ANALISA BAKTERI COLIFORM (Escherichia coli) DAN KADAR ION LOGAM PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN DAU MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA

(1)

ANALISA BAKTERI COLIFORM (Escherichia coli) DAN KADAR ION

LOGAM PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN DAU

MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

OLEH:

I

kliyah

09330023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ikliyah Nim : 09330023 Jurusan : Biologi

Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Judul :Analisa Bakteri Coliform (Escherichia coli) Dan Kadar Ion Logam Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Dau Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA

Diajukan untuk di pertanggung jawabkan di hadapan dewan penguji guna memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu (S1). Pada jurusan biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Nama : Ikliyah

Tetala : Pamekasan 16 Noveber 1988 Nim : 09330023

Fakulas/Jurusan :FKIP/ Biologi

Menyatakan Bahwa Tugas Akhir Skripsi Saya Dengan Judul :

ANALISA BAKTERI COLIFORM(ESCHERICHIA COLI)DAN KADAR ION LOGAM PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN DAU MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA

adalah bukan merupakan karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhann, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang 26 Agustus 2015 Mahasiswa


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Pendidikan dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Mengesahkan

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 31 Agustus 2015

Dekan FKIP

Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes

Dewan Penguji

1. Dra. Sri Wahyuni, M.Kes 1…………..

2. Husamah, SPd, M.Pd 2……….

3. Dr.Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd 3……….


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ع نإ ْمت ْ فك ْنئلو ْمكن ي َ ْمت ْ كش ْنئل ْمكبر ن أت ْ إو

ببَ

(ٌ ي شل

7

)

(Qs. Ibrahim : 7)

[Artinya: “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

“Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai”

(JRR Tolkien, penulis Novel The Lord of the Rings)

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

 Allah SWT sebagai ibadahku

 Suami dan anakku tercinta


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jun- jungan Nabi Muhammad SAWsehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisa Bakteri Coliform (Escherichia coli)Dan Kadar Ion Logam Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Dau Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA”, dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk me- nyelesaikan studi pada Program Studi Sarjana Biologi Universitas Muhammadiya Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak melibatkan pihak yang telah rela meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran, bimbingan serta informasi-informasi yang diperlukan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Muhadjir Effendy, M.A.P., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang 2. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dr.Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. sebagai Pembimbing I yang telah iklas dalam meluangkan waktunya serta sabar dalam membimbing, memberi nasehat, memberi arahan seta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Rr. Eko Susetyarini, M.Si. sebagai Pembimbing II yang telah iklas dalam meluangkan waktunya serta sabar dalam membimbing, memberi nasehat, memberi arahan seta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Sri Wahyuni, M.Kes. sebagai Penguji I yang telah meluangkan waktunya untuk menguji, member i nasehat dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Husamah, S.Pd,M.Pd sebagai Penguji II yang telah meluangkan waktunya untuk menguji, memberi nasehat dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.


(7)

teramat besar jasa dan do´anya serta pengorbanan yang tiada batasnya.

8. Suamiku (Mukafi Ibrohim) dan adikku (Siti Aisyah) tersayang yang selalu memberiku keceriaan dan kebahagiaan saat aku mulai letih dan penyemangat hidupku yang tak pernah lelah mendampingiku dengan penuh kesabaran dan kesetiaan serta yang berjasa dan pengorbanan yang tiada bataasnya

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah.

10. Ibu Kos (Bu Jufri ) dan Teman-teman kosan(Tlogo Alkausar) yang telah memberi dorongan serta semangat.

11. Teman-teman Biologi angkatan 2009 dan 2011.

Akhir kata semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya dalammenuntut ilmu dan semoga Skripsi ini bermanfaat. Terima kasih.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... LEMBAR PERSETUJUAN ... LEMBAR PENGESAHAN ... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... MOTTO ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 8

1.3.Tujuan ... 8

1.4. Manfaat ... 9

1.4.1. Manfaat Praktis ... 9

1.4.2. Manfaat Teoritis ... 9

1.5. Batasan Penelitian ... 9

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air ... 11

2.2. Pengolahan Air Minum ... 14

2.3. Kandungan Klorida (Cl) dalam Air ... 16

2.4. Kandungan Kalsium (Ca) dalam Air ... 18

2.5. Bakteri Coliform (Escherichia coli) ... 20

2.6. Metode MPN (Most Probeble Nomber) ... 22

2.7. E.Coli Strip ... 23

2.8. Metode Gavimetri dan Metode Titrasi ... 24


(9)

2.10. Tinjauan Handout ... 26

2.11. Kerangka Konseptual ... 29

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Waktu dan Tempat penelitian ... 30

3.3. Populasi dan Sampel ... 30

3.3.1. Populasi ... 30

3.3.2. Sampel ... 30

3.4. Instrumen Penelitian ... 31

3.4.1. Varibel Penelitian ... 31

3.4.2. Definisi Operasional Variabel ... 31

3.5. Prosedur Penelitian ... 31

3.5.1. Tahap Persiapan ... 31

3.5.2. Pengambilan Sampel ... 32

3.5.3. Cara Kerja ... 32

3.6. Tehnik pengumpulan Data ... 36

3.7. Data Uji Laboratorium ... 36

3.7.1. Hasil analisa Uji Total Koliform Menggunakan Metode MPN ... 36

3.7.2. Hasil Analisis Ion Logam (Ca dan Cl) ... 37

3.8. Analisis Data ... 38

3.9. Gambaran Umum Lokasi Depo Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Dau Kabupaten Malang ... 40

3.10. Peta Lokasi ... 41

3.11. Pembuatan Sumber Belajar Berupa Handout ... 42

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 44

4.2. Pembahasan ... 48

4.2.1. Cemaran Bakteri Choliform (Eschercia coli) ... 48

4.2.2. Endapan Ion Logam Cad an Cl ... 50 4.2.3. Penerapan Hasil Penelitian Analisa Bakteri Choliform


(10)

(Escherchia Coli) Sebagai Sumber Belajar Hend Out ... 51

BAB VPENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Total Koliform Pada (DMUI) Depo Air Mium Isi Ulang . 36 Tabel 3.2 Penentuan Bakteri Eschercia coli Pada Air Minum Isi

Ulang Menggunakan E.Coli Strip. ... 37 Tabel 3.3. Hasil Analisis Ca Pada Air Minum Isi Ulang Dengan

Mengunakan Gravimetri ... 37 Tabel 3.4. Hasil Analisis Cl Pada Air Minum Isi Ulang Dengan

Mengunakan Titrasi ... 38 Tabel 4.1. Hasil Uji Analisa Total Koliform Pada (DMUI) Depo Air

Mium Isi Ulang Metode MPN 5 Seri Tabung ... 44 Tabel 4.2.Hasil Penentuan Bakteri Eschercia Coli Pada Air Minum Isi

Ulang Menggunakan E.Coli Strip. ... 45 Tabel 4.3. Hasil Analisis Ca Pada Air Minum Isi Ulang Dengan

Mengunakan Gravimetri ... 46 Tabel 4.4. Hasil Analisis Cl Pada Air Minum Isi Ulang Dengan

Mengunakan Titrasi ... 46 Tabel 4.5. Hasil Penelitian dan Kejelasan Potensinya ... 52


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta lokasi Kecamatan Dau Malang ... 41 Gambar 3.2 Peta Kota Malang ... 41


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan ... 60 Lampiran 2 Alat dan Bahan ... 68


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Titis Utami. 2009 Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah. Jakarta.Erlangga.

Almatsier, S. (2012). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Atastina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan ,danSyarifudin, 2005. PenghilanganKesadahan Air yangMengandung Ion CaDenganMenggunakanZeolitAlam Lampung SebagaiPenukar, JURNAL PENELITIAN FakultasTeknik - UI, depok .hal 1-5.

Athena, Sukar, Hendro, M.D, Anwar, M dan Haryono. 2003. Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherichia coli pada air minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Puslitbang Ekologi Kesehatan. Jakarta.

Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2006.Analisis kimia kuantitatif (Edisi Keenam). Jakarta :Erlangga.

Departemen Kesehatan. 2004. Kumpulan Perundang-Undangan dibidang Makanan. Bhakti Husada. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Malang. 2014. Laporan Kesehatan Kota Malang. Malang.

Doyle, M.P., Erickson, M.C. 2006. Closing The Door On The Fecal Coliform Assay. Microbe 1, hal. 162-163.

Farida N. 2009. Uji MPN coliform dan fecal coli dalamsampel air limbah, air bersihdan air minum.Yogyakarta:SMTI

Gobinathan P., Murali P. V., & Panneerselvam,R. (2009). Interactive effects of calciummetabolism in pennisetum typoidies. Advances in Biological Research.

Hajna, A.A., Perry, C.A. 1943. Comparative Study Of Presumptive And Confirmative Media For Bacteria Of The Coliform Group And For Fecal Streptococci. Am J Publ Hlth 33, hal. 550-556.

Hardyanti, N dan Nurmeta, DF.2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air BersihUntukKebutuhanDomestik Dan Nondomestik Jurnal Ilmu Lingkungan, Ecotrophic., ISSN.

Hartini, S. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kontaminasi Deterjen Pada Air Minum Isi Ulang di Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Kendal. Tesis Program Magister Kesehatan Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Harlay, Persoc, 2002. Microbiologi . The Mcgraw Hill Companies. Hastuti, Utami Sri. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.UMM Press


(15)

Indirawati SM. 2009. AnalisisHigieneSanitasidanKualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU)BerdasarkanSumber Air Baku Pada Depot AirMinum di Kota Medan.Tesis.UniversitasSumatera Utara:Medan.

Kherid, Zaitun. 2011. Y. A. Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber.

Htp//www.google.com. acsess in 24-05-2015.

Kompas. 2011. Mengamankan Air Minum Isi Ulang. Kamis 29 Mei. Jakarta Nasution.2013. Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis.Bandung : Jemmars.

Pracoyo, N.E. 2006. Penelitian Bakteriologik Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabotabek. Cermin Dunia Kedokteran 152, hal. 37-40

Prastowo andi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar. Pedagogia.Yogyakarta

Purwana dan Rahmadi. 2010.Pedoman dan Pengawasan Hygien Sanitasi Depot Air Minum.Depkes RI-WHO.Jakarta.

Sanjaya Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya Wina. 2006. Strategi pembelajaran Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shodikin MA. 2007. Kontaminasi Bakteri Choliformpada air es yang digunakan oleh pedagang kaki lima di sekitar kampus Universitas Jember. Jurnal Biomedis.

Simbolon VA. 2012. Pelaksanaan Hygiene SanitasiDepot

danpemeriksanKandunganBakteriE.coliPada Air Minum Isi Ulang di KecamatanTanjung Pinang Barat.Skripsi.FKM:Universitas Sumatera

Siswanto. 2012.Mencegah Depot Air Minum Isi Ulang Tercemar. Renika Cipta. Jakarta. Sundra, I.K, 2006. Kualitas Air Tanah di Wilayah Pesisir.KabupatenBadung,

Suprihatin.2008. Sebagian Air Isi Ulang Tercemar Bakteri Coliform.Tim Laboratorium Teknologi dan Menejemen Lingkungan IPB. Jakarta.

Sutjahyo, B. 2012. Air Minum “ Kebijakan Kementrian Pemerintah dan Swasta dalam

Penyediaan Air Minum Perkotaan.” Tirta Dharma. Jakarta.

Taib DA. 2012. Aspek kualitas dan hygiene sanitasidepot air minum isi ulang (DAMIU) dikecamatan kota utara kota Gorontalo. Publi cHealth Journal.


(16)

Waluyo L. 2010. Tehnik Metode Dasar Dalam Mikrobiologi . UMM Press: Malang

Widianti .P.M dan Ristiati.N.P. 2004.Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Jurusan Pendidikan Biologi. Fakultas P-MIPA IKIP Negri Singaraja.Bali.

Yaswir, R., & Ferawati, I. (2012). Fisiologi dan gangguan keseimbangan natrium,kalium dan klorida serta pemeriksaanlaboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air

Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 65% air mahluk hidup yang kekurangan air cukup banyak dapat berakibat fatal atau bahkan mengakibatkan kematian. Manusia memerlukan 2,5-3 liter air untuk minum dan makan kebutuhan air minum setiap orang bervariasi tergantung pada berat badan dan aktivitasnya dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari. Air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis (Sutjahyo, 2012).

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Dari jumlah tersebut 97.23% adalah air laut. 2.15% es dan salju dan sisanya 0.625 adalah air tawar yang berada di daratan (danau, sungai dan air tanah). Prosentase bentuk air tawar terhadap air di bumi adalah air tanah 0.695%, air permukaan 0.027%, air atmusfer 0.001% dan salju 2.063%. di dalam perairan, terdapat ion utama (major ion), ion renik (trac) dan minor ion atau ion yang terdapat dalam jumlah sedikit dalam perairan. Ion utama terdiri dari Kalsium (Ca2+), Magnesium, (Mg2+), Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida (Cl),Bikarbonat (HCO), dan Sulfat (SO42-). Di perairan kandungan ion -ion tersebut dinyatakan dalam satuan mg/liter (Yaswir & Ferawati, 2012).

Data Departemen Kesehatan (2004) rata-rata keperluan air Indonesia adalah 60 liter per kapita meliputi 30 liter untuk keperluan mandi 15 liter untuk keperluan minum dan sisanya untuk keperluan lainnya. Indonesia harus


(18)

memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen yang diperkenankan berada di dalamnya harus sesuai. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septic maupun air permukaan.

Menurut Purwana dan Purwadi (2010) sanitasi makanan dan minuman adalah semua usaha atau tindakan pencegahan ditujukan untuk menjamin dan mempertahankan nilai gizi makanan dan minuman dari kuman-kuman (Mikroorganisme) penyebab penyakit, bahan-bahan beracun dan menjaga agar terwujud dalam bentuk stabil. Pada umumnya mikroalgae mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Kegiatan fotosintesis akan menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan oksigen akan naik bertambah, ini yang diperlukan oleh kehidupan di dalam air. Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan besar akumulasi hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain, khususnnya ikan.

Air permukaan yang mengandung bahan organik mudah terurai dalam konsentrasi tinggi secara normal akan mengandung bakteri dalam jumlah yang tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas air permukaan. Faktor biotik air yang terdapat di dalam air terdiri dari bakteria, Fungi, Mikroalgae, Protozoa dan Firus, Serta tumbuhan-tumbhan air lainnya yang


(19)

kehadirannya dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan. Ada keterkaitan yang sangat kuat antara lapisan air dimana air berada dengan lapisan tanah, dimana keduanya dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Air juga merupakan pelarut universal karena dapat melarutkan berbagai macam zat kimia, seperti garam-garam, gula, asam, dan beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. (Hardianti, 2006).

Warna air dapat berubah menjadi warna hijau, biru atau warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae. Suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam besar yang seluruh permukaannya ditumbuhi oleh algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Keadaan blooming sering terjadi kasus-kasus ikan mati, terutama yang masih kecil yang disebabkan karena jenis-jenis mikroalgae tersebut dapat menghasilkan toksin yang dapat meracuni ikan. Air jernih belum tentu bersih. Ini dihubungkan dengan keadaan bahwa air, sejak keluar dari mata air, sumur, ternyata sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau mikroalgae. Air yang kotor atau sudah tercemar, misal air sungai, air kolam, air danau dan sumber-sumber lainnya, disamping akan didapati mikroba seperti pada air jernih, juga kelompok mikroba lainnya yang tergolong penyebab penyakit, penghasil toksin, dan penyebab blooming (Taib, 2012).


(20)

Pengolahan air adalah usahaa-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah suatu zat karena itu pengelolaan sumber daya air sangat penting. Pengolahan air minum dilakukan tergantung dari kualitas air baku yang digunakan baik pengolahan sederhana sampai dengan pengolahan yang kompleks. Pengolahan air baku ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air sehingga aman dan tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang menggunakannya (Indrawati, 2009). Prinsip pengolahan air minum terdiri dari beberapa jenis (Indrawati, 2009) :

1. Pengolahan Fisik: Pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar, penyisiran lumpur serta mengurangi zat-zat organik.

2. Pengolahan Kimia: Pengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat kimia untuk membantu proses selanjutnya, misalnya dengan pembubuhan kapur.

3. Pengolahan Bakteriologis: Suatu pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara pembubuhan bahan desinfektan.

Menurut Widianti dan Ristiati (2004) sanitasi air dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Sanitasi air yang paling sederhana dengan memanaskan air hingga titik didih. 2. Klorinasi atau pencampuran kaporit kedalam air

3. Penggunaan senyawa perak dan ini jarang digunakan, perak nitrat biasanya digunakan dengan mencampurkan ke dalam air.


(21)

4. Pengolahan Ultraviolet dimana air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet. Sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas sebesar 30.000 MW sec/cm2 (micro watt detik per sentimeter persegi). Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup.

5. Ozonisasi yaitu merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri patogen, termasuk virus. Penggunaan ozon menguntungkan karena pipa, peralatan dan kemasan akan ikut di sanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan, ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman. Proses pengolahan air minum pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua jenis polutan, baik pencemaran fisik kimia maupun mikrobiologis. Air minum yang baik tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang dan mineral yang berbahaya bagi kesehatan dan diharapkan bahan kimia yang terdapat didalam air minum tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air, sedangkan bahan kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya (Simbolon, 2012).

2.3. Kandungan Klorida (Cl) dalam Air

Klorida adalah salah satu ion yang penting bagi tubuh karna merupakan anion yang paling berperan dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit.


(22)

Kehilangan klorida berlebihan dapat disertai dengan natrium. Klorida beredar bersama sodium dan air untuk menjaga tekanan osmosis dalam cairan tubuh. Klorida juga bagian penting dalam asam lambung yang berupa asam hidroklorida (HCl) dimana asam lambung ini merupakan salah satu bagian utama dalam sistem pencernaan manusia (Atastina, 2005).

Klorida merupakan ion yang terbentuk dari unsur klor yang mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion atau ion yang bermuatan negative. Klorida dapat pula diartikan sebagai senyawa kimia dimana satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul, tingkat toksisitas klorida tergantung pada gugus senyawanya, misalnya Natrium Klorida (NaCl) sangat tidak beracun, tetapi karbonil khlorida sangat beracun. Di Indonesia,Klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak,klorida akan menimbulkan rasa asin. Sebagai desinfektan, residu klor di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi khlor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen-hidrokarbon (CL-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik (Day, 2006 )

Efek kekurangan klorida pada keadaan hipokloremik dapat menyebabkan alkalosis metabolik yang ditandai dengan kebingungan, pernapasan lambat, paralisis, dan kejang otot. Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau penggunaan diuretik berlebihan. Hiperkloremik dapat menyebabkan asidosis metabolik dengan gejala badan lemah, sakit kepala, mual, dan serangan jantung. Klorida banyak ditemukan sehari-hari dalam berbagai bahan, seperti pada garam dapur, roti, mentega, keju, susu, telur, daging sapi,


(23)

ikan, tembakau, anggur,kacang-kacangan, sayuran, pakan ternak, pupuk, larutan pemutih, tanah, dan air. Kandungan maksimal klorida yang diperbolehkan oleh SNI 01-3553-1996 adalah 0,7 mg/L. Ion klorida bersama dengan natrium dan kalium adalah elektrolit yang banyak terdapat dalam tubuh manusia maupun hewan, didapatkan dalam bentuk ion terdisosiasi penuh (Almatsier, 2012).

Konsentrasi ion klorida dalam plasma adalah 100 -107 mmol/L. Klorida juga banyak terdapat pada sediaan farmasi, misalkan infus NaCl 0,9 %, minuman isotonis pengganti ion, tablet effervescent, bedak pemutih, deodoran, larutan pencuci mulut, dan desinfektan. Proses pertukaran ion melibatkan reaksi kimia antara ion dalam fasa cair dengan ion dalam fasa padat. Ion-ion tertentu dalam larutan lebih mudah terserap oleh solid penukar ion, dan karena elektronetralitas harus dijaga, solid penukar melepas ion dan dipertukarkan ion dalam larutan. Dalam proses demineralisasi, kation Na+ dan anion Cl- disisihkan dari air dan solid resin melepas ion H+ untuk ditukar dengan ion Na+, serta OH- ditukar dengan Cl- dari air sehingga kandungan Na+ dan Cl- dalam air menjadi berkurang atau hilang (Yaswir & Ferawati, 2012).

2.4. Kandungan Kalsium (Ca) dalam Air

Kalsium merupakan mineral yang diperlukan di dalam tubuh manusia, pada manusia normal kandungan kalsium adalah 1,5%-2,2% dari berat tubuh (totalnya sekitar 700-1400 gr). Peraturan WHO kandungan Ca yang dianjurkan pada air minum adalah 75 mg/l, dan standart maksimum yang diperbolehkan


(24)

adalah 250 mg/l. Kalsium banyak terdapat di dalam tulang dan gigi ( 99%),dan sisanya tersebar dalam darah dan jaringan lunak. Sayuran juga banyak mengandung kalsium, khususnya bok choy (kubis cina), lobak cina, kangkung, bayam, dan brokoli. Sementara sayuran dan buah yang mengandung sedikit kalsium ada banyak, termasuk buncis, jeruk, minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih. Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel,jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh sangat di perlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi (Almatsier, 2012).

Tingkat kecukupan kalsium pada umumnya yang dibutuhkan tubuh setiap hari berkisar antara 800 mg hingga 1200 mg, tetapi kebutuhn tersebut berbeda pada setiap jenis kelamin dan golongan umur. Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah keropos tulang. Tingkat kecukupan kalsium dapat pula dikategorikan berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro.Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air.Sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri atas vitamin dan mineral. Kalsium merupakan salah satu nutrient esensial yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh (Gobinathan et al. 2009).


(25)

Jumlah kalsium harian yang dianjurkan kelompok populasi jumlah kalsium (mg/hari) wanita :

1. 25 – 50 tahun : 1000

2. Menopause : 1500

3. Wanita hamil/ menyusui : 1200 - 1500 Fungsi kalsium :

1. Pembentukan tulang dan gigi.

2. Mempertahankan struktur normal sel 3. Penyampaian pesan syaraf

4. Kontraksi otot jantung Akibat kekurangan kalsium

1. Pada wanita hamil : gigi linu, sakit punggung pinggang ngilu, mual, insomnia dan keram

2. Masa menyusui : gigi sakit, linu, sakit pinggang,

3. Pengeroposan tulang (osteoporosis), tulang mudah patah 4. Masa pertumbuhan : pertumbuhan terlambat,

5. Menurunnya kekebalan tubuh (imunitas), pertumbuhan tulang tidak baik, kebusukan gigi.

6. Orang dewasa : keram otot, tegang, dan sulit tidur, jantung berdebar tidak normal, badan pegal.

7. Menopouse : sakit pinggang, insomnia, tegang, suasana hati tidak baik. 8. Manula : Insomnia, osteoporosis, tulang mudah patah, tinggi badan


(26)

2.5. Bakteri Coliform (Escherichia coli)

Bakteri Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air dan makanan. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri batang, gram negatif, tidak membentuk spora dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Bakteri koliform yang berada di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri Coliform mempunyai banyak spesies diantaranya Escherichia coli. Bakteri ini indikator sanitasi yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia. Bakteri sanitasi bakteri yang dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan Escherichi coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein (Widianti, 2014).

Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko


(27)

lebih besar menjadi patogen di dalam air.Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air (Hartini, 2009).

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus.

Escherichia coli terdiri dari 2 spesies yaitu : Escherichia coli dan Escherichia hermanis. Kedua spesies ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Air yang mengandung golongan coli dengan kadar yang melebihi batas yang telah ditentukan, dianggap telah terkontaminasi dengan kototan manusia. Demikian dalam pemeriksaan bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli (Hartini, 2009).

2.6. Metode MPN (Most Probeble Nomber)

Metode Most Problable Number (MPN) digunakan untuk uji kualitas bakteriologis air minum isi ulang. Metode MPN terdiri dari 3 tahapan, yaitu uji pendugaan (Presumtive Tes), uji penguat (Confirmed Tes), dan uji kelengkapan


(28)

(Completed tes). Khusus untuk uji air minum isi ulang, metode MPN dilakukan sampai pada metode uji penguat, dikarenakan metode ini sudah cukup kuat digunakan sebagai pengujian ada tidaknya bakteri coliform dalam sampel air minum isi ulang (Shodikin 2007). Perhitungan didasarkan pada tabung yang positif, yaitu tabung menunjukkan pertumbuhan mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu dan dapat diketahui dari gelembung gas yang dihasilkan pada tabung Durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi (Waluyo, 2009).

Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang terdapat diantara campuran mikroba lainnya. Sebagai contoh, jika digunakan Lactose Broht maka adanya bakteri yang dapat memfermentasi lactosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas di dalam tabung durham. Cara ini bisa digunakan untuk menentukan MPN Choliform terhadap air atau minuman karena bakteri Choliform termasuk bakteri yang dapat memfermentasi laktosa. Dalam metode MPN menghitung jumlah jasad renik biasa digunakan dalam contoh yang berbentuk cair, Meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membentuk suspensi 1:10 dari contoh tersebut (Waluyo, 2009).

2.7. E.Coli Strip

Ecoli Strip merupakan metode baru untuk pengujian Escherchea Coli

secara cepat, telah dikembangkan oleh sebuah kelompok di McMaster University. Tes ini menggunakan kertas strip sederhana yang berdasarkan pada aktivitas


(29)

dapat mendeteksi E. coli pada tempat-tempat rekreasi dalam hitungan menit dan jam. Tanda-tandanya diketahui dari perubahan warna dari yang semula tidak berwarna menjadi biru (XG terhidrolisis oleh GUS, mengindikasikan E. coli nonpatogen) dan/atau kuning menjadi merah-keunguan (CPRG terhidrolisis oleh B-GAL, mengindikasikan total koliform). Dengan menggunakan nanopartikel imunomagnetik untuk prekonsentrasi selektif, batas deteksi adalah 5 cfu/ml untuk E. coli O157:H7 dan 20 cfu/ml untuk E. coli BL21 selama 30 menit tanpa perlu kultur sel (Anonim, 2015).

Media yang dapat menditeksi adanya E.Coli telah banyak ditemukan, dengan cara cukup rumit dan lama. E.Coli Strip merupakan cara tercepat dan praktis bisa dilakukan di luar Leb. Tes dengan strip kertas ini akan sangat cocok digunakan untuk deteksi total koliform fecal dan pathogen di sampel air pemandian atau tempat rekreasi lainnya. Selain itu, denga dilengkapi tahap kultur sel yang memungkinkan deteksi kurang dari 1 cfu/100 ml selama 8 jam akan membuat tes ini relevan untuk deteksi pathogen dan bakteri koliform total di sampel makanan dan minuman (Harlay, 2002).

2.8. Metode Gavimetri dan Metode Titrasi

Metode Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. Analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau kuantitas dari sebuah sampel, pengukuran sampel


(30)

dapat dilakukan dengan menghitung berat zat, menghitung volume atau menghitung konsentrasi. Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui penghitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan mili gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical balance ( Atastina, 2005).

Metode titrasi merupakan analisis titrimetri berdasarkan bentuknya endapan antara reagen dengan analit dan reagen dengan indikator dan dengan warna yang berbeda . Dasar argentometri adalah yang pembentukan endapan yang tidak mudah larut seperti Cl dan lainnya, Titrasi argentometri menjadi beberapa metode penetapan disesuaikan dengan indikator yang diperlukan dalam penentuan kadar yaitu metode dengan endapan berwarna. Sebelum dilakukan titrasi kembali, endapan harus disaring terlebih dahulu atau dilapisi dengan penambahan dietiftalat untuk mencegah disosiasi. Halogen yang terikat dengan cincin aomatis tidak dapat dibebaskan dengan hidrolisis sehingga harus dibakar dengan labu oksigen untuk melepaskan halogen sebelum titrasi (Agung, 2009).

2.9. Tinjauan Sumber Belajar

Disadari bahwa untuk menuju suatu keberhasilan pembelajaran bukan merupakan hal mudah, Sebab banyak komponen yang harus dipadukan antara lain guru, siswa, materi, metode, sumber belajar, media pembelajaran, alat evaluasi


(31)

dan lain sebagainya. Pada umumnya guru-guru di SMA pada topik pelajaran bakteri dan pencemaran lingkungan masih banyak menggunakan buku paket saja tidak ada buku penunjang atau sumber belajar lainnya. Selain itu guru juga memanfaatkan laboratorium IPA untuk lebih mengenalkan bakteri- bakteri dengan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) bukan buku panduan praktikum dan sumber belajar lainnya. Proses pengembangan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila ditunjang dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik lewat pusat sumber belajar. Pemanfaatan pusat sumber belajar diharapkan mampu untuk melayani sagala keinginan dan harapan siswa dalam proses pembelajaran (Kherid, 2011).

Sumber belajar yang baik adalah semua sumber belajar baik itu berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Dalam pembelajaran siswa dituntut lebih aktif dalam mencari masalah dan menyelesaikan masalah baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berarti siswa dituntut belajar aktif, sehingga media yang digunakan harus lebih baik. Dalam penggunaan media pembelajaran tidak hanya mengandalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, lingkungan luar, alam sekitar, maupun fenomena alam dapat dijadikan sumber media pembelajaran yang baik bagi siswa. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak,


(32)

media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2008).

2.10. Tinjauan Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku. Bahan ajar handout bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik ( Prastowo, 2012).

Fungsi handout yaitu membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai rujukan peserta didik, memotifasi peserta didik agar lebih giat belajar, mengingat pokok- pokok materi yang diajarkan, memberi umpan balik, dan menilai hasil belajar (Prastowo, 2012). Langkah-langkah menyusun handout dan komponen adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis kurikulum

2. Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan dicapai.

3. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya.


(33)

4. Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3 – 7 kalimat saja.

5. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.

6. Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan. 7. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout

misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian Komponen handot yaitu :

1. Cover/judul : Sesuai dengan materi 2. Nama : Berisi nama pengarang

3. SK /KD : Menentukan kompetensi yang sesuai dengan materi yang akan disampikan dalam handout.

4. Indicator : Tujuan yang di capai dalam pembuatan handot. 5. Pendahuluan : Berisi penjelasan sekilas materi yg akan dismpaikan. 6. isi /materi : Penyajian isi handout merupakan hasil dari penelitian. 7. Daftar pustaka : Semua sumber yang di pakai dalam handout (Prastowo,


(34)

18 2.11. Kerangka Konseptual

Tabel 1.1. . Kerangka Konsep Penelitian Cholfom dan Ion Logam

Air Minum Isi Ulang

Kualitas Air Sumber Air

Air

Pegunungan

Air Sumur Dangkal

Air Sumur Dalam

Rasa Bau Suhu

Cemaran Bakteri Choliform

Kandungan Ion Logam

Metode MPN

Ca (Kalsium) Cl (Clorida) Metode Gavimetri dan

Titrasi

Hasil Sumber

Belajar Tabel MPN


(1)

dapat mendeteksi E. coli pada tempat-tempat rekreasi dalam hitungan menit dan jam. Tanda-tandanya diketahui dari perubahan warna dari yang semula tidak berwarna menjadi biru (XG terhidrolisis oleh GUS, mengindikasikan E. coli nonpatogen) dan/atau kuning menjadi merah-keunguan (CPRG terhidrolisis oleh B-GAL, mengindikasikan total koliform). Dengan menggunakan nanopartikel imunomagnetik untuk prekonsentrasi selektif, batas deteksi adalah 5 cfu/ml untuk E. coli O157:H7 dan 20 cfu/ml untuk E. coli BL21 selama 30 menit tanpa perlu kultur sel (Anonim, 2015).

Media yang dapat menditeksi adanya E.Coli telah banyak ditemukan, dengan cara cukup rumit dan lama. E.Coli Strip merupakan cara tercepat dan praktis bisa dilakukan di luar Leb. Tes dengan strip kertas ini akan sangat cocok digunakan untuk deteksi total koliform fecal dan pathogen di sampel air pemandian atau tempat rekreasi lainnya. Selain itu, denga dilengkapi tahap kultur sel yang memungkinkan deteksi kurang dari 1 cfu/100 ml selama 8 jam akan membuat tes ini relevan untuk deteksi pathogen dan bakteri koliform total di sampel makanan dan minuman (Harlay, 2002).

2.8. Metode Gavimetri dan Metode Titrasi

Metode Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. Analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau kuantitas dari sebuah sampel, pengukuran sampel


(2)

dapat dilakukan dengan menghitung berat zat, menghitung volume atau menghitung konsentrasi. Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui penghitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan mili gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical balance ( Atastina, 2005).

Metode titrasi merupakan analisis titrimetri berdasarkan bentuknya endapan antara reagen dengan analit dan reagen dengan indikator dan dengan warna yang berbeda . Dasar argentometri adalah yang pembentukan endapan yang tidak mudah larut seperti Cl dan lainnya, Titrasi argentometri menjadi beberapa metode penetapan disesuaikan dengan indikator yang diperlukan dalam penentuan kadar yaitu metode dengan endapan berwarna. Sebelum dilakukan titrasi kembali, endapan harus disaring terlebih dahulu atau dilapisi dengan penambahan dietiftalat untuk mencegah disosiasi. Halogen yang terikat dengan cincin aomatis tidak dapat dibebaskan dengan hidrolisis sehingga harus dibakar dengan labu oksigen untuk melepaskan halogen sebelum titrasi (Agung, 2009).

2.9. Tinjauan Sumber Belajar

Disadari bahwa untuk menuju suatu keberhasilan pembelajaran bukan merupakan hal mudah, Sebab banyak komponen yang harus dipadukan antara lain guru, siswa, materi, metode, sumber belajar, media pembelajaran, alat evaluasi


(3)

dan lain sebagainya. Pada umumnya guru-guru di SMA pada topik pelajaran bakteri dan pencemaran lingkungan masih banyak menggunakan buku paket saja tidak ada buku penunjang atau sumber belajar lainnya. Selain itu guru juga memanfaatkan laboratorium IPA untuk lebih mengenalkan bakteri- bakteri dengan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) bukan buku panduan praktikum dan sumber belajar lainnya. Proses pengembangan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila ditunjang dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik lewat pusat sumber belajar. Pemanfaatan pusat sumber belajar diharapkan mampu untuk melayani sagala keinginan dan harapan siswa dalam proses pembelajaran (Kherid, 2011).

Sumber belajar yang baik adalah semua sumber belajar baik itu berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Dalam pembelajaran siswa dituntut lebih aktif dalam mencari masalah dan menyelesaikan masalah baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berarti siswa dituntut belajar aktif, sehingga media yang digunakan harus lebih baik. Dalam penggunaan media pembelajaran tidak hanya mengandalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, lingkungan luar, alam sekitar, maupun fenomena alam dapat dijadikan sumber media pembelajaran yang baik bagi siswa. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak,


(4)

media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2008).

2.10. Tinjauan Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku. Bahan ajar handout bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik ( Prastowo, 2012).

Fungsi handout yaitu membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai rujukan peserta didik, memotifasi peserta didik agar lebih giat belajar, mengingat pokok- pokok materi yang diajarkan, memberi umpan balik, dan menilai hasil belajar (Prastowo, 2012). Langkah-langkah menyusun handout dan komponen adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis kurikulum

2. Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan dicapai.

3. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya.


(5)

4. Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3 – 7 kalimat saja.

5. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.

6. Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan. 7. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout

misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian Komponen handot yaitu :

1. Cover/judul : Sesuai dengan materi 2. Nama : Berisi nama pengarang

3. SK /KD : Menentukan kompetensi yang sesuai dengan materi yang akan disampikan dalam handout.

4. Indicator : Tujuan yang di capai dalam pembuatan handot. 5. Pendahuluan : Berisi penjelasan sekilas materi yg akan dismpaikan. 6. isi /materi : Penyajian isi handout merupakan hasil dari penelitian. 7. Daftar pustaka : Semua sumber yang di pakai dalam handout (Prastowo,


(6)

18 2.11. Kerangka Konseptual

Tabel 1.1. . Kerangka Konsep Penelitian Cholfom dan Ion Logam Air Minum Isi Ulang

Kualitas Air Sumber Air

Air

Pegunungan

Air Sumur Dangkal

Air Sumur Dalam

Rasa Bau Suhu

Cemaran Bakteri Choliform Kandungan Ion Logam

Metode MPN

Ca (Kalsium) Cl (Clorida)

Metode Gavimetri dan Titrasi

Hasil Sumber

Belajar Tabel MPN