Greenland dan Hayes 1981 dalam Nugroho 2003 melaporkan tanah tropis yang kaya Al dan Fe akan memilki muatan positif tinggi pada pH rendah,
menyebabkan sebagian besar anion diikat oleh tanah. Hal tersebut didukung oleh Sanchez 1992 yang menyatakan bahwa tanah yang mempunyai kandungan Al
dan Fe-oksida tinggi, mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mengerap anion dalam tapak pertukaran anion. Jerapan anion dapat cepat terjadi pula pada tanah
alkalin yang bereaksi basa yang banyak mengandung Ca dapat ditukar dan Ca terlarut dalam air yang tinggi dan terdapatnya sejumlah CaCO
3
bebas. Bila pH tanah mineral rendah, sejumlah aluminium, besi dan mangan
menjadi larut, sedemikian sehingga mereka merupakan rancun bagi tanaman tertentu Morris and Pierre, 1947. Akan tetapi, dengan menaiknya pH, adanya
hujan dan jumlah ion-ion tersebut dalam larutan tanah berkurang, pada titik netral atau sedikit diatasnya, tanaman tertentu dapat menderita kekurangan besi dan
mangan. Hal itu dapat terjadi bila tanah berpasir masam di kapur secara berlebihan.
C. Sifat-Sifat Kimia Tanah pH, KTK, C-Organik
C 1. Reaksi Tanah pH
Reaksi tanah pH rata-rata disajikan pada Gambar 9, sedangkan data analisis pH tanah sebelum dan sesudah perlakuan lengkapnya disajikan pada
Tabel Lampiran 3 5. Perlakuan yang diberikan menunjukkan hasil yang tidak berbeda terhadap terhadap pH tanah. Hal ini diduga karena adanya perbedaan
kandungan bahan organik sebelum dan sesudah perlakuan relatif kecil, dimana sebelum percobaan mengandung C-Organik sebesar 0.79 dan sesudah
perlakuan mengandung C-Organik sebesar 0.73 . Perbedaan kandungan C- Organik hanya sebesar -0.06 tersebut akhirnya tidak memberikan pengaruh
yang nyata kepada perbedaan jumlah ion OH
-
yang ditambahkannya ke dalam tanah akibat proses pelapukan bahan organik, sehingga pH tanah pada lahan
reklamasi tidak berbeda nyata.
1 2
3 4
5 6
7 8
Kontrol I
II III
IV V
Perlakuan pH
Ta na
h
Awal Akhir
Gambar 9. Perubahan nilai pH tanah sebelum dan sesudah perlakuan pada disposal C1.
Berdasarkan Gambar 9 di atas perlakuan yang memberikan pengaruh tinggi terhadap perubahan nilai pH pada disposal C1 adalah perlakuan I Kompos
dengan NPK 50kgha dan TSP 25kgha dibandingkan dengan perlakuan II, III, IV, V dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil terhadap perubahan
nilai pH tanah adalah kontrol. Hal ini disebabkan karena kompos mengandung kandungan hara dan bahan organik yang tinggi dan mempunyai CN rasio rendah
dan kelembaban yang rendah,sehingga mempercepat proses mineralisasi untuk melepaskan basa-basa ke dalam larutan tanah. Jumlah basa-basa yang dilepaskan
ke dalam larutan tanah mempengaruhi perubahan keseimbangan ion tanah. Ion OH
-
yang berada pada komplek jerapan mulai dilepaskan dan digantikan posisi oleh basa-basa tersebut. Akibatnya jumlah ion OH
-
pada komplek jerapan berkurang, digantikan dengan basa-basa. Perubahan ini mengakibatkan pH dari
larutan tanah naik. Dari Tabel Lampiran 3 dan 5 data hasil analisis pH tanah sebelum dan
setelah perlakuan dapat dilihat bahwa tanah setelah diberi perlakuan mengalami kenaikan pH sebesar 0.68 dari pH tanah sebelum perlakuan. Peningkatan pH ini
terjadi karena proses pelapukan bahan organik sudah berlangsung secara intensif. Dimana pelapukan bahan organik ini sudah banyak melepaskan basa-basa ke
dalam larutan tanah disamping basa-basa yang dilepaskan oleh pelapukan mineral-mineral tanah. Meningkatnya jumlah basa-basa dalam larutan tanah
menyebabkan perubahan keseimbangan ion tanah. Ion OH
-
yang berada pada komplek jerapan mulai dilepaskan dan digantikan posisi oleh basa-basa tersebut.
Akibanya jumlah ion OH
-
pada komplek jerapan berkurang, digantikan dengan basa-basa. Perubahan ini mengakibatkan pH dari larutan tanah naik.
C 2. Kapasitas Tukar Kation KTK
Kapasitas tukar kation KTK rata-rata disajikan pada Gambar 10, sedangkan data analisis KTK tanah sebelum dan sesudah perlakuan lengkapnya
disajikan pada Tabel Lampiran 3 dan 5. Perlakuan yang diberikan menunjukkan hasil yang tidak berbeda terhadap terhadap KTK tanah. KTK terutama
dipengaruhi oleh jumlah dan macam bahan organik, serta jumlah dan jenis liat Foth, 1998. Dalam penelitian ini ternyata perbedaan kandungan C-Organik yang
dihasilkan sebelum dan sesudah perlakuan relatif kecil -0.06. Hal ini menunjang diperolehnya pengaruh yang tidak nyata terhadap KTK dilahan
reklamasi tersebut.
KTK dipengaruhi oleh bahan organik tanah. Akan tetapi selama proses dekomposisi bahan organik yang berasal dari serasah tanaman tidaklah mampu
meningkatkan nilai KTK. Padahal KTK akan meningkat sesuai dengan humifikasi bahan organik Foth, 1998. Hal tersebut karena penambahan bahan organik yang
relatif kecil yaitu sekitar -0.06 sehingga nilai KTK tanah tidak terlalu berubah. Hal tersebut menunjang diperolehnya pengaruh yang tidak nyata terhadap KTK
tanah pada lahan tersebut.
2 4
6 8
10 12
14
Kontrol I
II III
IV V
Perlakuan N
ila i K
T K
m e
1 g
Awal Akhir
Gambar 10. Perubahan nilai KTK me100g tanah sebelum dan sesudah
perlakuan pada disposal C1.
Berdasarkan Gambar 10 di atas perlakuan yang memberikan pengaruh tinggi terhadap perubahan nilai KTK tanah adalah perlakuan II pupuk kandang
dengan NPK 50kgha dan TSP 50kgha dibandingkan dengan kontrol, perlakuan III, IV, V, dan perlakuan yang memberikan pengaruh yang kecil terhadap
perubahan nilai KTK tanah adalah perlakuan I. Hal ini diduga karena pupuk kandang mengandung kandungan hara dan bahan organik yang tinggi dan
mempunyai CN rasio rendah dan kelembaban yang rendah, sehingga mempercepat proses mineralisasi untuk melepaskan basa-basa ke dalam larutan
tanah. Jumlah basa-basa yang dilepaskan dapat meningkatkan ketersedian unsur K, Na, Ca, dan Mg di dalam larutan tanah, sehingga meningkatkan KTK tanah.
Dari Tabel Lampiran 3 dan 5 data hasil analisis KTK me100g tanah sebelum dan setelah perlakuan, dapat dilihat bahwa tanah setelah diberi perlakuan
mengalami kenaikan KTK sebesar 1.25 me100g dari KTK tanah sebelum perlakuan. Bahwa hasil dekomposisi tanaman yang mengandung lignin tinggi
menyebabkan lignin sebagian dioksidasi dan golangan yang dapat melepaskan ion yang menyebabkan pertukaran kation meningkat jumlahnya Buckman dan Brady,
1982.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
Kontrol I
II III
IV V
Perlakuan N
ila i C
-O rg
a n
ik
Awal Akhir
C 3. C-Organik
C-Organik rata-rata disajikan pada Gambar 11, sedangkan data analisis C-Organik tanah sebelum dan sesudah perlakuan lengkapnya disajikan pada Tabel
Lampiran 3 dan 5. Perlakuan yang diberikan menunjukkan hasil yang tidak
berbeda terhadap terhadap C-Organik tanah. Perbedaan serasah dan proses
dekomposisi yang dihasilkan sehingga berpengaruh terhadap ketersedian C- Organik tanah, dimana sumber C-Organik berasal dari serasah yang jatuh dari
tegakan pohon Maftu’ah, 2000.
Gambar 11. Perubahan nilai C-Organik tanah sebelum dan sesudah perlakuan
pada disposal C1.
Berdasarkan Gambar 11 di atas perlakuan yang memberikan pengaruh tinggi terhadap perubahan nilai C-Organik tanah pada disposal C1 adalah
perlakuan II pupuk kandang dengan NPK 50kgha dan TSP 50kgha dibandingkan dengan kontrol, perlakuan III, IV, V, dan perlakuan yang
memberikan pengaruh yang kecil terhadap perubahan nilai C-Organik adalah perlakuan I. Hal ini diduga karena pupuk kandang mengandung kandungan hara
dan bahan organik yang tinggi dan mempunyai CN rasio rendah dan kelembaban yang rendah, sehingga mempercepat proses mineralisasi untuk bahan organik ke
dalam tanah, sehingga meningkatkan ketersedian bahan organik di dalam tanah.
Dari Tabel Lampiran 3 dan 5 hasil analisis tanah sebelum dan setelah perlakuan, dapat dilihat bahwa tanah setelah diberi perlakuan mengalami
penurunan C-Organik sebesar -0.06 dari C-Organik tanah sebelum perlakuan. Nilai C-Oganik tanah sebelum percobaan sebesar 0.79 yang mengalami
penurunan setelah dilakukan percobaan sebesar 0.73. Hal ini terjadi karena pengaruh dekomposisi serasah sebelum percobaan
yang lebih lambat menyebabkan keberadaan bahan organik akan terakumulasi dan jumlahnya menjadi lebih tinggi, sedangkan dekomposisi setelah dilakukan
percobaan berlangsung lebih cepat sehingga bahan organik yang terakumulasi lebih sedikit jumlahnya. Dekomposisi lambat pada serasah sebelum percobaan
disebabkan oleh CN ratio yang tinggi dibandingkan dengan serasah sesudah dilakukan percobaan Munawar, 1997 dan Maftu’ah, 2000 serta kandungan lignin
nya yang tinggi. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian Praktikno 2002 bahwa peningkatan rasio CN akan meningkatkan C-Organik tanah, dimana rasio CN
yang tinggi menunjukkan banyaknya fraksi tanah lapuk dapat menghambat dekomposisi sehingga bahan organik tanah meningkat, sedangkan rasio CN yang
rendah dalam bahan oganik mengakibatkan bahan organik tersebut mudah terdekomposisi dan sedikit membentuk humus.
Area Disposal P
A. Pertumbuhan tinggi tanaman