Kelainan Sistem Syaraf Tujuan Pembelajaran

31 cahaya. Disebut reflex sumsum tulang belakang apabila syaraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang, misalnya reflex pada lutut. Gambar 7. Mekanisme Gerak Reflek

g. Kelainan Sistem Syaraf

1 Paralisis Merupakan gejala penyakit yang ditunjukkan oleh tidak adanya reflek pada ekstremitas. Pada beberapa kejadian kehilangan reflek ini juga terjadi pada palpebrae, ketidakmampuan untuk menggerakkan telinga atau juga akibat pembiusan. 2 Tremor Merupakan gerakan yang tidak dapat dikoordinasikan oleh sistem syaraf. Alat gerak seperti kaki depan atau belakang atau bagian lain akan bergetar 32 dengan sendirinya, tidak bisa dikontrol oleh sistem syaraf, Getaran akan bisa berhenti dengan sendirinya. MENANYA : Berdasarkan hasil pengamatan yang telah Anda lakukan, dan untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang system syaraf hewan ruminansia dan non ruminansia, buatlah minimal 3 pertanyaan dan lakukan diskusi kelompok tentang : 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme kerja system syaraf hewan ruminansia dan nonruminansia. 2 Perbedaan reaksi akibat perbedaan rangsangan pada system syaraf hewan ruminansia dan non ruminansia. MENGUMPULKAN INFORMASI MENCOBA : 1. Cari informasi dari berbagai sumber internet, modul, buku –buku referensi, serta sumber –sumber lain yang relevan tentang system syaraf hewan ruminansia dan non ruminansia 2. Lakukan pengamatan system syaraf hewan ruminansia dan non ruminansia dengan menggunakan lembar kerja sebagai berikut : 33 Lembar Kerja 1 Judul : Identifikasi Gerak Normal dan Gerak Reflek Tujuan : Dapat membedakan gerak normal dan gerak reflek Dasar teori : Gerakan otot dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu gerak normal atau gerakan yang disadari stelah mendapatkan rangsangan dan gerak reflek yang merupakan gerak yang dilakukan tanpa disadari akibat adanya rangsangan. Langkah kerja : 1. Coba lakukan pengamatan terhadap aktivitas-aktivitas berikut : a. Reaksi akibat digigit nyamuk b. Rekasi akibat mendengar panggilan c. Gerakan pernapasan d. Gerakan karena terkena sengatan listrik e. Gerakan karena tersentuh benda panas 2. Bagaimana hasil pengamatan yang anda lakukan, a. Apakah gerakan yang dilakukan berbeda-beda? b. Apakah intensitas gerakannya berbeda? c. Apakah kecepatan gerakannya berbeda? d. Apakah mekanisme pengaturannya berbeda? 34 Lembar Pengamatan Nama Siswa :…………………………………………. Nama Sekolah :…………………………………………. 1. Reaksi akibat digigit nyamuk : …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………….. 2 Reaksi akibat mendengar panggilan : …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………….. 3. Gerakan Napas : …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………….. 4. Reaksi akibat tersentuh benda panas : …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………….. 5. Reaksi akibat tersengat listrik : …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………. Pembahasan : …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… Mengasosiasikan : Dari hasil pengamatan disimpulkandigenaralisir kecenderungan yang akan terjadi .…………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………. 35 Lembar Kerja 2 Judul : Mekanisme Kerja Otot Rangka Alat dan Bahan : a. Alat bedah, b. bak bedah, c. kimograf dan sumber listrik, d. jarum sonde, e. katak Rana sp. dan Bufo sp. dewasa, f. larutan ringer. Komposisi larutan ringer : NaCl 6.95 g; KCl 0.075 g; CaCl2 0.1-0.2 g; NaHCO3 0.1-0.2 g; glukosa 1g dalam 1000 ml air. Langkah Kerja : 1. Persiapkan alat dan Bahan 2. Katak didekapitasi dengan pisau bedah yang tajam dan lakukan perusakan sum-sum tulang dengan jarum sonde agar tubuh katak menjadi lemas 3. Isolasi otot rangkanya. Untuk mengisolasi otot gastrocnemius, kulit katak di bagian paha dan betis dibuka digunting lalu otot gastrocnemius hingga tendon achilles bersama pangkal femur dipisahkan dari bagian kaki katak lainnya. 4. Siapkan kimograf dan selanjutnya otot dapat dipasang pada bak spesimen dari kimograf dengan tendon achilles diikat dengan benang dan dihubungkan dengan alat pengungkit otot. Bagian pangkal femur yang diisolasi bersama otot gastrocnemius dijepit dengan menggunakan jarum agar benang penghubung berada dalam keadaan tegang dan respons yang terjadi pada otot akan dapat tercatat pada kimograf. Selama isolasi dan penggunaan otot diberi larutan ringer. 5. Amati Respons Otot Terhadap Rangsang Tunggal Dengan Intensitas Berbeda. Pada awalny a, jenis rangsang diatur sebagai rangsang single , tromol dibuat berputar dengan kecepatan sedang 50 mmdet, dan kemudian elektroda stimulator ditempatkan pada otot di sekitar tendon achilles. Lalu tromol dinyalakan dan otot dirangsang dengan kuat rangsang paling rendah 0 V hingga kuat rangsang paling 36 tinggi 25 volt. Berdasarkan grafik yang didapat, tentukan nilai kuat rangsang minimal, submaksimal, dan maksimal. 6. Amati Kontraksi Tunggal Otot Rangka Jenis rangsang juga diatur sebagai rangsang single , tromol diatur agar berputar dengan kecepatan maksimum 2 mmdetik dan kuat rangsang yang dipakai adalah kuat rangsang submaksimal yang didapat dari percobaan sebelumnya percobaan a. Selain itu, titik awal dari jarum pencatat harus ditandai pada kertas berskala. Setelah elektroda stimulator ditempatkan pada otot di sekitar tendon achilles, tombol penyala tromol dan pemberi rangsang ditekan secara bersamaan. Pemberian rangsang dilakukan dengan dua kali penekanan tombol stimulator. a. Pada perlakuan pertama, pemberian rangsang kedua dilakukan segera setelah kontraksi pertama berlangsung seluruhnya b. Pada perlakuan kedua, pemberian rangsang kedua dilakukan sebelum kontraksi pertama berlangsung seluruhnya c. Pada perlakuan ketiga, pemberian rangsang kedua dilakukan secepat mungkin setelah pemberian rangsang pertama agar rangsang kedua jatuh pada periode laten dari kontraksi pertama. Tromol diatur agar berputar sedang, dan kuat rangsang yang dipakai adalah kuat rangsang submaksimal. Frekuensi rangsang yang diberikan diatur dari frekuensi lambat, sedang, cepat, hingga sangat cepat. 7. Lakukan pencacatan hasil pengamatan anda 8. Diskusikan dan simpulkan. 37 Lembar Pengamatan 1 Gambar mekanisme kegiatan : 2 Hasil kegiatan : A B 38 C. 3 Kesimpulan : MENGKOMUNIKASIKAN : Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan informasi dan identifikasi serta asosiasi yang telah Anda lakukan : 1 Buatlah laporan tertulis secara individu 2 Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara kelompok 39

3. Refleksi