Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

4. Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan lembaga yang didirikan bertujuan untuk melayani pengguna perpustakaan, maka perpustakaan menyediakan berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004:71-80, “jenis layanan perpustakaan yang ditawarkan yaitu layanan sirkulasi, layanan referens dan layanan multimedia”. a. Layanan Peminjaman sirkulasi. Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Layanan ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa ke luar perpustakaan. Jenis bahan yang dapat dipinjamkan dapat berupa buku, jurnal, kaset, CD, atau bahan perpustakaan lainnya. Layanan sirkulasi merupakan layanan peminjaman koleksi yang diberikan untuk pengguna perpustakaan. Fungsi utamanya adalah untuk meminjamkan koleksi perpustakaan dengan jangka waktu tertentu. Sedangkan tugas dari layanan sirkulasi adalah meminjamkan, mengembalikan, mencatat pemesanan, memperpanjang masa pinjam, menagih, memberikan sanksi dan memberikan keterangan bebasbersih pinjaman. Menurut Darmono 2001:141, “Layanan Sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tugas seperti peminjaman buku, perpanjangan waktu peminjaman buku, pengembalian buku, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan peminjaman. Senada dengan pendapat Darmono, Pusat Layanan Pustaka 2008: 5, “sirkulasi merupakan pelayanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan” Sedangkan Sutarno 2006: 93, “layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian adminstrasinya”. Menurut Lasa 1994: 1-2 Penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan untuk: 1 Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin. 2 Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat peminjamdinantikan pada waktu pengembalian. 3 Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga. 4 Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi. 5 Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui. Dari uraian di atas layanan sirkulasi merupakan sebuah layanan perpustakaan yang berkaitan dengan kegiatan peminjaman, pengembalian, dan pemesanan bahan pustaka. b. Layanan Referensi Jasa Rujukan. Menurut Darmono 2001:141, “Layanan Referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca ditempat”. Pengguna datang keperpustakaan untuk mencari informasi yang beraneka ragam. Ada yang mencari data biografi seorang pahlawan atau lokasi suatu kota. Untuk dapat membantu dalam menemukan informasi yang diperlukan, perpustakaan menyediakan koleksi referensi yang terpilih dan yang tepat untuk menjawab pertanyaan pengguna perpustakaan. Menurut Lasa 1994: 34 tujuan pelayanan referensi adalah sebagai berikut: 1 Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber-sumber tersebut. 2 Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu. 3 Memberi pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalah diberikan beberapa sumber dengan gaya yang berbeda. 4 Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 5 Tercapainya efesiensi tenaga, biaya dan waktu. Dapat disimpulkan bahwa layanan rujukaan adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek atau sebagai sarana temu balik informasi. Tugas dari layanan rujukan adalah memberikan informasi yang bersifat umum, membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya, membimbing pengguna dalam penelusuran informasi, menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan, membantu pengguna untuk menemukan informasibahan perpustakaan yang dicarinya dan membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur dan sebagainya. c. Layanan Multimedia Audiovisual Layanan multimedia adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya, film dengan proyektornya. Adapun tujuan dari layanan audiovisual dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004: 90 adalah sebagai berikut: 1 Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi. 2 Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3 Meningkatkan kualitas penyampaikan informasi dan pesan pendidikan. 4 Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan perpustakaan multi media di samping lewat bacaan. Sedangkan bahan perpustakaan multi media dan perlengkapannya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut: 1 Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slaid, beningan trancparancy dan bahan pustaka renik. 2 Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optic. 3 Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapnnya menampilkan citra diserta bunyi, misalnya kaset atau cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 90 Layanan audiovisual adalah salah satu layanan yang dapat memberikan motivasi kepada pengguna untuk menggunakan layanan yang ada di perpustakaan. B. Mesin Pencatat Otomatis Pengunjung Perpustakaan 1. Penggunaan Mesin Pencatat Otomatis Pengunjung Perpustakaan Penggunaan mesin pecatat otomatis pengunjung dari berbagai bidang termasuk bukan hal yang baru bagi perpustakaan, menurut Samuel Ongkowijoyo 2013:192 ada berbagai hal penggunan mesin pencatat otomatis pengunjung di antaranya melalui : a. Kartu Magnetik Kartu magnetik adalah jenis kartu id card yang mampu menyimpan data dengan memodifikasi magnet yang kecil berbasis besi partikel magnetik pada pita bahan kartu magnetik. Garis magnetik, sering disebut juga magnetik, kartu gesek atau magstripe, ia dapat dibaca ketika ada kontak fisik dan menggesekkannya melewati mesin pembaca atau card reader. Kartu magnetik biasanya digunakan dalam kartu kredit, kartu identitas, dan tiket transportasi. Gambar 3.1. Kartu Magnetik Sumber : kartuidcard.com b. Barcode Barcode adalah kode-kode untuk angka dan huruf yang terdiri dari kombinasi bar garis dengan berbagai jarak. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memasukkan data ke dalam komputer. Dalam barcode tidak berisi data deskriptif dari suatu benda, tetapi hanya deskripsi dari sejumlah digit angka. Ketika angka tersebut di scan oleh petugas maka kode tersebut secara otomatis akan langsung terhubung ke data benda. Hasil barcode scanner tersebut berisikan data-data dari berbagai benda seperti nama vendor, nama produk, harga dan data pendukung lain. Dalam hal ini komputer tidak secara langsung dapat membaca data yang terkandung dalam kode bar tersebut, oleh karena itu sebelumnya kode yang ada harus ditangkap dan diterjemahkan ke dalam format data yang dapat dibaca oleh komputer. Alat yang dapat membaca dan mengirimkannya ke dalam komputer itulah yang disebut Barcode Reader atau yang biasa disebut Barcode scanner. Gambar 2.2. Barcode Sumber : Perpustakaan Akademi Teknologi Warga Cara kerja dari sistem ini adalah mencatat identitas pengunjung, tanggal dan jam masuknya. Menurut Teddy Marcus 2007: 218 Jika identitas dikenal maka pintu masuk akan terbuka dan pengunjung dipersilakan masuk. Sedangkan jika identitas tidak dikenal tidak terdaftar, pengunjung tidak diperbolehkan masuk dan harus melapor kepada petugas perpustakaan. Setiap pengunjung harus memiliki ID Identitas baik berupa Kartu Pegawai, Kartu Mahasiswa atau Kartu Tamu bagi pengunjung dari luar. Nomor AB : Untuk tamu mahasiswa pegawai yang tidak membawa kartu diharuskan untuk mengambil kartu tamu yang ditukar dengan identitas lainnya seperti KTPSIM. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat pencatat otomatis dapat mengunakan sistem barcode dan sistem kartu magnetik sebagai pendeteksi identitas pengguna perpustakaan.

2. Efektivitas Penggunaan Mesin Pencatat Otomatis Pengunjung Perpustakaan