STUDI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN HUTAN GUNUNG HAUK KABUPATEN BALANGAN, KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
STUDI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN HUTAN GUNUNG HAUK KABUPATEN BALANGAN, KALIMANTAN
SELATAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH : ELY OKTAMI 201010070311003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015
(2)
ii
STUDI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN HUTAN GUNUNG HAUK KABUPATEN BALANGAN, KALIMANTAN
SELATAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh : ELY OKTAMI 201010070311003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015
(3)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN Nama : Ely Oktami
NIM : 201010070311003 Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Studi Keanekaragaman Tumbuhan Paku pada Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan sebagai Sumber Belajar Biologi
Diajukan untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
(4)
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi
Sebagian dari Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 06 Februari 2015 Dekan
(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd 1. ..………
2. Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes 2. ………..
3. Dr. Rr. Eko Susetyarini. M.Kes 3. ………..
(5)
v
SURAT PERNYATAAN
Nama : Ely Oktami
Tempat, Tgl. Lahir : Halong, 23 Oktober 1991
NIM : 201010070311003
Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Studi Keanekaragaman Tumbuhan Paku pada Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 06 Februari 2015 Yang menyatakan
(Ely Oktami) Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd) (Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes)
(6)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya dimana ada kesulitan disitu ada kelapangan Sesungguhnya disamping kesulitan ada kelonggaran Karena itu, bila engkau telah selesai dengan satu pekerjaan
Kerjakan pula urusan berikutnya dengan tekun Namun kepada Tuhanmu sajalah hendaknya Kamu mengharapkan pembalasan pahala-Nya
(QS. Alam Nasyrah: 5-8)
Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
kupersembahkan karya yang telah ku ukir
di atas lembaran putih ini
kepada:
Kedua Malaikat tanpa sayap yaitu
Ibunda, Ibunda, Ibunda Sumami dan Ayahanda Karjan sebagai wujud baktiku
Terimakasih atas segala dukungan, dan doa yang senantiasa selalu dipanjatkan
kepada Allah SWT hingga aku bisa
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik
Kakakku tercinta Eny Rahayu dan My Beloved Saleh Bin Syekh Abu Bakar
yang senantiasa menjadi motivasiku untuk terus tetap semangat.
Sahabat-sahabatku Resta, Helda, Azizah, Zakiyah, Eka P, seluruh keluarga
besar Biologi angkatan 2010, Keluarga Besar UMM, serta semua pihak yang
selalu membantuku dalam mengerjakan dan memberi semangat serta doa selama
bimbingan dan ujianku.
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan berjudul “Studi Keanekaragaman Tumbuhan Paku pada Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan sebagai Sumber Belajar Biologi”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, informasi, bimbingan, dan juga doa yang sangat berharga bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan terutama kepada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu, Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Bapak dan Ibu Dosen bersama staf Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.
3. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd Ibu Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi, dan pengarahan, serta nilai-nilai obyektif yang mandiri terhadap penyusunan skripsi hingga terselesainya skripsi ini.
(8)
viii
4. Ibunda Sumami dan Ayahanda Karjan yang telah memberikan dukungan, do’a dan semangat tiada henti kepada saya.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.
6. Bapak Edi dan bapak Matrani selaku pihak Lipi Purwodadi yang telah membantu proses identifikasi.
7. Keluarga Besar ku yang berada di Balangan dan Malang terima kasih atas doa dan dukungannya.
8. Saleh Bin Syekh Abu Bakar, aku ucapkan terimakasih atas kasih sayang, kesabaran, dukungan serta motivasi, dan do’anya selama ini.
9. Teman-teman Biologi angkatan 2010 khususnya kelas A, kelas B, kelas C, teman-teman Kos, serta teman-teman bermain SD, SMP, SMA, terimakasih atas semangat dan dukungannya.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas dukungan, saran, motivasi, dan do’anya selama ini.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 06 Februari 2015 Penulis,
(9)
ix DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Sampul Luar ...i
Lembar Sampul Dalam ...ii
Lembar Persetujuan ...iii
Lembar Pengesahan ...iv
Surat Pernyataan ...v
Motto dan Persembahan ...vi
Kata Pengantar ...vii
Abstrak ...ix
Abstract ...x
Daftar Isi ...xi
Daftar Tabel ...xiii
Daftar Gambar ...xiv
Daftar Lampiran ...xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...5
1.3 Tujuan Penelitian ...6
1.4 Manfaat Penelitian ...6
1.5 Batasan Penelitian ...7
1.6 Definisi Istilah ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Keanekaragaman ...9
2.1.1 Keanekaragaman Spesies ...9
2.1.2 Keanekaragaman Genetik ...10
2.1.3 Keanekaragaman Ekosistem ...11
2.2 Tumbuhan Pteridhophyta ...11
2.2.1 Keanekaragaman Pteridhophyta ...12
2.2.2 Klasifikasi Pteridhophyta ...12
2.2.3 Morfologi Pteridhophyta ...16
2.2.4 Ekologi dan Pesebaran Pteridhophyta ...18
2.3 Sumber Belajar ...20
2.3.1 Pengertian Sumber Belajar ...20
2.3.2 Jenis-jenis Sumber Belajar ...22
(10)
x
2.3.3.1 Kriteria Umum ...25
2.3.3.2 Kriteria Berdasarkan Tujuan ...26
2.3.4 Fungsi Sumber Belajar ...27
2.3.5 Pengunaan Sumber Belajar ...28
2.3.6 Pemanfaatan Booklet sebagai Sumber Belajar ...29
2.4 Kerangka Konsep ...32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...33
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...33
3.3 Populasi dan Sampel ...34
3.3.1 Populasi ...34
3.3.2 Sampel ...34
3.4 Variabel Penelitian ...34
3.5 Prosedur Penelitian ...34
3.5.1 Tahap Persiapan ...34
2.5.1.1 Alat dan Bahan ... …..34
3.5.2 Tahap Pelaksanaan ...35
2.5.2.1 Tahap Penentuan Metode Jelajah ...35
2.5.2.2 Tahap Pelaksanaan Pengambilan Data Perydophyta.. 36
3.6 Tahap Pengumpulan Data ...37
3.6.1 Tahap identifikasi ...37
3.7 Pengambilan Faktor Lingkungan Abiotik ...38
3.8 Teknik Analisis Data ...38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Pteridhophyta yang ditemukan ...39
4.1.1 Tinjauan umum Hutan Gunung Hauk ...39
4.1.2 Keanekaragaman Pteridophyta di Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan ...40
4.2 Hasil Analisis Data ...41
4.2.1 Identifikasi Jenis Pteridophyta di Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan ...41
4.2.2 Faktor Lingkungan Abiotik ...63
4.2.3 Penggunaan Pteridophyta pada kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA ...64
4.3 Pembahasan ...65
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...73
5.2 Saran ...74
DAFTAR PUSTAKA ...75
(11)
xi DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Jenis-jenis Pteridophyta di kawasan Hutan
Gunung Hauk, Kalimantan Selatan ...41 Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan pada Kawasan
Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan,
(12)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ambar 3.1 Lokasi Penelitian pada Hutan Gunung Hauk ... 36
Gambar 4.1 Peta Kawasan Gunung Hauk ...40
Gambar 4.2 Asplenium nidus ...42
Gambar 4.3 Athyrium procumbens. ...43
Gambar 4.4 Belvisia mucronata. ...44
Gambar 4.5 Drynaria quercifolia ...45
Gambar 4.6 Drynaria rigidula ...46
Gambar 4.7 Dicranopteris dichotoma ...48
Gambar 4.8 Lepisorus longifolius ...49
Gambar 4.9 Phymatodes longissima ...50
Gambar 4.10 Nephrolepis hirsutuls ...51
Gambar 4.11 Selaginella frondosa ...52
Gambar 4.12 Dipteris conjugana ...54
Gambar 4.13 Goniophlebium persicifolium ...55
Gambar 4.14 Platycerium Coronarium. ...56
Gambar 4.15 Taenitis blechoides ...58
Gambar 4.16 Oleandra neriiformis. ...59
Gambar 4.17 Polypodium sp ...60
Gambar 4.18 Microsorum sp ...61
(13)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Lampiran 2 Silabus
Lampiran 3 Produk (Booklet)
Lampiran 4 Foto Identifikasi Tumbuhan Paku Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
(14)
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Andi prastowo, 2011. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian. Yogyakarta : Ar-ruzz media
Baskoro, D. P. T., & Tarigan, D. S. D. 2007. Karakteristik Kelembaban Tanah Pada Beberapa Jenis Tanah. Jurnal Tanah Dan Lingkungan, 9 (2): 77-81. Campbell, N. A, Jane B, Reece, dkk, (2004), Biologi Jilid III, Jakarta, Erlangga. Creek, E., York, E., Smith, R. 1968. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati.
Australia: Terjemahan Hendry Baiquni. 2007. Global Village Translations Pty Ltd.
Darma, D. P., 2006. Jepun (Plumeria) Sebagai Pohon Inang Tumbuhan Epifit dan Elemen Lunak Taman di Bali. Prosiding Seminar Sehari Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Daerah Kering II.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional.
Ewles, L., dan Simnett I., (1994). Promosi kesehatan petunjuk praktis (2nd ed.). Yogyakarta:
Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. (Terj. U.Tanuwijaya), Pernebit ITB, Bandung Qayim.
Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta
Holttum, R.E. 1986. A Rivised Flora of Malaya, Fern of Malaya. Government Printing Office. Singapore.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Atas dan Madrasah Aliyah.
Kemm, J & close, A. 1995. Helth promotion theory and practive. London: MacMillan Press Ltd
Lekitoo, 2010. Kekayaan, Pelestarian, dan Pemanfaatan Jenis Flora di tanah Papua. Fakultas Kehutanan UNIPA: Manokwari.
Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press.
(15)
xv
Loveless, A.R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Mudjiono, 1989. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud
Piggott, A.G., 1964, Ferns of Malaysia in Colour, Tropical Press SDN. BHD KualaLumpur, Malaysia.
Richard, P. W. 1952. The Tropical Rain forest. 7th Edition. New York: Cambridge University Press London.
Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka cipta. Jakarta
Sastrapradja, S. dan J.J. Afriastini. 1979. Kerabat Paku Herbarium Bogoriense. Bogor
Sastrapradja, S., J. J. Afriastini., D. Darnaedi & Elizabeth. 1989. Jenis Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional – LIPI, Balai Pustaka.
Simpson. 2006. Plant systematics. Elsevier Academic Press. New York Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya: Usaha Nasional.
Steenis, Van C.G.G.J. 1988. Flora (Cetakan Ketiga). Jakarta: Pradnya Pramita.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alvabeta, Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.
Suhono, B. 2012. Ensiklopedia biologi dunia tumbuhan paku. Jakarta: Lentera Abadi
Suleman, A.H. (1998). Media audio visual: Untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Suwarno 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
(16)
xvi
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.UGM Press.
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Jumlah flora dan fauna yang ada di dunia, diperkirakan 17% berada di Indonesia. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis dengan tingkat curah hujan yang tinggi (Supeni, 1994; Suryana, 2009). Hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan alam tropika basah terbesar dan terkaya akan keragaman flora dan fauna. Sekitar 25.000 – 30.000 jenis (spesies) tumbuhan berbunga dan berbiji terdapat pada hutan alam Indonesia dan sekitar 4.000 jenis berupa pohon yakni tumbuhan berkayu (Lekitoo, 2010). Sebaran hutan tropis di Indonesia terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi, Utara, Maluku Utara, dan Papua (Sastrapradja dkk, 1989).
Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies (Indriyanto, 2006.). Hutan hujan tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai
(18)
2
sumber makanan dan obat-obatan. Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan (Indriyanto, 2006.).
Salah satu jenis keanekaragaman hayati dari kelompok flora yang ada di Indonesia adalah tumbuhan paku (Sastrapradja,1985; Suryana, 2009). Tumbuhan paku juga dipelihara secara ekstensif di kebun-kebun dan rumah kaca, karena daunnya sangat menarik (Loveless, 1989). Selain itu tumbuhan paku juga berperan dalam kesuburan tanah, diantaranya yaitu Azolla pinnata yang mempunyai cara bersimbosis dengan Anabaena (alga biru), hal ini dapat mengikat unsur nitrogen dan udara. Pemanfaatan yang tidak diimbangi oleh pembudidayaan yang merupakan ancaman berkurangannya keanekaragaman Pteridophyta di alam (Darma, 2006). Tumbuhan paku dapat tumbuh pada habitat yang berbeda (Loveless, 1989). Tumbuhan paku (pteridophyta) dapat dikelompokkan kedalam empat kelas yaitu Psilophitinae, Lycopodiinae, Equisetinae, dan Filiciane (Tjitrosoepomo, 2010) ; dan menurut Steennis (1988) tumbuhan paku dapat dibagi ke dalam 11 famili yaitu Salviniceae, Marsileaceae, Equisetinae, Selagillaceae, Lycopodiinae, Ophiglossaceae, Schizaeaceae, Gleicheniaceae, Cyatheaceae, Ceratopteridaceae, dan Polypodiaceae.
Kelimpahan dan penyebaran tumbuhan paku sangat tinggi terutama di daerah hujan tropis dibandingkan dengan kawasan hutan lainnya. Jones (1987) mengelompokkan hutan hujan tropis sebagai vegetasi tumbuhan paku mulai dari hutan dataran rendah, hutan ketinggian sedang, dan hutan dataran tinggi.
(19)
3
Tumpuhan paku juga banyak dihutan pegunungan (Ewusie, 1990; Widhiastuti et al., 2006). Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm.
Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar di wilayah Indonesia bahkan pulau Kalimantan ini adalah pulau yang mendapatkan mandat sebagai paru-paru dunia. Luas Pulau Kalimantan mencapai lebih dari tiga perempat Borneo, pulau terbesar ketiga di dunia. Borneo terkenal sebagai tempat yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati dan menjadi rumah orangutan (Pongo pygmaeus), yang merupakan salah satu ikon konservasi, serta 15,000 spesies tanaman berbunga (Mackinnon et al., 1996).
WilayahKalimantan Selatan yang memiliki luas wilayah hutan yang besar menyebabkan keberadaan tumbuhan paku belum dapat teridentifikasi. Hutan yang sulit dijangkau terutama di kabupaten Balangan, kecamatan Tebing Tinggi. Hutan di daerah kabupaten Balangan ini masih banyak yang dapat kita jumpai, bahkan masih banyak hutan di daerah ini yang masih belum terjangkau. Hutan gunung Hauk yang berada di kabupaten Balangan merupakan hutan yang sangat diminati pengunjung dari berbagai daerah. Hutan gunung Hauk ini memiliki keindahan tersendiri yang membuat para wisatawan meminati, hanya saja jalan yang dilalui sangat berbahaya, harus ada yang mendampingi. Hutan gunung Hauk ini
(20)
4
mempunyai ketinggian 1.325 mdpl. Sebuah kawasan Pegunungan Meratus yang memiliki keindahan alam dan kekhasan kehidupan budaya masyarakat lokal. Terletak di Desa nya Dayak Pitap atau di sebut juga dengan Desa Ajung kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Balangan.
Gunung Hauk ini juga disebut Mahameru nya dari kabupaten Balangan. Puncak gunung ini terlihat beberapa kota seperti kota Tanjung, Barabai dan sekitarnya. Hutan gunung Hauk ini mempunyai beberapa sungai kecil, semak belukar dan tebing-tebing yang curam. Daerah hutan gunung Hauk banyak terdapat pohon-pohon yang berukuran besar. Dalam perjalanan mendaki gunung ini juga terdapat potensi wisata lain seperti lembah lumut dan air terjun di kawasan hutan. Hutan gunung Hauk ini termasuk dalam hutan hujan tropis zona 2 karena hutan gunung hauk ini memiliki ketinggian 1.325 mdpl. Secara umum, ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Hutan gunung Hauk sendiri mempunyai kekayaan alam yang sangat tak ternilai baik fauna maupun floranya, salah satu kekayaan alamnya yaitu tumbuhan paku yang belum pernah diteliti sehingga perlu diteliti dari jenis tumbuhan paku sendiri dengan mendokumentasikan. Agar tumbuhan paku yang ada di Hutan gunung Hauk ini dapat diketahui dan dilestarikan. Seiring dengan perkembangan dunia dan tuntutan kurikulum 2013 di sekolah menengah atas (SMA), maka perlu adanya perkembangan bahan ajar kontekstual dan erat kaitannya dengan pemahaman mengenai aspek sosial, budaya dan lingkungan alam (kemendikbud, 2013). Keanekaragaman tumbuhan paku di hutan gunung Hauk ini sangat menarik
(21)
5
untuk dipelajari dimateri Biologi. Materi Pteridophyta telah dibahas pada pembelajaran SD, SMP, dan SMA. Potensi alam yang kaya dapat dipergunakan sedemikian rupa sebagai sumber belajar bagi siswa lembaga pendidikan sekitar.Salah satu langkahnya yang bisa menjadi alternatif yaitu perlu dilakukan pendekatan jenis Pteridophyta di hutan gunung Hauk kabupaten Balangan Kalimantan Selatan yang kemudian digunakan pemanfaatannya sebagai sumber belajar yang berupa booklet.
Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Studi Keanekaragaman Tumbuhan Paku pada Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan sebagai Sumber Belajar Biologi” agar masyarakat mengetahui bahwasannya Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan paku yang sangat tinggi salah satunya di Pulau Kalimantan Selatan tepatnya hutan gunung Hauk kabupaten Balangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut muncul rumusan masalah yaitu:
1. Apa saja jenis Pteridophytayang ditemukan di kawasan hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan?
2. Bagaimana keanekaragaman Pteridophyta yang terdapat pada kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan?
3. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian ini dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA?
(22)
6
1.3 Tujuan
Tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jenis-jenis Pteridophytaapa saja yang ditemukan di kawasan hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan.
2. Mengetahui keanekaragaman Pteridophyta yang terdapat pada Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan sebagai bahan ajar materi Pteridophyta.
3. Hasil penelitian ini untuk dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA kelas X melalui analisis KD pada materi Pteridophyta.
1.4Manfaat
1. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini dapat menyumbangkan pengetahuan atau informasi kepada para pendidik tentang Keanekaragaman jenis tumbuhan paku di Kalimantan Selatan sehingga dapat dijadikan referensi sebagai sumber belajar biologi materi Pteridophyta.
2. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuwan bagi penulis pada pengetahuan terkait dengan keanekaragaman Tumbuhan paku dan dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi pada materi Plantae di jenjang SMA kelas X.
(23)
7
1.5 Batasan Penelitian
Tujuan batasan penelitian ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya supaya efektif dan efisien serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti akan membatasi masalah-masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Keanekaragaman jenis paku yang diamati adalah semua jenis paku yang ditemukan.
2. Daerah hutan yang diteliti yaitu pada hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan.
3. Metode yang digunakan adalah dengan metode jelajah.
4. Pengambilan sampel dilakukan dikawasan hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan.
5. Faktor lingkungan abiotik yang di ukur adalahPh tanah, kelembaban tanah, suhu,kelembaban udara, dan intensitas cahaya menggunakan data primer.
1.6 Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka istilah-istilah penting dalam skripsi ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya
(24)
8
keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan (Munifah, 2012).
2. Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang telah memiliki system pumbuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk bereproduksi (Tjitrosoepomo, 2010).
3. Sumber Belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan aktivitas pengajaran secara langsung maupun tidak langsung, untuk peserta didik di lingkungan yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung (Rohani, 2004).
(1)
Tumpuhan paku juga banyak dihutan pegunungan (Ewusie, 1990; Widhiastuti et al., 2006). Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm.
Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar di wilayah Indonesia bahkan pulau Kalimantan ini adalah pulau yang mendapatkan mandat sebagai paru-paru dunia. Luas Pulau Kalimantan mencapai lebih dari tiga perempat Borneo, pulau terbesar ketiga di dunia. Borneo terkenal sebagai tempat yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati dan menjadi rumah orangutan (Pongo pygmaeus), yang merupakan salah satu ikon konservasi, serta 15,000 spesies tanaman berbunga (Mackinnon et al., 1996).
WilayahKalimantan Selatan yang memiliki luas wilayah hutan yang besar menyebabkan keberadaan tumbuhan paku belum dapat teridentifikasi. Hutan yang sulit dijangkau terutama di kabupaten Balangan, kecamatan Tebing Tinggi. Hutan di daerah kabupaten Balangan ini masih banyak yang dapat kita jumpai, bahkan masih banyak hutan di daerah ini yang masih belum terjangkau. Hutan gunung Hauk yang berada di kabupaten Balangan merupakan hutan yang sangat diminati pengunjung dari berbagai daerah. Hutan gunung Hauk ini memiliki keindahan tersendiri yang membuat para wisatawan meminati, hanya saja jalan yang dilalui sangat berbahaya, harus ada yang mendampingi. Hutan gunung Hauk ini
(2)
mempunyai ketinggian 1.325 mdpl. Sebuah kawasan Pegunungan Meratus yang memiliki keindahan alam dan kekhasan kehidupan budaya masyarakat lokal. Terletak di Desa nya Dayak Pitap atau di sebut juga dengan Desa Ajung kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Balangan.
Gunung Hauk ini juga disebut Mahameru nya dari kabupaten Balangan. Puncak gunung ini terlihat beberapa kota seperti kota Tanjung, Barabai dan sekitarnya. Hutan gunung Hauk ini mempunyai beberapa sungai kecil, semak belukar dan tebing-tebing yang curam. Daerah hutan gunung Hauk banyak terdapat pohon-pohon yang berukuran besar. Dalam perjalanan mendaki gunung ini juga terdapat potensi wisata lain seperti lembah lumut dan air terjun di kawasan hutan. Hutan gunung Hauk ini termasuk dalam hutan hujan tropis zona 2 karena hutan gunung hauk ini memiliki ketinggian 1.325 mdpl. Secara umum, ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Hutan gunung Hauk sendiri mempunyai kekayaan alam yang sangat tak ternilai baik fauna maupun floranya, salah satu kekayaan alamnya yaitu tumbuhan paku yang belum pernah diteliti sehingga perlu diteliti dari jenis tumbuhan paku sendiri dengan mendokumentasikan. Agar tumbuhan paku yang ada di Hutan gunung Hauk ini dapat diketahui dan dilestarikan. Seiring dengan perkembangan dunia dan tuntutan kurikulum 2013 di sekolah menengah atas (SMA), maka perlu adanya perkembangan bahan ajar kontekstual dan erat kaitannya dengan pemahaman mengenai aspek sosial, budaya dan lingkungan alam (kemendikbud, 2013). Keanekaragaman tumbuhan paku di hutan gunung Hauk ini sangat menarik
(3)
untuk dipelajari dimateri Biologi. Materi Pteridophyta telah dibahas pada pembelajaran SD, SMP, dan SMA. Potensi alam yang kaya dapat dipergunakan sedemikian rupa sebagai sumber belajar bagi siswa lembaga pendidikan sekitar.Salah satu langkahnya yang bisa menjadi alternatif yaitu perlu dilakukan pendekatan jenis Pteridophyta di hutan gunung Hauk kabupaten Balangan Kalimantan Selatan yang kemudian digunakan pemanfaatannya sebagai sumber belajar yang berupa booklet.
Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Studi Keanekaragaman Tumbuhan Paku pada Kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan sebagai Sumber Belajar Biologi” agar masyarakat mengetahui bahwasannya Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan paku yang sangat tinggi salah satunya di Pulau Kalimantan Selatan tepatnya hutan gunung Hauk kabupaten Balangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut muncul rumusan masalah yaitu:
1. Apa saja jenis Pteridophytayang ditemukan di kawasan hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan?
2. Bagaimana keanekaragaman Pteridophyta yang terdapat pada kawasan Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan?
3. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian ini dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA?
(4)
1.3 Tujuan
Tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jenis-jenis Pteridophytaapa saja yang ditemukan di kawasan hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan.
2. Mengetahui keanekaragaman Pteridophyta yang terdapat pada Hutan Gunung Hauk Kabupaten Balangan sebagai bahan ajar materi Pteridophyta.
3. Hasil penelitian ini untuk dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA kelas X melalui analisis KD pada materi Pteridophyta.
1.4Manfaat
1. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini dapat menyumbangkan pengetahuan atau informasi kepada para pendidik tentang Keanekaragaman jenis tumbuhan paku di Kalimantan Selatan sehingga dapat dijadikan referensi sebagai sumber belajar biologi materi Pteridophyta.
2. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuwan bagi penulis pada pengetahuan terkait dengan keanekaragaman Tumbuhan paku dan dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi pada materi Plantae di jenjang SMA kelas X.
(5)
1.5 Batasan Penelitian
Tujuan batasan penelitian ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya supaya efektif dan efisien serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti akan membatasi masalah-masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Keanekaragaman jenis paku yang diamati adalah semua jenis paku yang ditemukan.
2. Daerah hutan yang diteliti yaitu pada hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan.
3. Metode yang digunakan adalah dengan metode jelajah.
4. Pengambilan sampel dilakukan dikawasan hutan gunung Hauk Kabupaten Balangan.
5. Faktor lingkungan abiotik yang di ukur adalahPh tanah, kelembaban tanah, suhu,kelembaban udara, dan intensitas cahaya menggunakan data primer.
1.6 Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka istilah-istilah penting dalam skripsi ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya
(6)
keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan (Munifah, 2012).
2. Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang telah memiliki system pumbuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk bereproduksi (Tjitrosoepomo, 2010).
3. Sumber Belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan aktivitas pengajaran secara langsung maupun tidak langsung, untuk peserta didik di lingkungan yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung (Rohani, 2004).