 57

4. Kearifan Lokal di Kawasan Tahura R.Soeryo Cangar Kota Batu .. 59

3.6 Teknik Analisa Data ... 61

3.7 Bagian Langkah Hasil dan Metode Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 64

4.1.1 Tinjauan Umum Lokasi Penelitian di Kawasan Tahura R. Soeryo Cangar Kota Batu ... 64

4.1.2 Hasil Penelitian Jenis-Jenis Biofervisitas Tumbuhan Paku ... 66

4.2 Analisa Data ... 69

4.2.1 Kearifan Lokal Masyarakat Terhadapan Pemanfaatan Tumbuhan Paku diKawasan Hutan Raya R. Soeryo Cangar Kota Batu ... 69


(12)

xii

Halaman 4.2.2 Teori Tentang Habitat Tumbuhan Paku di Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu……… 75 4.2.3 Identifikasi Jenis Tumbuhan Paku ... 76 4.3 Pembahasan ... 99 4.3 Pemanfaatan Hasil Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Raya

R.Soeryo Cangar Kota Batu Sebagai Sumber Belajar Biologi ... 117

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 120 5.2 Saran ... 121 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomer Halaman

Tabel 4.1.Hasil Penelitian Jenis Tumbuhan Paku di Hutan Raya Raden 67 Soerjo Tahun 2015

Tabel 4.2.Kearifan Lokal Masyarakat di Sekitaran Kawasan Taman Hutan 73 Raya Raden Soerjo Cangar Kota BatuTahun 2015

Tabel 4.3.Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan Habitat Tumbuhan 75 Paku di Kawasan Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomer Halaman

Gambar 2.1. Jaringan Pembuluh Xylem dan Floem 20

Gambar 2.2. Bagian Tumbuhan Paku, Strobilus danSpora 21

Gambar 2.3. Susunan Sporangium dalam bentuk sel dan Struktur sorus 22

Gambar 2.4. Paku Purba (Psilotum sp) 27

Gambar 2.5. Lycopodium sp dan Selaginella sp 28

Gambar 2.6. Strobilus dan Equisetum sp 29

Gambar 2.7. Asplenium nidus dan Marsilea crenata 36

Gambar 2.8. Daur Hidup Tumbuhan Paku 37

Gambar 2.9. Skema Metagenesis Paku Homospora 38

Gambar 2.10. Skema Metagenesis Paku Heterospora 39

Gambar 2.11. Skema Metagenesis Paku Peralihan 40

Gambar 2.12. Kerangka Konsep Penelitian 51

Gambar 3.1. Teknik Pengumpulan Data 60

Gambar 3.2. Bagan Langkah Hasil dan Metode 62

Gambar 4.1. Peta Taman Hutan Raya Raden Soerjo 65

Gambar 4.2. Equisetum hyemale 75

Gambar 4.3. Selaginella Wildenovii 76

Gambar 4.4. Asplenium nidus Linn 77

Gambar 4.5. Christella dentate 78

Gambar 4.6. Antrophyum callifolium 79

Gambar 4.7. Drymoglosum piloselloides 81

Gambar 4.8. Arachnioides haniffii 82

Gambar 4.9. Belvisia revolute 83

Gambar 4.10. Athirium esculenta 84

Gambar 4.11. Athirium filix 85

Gambar 4.12. Cyathea latebrosa 86

Gambar 4.13. Pteris biaurita 87

Gambar 4.14. Pteris longifolia 89

Gambar 4.15. Angiopteris angustifolia 90

Gambar 4.16. Pyrrosia stigmosa 91

Gambar 4.17. Pyrrosia nummularifolia 92

Gambar 4.18. Goniophlebium persicifolium 94

Gambar 4.19. Nephrolepis hirsutula 95

Gambar 4.20. Pneumatopteris ecallosa 96

Gambar 4.21. Phymatodes longisima 97


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Kompetensi Inti Inti Dan Kompetensi Dasar Peminatan Kelompok Matematika Dan Ilmu-Ilmu Alam Sekolah Menegah Atas

Lampiran 2 : Silabus Peminatan Matematika Dan Ilmu-Ilmu Alam Sekolah Menegah Atas

Lampiran 3 : Gambar Penelitian dan Observasi Kepada Masyarakat di Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu

Lampiran 4: Surat Keterangan Penelitian di Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Mukti. 2010. Beberapa Kearifan Lokal Suku Dayak Dalam Pengelolahan Sumber Daya Alam. Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan.

Universitas Brawijaya.

Andrian, Handi. 2006. Kearifan Suku Toro Menjaga Hutan. Tabloid Pesona

Nusantara. Jum’at, 27 Oktober 2006. Media Indonesia.

Ayatrohaedi, 1986, Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta:Pustaka

Jayaha.

Campbell, N. A, Jane B, Reece, dkk. 2008. Biologi Jilid III. Erlangga. Jakarta.

Christenhusz, M. J. M., X. C. Zhang, & H. Schneider. 2011. A Linear Sequence of Extant Families and Genera of Lycophyta and Ferns. Phytotaxa 19. Hal.7-54.

Darma, Putu D.I & I Nyoman P. 2007. Inventaris Tumbuhan Paku di Kawasan Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Sumba Timur, Waingapu, NTT.

Jurnal Biodiversitas, No.3 Vol.8 Juli 2007 Hal.242-248

Daryanti. 2009. Keanekaragaman Paku-pakuan Terestrial di Taman Wisata Alam Deleg Lancuk Kabupaten Karo. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

DEPHUT Kota Malang. 2013. Vegetasi Hutan Raya Raden Soerjo. Malang:

Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan.

Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. (Terj.U.Tanuwijaya), Penerbit ITB,

Bandung Qayim.

Fitrya& L. Anwar.2009. Uji Aktivitas Anti Kangker Secara In Vitro dengan Sel Murine P-388 Senyawa Flavonoid dari Fraksi Etilasetat Akar Tumbuhan Tunjuk Langit (Helmynthostachis Zeylanica (Linn) Hook). Jurnal Penelitian

Sains No.1 (C) Vol.12. Januari 2009. Hal.1-4.

Maulida, Hanik, dkk. 2012. Presepsi Pengunjung Terhadap Pengelolahan Sumber Daya Wisata Air Panas Cangar. Prosiding Seminar Nasional Pengelolahan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 11 September 2012. Semarang Hariyadi, P., 2000, Gelatin, Vol. 1, Teknologi dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor. Hartini, Sri. 2006. Tumbuhan Paku di Cangar Alam Sago Melintang, Sumatra Barat

dan Aklimatisasinya di Kebun Raya Bogor. Jurnal Biodiversitas, No.3 Vol.7

Juli 2006 Hal 230-236.

Hasairin, A. 2003. Taksonomi Tumbuhan Rendah (Thalophyta dan Kormophyta Berspora). Bahan Ajar Biologi. UNIMED. Medan.


(17)

xvii

Hilman, Imam. 2008. Kearifan Lokal Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta

Dalam Melindungi dan Mengelola Lingkungan Hidup di Desa

Karangpaningal Kec.Tambaksari Kab.Ciamis. Universitas Siliwangi

Holttum, R. E. 1968. A Resived Flora of Malaya.Vol.II; Fern of Malaya.Government

Printing Office. Singapore.

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Penerbit: Bumi Aksara. Jakarta.

Kinho, J. 2009. Mengenal Beberapa Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Payahe Taman Nasional Aketajawe Lolobata Maluku Utara. Penerbit Balai

Penelitian Manado.

Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. UB Press. Malang.

LIPI. 1980. Jenis-jenis Paku di Indonesia. Lembaga Biologi Nasional. Jakarta

Lovelles, A. R. 1999. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2.

Jakarta: PT.Gramedia.

Lubis S. R. 2009. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara.

Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Permana, R Cecep Eka, Kearifan Lokal Masyarakat Baduy Dalam Mitasi Bencana.

Jakarta: Wedatama Widya Sastra cetakan pertama, November 2010.

Piggott. A. G. 1988. Ferns of Malaya in Colour. Tropical Press SDN.BHD. Kuala

Lumpur, Malaysia.

Polunin, N. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun.

Gadjahmada University Press. Yogyakarta.

Poerwanti,1998. Jenis-Jenis Penelitian. Gramedia. Jakarta

Purnomohadi, S. 1985. Sistem Pengetahuan Tradisional Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut, Kab. Pasir Provinsi Kalimantan Timur. Kajian: Pemanfaatan Tumbuhan [Skripsi]. Bogor :Fakultas Kehutanan

InstitutPertanian Bogor.

Rofieq, Ainur. 2011. Metodologi Penelitian. UMM Press. Malang

Sastrapraja, S. dan J.J. Afriastini.1985. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional. Bogor.

Sartini. (2004). “Menggali Kearifan Lokal”. Jurnal Filsafat, Jilid 37, ( 2).


(18)

xviii

Smith. 1994. Potensi Tumbuhan Bagi Kehidupan. Surya pustaka. Bandung

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung

Sugiyono, 2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alvabeta. Bandung.

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alvabeta.

Bandung.

Sunarni&Sarwono.2004. Inventarisasi Tumbuhan Paku di Daerah Malang. Jurnal

Berk. Penel.Hayati Vol.10. Hal.71-74.

Supriatna, Jatna. 2008. Peran Kearifan Lokal dan Ilmu-ilmu Kepribumiaan Dalam Pelestarian Alam. Research Center of Climate Change. Universitas Indonesia.

Suryana.2009. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku Terestrial dan Epifit di Kawasan PLTP Kamojang Kab.Garut Jawa Barat. Jurnal Biotika, No.1 Vol.7

Juni 2009. Hal.20-26.

Tjitrosomo, S. Sutarmi, H. Sudarnadi& A. Zakaria. 1983. Botani Umum 3. Penerbit

Angkasa. Bandung.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo. 2010. Profil Taman Hutan Raya R. Soerjo.

Malang: Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan.

Wahyu, 2007. Makna Kearifan Lokal dalam Pengelolahan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Kalimantan Selatan (Dalam Pengelolahan Sumberdaya Alam dan Pemberdayaan Mayarakat dalam Prespektif Budaya dan Kearifan Lokal). Universitas Lambung Mangkurat Press. Banjarmasin

Widhiastuti, R., T. A. Aththorick & W. D. P. Sari. 2006. Struktur dan Komposisi Tumbuhan Paku-pakuan di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Jurnal Biologi Sumatera, No.2 Vol.1 Juli 2006.Hal.37-47.


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai jenis kekayaan alam yang melimpah, salah satunya adalah hutan tropis yang dimiliki kekayaan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuhan di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab (LIPI, 1980). Tingginya tingkat keanekaragaman hayati tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis dengan tingkat curah hujan yang tinggi curah hujan yang tinggi (Supeni, 1994; Suryana, 2009). Salah satu jenis keanekaragaman hayati dari kelompok flora yang ada di Indonesia adalah tumbuhan paku (Sastrapradja, 1985; Suryana, 2009) yang merupakan tumbuhan kormophyta berspora yang dapat hidup dengan mudah di berbagai macam habitat dan di mana saja baik secara epifit, terestrial maupun di air (Ewusie, 1990; Widhiastuti et al., 2006).

Kekayaan flora di Indonesia khususnya jenis tumbuhan paku melimpah di daerah hujan tropis, karena menurut Tjitrosomo (1985) tumbuhan paku tersebar luas dari tropika yang lembab sampai melampaui lingkaran Afrika. Tumbuhan paku juga banyak terdapat di hutan pegunungan dan tumbuh dengan subur di daerah beriklim sedang, di hutan-hutan, padang rumput yang lembab, sepanjang sisi jalan dan sungai (Ewuise, 1990; Widhiastuti et al., 2006).


(20)

2

Banyaknya jenis tumbuhan paku di Indonesia dengan keanekaragamannya menjadikan salah satu pembentuk vegetasi hutan yang mampu mengurangi debit banjir dan penahan air yang berfungsi untuk mengurangi debit banjir dan penahan air yang berfungsi sebagai sumber air. Tumbuhan paku memiliki jenis yang heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya (Tjitrosoepomo, 2005). Di sisi lain, tumbuhan paku juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, terutama pada keindahannya dan sebagai tanaman holtikultura, sebagai tanaman hias (Daryanti, 2009).

Penyebaran dan keanekaragaman tumbuhan paku memang sangat besar, begitu pula dengan potensi dan manfaatnya yang cukup penting. Sastrapradja (1985) menjelaskan bahwa tumbuhan paku juga dapat dimanfaatkan untuk sayuran dan obat-obatan tradisional, misalnya tajuk langit (Helminthostachys zeylanica (Linn) Hook.) merupakan salah satu tumbuhan paku yang telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional penyembuh pendarahan (Fitrya & Anwar, 2009), dan tumbuhan paku Cyathea mempunyai peranan yang besar bagi keseimbangan ekosistem hutan antara lain sebagai pencegah erosi dan pengatur tata guna air, juga digunakan sebagai bahan sayur (Hartini, 2006). Bahkan kegiatan inventarisasi keanekaragaman flora di Indonesia sudah mulai sejak Rumphius pada tahun 1970, namun sampai sekarang belum selesai dilaksanakan (Sunarmi & Sarwono, 2004). Namun, menurut Suryana (2009) data dasar tumbuhan paku berkenaan dengan komposisi, keanekaragaman dan distribusi belum banyak terungkap.


(21)

3

Banyaknya manusia yang kurang peduli akan pentingnya menjaga hutan membuat banyaknya jenis tumbuhan di hutan menjadi punah sia-sia. Jhamtani (1993) di dalam Sunarmi & Sarwono (2004) menjelaskan bahwa laju kepunahan jenis akibat perbuatan manusia saat ini di Indonesia telah sampai pada tingkat menghawatirkan. Diperkirakan bahwa hampir 140 jenis tumbuhan paku punah setiap harinya.

Kepunahan terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu akibat perubahan lingkungan global yang merusak, telah menyebabkan laju kepunahan meningkat secara dramatis. Apabila ini terjadi, akibatnya adalah kepunahan massal (mass extinction), saat ini banyak sekali spesies menjadi punah di seluruh dunia (Campbell & Reece, 2008). Guna menghindari kepunahan jenis tumbuhan yang semakin menghawatirkan, maka perlu diupayakan konservasi serta reboisasi agar tidak mengurangi diversitas kekayaan alam serta kearifan lokal suatu wilayah. Salah satu tumbuhan yang dapat mengalami kepunahan antara lain tumbuhan paku.

Dengan banyaknya jenis tumbuhan paku yang terdapat di hutan tropis Indonesia hal ini banyak sekali mempertimbangkan tentang penyebaran tumbuhan paku yang memiliki potensi dan manfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Sehingga perlu dilakukannya penelitian mengenai tumbuhan paku, hal ini dikarenakan belum lengkapnya data yang ada mengenai biodiversitas tumbuhan paku dan kearifan lokal masyarakat terhadap pemanfaatan tumbuhan paku di Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.


(22)

4

Khususnya di kawasan-kawasan wisata yang ada di Indonesia seperti Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu yang secara geografis Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT. Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu secara keseluruhan memiliki konfigurasi bervariasi antara datar, berbukit dan gunung-gunung dengan ketinggian antara 1.000-3.000mdpl, sehingga udara di sana sangat dingin dan sejuk. Menurut klasifikasi iklim Schmid

dan Ferguson Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu termasuk tipe

iklim C dan D dengan curah hujan rata-rata 2.500 - 4.500 mm per tahun. Suhu udara pada malam hari berkisar antara 50°C–100°C dan pada musim kemarau mencapai 40°C. Kelembaban udara cukup tinggi yaitu berkisar antara 42–45 % terendah dan tertinggi dapat mencapai 90–97%, sedangkan tekanan udara berkisar antara 1.007 – 1017,5 mm Hg. Jenis tanah yang ada termasuk regosol yang berasal dariabu vulkanis intermedia dengan warna coklat kekuningan dan bersifat sangat pekat terhadap erosi (Hanik & Sutrisno, 2012). Berdasarkan letak geografis dan kondisi yang disebutkan di atas, diperkirakan kawasan wisata Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu memiliki kekayaan tumbuhan paku yang cukup banyak. Namun, hingga saat ini belum ada data tentang biodiversitas dan kearifan lokal tumbuhan paku di kawasan tersebut.

Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu adalah salah satu kawasan yang kaya dengan tumbuhan paku dan berbagai jenis tumbuhan lainnya. Sebagaimana hasil pengamatan peneliti pada kawasan tersebut memiliki kekayaan alam dengan berbagai jenis tumbuhan paku. Kearifan lokal pada


(23)

5

masyarakat di kawasan tersebut yang menjaga kelestarian hutan sekitar dengan bergotong royong menjaga kelestariannya. Sehingga menjadi daya tarik berbagai pengunjung untuk meneliti berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar dan kearifan lokal masyarakat di kawasan tersebut untuk mengetahui dan mengenali berbagai macam jenis tumbuhan yang ada di sekitar kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

Agar tidak terjadi hal yang serupa, maka untuk menjaga dan juga dapat diinformasikan lebih jauh, maka hasil penelitian biodiversitas dan kearifan lokal tumbuhan paku di Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu sangat perlu dilakukan pembukuan yang dapat menghimpun seluruh jenis tumbuhan paku sehingga menjadi buku biodiversitas dan kearifan lokal tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

Berdasarkan media pembelajaran yang sangat efektif dalam proses pembelajaran biologi pada materi struktur tumbuhan paku. Maka, hal ini dapat mengacu pada kompetesi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yakni menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke devisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan. Pada proses pembelajaran tidak hanya mengandalkan lingkungan sekitar sebagai pengamatan langsung tetapi memerlukan media pembelajaran burapa buku tumbuhan paku yang berisikan tentang gambar dan struktur tumbuhan paku, sehingga dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam pengamatan perbedaan morfologi sorus (spora) pada tumbuhan paku.


(24)

6

Berdasarkan penguraian latar belakang diatas, maka perlu kiranya peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “STUDI KEARIFAN LOKAL TERHADAP BIODIVERSITAS TUMBUHAN PAKU PADA MASYARAKAT DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO CANGAR KOTA BATU (Dikembangkan Sebagai Buku Pembelajaran Tumbuhan Paku)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kearifan lokal masyarakat terhadap tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu ?

2. Bagaimana biodiversitas jenis tumbuhan paku yang ada di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu ?

3. Bagaimana pemanfaatan biodiversitas tumbuhan paku yang ditemukan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu sebagai sumber belajar buku pembelajaran tumbuhan paku ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kearifan lokal masyarakat tentang tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

2. Mengetahui biodiversitas jenis tumbuhan paku yang ada di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.


(25)

7

3. Memanfaatkan hasil penelitian yang ditemukan sebagai buku pembelajaran tumbuhan paku.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara praktis

a. Memberikan informasi dan data terbaru tentang biodiversitas dan kearifan lokal berbagai jenis tanaman paku yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

b. Pada aspek pendidikan, guru dapat memanfaatkan buku tumbuhan paku yang telah dibuat untuk identifikasi pada segi morfologi spora (sorus) pada tumbuhan paku sehimgga hasilnya dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi.

2. Secara Teoritis

a. Memberikan informasi dalam ilmiah kepada masyarakat secara umum tentang penelitian yang terkait, sehingga menjadi sumber data terbaru bagi pengembangan wisata di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu. Khususnya mengenai biodiversitas dan kearifan lokal berbagai jenis tanaman paku yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu .

b. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis pada pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan paku dan berbagai macam ciri morfologi spora


(26)

8

(sorus) pada tumbuhan paku. Sekaligus dapat mengimplementasikan ilmu pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

1.5 Batasan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka batasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kearifan lokal yang dimaksud adalah peran masyarakat pada kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu dalam menjaga kelestarian dan mengetahui jenis tumbuhan paku apa saja yang terdapat di area tersebut. 2. Pada penelitian ini data biodiversitas diperoleh melalui jelajah tumbuhan

paku yang hidup di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu pada area Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

3. Jenis tumbuhan paku yang di data adalah semua jenis tumbuhan paku yang ada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu. 4. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo

Cangar Kota Batu, yaitu tepat di kawasan Taman Hutan Raya dengan menggunakan metode jelajah dan survei tentang kearifan lokal masyarakat terhadap tumbuhan paku.

5. Tumbuhan paku yang dilakukan pengamatan adalah tumbuhan paku terestrial dan epifit yang ditemukan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu .


(27)

9

6. Untuk mengetahui kearifan lokal pada tumbuhan paku dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada masyarakat sekitar di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

7. Pada penelitian yang dilakukan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu dilakukan dengan cara pendokumentasian, yaitu dengan mengambill gambar (foto) tumbuhan paku dalam bentuk utuh dan juga gambar detail yang menjadi ciri utamannya berupa sorus, melakukan herbarium pada jenis tumbuhan paku dalam bentuk utuh, dari hasil penelitian tumbuhan paku tersebut akan disusun serta dilaporkan dalam bentuk buku berupa foto tumbuhan paku.

1.6 Batasan Istilah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dan menghindari timbulnya

pengertian ganda, maka penulis perlu memberikan definisi istilah sebagai berikut: 1. Studi adalah pendidikan, pelajaran dan penyelidikan (Partanto & Barry,

1994), sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia studi diartikan sebagai penelitian ilmiah, kajian dan telaahan.

2. Kearifan lokal adalah suatu kekayaan budaya lokal tentang pandangan hidup atau tata nilai dari perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup atau tinggalnya secara arif (Suyono, 2010).

3. Biodiversitas adalah keanekaragaman organisme hidup atau keanekaragaman spesies disuatu area, habitas atau komunitas (Leksono, 2011).


(28)

10

4. Indikator Biodiversitas yang diteliti meliputi kelembahan suhu, kelestarian hutan sekitar, dan banyaknya jenis yang ditemukan.

5. Tumbuhan paku atau Pteridophyta adalah satu devisi tumbuhan yang telah jelas memiliki kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian utama yaitu akar, batang, dan daun. Meskipun demikian, pada tumbuhan paku yang utama adalah berupa spora (Tjitrosoepomo, 2005). 6. Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu merupakan salah satu

kawasan konservasi yang memiliki kekayaan alam baik flora dan faunannya yang dapat di lestarikan dengan keadaan lingkungannya yang menunjang sebagai tempat penelitian dan wisata (Wiwin, 2011).


(1)

masyarakat di kawasan tersebut yang menjaga kelestarian hutan sekitar dengan bergotong royong menjaga kelestariannya. Sehingga menjadi daya tarik berbagai pengunjung untuk meneliti berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar dan kearifan lokal masyarakat di kawasan tersebut untuk mengetahui dan mengenali berbagai macam jenis tumbuhan yang ada di sekitar kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

Agar tidak terjadi hal yang serupa, maka untuk menjaga dan juga dapat diinformasikan lebih jauh, maka hasil penelitian biodiversitas dan kearifan lokal tumbuhan paku di Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu sangat perlu dilakukan pembukuan yang dapat menghimpun seluruh jenis tumbuhan paku sehingga menjadi buku biodiversitas dan kearifan lokal tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

Berdasarkan media pembelajaran yang sangat efektif dalam proses pembelajaran biologi pada materi struktur tumbuhan paku. Maka, hal ini dapat mengacu pada kompetesi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yakni menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke devisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan. Pada proses pembelajaran tidak hanya mengandalkan lingkungan sekitar sebagai pengamatan langsung tetapi memerlukan media pembelajaran burapa buku tumbuhan paku yang berisikan tentang gambar dan struktur tumbuhan paku, sehingga dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam pengamatan perbedaan morfologi sorus (spora) pada tumbuhan paku.


(2)

Berdasarkan penguraian latar belakang diatas, maka perlu kiranya peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “STUDI KEARIFAN LOKAL TERHADAP BIODIVERSITAS TUMBUHAN PAKU PADA MASYARAKAT DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO CANGAR KOTA BATU (Dikembangkan Sebagai Buku Pembelajaran Tumbuhan Paku)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kearifan lokal masyarakat terhadap tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu ?

2. Bagaimana biodiversitas jenis tumbuhan paku yang ada di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu ?

3. Bagaimana pemanfaatan biodiversitas tumbuhan paku yang ditemukan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu sebagai sumber belajar buku pembelajaran tumbuhan paku ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kearifan lokal masyarakat tentang tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

2. Mengetahui biodiversitas jenis tumbuhan paku yang ada di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.


(3)

3. Memanfaatkan hasil penelitian yang ditemukan sebagai buku pembelajaran tumbuhan paku.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara praktis

a. Memberikan informasi dan data terbaru tentang biodiversitas dan kearifan lokal berbagai jenis tanaman paku yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

b. Pada aspek pendidikan, guru dapat memanfaatkan buku tumbuhan paku yang telah dibuat untuk identifikasi pada segi morfologi spora (sorus) pada tumbuhan paku sehimgga hasilnya dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi.

2. Secara Teoritis

a. Memberikan informasi dalam ilmiah kepada masyarakat secara umum tentang penelitian yang terkait, sehingga menjadi sumber data terbaru bagi pengembangan wisata di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu. Khususnya mengenai biodiversitas dan kearifan lokal berbagai jenis tanaman paku yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu .

b. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis pada pengetahuan tentang berbagai jenis tumbuhan paku dan berbagai macam ciri morfologi spora


(4)

(sorus) pada tumbuhan paku. Sekaligus dapat mengimplementasikan ilmu pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

1.5 Batasan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka batasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kearifan lokal yang dimaksud adalah peran masyarakat pada kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu dalam menjaga kelestarian dan mengetahui jenis tumbuhan paku apa saja yang terdapat di area tersebut. 2. Pada penelitian ini data biodiversitas diperoleh melalui jelajah tumbuhan

paku yang hidup di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu pada area Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

3. Jenis tumbuhan paku yang di data adalah semua jenis tumbuhan paku yang ada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu. 4. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo

Cangar Kota Batu, yaitu tepat di kawasan Taman Hutan Raya dengan menggunakan metode jelajah dan survei tentang kearifan lokal masyarakat terhadap tumbuhan paku.

5. Tumbuhan paku yang dilakukan pengamatan adalah tumbuhan paku terestrial dan epifit yang ditemukan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu .


(5)

6. Untuk mengetahui kearifan lokal pada tumbuhan paku dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada masyarakat sekitar di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu.

7. Pada penelitian yang dilakukan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu dilakukan dengan cara pendokumentasian, yaitu dengan mengambill gambar (foto) tumbuhan paku dalam bentuk utuh dan juga gambar detail yang menjadi ciri utamannya berupa sorus, melakukan herbarium pada jenis tumbuhan paku dalam bentuk utuh, dari hasil penelitian tumbuhan paku tersebut akan disusun serta dilaporkan dalam bentuk buku berupa foto tumbuhan paku.

1.6 Batasan Istilah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dan menghindari timbulnya

pengertian ganda, maka penulis perlu memberikan definisi istilah sebagai berikut: 1. Studi adalah pendidikan, pelajaran dan penyelidikan (Partanto & Barry,

1994), sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia studi diartikan sebagai penelitian ilmiah, kajian dan telaahan.

2. Kearifan lokal adalah suatu kekayaan budaya lokal tentang pandangan hidup atau tata nilai dari perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup atau tinggalnya secara arif (Suyono, 2010).

3. Biodiversitas adalah keanekaragaman organisme hidup atau keanekaragaman spesies disuatu area, habitas atau komunitas (Leksono, 2011).


(6)

4. Indikator Biodiversitas yang diteliti meliputi kelembahan suhu, kelestarian hutan sekitar, dan banyaknya jenis yang ditemukan.

5. Tumbuhan paku atau Pteridophyta adalah satu devisi tumbuhan yang telah jelas memiliki kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian utama yaitu akar, batang, dan daun. Meskipun demikian, pada tumbuhan paku yang utama adalah berupa spora (Tjitrosoepomo, 2005). 6. Taman Hutan Raya Raden Soerjo Cangar Kota Batu merupakan salah satu

kawasan konservasi yang memiliki kekayaan alam baik flora dan faunannya yang dapat di lestarikan dengan keadaan lingkungannya yang menunjang sebagai tempat penelitian dan wisata (Wiwin, 2011).