Memahami Makna Larangan Pergaulan Bebas dan Zina

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 181 Memperkaya Khazanah Peserta Didik

A. Memahami Makna Larangan Pergaulan Bebas dan Zina

Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang idak dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negaif dari pergaulan bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina. Hal inilah yang menjadi fokus bahasan pada bagian ini. 1. Pengerian Zina Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang arinya hubungan persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf balig tanpa akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam. 2. Hukum Zina Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram, bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada irman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isrā17:32. Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk. 3. Kategori Zina Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut. a. Zina Mu¥¡an, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap zina mu¥san adalah dirajam dilempari dengan batu sederhana sampai meninggal. b. Zina Gairu Mu¥¡an, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. 4. Hukuman bagi Pezina Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau indak pidana. Sehingga orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan syari’at Islam. Hukuman pelaku zina adalah sebagai berikut: a. Dera atau pukulan sebanyak 100 seratus kali bagi pezina gairu mu¥¡an dan ditambah dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh dari tempat mereka. Hal dini didasarkan pada irman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nūr24:2 serta hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid. Di unduh dari : Bukupaket.com Kelas X SMAMASMKMAK 182 b. Dirajam sampai mai bagi pezina mu¥¡an. Hukuman rajam dilakukan dengan cara pelaku dimasukan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk melakukan hukuman rajam adalah di tempat yang banyak dilalui manusia atau tempat keramaian. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, dan An-Nasa’i. 5. Hukuman bagi yang Menuduh Zina Qazaf Mengingat beratnya hukuman bagi pelaku zina, hukum Islam telah menentukan syarat-syarat yang berat bagi terlaksananya hukuman tersebut, antara lain sebagai berikut. a. Hukuman dapat dibatalkan bila masih terdapat keraguan terhadap perisiwa atau perbauatan zina itu. Hukuman idak dapat dijalankan setelah benar-benar diyakini idak terjadi perzinaan. b. Untuk meyakinkan perihal terjadinya zina tersebut, haruslah ada empat orang saksi laki-laki yang adil. Dengan demikian, kesaksian empat orang wanita idak cukup untuk dijadikan buki, sebagaimana empat orang kesaksian laki-laki yang fasik. c. Kesaksian empat orang laki-laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat, yaitu bahwa seiap mereka harus melihat persis proses zina itu. d. Andai seorang dari keempat saksi itu menyatakan kesaksian yang lain dari kesaksian iga orang lainnya atau salah seorang di antaranya mencabut kesaksiannya, terhadap mereka semuanya dijatuhkan hukuman menuduh zina. Hukuman bagi penuduh zina terhadap perempuan baik-baik adalah dengan didera sebanyak 80 delapan puluh kali deraan. Hal ini didasarkan pada irman Allah Swt. dalam Q.S. An-Nur24:4. Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual atau hubungan biologis di luar pernikahan, apa pun alasannya. Karena perbuatan ini sangat bertentangan dengan itrah manusia dan mengingkari tujuan pembentukan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Islam menghendaki agar hubungan seksual idak saja sekedar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi islam menghendaki adanya pertemuan dua jiwa dan dua hai di dalam naungan rumah tangga tenang, bahagia, saling seia, dan penuh kasih sayang. Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa depan yang cerah dan memiliki keturunan yang jelas asal usulnya. Sungguh indah, bukan? Tujuan pernikahan itu akan menjadi rusak porak-poranda jika dikotori dengan zina. Sehingga idak mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema sosial yang sangat membahayakan masyarakat, seperi bercampuraduknya keturunan, menimbulkan rasa dendam, dengki, Di unduh dari : Bukupaket.com Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 183 benci, sakit hai, dan menghancurkan kehidupan rumah tangga. Sungguh Allah Swt. dan Rasulullah saw. melindungi kita semua dengan ajaran yang sangat mulia. Begitu banyak dampak negaif yang diimbulkan dari pergaulan bebas. Patut menjadi perhaian bagi generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya jika terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui batas. Bergaul memang perlu, tetapi seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, idak berlebihan. Remaja adalah tumpuan masa depan bangsa. Jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan, begitu pula masa depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi, jika kamu memikirkan masa depan diri dan juga keturunan, sebaiknya selalu konsisten untuk mengatakan idak pada pergaulan bebas karena dampak pergaulan bebas bersifat sangat merusak dari segi moral maupun jasmaniah. Di antara dampak negaif zina adalah sebagai berikut. 1 Mendapat laknat dari Allah Swt. dan rasul-Nya. 2 Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat. 3 Nasab menjadi idak jelas. 4 Anak hasil zina idak bisa dinasabkan kepada bapaknya. 5 Anak hasil zina idak berhak mendapat warisan.

B. Ayat-ayat Al-Qur’ān dan Hadis tentang Larangan Mendekai Zina