kerapatan kayu kelapa sawit meningkat dari bagian dalam hingga bagian tepi, tetapi akan menurun dari pangkal hingga ujung batang.
d. Kerapatan Ikatan Pembuluh
Bakar et al. 1998 mengemukakan bahwa kerapatan vascular bundles di bagian tepi sangat rapat dan mengalami penurunan ke arah pusat kayu. Sedangkan
faktor ketinggian tidak memberikan kecenderungan yang jelas tentang jumlah vascular bundles.
Pola kerapatan vascular bundles kelapa sawit berbanding lurus dengan nilai berat jenis. Bagian tepi yang mempunyai vascular bundles lebih banyak
menghasilkan nilai berat jenis yang tinggi pula. Jaringan vascular bundles mempunyai kerapatan yang lebih tinggi daripada jaringan di sekitarnya Bakar et
al. 1998.
e. Penyusutan
Bakar et al. 1998 menyatakan bahwa penyusutan volume batang kelapa sawit berkisar antara 25-74 . Berdasarkan kedalaman batang nilai susut volume
tertinggi ada pada bagian pusat batang dan semakin ke tepi semakin kecil. Sedangkan berdasarkan faktor ketinggian batang, bahwa pada bagian pangkal
sampai ketinggian 4,5 m mempunyai nilai susut yang lebih rendah dibandingkan bagian lainnya. Prayitno 1995 dan Bakar et al. 1998 menganggap sebagai
anomali untuk ketinggian batang pada posisi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
f. Sifat Mekanis
Bakar et al. 1999 mengemukakan bahwa seluruh sifat-sifat mekanis yang diteliti yaitu keteguhan lentur atau MOE Modulus of Elasticity, keteguhan patah
atau MOR Modulus of Rupture, keteguhan tekan, keteguhan belah, keteguhan geser, dan kekerasan menurun dari bagian dekat kulit ke arah pusat batang dan
dari bagian pangkal ke arah pucuk dari batang, dimana pengaruh kedalaman arah diameter lebih besar dari pengaruh ketinggian arah tinggi.
Pada arah diameter, seluruh sifat mekanis menurun tajam dari bagian tepi ke bagian medium dan menurun landai dari bagian medium ke bagian pusat.
Penurunan tersebut terutama disebabkan perbedaan berat jenis dan kerapatan ikatan pembuluh pada masing-masing bagian. Sedangkan penurunan pada arah
tinggi disebabkan oleh perbedaan umur dari batang kelapa sawit pada setiap ketinggian Bakar et al. 1999.
Dibandingkan dengan nilai sifat mekanis kayu lain, nilai keteguhan lentur, keteguhan patah, keteguhan tekan, keteguhan geser dan kekerasan kayu kelapa
sawit bagian luar hampir setara dengan nilai sifat mekanis pada kayu sengon Paraserianthes falcataria yang termasuk ke dalam kelas kuat IV-V Bakar et
al. 1999.
g. Sifat Kimia
Bakar et al. 1998 mengemukakan bahwa sifat kimia batang kelapa sawit bervariasi secara horizontal. Kandungan selulosa dan lignin menurun dari bagian
dekat kulit ke arah pusat batang, sedangkan kandungan pati meningkat ke arah
Universitas Sumatera Utara
pusat batang. Kandungan silica dan abu lebih tinggi pada bagian pusat batang, seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil analisa kimia pada berbagai posisi kedalaman batang
Jenis Analisa Near the Bark
Inner Center
Lignin 37,87
36,66 36,31
Selulosa 45,40
42,16 41,11
Pati 4,09
4,81 5,90
Abu 2,23
2,14 3,14
Silica 1,26
1,26 1,96
Kelarutan : • Air dingin
11,24 13,56
17,82 • Air panas
12,51 15,22
18,22 • Alkohol Benzene
9,90 9,89
10,84 • NaOH 1
27,64 28,48
32,26 Sumber : Bakar et al. 1998
h. Sifat Keawetan