Pertumbuhan tinggi tanaman Evaluasi koro benguk (Mucuna pruprirens) sebagai tanaman revegetasi pasca penambangan batubara Kalimantan Timur

Dari Tabel Lampiran 3 dan 5 hasil analisis tanah sebelum dan setelah perlakuan, dapat dilihat bahwa tanah setelah diberi perlakuan mengalami penurunan C-Organik sebesar -0.06 dari C-Organik tanah sebelum perlakuan. Nilai C-Oganik tanah sebelum percobaan sebesar 0.79 yang mengalami penurunan setelah dilakukan percobaan sebesar 0.73. Hal ini terjadi karena pengaruh dekomposisi serasah sebelum percobaan yang lebih lambat menyebabkan keberadaan bahan organik akan terakumulasi dan jumlahnya menjadi lebih tinggi, sedangkan dekomposisi setelah dilakukan percobaan berlangsung lebih cepat sehingga bahan organik yang terakumulasi lebih sedikit jumlahnya. Dekomposisi lambat pada serasah sebelum percobaan disebabkan oleh CN ratio yang tinggi dibandingkan dengan serasah sesudah dilakukan percobaan Munawar, 1997 dan Maftu’ah, 2000 serta kandungan lignin nya yang tinggi. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian Praktikno 2002 bahwa peningkatan rasio CN akan meningkatkan C-Organik tanah, dimana rasio CN yang tinggi menunjukkan banyaknya fraksi tanah lapuk dapat menghambat dekomposisi sehingga bahan organik tanah meningkat, sedangkan rasio CN yang rendah dalam bahan oganik mengakibatkan bahan organik tersebut mudah terdekomposisi dan sedikit membentuk humus. Area Disposal P

A. Pertumbuhan tinggi tanaman

Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman disajikan pada Gambar 12, sedangkan data pertumbuhan tinggi tanaman lengkapnya disajikan pada Tabel Lampiran 2. Perlakuan yang diberikan menunjukkan hasil yang berbeda terhadap pertumbuhan tinggi tanaman Koro Benguk Mucuna pruprirens pada disposal P pada umur 4, 6, dan 8 MST. Gambar 5 dapat dilihat bahwa perlakuan I : kompos dengan NPK 50kgha dan TSP 25kgha cenderung memberikan pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan III, IV, II, dan kontrol. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Kontrol I II III IV Perlakuan R a ta -r a ta Tin gg i Ta na m a n c m 4MST 6MST 8MST Gambar 12. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada umur 4, 6, dan 8 MST setelah perlakuan pada disposal P. Berdasarkan Gambar 12 baik pada umur 4, 6, dan 8 MST, pengukuran rata-rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada perlakuan I kompos dengan NPK 50kgha dan TSP 25kgha, kemudian diikuti oleh perlakuan III, IV, II, dan pengukuran paling rendah terdapat pada perlakuan kontrol. Hal ini disebabkan adanya penambahan pupuk NPK 50kgha dan TSP 25kgha yang mempengaruhi ketersedian unsur P dalam tanah. Penambahan pupuk NPK dan TSP dapat meningkatkan ketersedian unsur hara P didalam tanah, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut Tisdale et. al. 1985, pupuk fosfat berperan terhadap pertumbuhan tanaman, terutama pada perkembangan akar tanaman. Semakin banyak perakaran tanaman, maka semakin luas akar tanaman dapat menyerap unsur hara, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. B. Kadar hara tanaman B 1. Kadar Hara N, P, K Kadar hara N P K rata-rata disajikan pada Gambar 13, sedangkan data lengkapnya disajikan pada Tabel Lampiran 8. Persentase kadar hara N, P, K dipengaruhi oleh beberapa perlakuan. Perlakuan tersebut diantaranya adalah 1 2 3 4 5 Kontrol I II III IV Perlakuan N ila i K a d a r H a ra N P K N P K dengan pemberian kompos, pupuk kandang, dan kapur dengan penambahan pupuk NPK dan TSP sesuai dengan dosis tertentu. Gambar 13. Perbandingan nilai kadar hara N P K setelah perlakuan pada disposal P. Berdasarkan Gambar 13 di atas yang memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap perbandingan persentase kadar hara N adalah perlakuan IV kapur 150kgha dengan NPK 50kgha dan TSP 50kgha dibandingkan dengan perlakuan III, I, II, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil adalah kontrol. Pada kadar hara P semua perlakuan mempunyai hasil yang sama. Sedangkan pada kadar hara K perlakuan II pupuk kandang dengan NPK 50kgha dan TSP 50kgha lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan IV, I, III, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil adalah kontrol. Hal ini disebabkan adanya kation basa-basa yang dapat ditukarkan seperti K, Na, Ca, dan Mg kadarnya meningkat akibat perlakuan kapur. Dengan pemberian kapur berarti menambahkan sejumlah senyawa Ca dan Mg ke dalam tanah, sehingga kadar Ca dan Mg meningkat, selain itu kapur dapat juga meningkatkan KTK tanah dan persentase Kejenuhan Basa KB. Hal ini juga disebabkan adanya penambahan pupuk NPK 50kgha dan TSP 50kgha yang mempengaruhi ketersedian unsur N, P, dan K dalam tanah. Penambahan pupuk 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 Kontrol I II III IV Perlakuan Ni la i Ka d a r H a ra Ca M g Ca Mg NPK dan TSP dapat meningkatkan ketersedian unsur hara N, P, dan K di dalam tanah, sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. B 3. Kadar Hara Ca dan Mg Kadar hara Ca dan Mg rata-rata disajikan pada Gambar 14, sedangkan data lengkapnya disajikan pada Tabel Lampiran 8. Persentase kadar hara Ca dan Mg dipengaruhi oleh beberapa perlakuan. Perlakuan tersebut diantaranya adalah dengan pemberian kompos, pupuk kandang, dan kapur dengan penambahan pupuk NPK dan TSP sesuai dengan dosis tertentu. Gambar 14. Perbandingan nilai kadar hara Ca Mg setelah perlakuan pada disposal P. Berdasarkan Gambar 14 di atas yang memberikan pengaruh yang tinggi terhadap perbandingan persentase kadar hara Ca dan Mg pada disposal P adalah perlakuan III kapur 100kgha dengan NPK 50kgha dan TSP 25kgha dibandingkan dengan perlakuan IV, II, I, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil adalah kontrol. Sedangkan pada kadar hara Mg pengaruh yang tinggi terdapat pada perlakuan I kompos dengan NPK 50kgha dan TSP 25kgha dibandingkan dengan perlakuan II, III, IV, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil adalah perlakuan kontrol. 5 10 15 20 25 30 Kontrol I II III IV Perlakuan N ila i K a da r H a ra Fe M n p p m Fe Mn Kation basa-basa yang dapat ditukarkan seperti K, Na, Ca, dan Mg kadarnya meningkat akibat perlakuan kapur. Dengan pemberian kapur berarti menambahkan sejumlah senyawa Ca dan Mg ke dalam tanah, sehingga kadar Ca dan Mg meningkat, selain itu kapur dapat juga meningkatkan KTK tanah dan persentase Kejenuhan Basa KB. B 4. Kadar Hara Fe, Mn ppm Kadar hara Fe dan Mn rata-rata disajikan pada Gambar 15, sedangkan data lengkapnya disajikan pada Tabel Lampiran 8. Kadar hara Fe dan Mn ppm dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kondisi tanah bekas tambang yang banyak mengandung unsur Al 3+ , Fe 3+ , Mn 2+ , dan S atau disebut juga kondisi tanah masam, pH tanah yang rendah, untuk mengatasi ketersedian unsur-unsur tersebut dilakukan pemberian kapur dengan penambahan pupuk NPK dan TSP sesuai dengan dosis tertentu dan kondisi tanah. Gambar 15. Perbandingan nilai kadar hara Fe dan Mn ppm setelah perlakuan pada disposal P. Berdasarkan Gambar 15 diatas perlakuan yang memberikan pengaruh yang tinggi terhadap Kadar hara Fe adalah perlakuan II pupuk kandang dengan NPK 50kgha dan TSP 50kgha dibandingkan dengan perlakuan I, III, IV, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil adalah kontrol. Sedangkan pada kadar hara Mn pengaruh yang tinggi terhadap kadar hara Mn adalah perlakuan I kompos dengan NPK 50kgha dan TSP 25kgha dibandingkan dengan perlakuan IV, II, III, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil adalah kontrol. Hal ini diduga karena pupuk kandang mengandung kandungan hara dan bahan organik yang tinggi dan mempunyai CN rasio rendah dan kelembaban yang rendah,sehingga mempercepat proses mineralisasi untuk bahan organik ke dalam tanah, sehingga meningkatkan ketersedian bahan organik di dalam tanah. Dekomposisi bahan organik telah lanjut sehingga asam-asam organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi tersebut semakin berkurang dan kemampuan bahan organik untuk mengikat ion-ion logam pun berkurang, sehingga meningkatkan ketersediaan unsur hara Fe dan Mn di dalam larutan tanah dan menjadi tersedia bagi tanaman.

C. Sifat-Sifat Kimia Tanah pH, KTK, C-Organik