Tabel 4.5 Data untuk hasil rata-rata kipas onoff setiap 15 menit, dan dengan pancuran air.
4.2 Perhitungan Siklus Kompresi Uap
4.2.1 P-h diagram
Perhitungan pada siklus kompresi uap dapat diselesaikan dengan membuat P- h diagram berdasarkan data yang telah didapatkan.
Gambar 4.1 P-h diagram dengan variasi kondisi kipas on selama satu jam menggunakan pancuran air.
Waktu T
A
T
B
ᴼC T
C
ᴼC T
D
ᴼC T
E
ᴼC P
cond
P
evap
Jumlah air
menit T
wb
ᴼC T
db
ᴼC Psia
Psia ml
25 27
40 39
12 28
300 30
15 25
27 40
39 12
29 300
30 253
30 25
27 41
40 10
28 300
30 610
45 25
27 42
39 11
28 283
30 833
60 25
27 42
39 11
28 290
30 1107
Rata- rata
25 27
41 39
11 28
293 30
221
Gambar 4.1 menggambarkan P-h diagram pada variasi fan bekerja selama 1 jam serta menggunakan pipa pemancur air, variasi ini dilakukan selama 1 jam dan akan
digunakan dalam contoh analisis dan perhitungan. Data yang digunakan dalam menggambar P-h diagram yaitu tekanan kondensor P
cond
, tekanan evaporator P
evap
, suhu kering udara setelah melewati kondensor T
B
, suhu udara kering
setelah melewati evaporator T
D
. Sedangkan data yang akan didapatkan adalah suhu kerja kondensor T
cond
, suhu kerja evaporator T
evap
, nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator h
1
, nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor h
2
, nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor h
3
dan nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator h
4
. Beberapa satuan dari data penelitian harus dikonversikan mengikuti satuan pada gambar P-h diagram yang digunakan.
Untuk mencari suhu kerja T
evap
evaporator dan T
cond
kondensor dapat menggunakan diagram P-h. Dengan mengetahui tekanan refrigeran yang melalui
evaporator dan kondensor maka dapat diketahui rata-rata suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor dengan kondisi kipas on selama satu jam menggunakan
pancuran air. P
1
= 40 + 14,7 Psia x 0,0689 = 3,8 Bar
P
2
= 310 + 14,7 Psia x 0,0689 = 22,1 Bar
Dari P-h diagram yang telah digambarkan pada Gambar 4.1, dengan variasi kipas on selama 1 jam menggunakan pemancur air untuk tekanan evaporator 3,8
Bar menghasilkan suhu kerja evaporator T
evap
= -8 ᴼC dan untuk tekanan
kondensor 22,1 Bar menghasilkan suhu kerja kondensor T
kond
= 56 ᴼC, dan
menghasilkan nila- nilai entalpi refrigerant pada sistem kompresi uap yang meliputi : h
1
= 402,0 kJkg, h
2
= 450 kJkg, h
3
=273,6 kJkg, h
4
= 273,6 kJkg. Tabel 4.6 Data hasil perhitungan nilai- nilai entalpi refrigerant pada sistem
kompresi uap untuk lima variasi.
Tabel lanjutan 4.6 Data hasil perhitungan nilai- nilai entalpi refrigerant pada sistem kompresi uap untuk lima variasi.
No variasi
Tekanan Bar Suhu
˚C Pemancur air
Kipas P
cond
P
evap
T
evap
T
cond
1 Tanpa pancuran air
On 60 menit
33,8 3,8
-8 57,3
2 Dengan pancuran
air On
60 menit 22,1
3,8 -8
56 3
Dengan pancuran air
Onoff setiap 5
menit 22,4
3,5 -10,4
56,5 4
Dengan pancuran air
Onoff setiap 10
menit 22
3,5 -10,4
55,8 5
Dengan pancuran air
Onoff setiap 15
menit 21,2
3,1 -13,7
54,3
No variasi
h
1
kjkg h
2
kjkg h
3
kjkg h
4
kjkg Pemancur air
Kipas 1
Tanpa pancuran air
On 60 menit
402,0 450
273,6 273,6
2 Dengan pancuran
air On
60 menit 402,0
448 271,8
271,8 3
Dengan pancuran air
Onoff setiap
5 menit 401,0
450 272,6
272,6 4
Dengan pancuran air
Onoff setiap
10 menit 401,0
447 271,5
271,5 5
Dengan pancuran air
Onoff setiap
15 menit 399,7
451 269,3
269,3
4.2.2 Perhitungan pada P-h diagram